Judul asli: The Revenant
Penulis; Michael Punke
Penerjemah: Reni Indardini & Putro Nugroho
Penyunting: Yuke
Penata letak: CDDC
ISBN: 9786023850877
Halaman: 385
Cetakan: Pertama-2016
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 69.000
Rating: 4/5
Rekan seperjalanku
Alih-alih merawat Glass, mereka justru mengambil senapan, pisau batu api dan geretan dan meninggal Glass seorang diri. Saat bertemu kembali dengan rombongan, mereka mengaku sudah menguburkan Glass. Ketidakmampuan melawan luka mereka jadikan alasan kematian Glass.
Rasa sakit hati membuat Glass mampu bertahan hidup melawan rasa sakit, udara dingin bahkan menghadapi suku Indian demi mencari dan membalas sakit hati pada dua sosok yang meninggalkanya sendiri.
Makin lama, kisahnya makin seru dan mendebarkan. Bagi mereka yang tidak menyukai cara bercerita lambat, dimohon kesabarannya sebelum memutuskan untuk tidak meneruskan membaca, karena keseruan baru muncul belakangan.
Musisi adalah pencinta musik;
Bagiku, kanoku tambahan hatiku!
Penulis; Michael Punke
Penerjemah: Reni Indardini & Putro Nugroho
Penyunting: Yuke
Penata letak: CDDC
ISBN: 9786023850877
Halaman: 385
Cetakan: Pertama-2016
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 69.000
Rating: 4/5
Rekan seperjalanku
Aku akan senang hati mati
di kano
Di samping lembah di makamku
Di samping lembah di makamku
Tolong balikkan kano itu
Sakit hati dan dendam
bisa menjadi menjadi kekuatan untuk melakukan banyak hal.
Salah satu novel yang pernah saya baca mengisahkan bagaimana perihnya hati seorang wanita dimadu. Sakit hati itu ia alihkan menjadi tenaga sehingga mampu bekerja keras dan menjadi sukses dalam usaha. Bahkan ia sanggup membantu usaha suami saat goyah.
Salah satu novel yang pernah saya baca mengisahkan bagaimana perihnya hati seorang wanita dimadu. Sakit hati itu ia alihkan menjadi tenaga sehingga mampu bekerja keras dan menjadi sukses dalam usaha. Bahkan ia sanggup membantu usaha suami saat goyah.
Tokoh kita, Hugh
Glass begitu sakit hati saat ia dirampok ketika terluka. Setelah memenangkan
pertarungan dengan seekor beruang grizzly, Glass mendapati dirinya
terluka parah. Agar tidak menghambat perjalanan, ia ditinggal hingga kondisinya
pulih dan mampu menyusul rombongan. Sang kapten meninggalkannya dengan ditemani 2 orang anggota tim, John Fitzgerald dan Jim Bridger.
Alih-alih merawat Glass, mereka justru mengambil senapan, pisau batu api dan geretan dan meninggal Glass seorang diri. Saat bertemu kembali dengan rombongan, mereka mengaku sudah menguburkan Glass. Ketidakmampuan melawan luka mereka jadikan alasan kematian Glass.
Rasa sakit hati membuat Glass mampu bertahan hidup melawan rasa sakit, udara dingin bahkan menghadapi suku Indian demi mencari dan membalas sakit hati pada dua sosok yang meninggalkanya sendiri.
Buku yang terbagi menjadi
dua bagian ini mengambil lokasi di daratan Amerika sekitar abad ke-19. Saat itu
bisnis bulu binatang sedang menjadi bintang. Dengan masih melimpahnya hewan
liar dengan bulu menawan tentunya bisnis menjadi menggiurkan meski bahaya yang
harus dihadapi juga bukan main-main.
Bagi saya, bagian pertama mengisahkan bagaimana Glass bertahan hidup di alam liar demi bisa menemukan dua orang yang meninggalkannya. Kisahnya hanya seputar Glass dan alam bebas. Sementara bagian yang lain mengisahkan bagaimana Glass bertarung dengan akal sehat ketika berhasil menemukan para pengkhianat. Bagian kedua melibatkan banyak manusia lain.
Pada bagian awal, kisahnya
berjalan agak lambat bahkan cenderung membosankan. Meski kita sudah mulai
dibertemu dengan upaya Glass bertahan hidup, misalnya dengan mengisap sum sum
dari bangkai hewan yang ia temukan. Tapi pembaca belum bisa menebak arah cerita hendak dibawa kemana.
Makin lama, kisahnya makin seru dan mendebarkan. Bagi mereka yang tidak menyukai cara bercerita lambat, dimohon kesabarannya sebelum memutuskan untuk tidak meneruskan membaca, karena keseruan baru muncul belakangan.
Penulis cukup mampu membuat
pembaca merinding saat membaca bagaimana upaya Glass bertahan hidup. Gambaran
yang diuraikan seakan-akan terlihat di depan mata. Begitu detail. Adegan Glass
memakan daging mentah binatang buruannya membuat saya mual sesaat. Jika
pilihannya hidup atau kenikmatan, tentunya segala hal yang mampu membuat
seseorang hidup harus dilakukan.
