Kamis, 05 Agustus 2021

2021# 27: Sekong

Judul asli:Sekong!
Penulis: Stebby Julionatan
Editor: Ama Achmad
ISBN: 9787233052269
Halaman: 208
Cetakan: Pertama-Juli 2021
Penerbit: Basa
Harga: Rp 60.000
Rating:3.75/5

Ketika banyak orang tidak punya pilihan, kekebasan memilih bagiku adalah anugrah. Aku terbuka dengan segala kemungkinan. Namun sejauh ini aku tidak tertarik membangun komitmen serius dan punya anak
~Sekong, hal 162~

Semula, bagi Si Penyiar-tokoh kita yang bercita-cita menjadi penyair,   hari ini tak berbeda dengan hari yang lain.  Ia tak mengira bahwa program Laporo Rek! yang ia pandu hari ini akan  mendapat aduan yang tak biasa.

Seorang wanita bernama Surti melaporkan bahwa suaminya berselingkuh, dan ia meminta bantuan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Surti, suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, seorang perawat yang bekerja di RSUD. Melalui program Laporo Rek! Surti memohon keadilan bagi dirinya dan kedua anaknya dengan cara memecat sang perawat.

Sebenarnya program Laporo Rek! bertujuan untuk menjadi jembatan antara masalah yang menimpa warga Probolinggo terkait dengan informasi dan layanan publik. Jadi, bayangkan wajah Penyiar ketika masalah yang diajukan adalah urusan bagian bawah alias masalah pribadi. 

Ternyata urusan perselingkuhan Rahim-suami Surti tak sesederhana itu. Meski ada anggapan bahwa perselingkuhan adalah salah satu jenis dosa yang tak kunjung sembuh. Tak ada obatnya, dan pencurian yang paling pengecut, Rahim tetap melakukannya. Bagaimana lagi! Ia memang menikah dengan Surti, memiliki  anak dengan Surti, namun hatinya tidaklah untuk Surti.

Stebby dengan apik memainkan perasaan pembaca. Saya, seperti pembaca lainnya akan menduga banyak alasan kenapa Rahim sampai berselinguh dari Surti. Mulai dari efek laki-laki punya  uang yang mendadak suka iseng,  Surti yang sudah tidak menarik lagi, hingga urusan ranjang yang sudah tidak sepanas awal pernikahan mereka. Ternyata bukan! Cinta Rahim berpindah pada seseorang yang tak terduga.

Selain kisah percintaan Surti, masih ada kisah cinta tokoh lagi dalam kisah ini. Penyiar kita misalnya. Kasihnya pada seseorang yang sedang mengikuti pendidikan agama membuatnya agak susah berkomunikasi. 

Hadiah kue ulang tahun pun tak bisa diberikan langsung, harus dititipkan. Selembar surat yang berisi hal biasa bagi orang lain, menjadi romatis bagi dirinya. Cinta, memang membuat orang berubah. 

Sekilas, jika kita membaca judul kisah ini, secara umum mengartikan sebagai cerita tentang seseorang yang memiliki haluan sex yang tidak semestinya. Lebih lanjut, seorang pria yang mencintai sesama jenis. Sejatinya buku berkisah tentang banyak hal.  Salah satunya tentang identitas seseorang yang selama ini terkotak-kotak atas nama gender. 

Norma masyarakat kita mengakui laki-laki dan perempuan, jika seseorang sedang dalam persimpangan identitas maka tak ada tempat di masyarakat. Ia harus berusaha keras membuktikan eksistensi dirinya. 

Tak ada seorang pria yang  mau lahir dalam jiwa wanita, atau sebaliknya. Namun jika ada seseorang yang mengalami hal tersebut maka  sebaiknya kita mengulurkan tangan untuk membantu. Jika tidak ingin membantu, diam akan lebih baik.

Pembaca juga akan menemukan bagaimana stigma yang berlaku dalam masyarakat perihal perbedaan keyakinan antara orang tua dan anak. 
Secara umum, agama yang dianut seseorang merupakan agama yang juga dianut oleh orang tuanya.  

Jika anak memutuskan untuk beralih agama, maka masyarakat akan menghujatnya sebagai anak yang tahu diri. Meski kebebasan beragama dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945. Demikian juga dengan salah satu tokoh dalam kisah ini. 

Memiliki ibu yang berkeyakinan berbeda dengannya sering membuat komunikasi keduanya tak berjalan lancar. Meski kasih sayang diantara ibu dan anak tetaplah terjaga.

Bayangkan bagaimana terkejutnya tetangga ketika ia memasang simbol keagamaan demi mendapatkan pengakuan kebebasan beragama. Supaya orang tak menyamakan keyakinannya dengan sang ibu. Juga untuk membuktikan bahwa ia sudah  bebas memilih agama sesuai yang dijamin oleh undang-undang

Banyak hal yang tak sesederhana yang kita duga. Buku ini akan membuat Anda sebagai pembaca merenung. Bagaimana sikap Anda pada seseorang yang berbeda? Apakah Anda sering menghakimi seseorang tanpa tahu masalahnya?

Sesuatu yang terlihat merah, kadang belum tentu berwarna merah, bisa saja orange. Dalam kehidupan ini, bijaklah dalam menilai sesuatu hal. Jika tak tahu atau tak yakin apa yang sebenarnya terjadi, mengunci  mulut rapat lebih terhormat.

Kata-kata di halaman 26 saat sesuai dengan kondisi saat ini. "Tak ada yang abadi di kota ini, kecuali engkau berakar kuat. Untuk berakar kuat, kau perlu menghujamkan pengaruhmu sedalam akar pohon mangga, menggurita di dalam, dan menebarkan harum pesona Manalagi di permukaan, hingga  jauh ke seluruh pelosok negeri." Pahamkan maksud saya ^_^.

Cara penulisan kisah Pindahan Kota Roma cukup unik. Bagi mereka yang terbiasa membaca laporan kegiatan atau notulensi rapat, cara penulisan seperti itu memang lebih mudah untuk dipahami, pembaca bisa lebih tahu bagaimana sesungguhnya masalah yang timbul, langkah apa yang sudah dilakukan, serta bagaimana solusi selanjutnya.

Saya sempat menemukan ada salah ketik di halaman 165. Tertulis, " Sayuo didengar kalimat...." Sepertinya yang dimaksud adalah "Sayup didengar kalimat..." Hanya kesalahan kecil yang bisa diperbaiki saat cetak ulang. 

Dengan latar belakang penulis sebagai penyiar radio di Probolinggo, serta mengambil Kajian Gender sebagai pilihan kuliah strata dua, maka dua hal tersebut membuat kisah dalam buku ini lebih menggigit. Minderlah saya jika harus memasukan aneka teori dan pendapat pakar terkait gender.

Secara emosi, saya merasakan kedekatan dengan beberapa tokoh. Terutama Penyiar kita. Jangan salahkan jika saya menuduh, jangan-jangan salah satu tokoh dalam kisah ini adalah dirinya sendiri he he he. Mereka begitu nyata.

Buku yang menurut  Katalog Dalam Terbitan (KDT) dikategorikan dalam Novela ini merupakan buku ke-6 dari penulis. Dalam waktu dekat, kita akan segera menikmati karya barunya terutama sekali karena ia mengikuti URWF 2021 nanti.

Stebby bisa dihubungi instragram di sjulionatan. Siapa tahu ada yang ingin berdiskusi lebih lanjut tentang buku ini, atau sekedar ingin curhat.

Sumber gambar:
Koleksi pribadi Stebby

 






































1 komentar: