Sabtu, 21 Januari 2023

2023 #2: Menikmati Karavansara

Penulis: Rio Johan
Ilustrator: Iqbal Asaputro
ISBN: 9786020660691
Halaman: 46
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 55.000
Rating: 3,5/5

... dan terakhir yang kuingat, sebelum akhirnya  terlelap oleh lelah dan buai bualannya, dia janjikan kepadaku sebuah bungalo yang lebih besar dan megah daripada yang kami tempati sekarang ini, akan dia hiasi dengan bunga-bunga, buku-buku, anggur, dan burung-burung yang pandai berkicau setiap hari. 
-Karavansara, hal 22-

Begitu mengetahui buku ini masuk dalam nominasi buku sastra pilihan Tempo, langsung berburu. Sempat curiga melihat harganya, ternyata karena ini adalah novella dengan ketebalan hanya 46 halaman sehingga bisa dijual dengan harga lebih murah. Padahal, jika huruf lebih dperbesar sedikit sehingga lebih nyaman untuk mata (duh selalu  itu alasan saya), halamannya bisa bertambah beberapa lembar.

Shirin  16 tahun dan Surin 14 tahun  adalah sepasang kakak beradik yatim piatu di Shiraz. Suatu hari mereka  tak sengaja bertemu dengan seorang saudagar kaya bernama Tuan Babak. Mengetahui kondisi keduanya yang mengenaskan, Tuan Babak mengajak mereka untuk ikut bersamanya, mereka bahkan dijanjikan akan diurus dengan baik. Sebagai ganti, keduanya bisa membantu pekerjaan Tuan Babak.

Ternyata, perjalanan menuju rumah baru mereka membawa pengaruh dalam kehidupan Surin.  Ia melihat sisi lain dari Tuan Babak serta Shazad-tangan kanan Tuan Babak. Dari perjalanan singkat itu, dia mengetahui bahwa sesuatu tidaklah selalu hitam dan putih. 

Penasaran mendengar suara-suara dari tenda Tuan Babak ketika berjaga, membuatnya nekat mengintip. Surin terkejut! Sebelum tidur ia mendengar sendiri bagaimana Tuan Babak menolak keinginan  Shirin tidur di tendanya dengan alasan ia adalah seorang pria beristri. Tapi ia melihat adegan yang terjadi antara Tuan Babak dan Shazad, ia menjadi bingung. Tak perlu dijabarkan adegan apakah itu ^_^.

https://www.goodreads.com/
book/show/45483428-caravanserai
Sebagai seorang saudagar kaya, Tuan Babak sering mengadakan perjalanan jauh menempuh padang pasir untuk berniaga. Nyaris setiap perjalanan ia mengajak kedua bersaudara Shirin  dan Surin.  Pada salah satu kesempatan, Shirin mengisahkan betapa antusias penghuni harem milik kenalan Tuan Babak bertanya tentang perjalanan jauh yang ia lakukan. 

Berbagai hal ditanyakan, seperti mengapa ia tak tinggal di harem sebagaimana perempuan lain serta menunggu cinta dan sayang dari pria yang dihormati. Baik Tuan  Babak, Shazad, serta Surin tidak menanggapi, hingga Shirin menyinggung usianya yang nyaris 17 tahun.
"Dan kau mau memukar kebebasan langka yang kuberikan padamu untuk sebuah kehidupan harem, anakku?" tanya Tuan Babak.

"Setidaknya aku setuju tentang cinta dan belas kasih," Shirin berkata lirih.
Sering waktu,  aneka peristiwa terjadi atas diri keempat tokoh dalam kisah ini. Shirin yang semula begitu menggebu-gebu mencari cinta sejati, mendadak berubah setelah pernikahannya. Dipikir-pikir, bukan tak mungkin pernikahannya sekedar kedok untuk membuat Surin tak pergi jauh. Sementara Surin sendiri..., begitulah. Baca dalam buku ini saja.

Meski demikian, saya dibuat penasaran bagaimana nasib tokoh, karena  pada akhir kisah penulis seakan membuat kisah ini belum tuntas. Bisa saja terjadi sesuatu pada diri  Shirin dan Surin, bahkan pada Shazad.

