Kamis, 12 September 2013

Curhat Sama Nabi Yuk






Sudut Bumi 200XZ

Hari Lebaran memang sudah berlalu, namun nuasan keagamaan kian terasa dibanyak sisi kehidupan. Banyak yang terus menjalankan ibadah yang dimulai sejak bulan puasa. Rumah nyaman di pojok jalan itu misalnya.

Sejak bulan puasa berakhir, warga setempat sepakat untuk bergilir membuat acara ramah-tamah dengan anak-anak yatim piatu dari yayasan terpilih. Setiap keluarga yang sepakat mengikuti kegiatan tersebut akan mendapat giliran dengan cara diundi.

Bulan ini, giliran rumah nyaman di pojok jalan yang mendapat kehormatan untuk menjadi menggelar acara. Waktu telah ditetapkan, persiapan sudah berlangsung. Beberapa orang petugas katering terlihat hilir mudik membawa peralatan ke teras tempat makanan akan disajikan. Di  dalam rumah terlihat sejumlah anak remaja masjid dengan sukarela membantu persiapan. Semuanya terlihat bersemangat.

Sepasang mata mengawasi persiapan itu dari kejauhan. Grandnie, begitu biasa beliau disapa memang tidak terlibat langsung dengan segala persiapan yang dilakukan. Ia lebih suka menjadi pengamat sambil sesekali memberikan masukan jika diminta. Bukan tidak mau berpartisipasi,tapi ia ingin agar acara tersebut diadakan sesuai dengan keinginan pemangku kegiatan, bukan dibuat sesuai atas keinginannya atas nama menghormati yang sepuh.

Sambil duduk di kursi yang ada di depan perpustakaan, ia bisa mengawasi persiapan dengan bebas  Setelah puas mengawasi, wanita paruh baya itu melangkah masuk ke dalam perpustakaan pribadinya.

“Grand,  sudah beres buku yang mau dijadikan hadiah?” Baru beberapa langkah ia berjalan terdengar suara cucu kesayangannya dari balik punggung.

“Sudah, semua ada dalam  box di  atas meja. Jumlahnya sengaja dilebihkan, supaya bisa dibawa ke tempat anak-anak itu.” Sahut wanita paruh baya sambil menunjuk sebuah box yang terletak di tas meja.

Sang cucu kesayangan menghampiri box yang dimaksud dan dengan penuh rasa ingin tahu melihat-lihat aneka buku yang akan dijadikan hadiah bagi anak-anak yatim piatu. Ada kisah tentang nabi, cara berwudhu, cara sholat dan masih banyak lagi. Semuanya dicetak dalam wujud buku bergambar yang pasti disukai anak-anak.

“Buku-buku yang menarik Grand, pasti mereka bisa lebih memahami tentang banyak hal tanpa berkesan digurui. Dapat hiburan dapat ilmu. Sayang tidak ada buku yang seperti ini untuk usiaku.” Kata sang cucu

“Hushh siapa bilang. Grandnie malah sudah punya buku yang cocok untuk anak seusiamu sejak tahun 2013. Konon buku itu sudah mengalami sekian kali revisi dan cetak ulang. Penulisnya sudah menjadi pemuka agama yang terpandang.” Sahut wanita paruh baya itu sambil tertawa lepas.


Buku yang mana Grand?” Tanya cucu kesayangannya dengan heran. 

“Memang ada buku agama yang dibuat dengan gaya ABG? Kalau ada aku boleh pinjam?” Lanjutnya penasaran.


“Buku ini  merupakan buku non fiksi Islami. Ada tiga bab utama di dalamnya. Bab pertama berisi Ajakan untuk Mengenal Hadis, bab kedua memberikan Resep jadi Remaja yang Gaul dari Nabi, bab ketiga  berisikan tentang  Hadis-Hadis tentang Akhlak. Sangat boleh kamu pinjam” Papar wanita paruh baya itu sambil menyerahkan buku itu kepada cucu kesayangannya.


“Berat yah Grand?” Wajah sang cucu menunjukan rasa khawatir. Beberapa buku agama yang ada di raknya ditulis dengan bahasa yang membutuhkan konsentrasi dan proses pemahaman yang tidak cepat. Biasanya ia tak merasa kesukaran membaca buku apapun, hanya saja saat ini ia sedang ingin membaca yang mudah dipahami. Diterimanya buku itu dengan rasa enggan.



“Jelas tidak! Buku ini memberikan banyak pengetahuan dengan cara yang unik dan tak berkesan menggurui. Bahkan memudahkan pembacanya untuk mengingat suatu hal dengan cepat dengan cara memberikan latar belakang hijau pada kalimat yang dianggap penting. Pembaca tidak perlu membuat tanda atau coretan karena sudah tercetak otomatis.Itu merupakan keunikan dari buku ini “Jawab wanita paruh baya itu

"Gaya bahasa yang dipergunakan juga mengalir dengan pemilihan kata yang mudah dipahami oleh kaum muda. Untuk beberapa hal yang dianggap sangat penting malah diberikan layout berbeda dengan nuansa hijau.  Bagan yang ada dibuat untuk makin memudahkan pembaca memahami hal yang sedang diulas. Karikatur yang ada juga menghibur. Jika sudah begitu banyak meudahan, masih mau menganggap buku ini susah untuk dicerna?" Papar wanita paruh baya itu. 

