Senin, 16 Agustus 2021

2021 # 28: Rin, Teruslah Berjuang!

Judul asli: The Dragon Republic-Republik Naga 
Penulis:  R.F. Kuang
Penerjemah: Angelic Zaizai
Editor: Meggy Soedjatmiko
ISBN: 9786020648217
Halaman: 656
Cetakan: Pertama- 4 November  2020 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rating: 5/5

Kita menghabiskan seumur hidup mengejar ilusi yang kita pikir nyata, hanya untuk menyadari bahwa kita ternyata bodoh, dan jikalau kita menggapai lebih jauh lagi, kita bakal tenggelam
~The Dragon Republic - Republik Naga, hal  112~

Begitulah jodoh saya dan buku, misterius. Dengan buku ini misalnya. Dengan harga yang lumayan membuat kantong  jebol, ketebalan buku ini juga menjadi pertimbangan untuk membeli serta membacanya. Tapi saya sudah jatuh hati pada Rin. Dilema. Untung seorang peri buku mengirimkan pada saya sebagai hadiah.

Masih  terkait seputar  keinginan Rin untuk membalas dendam kepada Sang Maharani dikarenakan berbagai masalah yang ia timbulkan di Nikan. Untuk bisa membunuh Maharani Su Daji  ia membutuhkan bantuan. Situasi sungguh kacau saat itu.

Disisi lain, pasukan Cike  masih bertahan, Mereka terdiri dari Aratsha yang menguasai air, Unegen yang bisa bertransformasi menjadi rubah, Suni dan Baji duet pembuat onar, Chaghan yang bergaya ala komandan tiap ada kesempatan  serta kembarannya Qara yang bisa berkomunikasi dengan burung. Mereka menerima Rin sebagai komadan karena mematuhi permintaan Altan sebelum meninggal.

Selain itu,  ada kesamaan diantara mereka, yaitu kelebihan yang tak biasa. Bagi beberapa orang malah dianggap sebagai kutukan. Karenanya mereka menemukan kenyamanan diantara sesama. Mereka bersatu untuk saling menjaga
Versi Bahasa Polish, Agustus 2019

Bersama Cike, Rin berusaha mencari berbagai cara agar bisa bertahan dan meneruskan perjuangan mereka. Salah satunya dengan menjadi pembunuh bayaran! Selama 4 bulan, sudah 29  target yang Cike selesai. Tinggal satu lagi,  dan mereka akan mendapatkan  dukungan dari Ratu Bajak Laut Moag.

Dalam buku ini, Rin bertemu dengan beberapa teman sekelasnya dulu. Ada Kitay anak menteri pertahanan serta Nezha anak panglima perang naga. Mereka memiliki tujuan yang sama, ingin membalas dendam pada Sang Maharani.

Nezha mengajak Rin untuk bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh ayahnya. Vaisra-ayah  Nezha memiliki pandangan berbeda mengenai kondisi saat itu, ia ingin melakukan sebuah perubahan besar. 

" Aku akan mengubah Kekaisaran menjadi sebuah republik-republik yang hebat, berdasarkan kebebasan individual manusia. Sebagai ganti para Panglima Perang, kita akan memilih pejabat-pejabat. Sebagai ganti seorang Maharani, kita akan punya parlemen, diawasi oleh presiden terpilih." 

Gagasan tidak ada lagi pejabat sempat membuat para panglima yang lain merasa ragu. Bagaimana juga, kedudukan mereka sebagai panglima perang bisa saja ditiadakan. Mereka bisa saja menjadi pejabat negara dengan kedudukan lebih tinggi, tapi bukan tak mungkin mereka juga tak memiliki jabatan apa-apa. 

Setiap panglima perang harus mempertimbangkan dengan bijak,  pada pihak mana mereka  akan bergabung. Tidak hanya kekuasaan dan kejayaan mereka namun juga nasib warga yang berada dalam wilayah mereka. 