Pembaca seakan dibiarkan berimajinasi, memiliki khayalan masing-masing tentang pada tokoh. Misal, Shirin bertemu  dengan kekasih hatinya yang ternyata meninggalkan keluarga dan mencarinya. Atau bisa saja ia menemukan kebahagian baru dari seorang pemuda biasa-biasa saja. Sementara Surin meninggalkan Shirin dan keluarganya, untuk menghabiskan waktu guna berdagang.

Begitulah, karena tidak puas membaca, maka saya hanya memberikan bintang 3,5 bukan 4. Pembaca yang merasakan kenikmatan membaca terganggu alias belum puas membaca secara maksimal, beberapa  memberikan rating nanggung (pengalaman curhat beberapa sahabat). Tapi silakan berikan rating sesuka Anda.

Sejak halaman pertama, sudah terasa bahwa ini Kisah 1001 Malam versi Rio, sebuah hikayat yang dikisahkan ulang dengan mengusung sudut pandang kisah yang berbeda.  Jika pembaca cermat, pada pojok kanan bawah di sampul belakang, tulisan 21+ bisa menjadi bocoran mengenai kisah ini. 

Sekedar mengingatkan, Kisah 1001 malam, merupakan  karya sastra dari Timur Tengah yang lahir pada Abad Pertengahan. Dikisahkan seorang ratu bernama Syahrazad dari Wangsa Sasan yang setiap malam mengisahkan berbagai kisah selama 1001 malam kepada suaminya, Raja Syahriar  sehingga hukuman mati atas dirinya tertentu. 

Kisah yang disampaikan beragam. Tiap malam,  Syahrazad mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan, hingga sang raja pun selalu menangguhkan perintah hukuman mati supaya dapat mendengar kelanjutan kisah yang diceritakan  Syahrazad. 

Hem..., kenapa banyak sekali nama dengan huruf "S" yang terlibat dalam buku ini? Sepasang kakak-adik Shirin dan Surin, kota Shiraz asal keduanya,  Shazad sang tangan kanan Tuan Babak, lalu ada Ratu Syahrazad dari Wangsa Sasan dan Raja Syahriar yang kejam dari Kisah 1001 Malam.

Membaca judul buku ini membuat teringat lagu berjudul Caravan dari Richard Page. 

Hasil berselancar di dunia maya, saya menemukan tentang Karavanserai atau Karavansari, yaitu  penginapan di tepi jalur perdagangan tempat para musafir (biasanya kafilah dagang) dapat beristirahat dan memulihkan tenaga dari perjalanan panjang yang telah mereka tempuh.

Di sana juga disediakan  makanan dan minuman untuk pengunjung beserta hewan-hewan mereka. Tentunya juga  tersedia tempat untuk mencuci dan ritual penyucian seperti wudhu. Beberapa juga menyediakan pemandian dan terdapat toko yang menyediakan barang dari kafilah dagang yang datang.

Seperti buku Rio yang terakhir saya baca, untuk urusan ilustrasi yang ada dalam buku ini,  sangat layak dapat jempol. Aneka detail membuat ilustrasi semakin menarik. Benar-benar memanjakan mata. Andai dicetak berwarna, tentu lebih indah lagi. Sang ilustrator, ternyata juga ikut meramaikan buku Rio yang lainnya, Ibu Susu. 

Di situs Goodreads, tertera versi lain dari buku ini. Menarik!

Sumber klip:
https://www.youtube.com

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com








 







Kamis, 05 Januari 2023

2023 #1: The Rooster Bar, Kisah Persahabatan Mahasiswa Hukum

Penulis: John Grisham
Alih bahasa: Julanda Tantani
Editor: Rini Nurul Badariah
ISBN: 9786020639598
Halaman: 446
Cetakan: Pertama-Agustus 2020
Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 130.000
Rating:3.75/5

"Kita terjebak dalam masalah ini karena melihat kesempatan ini untuk mengejar mimpi, mimpi yang tak sanggup kita bayar. Kita tak seharusnya belajar di sekolah hukum dan  sekarang tenggelam. Kita tidak cocok bagi karier yang menggiurkan itu. Ini dampak propaganda pemasaran dan janji pekerjaan. Pekerjaan bagus dengan gaji besar. Tapi kenyataannya, pekerjaan itu tidak ada. "
- The Rooster Bar, hal 43-

Setiap orang (setidaknya yang saya kenal) selalu berangan-angan memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang mereka rasakan ketika remaja. Jika dulu hanya tinggal di rumah dengan 2 kamar tidur,  harapan mereka setidaknya memiliki rumah dengan 2 kamar tidur yang ukurannya lebih besar. Syukur jika bisa mendapatkan rumah dengan kamar sebanyak dua, tiga, bahkan lebih.