Sang cucu yang sibuk membolak-balikan halaman hanya tersenyum. Mendadak ia berseru gembira.

“Oh… jadi itu bedanya. Hadis sama dengan laporan sementara sunah adalah isi laporan. Wah ternyata sekian lama baru melalui buku ini aku mengerti perbedaannya. Lalu ciri aneka hadis dijabarkan dengan gamblang juga.” Katanya. Sementara wanita paruh baya itu hanya tersenyum melihat kelakuan cucu kesayangannya.

“Coba dengar ini Grand, di halaman 146 ditulis bahwa dalam Al-Quran, kita diperintahkan untuk bersabar dalam beberapa hal. Di sini tertulis apa saja hal tersebut juga tercantum dimana. Misalnya Usaha memperoleh apa-apa yang dibutuhkan terdapat dalam  QS Al-Baqaroh [2]:177). Semua hal yang ditulis disebutkan acuannya dengan terinci namun dijabarkan dengan bahasa yang mudah dipahami kaum muda” Kata sang cucu kesayangan. Ia terlihat bersemangat membalik-balikan halaman, sudah berbeda dengan sikapnya beberapa saat yang lalu.

“Aku suka kalimat  di halaman 195. Setiap perbuatan dosa adalah kesalahan, tetapi ngak setiap kesalahan adalah dosa. Penjelasannya juga mudah dimengerti” Lanjutnya sambil kian bersemangat membalik-balikan halaman.

Wanita paruh baya itu hanya tersenyum saja. Sejak pertama ia mendapat buku itu, ia sudah mendapat banyak informasi yang baginya  dulu susah dimengerti. Buku itu mengajak pembacanya belajar dengan cara yang tidak biasa. Tapi justru cara itu membuat pembaca lebih mudah memahami banyak hal.

“Puja jiwaku, hayuh sudah jam segini maem yah.” Suara pria terdengar dari pintu masuk perpustakaan. Wanita paruh baya dan cucu kesayangannya melihat sosok pria dengan wajah keras namun memancarkan kelembutan sedang membawa sebuah baki. Bergegas wanita paruh baya itu berdiri untuk membantunya.

“Ih Eyang mesra amat, sampai maemnya Grand dibawain segala”Canda sang cucu sambil tertawa. Pria yang dipanggil Eyang itu ternyata membawa makan siang dengan menu lengkap untuk dua orang. 

“Seperti tidak tahu Grand saja. Jika sudah berada di perpustakaan bisa lupa waktu. Kalau sakit bisa repot Eyang.  Mau cari dimana lagi yang seperti ini” Jawab pria itu sambil tertawa.

“Tapi Eyang, sepertinya aku jarang melihat Grand dan Eyang makan sendiri. Seringnya makan bersama. Mesra ala ABG deh” Ujar cucu kesayangan mereka.

“Memang begitu nak. Grandnie tidak akan makan jika Eyang  belum pulang. Itu sebabnya Eyang selalu berusaha berada di rumah saat makan. Jika terpaksa pulang terlambat maka Eyang akan memberitahu Grand untuk makan duluan, tapi kamu tahu khan Grandnie tetap saja tidak akan makan.Kalau pun makan hanya sesuap. Kadang walau Eyang sudah makan sampai di rumah ya makan lagi demi menghormati Grandnie yang menunggu. ”Papar pria itu sambil tersenyum kearah wanita paruh baya itu.

“Kok begitu?” Tanya sang cucu

“Istri harus menghormati suami. Salah satu wujud penghormatan Grand adalah seperti itu. Grandnie tidak merasa dijajah atau ditindas seperti ungkapan anak-anak sekarang jika harus menunggu suami pulang untuk makan. Seharian ia bekerja mencari nafkah untuk keluarga, apa artinya dibandingkan Grand yang hanya menunggunya untuk makan. Hal itu membuat kita justru sering bersama dan berbagi banyak cerita.”Terang wanita paruh baya itu.

“Kelak jika sudah waktumu, akan Grandnie ceritakan banyak hal tentang filosopi berumah tangga” Lanjutnya.

“Ok deh Grand. Ak pamit dulu yah mau membawa buku-buku ini ke rumah” Kata sang cucu sambil bersiap-siap membawa box berisi buku-buku hadiah.

“Puja jiwaku tidak cerita kedekatanmu dengan sang penulis buku ini?”Tanya pria itu sambil tertawa lepas.

“Eh….ada cerita apa Eyang?” Sang cucu yang sudah berdiri di depan pintu membalikan badan penasaran.

