Pagi.......................................................!
Dalam rangka peluncuran Wali Sanga besutan Damar Shashangka, tersedia 2 buah buku gratis bagi yang beruntung. *Awassss mata melotot baca kata GRATIS*
Caranya teramat sangat gampang cuman butuh 4 langkah
1. Buatlah coretan/puisi/curahan hati mengenai Wali Sanga sebanyak 498 karakter.
YUP cuman segitu
2. Upload kover Wali Sanga dalam coretan/puisi/curahan hati buatanmu
3. Tag ke minimal 10 orang.
Jangan lupa juga ke Penerbit Dolphin, Sutaryono Djohar dan aku sebagai juri.
Boleh salah satu aja kok.
4. Share link kalian di kolom komen di bawah postingan ini yah.
Gunanya agar semua peserta bisa terdata.
Kuis ini berakhir tanggal 05 November 2012 pukul 00.49 WIB
Pengumuman bisa disimak pada tanggal 07 November 2012 pukul 10.00 WIB
Pemenang harap segera mengirimkan alamat. Jika pada tanggal 10 November 2012 alamat belum diterima maka hadiah akan dialihkan.
Selamat berkreasi.........!
Penyunting: Salahuddien Gz
Penggambar Sampul: Yudi Irawan
ISBN: 978-979-16110-5-3
Halaman: 276
Penerbit: Dolphin
Harga: Rp 49.800,-
Setelah Majapahit hancur oleh serangan Dêmak pada tahun 1478, tanah Jawa penuh dengan pergolakan. Masa itu adalah masa penyebaran Islam secara besar-besaran. Majelis Wali Sanga, selaku wadah besar para ulama, didukung pemerintahan Islam di pesisir utara, mulai merambah ranah politik. Bahkan Sunan Giri menitahkan pembakaran lontar-lontar agama leluhur, Siwa Budha, yang masih banyak disimpan penduduk Jawa. Karena merasa ulama seharusnya hanya berperan sebagai pencerah dan pembimbing pemerintah dan masyarakat, Syekh Siti Jênar menyatakan diri keluar dari Majelis Wali Sanga. Para ulama di Jawa pun di ambang perpecahan.
Dalam pada itu, di Jawa belahan timur, kerajaan-kerajaan pecahan Majapahit mencoba terus bertahan. Salah satunya adalah Daha. Pada tahun 1486 Daha menggempur Majapahit, yang berada dalam kuasa Dêmak. Sejak itu ia menyatakan diri sebagai Majapahit baru yang lepas dari cengkeraman Dêmak. Dan Dêmak ternyata tak bisa berbuat apa-apa karena ia sibuk mengembangkan kekuatan maritimnya. Dêmak sangat berhasrat menjadi penguasa Nusantara layaknya Majapahit dahulu, yang berjaya di lautan.
Tetapi yang paling ditakuti Dêmak bukanlah Daha, melainkan justru ahli waris takhta Majapahit di Jawa belahan tengah, Ki Agêng Pêngging. Ia pun menjadi ancaman Giri Kêdhaton, kerajaan bercorak Islam di Jawa belahan timur. Ditambah perselisihan dalam Majelis Wali Sanga antara Sunan Giri dan Syekh Siti Jênar, sosok berpengaruh yang sangat dekat dengan Ki Agêng Pêngging, Dêmak merasa keberadaannya makin terjepit.
Novel ini membabar konflik-konflik di tanah Jawa sepanjang tahun 1493-1494, yang sangat jarang dikisahkan.
--------------------------
Sebentar.................................
Bakalan ada hadiah tambahan dari timbunan.
Hanya harap bersabar sedang didata dulu.
Untuk Juara 1 silahkan pilih 3 buku l yang ditawarkan kelak.
Sedangkan untuk Juara 2, diganjar 2 buku cukup layak khan....
SILAHKAN BERKREASI.........!
SEMANGAT..............................!