Jumat, 27 Mei 2022

2022 #13: Kumpulan Dongeng Untuk Penulis

Penulis: Lawrence Schimel
Alih bahasa: Ronny Agustinus
ISBN: 9786020788272
Halaman: 38
Cetakan: Pertama-Maret 2022
Penerbit: Marjin Kiri
Harga: Rp 32.000
Rating:  4.25/5

Entah itu dari orang tua atau guru, saudara, atau pasangan, kadang hanya butuh satu tusukan duri kecil kritik untuk menidurkan seorang penulis yang hendak mekar itu selama seratus tahun, seumur hidup, untuk sekian lama sampai tak ada lagi pangeran yang tersisa buat membabat semak-semak duri itu. Atau kalau memang ada si pangeran, dia tidak bisa membayangkan bahwa dia perlu repot-repot untuk itu.

-Kumpulan Dongeng Untuk Penulis, hal 8-

Banyak cara untuk tertarik pada sebuah buku. Salah satunya dari judul. Begitu menemukan promosi tentang buku ini dari penerbit di media sosial, saya sudah tertarik untuk memiliki buku ini.  Dongeng seperti  apa yang  akan disajikan oleh penulis dalam buku ini? Apakah mengusung penulis sebagai tokoh, atau dongeng yang ditulis ulang menurut versi penulis? Penasaran.

Dasar saya, kadang keinginan berbanding lurus dengan ingatan untuk eksekusi. Ingin memiliki, namun sering kelupaan untuk order. Untung menemukan pada salah satu lapak langganan. Oh ya,  yang tertarik  tapi malas keluar rumah, atau sering lupa pesan buku ciamik seperti saya,  bisa langsung menuju ke laman berikut..

Begitu mendarat, langsung menemukan kekurangan buku ini! Halamannya terbilang tipis, hanya 38 halaman. Hal menarik apa yang bisa disampaikan "hanya" dalam 38 halaman? Tentunya butuh keterampilan mumpuni untuk membuat  38 halaman menjadi  kisah menawan. Penulisnya juga baru saya kenal.  Menggoda!

Menilik kover,  membuat  teringat pada dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci, Rapunzel, Si Itik Buruk Rupa, Jack dan Kacang Ajaib, Si Kerudung Merah serta Putri Duyung (The Little Mermaid) tanpa perlu membaca blurd  (itu sih saya ^_^).  Gambar yang ada di bagian bawah, apel yang  seakan menutupi laptop, membuat saya langsung teringat merek yang mempergunakan lambang apel yang digigit pada salah satu sisi.

Pada Daftar Isi, saya menemukan ada 13 kisah dalam buku ini. Semakin menarik!  Artinya ada 13 kisah dalam 38 halaman. Mulai dari kisah Putri Duyung; Sinderella; Pohon Jintan; Putri dan Kacang Polong; hingga Jack dan Pohon Buncis.  

Butuh beberapa saat untuk mencerna judul-judul tersebut. Alih-alih Sinderella saya lebih akrab dengan Cinderella .   Jack dan Kacang Ajaib, bukan Jack dan Pohon Buncis, atau Putri Salju dan Tujuh Kurcaci bukan Putri Tidur.  Perbedaan ini  menambah keinginan untuk membaca.

Kisah Itik Buruk Rupa yang asli, berkisah tentang telur angsa yang entah bagaimana dierami dan menetes bersama anak itik. Ia dianggap berbeda dan buruk rupa hingga bertemu dengan keluarga aslinya. 

Para penggila buku, sering dianggap sosok yang aneh, jauh dari keren. Banyak film yang menggambarkan penggila buku (dan pustakawan) sebagai sosok yang lemah, berkaca mata tebal, sering gugup jika berada dalam keramaian, sukar diajak bercakap-cakap, dan tak modis. 

Tapi, seorang penggila buku tak selamanya begitu. Seorang penyanyi K-Pop dikenal suka membaca. Waktu luangnya dihabiskan untuk membaca.  Tiap buku yang ia baca langsung laris dipasaran. Versi terjemahan, bermunculan di negara tempat fansnya berada.
https://www.goodreads.com/book/
show/819034.Fairy_Tales_for_Writers

Para penggila buku, seperti juga si itik buruk rupa, akan berubah menjadi sosok yang anggun jika berada bersama sesama penggila buku. Bukan salah mereka jika terlihat "berbeda", hanya saja kebetulan mereka berada di lingkungan yang kurang tepat semata.

Jack dan Pohon Buncis, bisa dikatakan satu-satunya kisah yang berakhir bahagia, menurut saya.  Kadang akhir yang bahagia itu memang ada, bahkan di dunia penerbitan, demikian yang tertera di halaman 37.