Ohya, membaca nama para panglima perang, membuat saya teringat pada shio-12 nama hewan yang mewakili tahun, bulan, serta jam tertentu dalam astrologi China. Meski dalam shio tak ada Serigala.
Versi Bahasa Polish, Januari 2020

Karena bersekutu dengan ayah Nezha,  Rin  wajib belajar  bagaimana mengendalikan kekuatannya tanpa opium. Ia juga belajar memilah mana informasi yang perlu ia percaya, serta mana  yang harus ia abaikan. Kehidupan dalam masa tak menentu membutuhkan kesiagaan ekstra.

"Orang-orang akan mencoba memanfaatkanmu atau menghancurkanmu. Kalau kau ingin hidup. kau harus memilih satu pihak. Jadi jangan mengelak dari perang, Nak. Jangan menghindari penderitaan. Saat mendengarkan teriakan, larilah ke arah itu." Demikian nasehat yang disampaikan oleh  Panglima Perang Naga agar Rin kuat menghadapi situasi yang berat.

Dibandingkan dengan buku pertama, sosok Rin digambarkan sangat berbeda. Jika pada buku pertama Rin adalah sosok seorang gadis yang berjuang dengan penuh semangat dan kekuatan hebat, mirip tokoh Xena-Warrior Prencess, tidak pada buku kedua.

Pada buku kedua ini,bisa dikatakan ia berada dalam titik terendah kehidupannya. Setelah berbagai kejadian seperti lelaki yang diam-diam ia cintai meninggal, serta efek yang timbul akibat ia mempergunakan kekuatan phonix, ia juga harus berurusan dengan kehidupannya pada masa lalu.

Harper  Voyager
Kisah ini membuat pembaca enggan meletakkan buku sebelum tamat. Mengingat banyaknya halaman, sebelum mulai membaca ada baiknya mencari posisi nyaman terlebih dahulu agar tidak pegal selama membaca. jangan lupa cemilan dan minuman hangat he he he.

Meski sudah ada peringatan bahwa buku ini sebaiknya dibaca oleh mereka yang berusia 21 tahun lebih, tetap saja, disarankan untuk menikmati kisah dengan pikiran terbuka. Karena mungkin saja ada beberapa hal yang sepertinya kurang sesuai dengan  kondisi masyarakat kita.

Dibandingkan dengan jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk memperoleh buku ini, rasanya pembaca tak akan rugi. Selain  hiburan, secara tak langsung kita belajar tentang sejarah  Cina.

Melalui sosok Rin, membaca bisa mendapat inspirasi bagaimana cara  pengendalian diri. Kadang, ketika seseorang harus menghadapi situasi berat sendirian, kepercayaan diri menjadi kunci utama. Dukungan para sahabat menjadi kekuatan selanjutnya.

Versi Bahasa Bulgaria
Oh ya, ada kisah romantis sebagai bumbu, seperti buku sebelumnya. Benar-benar tak terduga. Meski demikian, kasih sayang tak selalu berarti menjadi kekasih. Atau mungkin malah penulis membuatkan kejutan manis pada buku selanjutnya. Kita tunggu. Bagi yang belum pernah membaca buku sebelumnya, komentar singkat ada di sini.

Untuk kover, saya menyukai versi bahasa Bulgaria. Bayangan saya tentang Rin yang mengepakkan sayap buatan  Kitay, sambil bertempur, tergambar dengan tepat. Sesuatu yang saya asumsikan sebagai awan menambah kesan betapa tingginya Rin terbang. Sementara seseorang yang berdiri di ujung tebing, saya asumsikan adalah musuh yang harus dihadapi oleh Rin.

Memang versi Harper  Voyager juga mengusung teman sejenis, apalagi  warna biru mendominasi kover. Rin memang terlihat sebagai sosok yang hebat, ia bahkan mirip phonix yang ada dalam dirinya dalam kover tersebut. Hanya saja kesannya tidak sekuat versi Bulgaria. 