“Hushh kangmas ini bisa saja.”Jawab wanita paruh baya itu sambil tertawa.

“Ayo Grand, ada cerita apa sih?” Rengek sang cucu.

“Seperti kata Grand tadi, penulis buku ini sekarang sudah menjadi pemuka agama yang terkenal. Jemaahnya terbilang banyak. Dulu Grandnie selalu meminta dukungan doa dari beliau saat menghadapi sesuatu, seperti ujian. Hal ini dikarenakan beliau  tahu adat berdoa yang benar sehingga Alhamdullilah berulang kali doa beliau dijawab Allah SWT.  Saat pendekatan Eyangmu pernah bertanya apa Grandnie juga sempat meminta didoakan enteng jodoh sebelum ketemu eyang. Jika pernah artinya dialah jodoh Grandnie. Jawaban atas doa.Tahulah Eyangmu kadang over percaya diri. Saking kesal Grandnie menjawab jelas tidak.Jangan-jangan justru kamu yang minta diberikan jodoh perempuan yang kacamatanya sedang rusak sehingga tidak bisa melihat dengan jelas ”Papar wanita paruh baya itu sambil tertawa.

“Kalau soal percaya diri sih Eyang memang jagonya.” Kata cucu kesayangannya sambil tertawa dan berlalu dengan riang.

 "Atau apakah kamu tahu Grand tidak pernah pergi keluar rumah tanpa ijin Eyang? Ini sesuai dengan salah satu hal yang dibahas dalam buku itu" Kata Pria itu.

"Iya Eyang, setiap mau pergi pasti Grand berusaha menghubungi Eyang" Jawab cucu kesayangannya.


"Sudah sana bawa box itu dulu. Nanti jika sudah tiba waktumu, Grandnie dan Eyang akan memberikan banyak kisah filosopi tentang berumah tangga terkait" Ucap wanita paruh baya itu.

"Pamit yah Grand, Eyang." Sang cucu kesayanga bergegas keluar sambil membawa box berisi buku hadiah dan buku pinjaman. 

Kedua sosok paruh baya yang ditinggal di perpustakaan mulai menyantap makanan yang dibawa pria itu. Keduanya terlihat menikmati hidangan yang ada.

Beep…beep. Tanda sebuah pesan masuk ke alat komunikasi pria itu.

“Eyang, mau dung nomer telpon Ustad yang mengarang buku ini. Kalau Grandnie sering minta didoakan aku juga mau minta didoakan supaya lulus ujian besok.” Pesan dari cucu kesayangan

“Lihat saja di halaman belakang buku.  Beliau tidak pernah mengganti nomer. Atau lihat di https://www.facebook.com/radenkholiq. Siapa saja yang mengirim pesan pasti dibalas walau tidak bisa secepat kilat. Apalagi jika tahu kamu cucu Grandnie.Jangan lupa bertanya bagaimana adat berdoa yang baik dan benar ya”Balas pria itu

“Suwun Eyang.” Sebuah pesan kembali muncul

Pria itu tersenyum lalu kembali melanjutkan makan.

“Siapa kangmas?”Tanya wanita paruh baya itu

“Siapa lagi yang kelakuannya mirip den ayu.Kalau ada maunya langsung saja bertindak”Jawab pria itu sambil tertawa.

“Percaya dirinya nyontek Eyangnya”Kata wanita paruh baya itu sambil ikut tertawa.

Kehidupan kadang berjalan dengan cara yang unik. Siapa yang mengira saat banyak yang memboikot media sosial F, justru wanita paruh baya dan penulis  buku tersebut berkenalan dan menjalin persahabatan di sana.

Hidup, memang tergantung bagaimana kita memandang dan mengisinya.  



--------------------------------
<----  Terinspirasi dari buku ini
         Penulis: Abdul Kholiq
         Penyunting: Ammar Machmud 
         Desain Sampul: Fahmi Ilmansyah
         Ilustrasi Isi: M. Robby Sanjay
         Pemeriksa Aksara: Tristanti & Titis A.K
         Penata Aksara: Afandi
         ISBN: 978-602-7888-2   
         Halaman: 246
         Penerbit: Bunyan

Para sesepuh berkata, ucapan adalah doa. Semoga  ucapan yang tertulis di sini adalah doa bagi sang penulis. Kelak ia menjadi pemuka agama dengan gayanya yang khas dan memiliki banyak jamaah. Aamiin.
  

 

3 komentar:

  1. Menarik baca review-nya Mbak Truly. Bisa dibikin cerpen gini, hehe... Kalau buku Islami untuk anak muda yang pernah aku baca salah satunya Think Muhammad. Itu bagus juga :)

    BalasHapus
  2. Review gaya baru meski ditulis oleh orang dengan gaya lama (peace yo mbak hehehe)...ga bikin bosen meski dh tk baca berulang kali..

    BalasHapus
  3. @Lutfia hayuh kenalan sama @abdul kholiq dekatlah Yogya and sekitarnya

    BalasHapus