Bagi teman-teman yang pernah mendapat pendidikan hidup di alam bebas, mereka bisa belajar dari Glass. Ada beberapa hal yang mungkin tidak ada dalam teori dan baru bisa ditemui dalam praktek sebenarnya dialam terbuka.
Sebenarnya novel ini tidak saja soal pembalasan dendam Glass, tapi ada juga mengenai bagaimana rasa percaya pada musuh, keserkahan, kemampuan bertahan hidup di alam. Serta, bagaimana berkompromi dengan nasib dan memaafkan merupakan hal yang luar biasa.
Glass ternyata tidak hanya harus mampu berkompromi dengan alam liar agar bisa hidup tapi juga dengan hati nurani dan hukum saat ia menemukan dua sosok yang meninggalkannya sendiri. Akhir yang mengisahkan pada akhirnya Glass mampu tidur nyenyak justru membuat saya menasaran. Jadi bagaimana nasib kedua orang yang ia buru?
Sebenarnya novel ini tidak saja soal pembalasan dendam Glass, tapi ada juga mengenai bagaimana rasa percaya pada musuh, keserkahan, kemampuan bertahan hidup di alam. Serta, bagaimana berkompromi dengan nasib dan memaafkan merupakan hal yang luar biasa.
Glass ternyata tidak hanya harus mampu berkompromi dengan alam liar agar bisa hidup tapi juga dengan hati nurani dan hukum saat ia menemukan dua sosok yang meninggalkannya sendiri. Akhir yang mengisahkan pada akhirnya Glass mampu tidur nyenyak justru membuat saya menasaran. Jadi bagaimana nasib kedua orang yang ia buru?
Kita akan banyak belajar
mengenai makna kehidupan dari sosok Glass. Musuh terbesar ternyata ada dalam
diri kita sendiri dan kita harus mampu menaklukan rasa ego, amarah dan dendam
untuk bisa menjadi
Sempat saya merasa penasaran dengan kata mokasin. Setelah bertanya pada teman di dunia maya, saya memperoleh keterangan bahwa mokasin adalah jenis sepatu tradisional yang terbuat dari kulit tebal atau kain halus, asalnya dari Amerika. Cocok memang dipergunakan untuk misi yang diembang Glass dan teman-teman. Mungkin hanya saya yang kurang paham mode hingga merasa heran he he he. Penerjemah mungkin merasa semua pembaca pasti sudah mengetahui maksudnya hingga tak perlu membuat catatan kaki lagi.
Sempat saya merasa penasaran dengan kata mokasin. Setelah bertanya pada teman di dunia maya, saya memperoleh keterangan bahwa mokasin adalah jenis sepatu tradisional yang terbuat dari kulit tebal atau kain halus, asalnya dari Amerika. Cocok memang dipergunakan untuk misi yang diembang Glass dan teman-teman. Mungkin hanya saya yang kurang paham mode hingga merasa heran he he he. Penerjemah mungkin merasa semua pembaca pasti sudah mengetahui maksudnya hingga tak perlu membuat catatan kaki lagi.
Untuk kover, dengan kover
biru buku ini akan mampu membuat mata saya melirik. Tapi andai kata tidak ada
stiker warna merah yang sangat kontras dengan warna kover, dimana disana
disebutkan mengenai film yang terinspirasi dari novel ini, mungkin saya tidak
tertarik untuk membelinya. Kesannya terlalu biasa.
Sebagai tukang komen kisah, terus terang saya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan kata-kata. Kesan yang ditinggalkan buku ini begitu kuat dan setiap bagian layak untuk dibagikan. Kalau sudah begitu, saya hanya bisa mengatakan silahkan baca dan rasakan sendiri sensasi mengikuti tiap langkah Glass.
Sebagai tukang komen kisah, terus terang saya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan kata-kata. Kesan yang ditinggalkan buku ini begitu kuat dan setiap bagian layak untuk dibagikan. Kalau sudah begitu, saya hanya bisa mengatakan silahkan baca dan rasakan sendiri sensasi mengikuti tiap langkah Glass.
The Revenant memenangkan
Golden Globe Award 2016 for Best Motion Picture-Drama, Best Actor dan Best
Director. Sementara untuk Oscar mendapat 12 nominasi dan memenangkan Best
Director, Best Actor, serta Best Cinematography. Dalam Bafta mendapat
Best Actor, Best Leading Actor, Best Sound, serta Best Film.
Saya belum sempat menonton film yang membuat Leornado DiCaprio memperoleh Oscar. Tapi menurut beberapa sahabat, aktingnya luar biasa. Bahkan saat harus memperagakan adegan memakan daging mentah padahal ia seorang vegetarian. Sebuah totalitas yang layak diganjar hadiah. Saya bisa membayangkan bagaimana bersemangatnya Glass mengungah daging demi hidup bukan demi kenikmatan.
Jadi teringat salah satu bait lagu yang dinyanyikan dalam buku ini,
Gerobak adalah kesayangan
si pemacul,
Pemburu menyayangi
senjatanya, anjingnya; Musisi adalah pencinta musik;
Bagiku, kanoku tambahan hatiku!
Sumber gambar:
Wikipedia
Wikipedia
Goodreads
Tidak ada komentar:
Posting Komentar