Penasaran, kira-kira bagaimana buku ketiga. Harus menabung dulu ini mengingat harga buku-buku sebelumnya.


Kamis, 05 Agustus 2021

2021# 27: Sekong

Judul asli:Sekong!
Penulis: Stebby Julionatan
Editor: Ama Achmad
ISBN: 9787233052269
Halaman: 208
Cetakan: Pertama-Juli 2021
Penerbit: Basa
Harga: Rp 60.000
Rating:3.75/5

Ketika banyak orang tidak punya pilihan, kekebasan memilih bagiku adalah anugrah. Aku terbuka dengan segala kemungkinan. Namun sejauh ini aku tidak tertarik membangun komitmen serius dan punya anak
~Sekong, hal 162~

Semula, bagi Si Penyiar-tokoh kita yang bercita-cita menjadi penyair,   hari ini tak berbeda dengan hari yang lain.  Ia tak mengira bahwa program Laporo Rek! yang ia pandu hari ini akan  mendapat aduan yang tak biasa.

Seorang wanita bernama Surti melaporkan bahwa suaminya berselingkuh, dan ia meminta bantuan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Surti, suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, seorang perawat yang bekerja di RSUD. Melalui program Laporo Rek! Surti memohon keadilan bagi dirinya dan kedua anaknya dengan cara memecat sang perawat.

Sebenarnya program Laporo Rek! bertujuan untuk menjadi jembatan antara masalah yang menimpa warga Probolinggo terkait dengan informasi dan layanan publik. Jadi, bayangkan wajah Penyiar ketika masalah yang diajukan adalah urusan bagian bawah alias masalah pribadi. 

Ternyata urusan perselingkuhan Rahim-suami Surti tak sesederhana itu. Meski ada anggapan bahwa perselingkuhan adalah salah satu jenis dosa yang tak kunjung sembuh. Tak ada obatnya, dan pencurian yang paling pengecut, Rahim tetap melakukannya. Bagaimana lagi! Ia memang menikah dengan Surti, memiliki  anak dengan Surti, namun hatinya tidaklah untuk Surti.

Stebby dengan apik memainkan perasaan pembaca. Saya, seperti pembaca lainnya akan menduga banyak alasan kenapa Rahim sampai berselinguh dari Surti. Mulai dari efek laki-laki punya  uang yang mendadak suka iseng,  Surti yang sudah tidak menarik lagi, hingga urusan ranjang yang sudah tidak sepanas awal pernikahan mereka. Ternyata bukan! Cinta Rahim berpindah pada seseorang yang tak terduga.

Selain kisah percintaan Surti, masih ada kisah cinta tokoh lagi dalam kisah ini. Penyiar kita misalnya. Kasihnya pada seseorang yang sedang mengikuti pendidikan agama membuatnya agak susah berkomunikasi. 

Hadiah kue ulang tahun pun tak bisa diberikan langsung, harus dititipkan. Selembar surat yang berisi hal biasa bagi orang lain, menjadi romatis bagi dirinya. Cinta, memang membuat orang berubah. 

Sekilas, jika kita membaca judul kisah ini, secara umum mengartikan sebagai cerita tentang seseorang yang memiliki haluan sex yang tidak semestinya. Lebih lanjut, seorang pria yang mencintai sesama jenis. Sejatinya buku berkisah tentang banyak hal.  Salah satunya tentang identitas seseorang yang selama ini terkotak-kotak atas nama gender. 

Norma masyarakat kita mengakui laki-laki dan perempuan, jika seseorang sedang dalam persimpangan identitas maka tak ada tempat di masyarakat. Ia harus berusaha keras membuktikan eksistensi dirinya. 

Tak ada seorang pria yang  mau lahir dalam jiwa wanita, atau sebaliknya. Namun jika ada seseorang yang mengalami hal tersebut maka  sebaiknya kita mengulurkan tangan untuk membantu. Jika tidak ingin membantu, diam akan lebih baik.