Jack tetap bersemangat menuliskan kisah walau sang ibu menganggapnya buang waktu. Dibawanya kisah yang ia tulis kehadapan penebit besar, ia bertemu dengan dua editor, penentu layak atau tidaknya naskah diterbitkan.

Seorang penolak, yang lain menerima dan  melupakannya  untuk sesaat sebelum akhirnya menyadari ia bisa menghasilkan telur emas lewat karya Jack. Sang ibu yang tak paham soal penulis tapi sangat paham soal uang, maju membela kepentingan Jack. Karyanya laris manis, pendapatan melebihi uang muka.

Duh, kenapa saya jadi teringat nasib naskah seseorang yang berada lebih dari setahun ditangan salah seorang editor penerbit besar. Kalau ditolak, tak ada masalah artinya memang karyanya belum memenuhi standar yang berlaku di sana. Masalahnya ia sudah diminta membuat revisi. 

Setelah revisi dilakukan, mendadak editor menjadi orang yang paling sulit dicari! Setahun tanpa khabar. Mencoba mencari tahu juga sia-sia. Untunglah ia tak kecil hati dan tetap menulis, jika tidak, bisa saja kita kehilangan sebuah karya besar yang tak akan pernah terbit karena penulisnya meratapi php yang diberikan editor tadi.

Kalimat di halaman 15 pada kisah  Sinderela, membuat saya ingin segera menuntaskan beres-beres buku yang belum atau sepertinya tak akan terbaca,

Kadang seorang teman meminjamimu rok, mengantarmu ke pesta, atau cuman menggenggam tanganmu, tindakan murah hati yang sepele, yang pada akhirnya mengubah hidupmu 
Mendapat begitu banyak perhatian dari sesama penggila buku, saya sering menerima hadiah buku. Namun dengan keterbatasan waktu, apalagi dikantor baru, sangat minim waktu yang saya miliki untuk bisa menikmati semuanya. 

Biasanya, saya tawarkan buku-buku tersebut pada para sahabat. Dengan demikian, saya berharap informasi tentang buku itu tak akan berhenti pada saya. Si penerima  bisa memberikan ulasan,  sekedar bintang di GRI atau  posting di sosmed. Sehingga karya tersebut bisa dikenal luas. 

Penerima juga bisa mendapatkan kebahagian dari buku tersebut, siapa tahu itu buku idaman tapi karena sesuatu dan lain hal ia belum bisa memilikinya. Sungguh, saya tahu sekali bagaimana rasanya ingin memiliki sebuah buku namun kondisi sedang tidak memungkinkan. Hal sepele yang mungkin bisa membuat hidup si penerima menjadi lebih baik atau lebih bahagia.


Kisah dalam buku ini merupakan dongeng yang diceritakan ulang menjadi kisah yang berbeda. Menambah  aneka kisah yang dibuat dengan cara serupa, seperti Snow White & The Huntsman (Lily Blake) dan The Lunar Chronicles (Marissa Meyer). Perbedaan dengan kisah lain adalah para tokoh dan setting  mengambil dunia penulisan dan penerbitan. 
https://www.goodreads.com/book/show/
52797829-cuentos-de-hadas-para-escritores

Meski berkesan suram dengan akhir kisah yang kurang menyenangkan, buku tidak bertujuan membuat seseorang menjadi takut  untuk menjadi penulis. Atau pembuat penulis pemula menjadi patah arang.

Sebaliknya, buku ini menjadi penyemangat. Memberikan dorongan, bahwa tak mudah memang menyelami dunia tersebut. Menjadi penulis bukan hal mudah tapi bukan berarti tidak mungkin. Mengetahui segala hal yang mungkin bisa terjadi, membuat seseorang akan lebih waspada.

Selain mereka yang memilih profesi sebagai penulis, para pekerja dunia buku, mereka yang memiliki ketertarikan pada dunia penulisan dan penerbitan  juga disarankan untuk ikut menikmati kisah ini. Demikian juga mahasiswa sastra, perlu membaca buku ini.

Untuk  urusan alih bahasa, siapa yang meragukan kemampuan Mas Ron. Kalimat mengalir dengan lancar, dan mudah dipahami tanpa mengurangi makna. Pembaca bisa merasakan emosi yang disampaikan penulis dengan baik.

Dalam buku ini terdapat dua ilustrasi yang terletak pada bagian depan dan akhir buku. Keduanya masih terkait dengan isi buku. Saya lebih menyukai ilustrasi yang berada di bagian belakang buku, gambar buku terbuka lalu tumbuh pohon dari bagian tengah. Menawan!