Demikian juga dengan Mark, Todd, Gordy dan Zola. Mereka tercatat sebagai mahasiswa  hukum di  Foggy Bottom Law School (FBLS) demi mencapai impian menjadi pengacara sukses dengan bayaran yang fantastis, sehingga kehidupan mereka lebih baik dari dulu. Agar dapat membiayai kuliah, mereka mengajukan pinjaman mahasiswa yang harus segera dibayarkan begitu mereka lulus.

Persahabatan keempat mahasiswa tersebut bisa dikatakan  cukup unik. Todd bekerja sebagai bartender, Mark bisa dikatakan  sahabat  baiknya, demikian juga dengan Gordy. Sementara Zola, adalah seorang gadis  yang   menjadi kekasih Gordy, padahal Gordy sudah memiliki tunangan dan sedang mempersiapkan pesta pernikahan. Cinta memang misteri terbesar sepanjang masa.
https://www.goodreads.com/book
/show/54204824-barul-rooster

Entah setan apa yang mendorong Gordy bertingkah aneh.   Ia seakan terobsesi melakukan penyelidikan terkait pemilik sekolah mereka yang ternyata adalah pengelola hedge fund-konsep pengumpulan dana yang dilakukan oleh manajer investasi, dan juga memiliki bank dengan spesialisasi pinjaman untuk mahasiswa. Gordy ingin membuktikan mereka sengaja dijebloskan untuk meminjam uang. 

Ia  mengabaikan sahabat, kekasih, juga tunangannya yang sibuk mengurus pernikahan. Tekanan pernikahan juga kewajiban harus mengembalikan pinjaman mahasiswa bisa disebut sebagai pemicu polah anehnya. Plus ternyata ia penderita bipolar dan berhenti minum obat, hal yang tak diketahui para sahabatnya. 

Mark dan Todd berusaha membantu Gordy untuk kembali "ke rel", demikian juga dengan Zola. Usaha mereka  seakan sia-sia. Gordy melakukan tindakan nekat. Membuat Mark dan Todd merasa tak berguna dan bersalah menjadi sahabat. Ditambah dengan tuduhan keluarga Gordy bahwa mereka ikut bertanggung jawab dengan apa yang menimpa Gordy. Sementara Zola, selalu menganggap drinya sangat berperan  dalam kenekatan yang dilakukan Gordy.

Efek kepergian Gordy ternyata berdampak besar bagi Mark dan Todd.  Keduanya  memutuskan untuk  berpetualang, melupakan kesedihan dan keresahan ditagih pinjaman mahasiswa yang akan segera jatuh tempo, kekurangan uang, serta kelelahan mencari lowongan pekerjaan di biro hukum.

Mark dan Todd  melakukan beberapa hal nekat yang cenderung melawan hukum, demi uang yang selama ini tak pernah mereka miliki.  Semula hanya Mark dan Todd yang membangun biro hukum abal-abal di atas The Rooster Bar, tempat Todd bekerja sebagai bartender. 
https://www.goodreads.com/
book/show/48907787-rooster-ba
r
Seiring waktu, mereka mengajak Zola, ketiganya seakan sudah menjadi satu paket. Zola yang sedang kebingungan karena keluarganya  mengalami ancaman deportasi akhirnya bersedia bergabung. 

Sepak terbang  Mark dan Todd yang melakukan kegiatan ilegal menjadi bagian yang menarik dan menegangkan. Bagaimana mereka berburu dan berebut klien, hingga nyaris tertangkap, menjadi bagian yang lacak dibaca. Detil dan rumit. 

Puncak kenekatan mereka adalah  balas dendam pada pihak yang dianggap menjerat mereka untuk mendapatkan pinjaman guna membiayai kuliah di kampus yang ternyata mutunya sangat jelek. Tak heran jika para lulusannya jarang ada  yang lolos ujian profesi pengacara. Sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan bagus. 

"Tak ada jalan keluar. Kita sudah dibohongi, disesatkan, ditipu, dan dijebak ke tempat yang sangat buruk ini. Tak ada jalan keluar," ujar Gordy. Berbekal dengan hasil penyelidikan yang dilakukan Gordy, mereka melakukan hal yang tak pernah dipikirkan oleh peminjam dana mahasiswa lainnya.