Pembaca juga akan menemukan bagaimana stigma yang berlaku dalam masyarakat perihal perbedaan keyakinan antara orang tua dan anak. 
Secara umum, agama yang dianut seseorang merupakan agama yang juga dianut oleh orang tuanya.  

Jika anak memutuskan untuk beralih agama, maka masyarakat akan menghujatnya sebagai anak yang tahu diri. Meski kebebasan beragama dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945. Demikian juga dengan salah satu tokoh dalam kisah ini. 

Memiliki ibu yang berkeyakinan berbeda dengannya sering membuat komunikasi keduanya tak berjalan lancar. Meski kasih sayang diantara ibu dan anak tetaplah terjaga.

Bayangkan bagaimana terkejutnya tetangga ketika ia memasang simbol keagamaan demi mendapatkan pengakuan kebebasan beragama. Supaya orang tak menyamakan keyakinannya dengan sang ibu. Juga untuk membuktikan bahwa ia sudah  bebas memilih agama sesuai yang dijamin oleh undang-undang

Banyak hal yang tak sesederhana yang kita duga. Buku ini akan membuat Anda sebagai pembaca merenung. Bagaimana sikap Anda pada seseorang yang berbeda? Apakah Anda sering menghakimi seseorang tanpa tahu masalahnya?

Sesuatu yang terlihat merah, kadang belum tentu berwarna merah, bisa saja orange. Dalam kehidupan ini, bijaklah dalam menilai sesuatu hal. Jika tak tahu atau tak yakin apa yang sebenarnya terjadi, mengunci  mulut rapat lebih terhormat.

Kata-kata di halaman 26 saat sesuai dengan kondisi saat ini. "Tak ada yang abadi di kota ini, kecuali engkau berakar kuat. Untuk berakar kuat, kau perlu menghujamkan pengaruhmu sedalam akar pohon mangga, menggurita di dalam, dan menebarkan harum pesona Manalagi di permukaan, hingga  jauh ke seluruh pelosok negeri." Pahamkan maksud saya ^_^.

Cara penulisan kisah Pindahan Kota Roma cukup unik. Bagi mereka yang terbiasa membaca laporan kegiatan atau notulensi rapat, cara penulisan seperti itu memang lebih mudah untuk dipahami, pembaca bisa lebih tahu bagaimana sesungguhnya masalah yang timbul, langkah apa yang sudah dilakukan, serta bagaimana solusi selanjutnya.

Saya sempat menemukan ada salah ketik di halaman 165. Tertulis, " Sayuo didengar kalimat...." Sepertinya yang dimaksud adalah "Sayup didengar kalimat..." Hanya kesalahan kecil yang bisa diperbaiki saat cetak ulang. 

Dengan latar belakang penulis sebagai penyiar radio di Probolinggo, serta mengambil Kajian Gender sebagai pilihan kuliah strata dua, maka dua hal tersebut membuat kisah dalam buku ini lebih menggigit. Minderlah saya jika harus memasukan aneka teori dan pendapat pakar terkait gender.

Secara emosi, saya merasakan kedekatan dengan beberapa tokoh. Terutama Penyiar kita. Jangan salahkan jika saya menuduh, jangan-jangan salah satu tokoh dalam kisah ini adalah dirinya sendiri he he he. Mereka begitu nyata.

Buku yang menurut  Katalog Dalam Terbitan (KDT) dikategorikan dalam Novela ini merupakan buku ke-6 dari penulis. Dalam waktu dekat, kita akan segera menikmati karya barunya terutama sekali karena ia mengikuti URWF 2021 nanti.

Stebby bisa dihubungi instragram di sjulionatan. Siapa tahu ada yang ingin berdiskusi lebih lanjut tentang buku ini, atau sekedar ingin curhat.

Sumber gambar:
Koleksi pribadi Stebby