Hati senang rasanya membaca buku incaran dan menemukan isinya tak berbeda jauh dengan yang diharapkan. Secara keseluruhan buku ini layak diberikan bintang 5, karena terlalu tipis sehingga rasanya kurang puas membacanya, maka saya berikan bintang 4,25 saja

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com

Jumat, 20 Mei 2022

2022 #12: Kisah Detektif Melacak Tunangan Hilang

Judul asli: All She Was Worth-Melacak Jejak
Penulis : Miyuki Miyabe
Penerjemah : Gita Yuliani K.
Editor: Ariyanti E. Tarman
ISBN: 9786020658179
Halaman: 480
Cetakan:  Kedua-Maret 2022
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 110.000
Rating: 3.25/5

Kalau ada orang mengajukan permohonan kartu kredit atau membeli dengan angsuran, perusahaan pemeringkat kredit lebih dahulu memeriksa dengan cermat bahwa orang  tersebut tidak pernah gagal membayar kredit atau setidaknya tidak gagal membayar kredit sejumlah sangat besar
-All She Was Worth, hal 28-

Ketika seorang kerabat yang tak lama bertemu mendadak menyampaikan ingin berkunjung, maka hal tersebut menjadi   janggal.  Shunsuke Honma sudah lama-lebih dari  tiga tahun, tak bertemu dengan Jun Kurisaka. Bahkan ketika istri Honma meninggal,  ia tak datang.  Tentunya ada yang sangat penting hingga  Jun ingin bertandang.

Jun  yang  berkerja sebagai seorang bankir  membutuhkan jasa  untuk menyelidiki tunangannya yang bernama Shoko Sekine. Ia menghilang begitu saja, padahal hubungan mereka  dalam kondisi baik-baik saja.  Shoko menghilang ketika Jun menyinggung tentang kartu kredit. 

Jun ternyata hanya tahu sedikit perihal tunangannya, ini menjadi tantangan tersendiri  bagi Honma. Kebetulan, ia sedang cuti  karena kecelakaan, jadi ada waktu luang untuk membantu kerabat.

Honma hanya mendapat info bahwa Shoko  adalah seorang anak tunggal yang yatim-piatu. Ia berasal dari Utsonomiya. Informasi terakhir ia bekerja di Mesin Kantor Imai dan sempat mengalami kebangkrutan sehingga menemui pengacara Mizoguchi & Takada.

Misteri semakin berkembang, hasil penyelidikan Honma membuahkan penemuan yang luar biasa. Sosok   Shoko  yang dikenal  di Imai  ternyata berbeda dengan Shoko yang menjadi tunangan Kurisaka. Kejutan!

Jun merasa kesal, mengira Honma sedang mengada-ada. Ia memutuskan untuk menghentikan penyelidikan  hilangnya sang tunangan. Meski demikian, Honma tetap melanjutkan penyelidikan  karena rasa penasaran. Ia merasa ada misteri yang lebih besar dari sekedar menghilangnya seorang gadis.

Penyelidikan selanjutnya mengarahkan Honma pada perusahaan bernama Rosaline, pengecer pakaian dalam import yang melakukan transaksi melalui pos, barang mewah dengan harga terjangkau. Dari penyelidikan di sana, sedikit demi sedikit misteri terkuak.

Buku ini penuh dengan kejutan!
Lalu apa hubungannya antara dua orang yang berbeda namun mempergunakan identitas yang sama dengan perusahaan pengecer pakaian dalam import, serta dengan kuburan burung peliharaan saat kecil? Semuanya ada dalam kisah ini ^_^.

Meski bagian awal alur kisah mengalir dengan cepat, namun akan terasa sedikit membosankan dibagian tengah. Hal ini dikarenakan banyak terdapat uraian terkait dengan kegiatan ekonomi  dan  politik yang terjadi di Jepang pada era 90-an. Pembaca diharap sabar.

Hidup di Jepang, dalam kisah ini di Kota Tokyo, tidak seindah yang sering terlihat di aneka film atau drama. Masyarakat di sana cenderung konsumtif.  

Dengan pendapatan yang tidak seberapa, tak sedikit yang berusaha memenuhi gaya hidup dengan meminjam uang. Seakan tak peduli dari mana sumber uang asal gaya hidup impian bisa tercapai. Mereka yang terjerat hutang kartu kredit, hingga rentenir makin bertambah.

Salah satu solusi adalah mengajukan Kebangkrutan Pribadi-menyatakan kepada kuasa hukum seseorang  tidak mampu membayar segala hutang kreditnya, Memang ia tak akan diuber-uber penagih hutang,  tapi tindakan ini juga berdampat buruk bagi dirinya. Ia akan dimasukkan dalam daftar hitam seluruh instansi perbankan serta sulit mendapatkan pekerjaan tetap.

Pada halaman 177 disebutkan bahwa di bawah undang-undang Jepang, orangtua dan anak-anak, suami dan istri berbagi kewajiban hanya atas hutang di mana ada tandatangan bersama. Maka seharusnya  penagih hutang tak bisa mengancam Shoko. Tapi begitulah penagih.