Keberadaan mereka diburu banyak pihak. Hidup selalu dalam kondisi siaga sekaligus was-was. Selain berpacu dengan pihak yang terkait dengan pengelola hedge fund, duet  eh trio mantan mahasiswa hukum ini juga harus  juga main  kucing-kucingan dengan FBI, sungguh sangat seru!
Aku menyesali hari ketika aku mendatangi sekolah hukum. Aku menyesal meminjam semua uang itu. Aku menyesali apa yang terjadi pada Gordy.... (Mark, hal 384) 
Membaca buku ini, membuat saya teringat beberapa karya penulis yang lain. Bagian yang mengisahkan bagaimana Zola mencari klien di rumah sakit, lumayan mirip dengan penggalan  The Rainmaker (Sang Pembawa Mukjizat). Sementara perihal pinjaman mahasiswa banyak dikisahkan dalam berbagai buku. Misalnya dalam buku The Firm.   Mitch  yang baru menerima tawaran biro hukum di  Memphis mendapat kejutan  pelunasan semua pinjaman mahasiswanya. 
https://www.goodreads.com/
book/show/42965376

Tak melulu soal Mark dan Todd, kehidupan Zola juga menjadi bagian menarik dari buku ini. Bagaimana ia harus berkompromi dengan dirinya setelah peristiwa yang menimpa Gordy, khawatir nasib keluarganya yang  dianggap imigran gelap hingga harus dideportasi ke Senegal, dan tentunya tagihan pinjaman mahasiswanya. 

Penulis mampu memancing emosi pembaca melalui keresahan yang dialami oleh Mark, Todd, serta Gordy. Tapi kejadian yang dialami oleh Zola, paling menyentuh. Mengharukan melihat sebuah keluarga berjuang demi kehidupan lebih baik. Kesal dan marah melihat bagaimana mereka diperlakukan di Senegal, negara yang dikenal dengan korupsinya  (menurut buku ini).

Jadi kepikiran, andai ada pinjaman untuk kuliah di tanah air seperti yang sering dsebutkan dalam karya penulis, bakalan banyak pemuda yang memiliki potensi namun terkendala dana bisa tertolong. Tentunya pinjaman murni bukan ala kisah ini.

Semula sempat bingung, kenapa judul kisah ini The Rooster Bar? Rooster jika diterjemahkan adalah ayam jantan. Apa hubungannya dengan para tokoh seperti yang disebutkan pada blurd? Jika menilik kover, hanya bisa ditarik kesimpulan ketiga tokoh suka berkumpul di sana.

Ternyata ketiga tokoh utama dalam kisah ini begitu mencintai bar tempat awal persahabatan mereka, hingga membangun biro hukum abal-abal di atas bar tersebut. Sampai kapan jua, nama itu selalu menjadi pengikat mereka. Terbukti pada akhir kisah ^_^.
https://www.goodreads.com/
book/show/42481948

Sebelum lanjut, izinkan saya memberikan jempol pada tukang desain dan ilustrasi sampul, Martin Dima. Karyanya membuat kisah versi Indonesia ini menjadi unik diantara edisi lainnya. Mengusung unsur penting dalam kisah-The Rooster Bar dengan apik. 

Para mahasiswa hukum, serta pratisi perlu membaca buku ini. Selain sebagai hiburan, tentunya menambah wawasan bahwa kegiatan ilegal sekalipun bisa terjadi di pengadilan dengan cara-cara yang tak terbayangkan.

Semula saya ragu membeli buku ini. Maklum belakangan karya penulis satu ini membuat saya (agak) kecewa. Keseruan belakangan makin berkurang. Memang masih ada adu kecerdikan yang tak kalah menarik, tapi bagian yang memicu adrenalin bisa membuat kisah makin menarik.

Untuk kisah kali ini, lumayan menarik dibanding buku yang saya baca sebelumnya.  Mungkin karena banyak menyentuh unsur manusiawi dalam kisah.   Bisa jadi karena buku ke-25 ini  terinspirasi  setelah membaca artikel berjudul The Law-School Scam yang muncul di majalah The Atlantic pada tahun 2014. 

Tak menyesal menjadikan buku ini sebagai wishlist untuk acara Secret Santa yang digagas teman-teman BBI JoGloseMar lalu. Padahal buku ini dipilih karena bingung, buku apa yang menarik he he he.

Sumber Gambar:
https://www.goodreads.com