Kisah ini mengingatkan saya pada kondisi yang terjadi di sekitar kita. Terbujuk dengan iming-iming pinjaman mudah dengan bunga rendah, tak sedikit yang terjerat dengan pinjaman daring alias pinjaman online. Dengan hanya mengisi formulir melalui aplikasi, berfoto dengan memegang KTP, dalam waktu singkat pinjaman mendarat dalam rekening.

Jika tak bisa membayar cicilan, teror mulai dirasakan peminjam. Tak hanya terdapat dirinya tapi juga pada mereka yang dijadikan kontak darurat. Dahulu, malah semua kontak yang ada di HP si peminjam juga akan mendapat pesan, dari nada manis, ancaman, hingga pesan  atau gambar seronok! Depresi karena tak bisa membayar hutang dan merasa malu, bisa berujung hal yang tak diinginkan.

Setahu saya belum ada Kebangkrutan Pribadi di tanah air. Si peminjam akan tetap dicari untuk menyelesaikan urusan hutangnya. Jika ia berhasil menyembunyikan diri, pindah rumah dan kantor, ia akan masuk daftar hitam di Bank Indonesia sebagai nasabah yang bandel.

Permintaan kredit untuk urusan apapun akan sulit dipenuhi. Konon butuh 10 tahun untuk membersihkan datanya (informasi salah satu aplikasi daring yang menitipkan pesan untuk seseorang melalui wa saya).

Penagih juga  ada yang sampai mendatangi rumah kontak pribadi dan melakukan intimidasi.  Intinya tugas mereka menagih harus bisa diselesaikan dengan baik, bagaimana pun caranya. Karena pendapatan mereka tergantung dari suksesnya menagih.

Bagian yang menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan bisa mendapatkan data diri seorang, patut dicermati. Beberapa perusahaan bergerak dalam usaha menjual data, entah dari mana mereka bisa mendapatkannya. 

Saya jadi merasa perlu waspada jika ada penawaran diskon, souvernir atau iming-iming lain sebagai imbalan mengisi survei dan sejenisnya. Dipikir-pikir, murah sekali data pribadi saya jika bisa ditukar dengan voucher diskon 10% dengan minimal belanja sekian-sebagai contoh.

Oh, ya selain soal hilangnya seorang gadis, terdapat juga kisah pendamping alias kisah sisipan (menurut istilah saya) tentang hilangnya anjing kesayangan dua remaja. Bagian ini justru mengandung kalimat yang paling saya suka.

Dan kalau mereka melihat sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka menghancurkannya begitu saja. Lalu, belakangan mereka mencari alasan

Kover buku ini, dengan wajah wanita yang dibuat samar yang terbentuk dari susunan kota-kotak (begitulah maksudnya) sangat sesuai dengan isi kisah. Kita memang tidak pernah tahu siapa sesungguhnya jadi diri orang lain, baik sahabat bahkan pasangan kita.
Segala yang terlihat belum tentu sesuai dengan yang sesungguhnya. Bisa saja yang terlihat itu untuk menyamarkan suatu hal yang ingin ditutupi. Waspada  setiap saat sangat dianjurkan, namun bukan berarti harus selalu curiga pada orang.

Memuaskan rasa penasaran saya, pada GR terpampang versi cetakan pertama yang terbit tahun 2016  dengan warna merah. Saya lebih menyukai versi cetakan pertama, karena kesan misterius lebih terasa dibandingkan cetakan pertama. Meski untuk tampilan, warna merah lebih membuat mata saya melirik tumpukan buku ini.

Novel tersebut ternyata pernah dijadikan obyek penelitian untuk skripsi Bidang Ilmu Sastra Jepang. Hem, menarik juga membaca ulasan sebuah novel dengan cara yang berbeda. Pilihan  obyek penelitian yang menarik! Lengkapnya ada di sini. 

Secara keseluruhan, kisah ini layak dibaca oleh  pasangan muda, agar lebih teliti dalam memahami bagaimana sesungguhnya sosok pasangannya. apa lagi jika sudah sampai tahap pertunangan. Jangan sampai ikut terjerat urusan hutang, bahkan kasus kriminal.

Juga bagi mereka yang tertarik pada Sastra Jepang, serta perkembangan ekonomi di Asia. Juga terkait kehidupan sosial di negara Asia, lebih tepat pada kehidupan masyarakat di Jepang.

Karya ini telah mendapat apresiasi seperti Naoki Prize 直木三十五賞 Nominee (1992),  serta 山本周五郎賞 Yamamoto Shūgorō Prize (1993). Selain itu, sudah banyak negara yang menerbitkannya. 


Sumber gambar:
https://www.goodreads.com