Sabtu, 24 September 2022

2022 #25: Ayo Membentuk dan Melatih Otak Buah Hati

Judul asli:
BRAIN SCULPTOR: Seni Membentuk dan Melatih Otak Anak
Penulis: Irine Phiter
Editor: Rina K. Agata
Ilustrasi: @Hhonhon
ISBN:9786230034206
Halaman: 234
Cetakan: Pertama-Agustus 2022       
Penerbit: Elex Media Komputindo
Harga: Rp 115.000
Rating: 3.5/5

Daya konsentrasi (attention skill) adalah kemampuan otak untuk memusatkan perhatian pada satu kegiatan atau sumber stimulus selama rentang waktu tertentu. 
-BRAIN SCULPTOR: Seni Membentuk dan Melatih Otak Anak, hal 19-

Menjadi orang tua, terutama ibu merupakan sebuah proses jangka panjang tak kesudahan. Sayangnya, tak ada sebuah buku pedoman atau petunjuk yang pas untuk menjadi orang tua. Memang, kita bisa menemukan berbagai buku terkait bagaimana mendidik anak dengan mudah. Tapi, manakah buku yang paling sesuai? 

Sebuah buku yang berisi, katakan saja perihal tips untuk mendampingi anak belajar secara optimal, mungkin sesuai dengan seorang anak, tapi tidak bisa diterapkan pada anak yang lain. Kadang, bahkan bisa diterapkan pada kakak namun tidak pada sang adik. Kenapa? Karena pada dasarnya setiap anak adalah unik.

Lalu apakah membaca buku ini juga merupakan sebuah kesia-siaan semata? Tentu tidak! Buku ini mengajak para ibu-disapa Moms (atau Mom), untuk mengembangkan kemampuan otak anak.  Hasilnya tentu tidak akan sama setiap anak, dalam hal ini tergantung bagaimana komitmen orang tua. Tanpa komitmen yang kuat, hasilnya tentu tidak akan optimal.

Terbagi dalam 10 bab, mulai dari Si Pemahat Otak: Otak yang Luasr Biasa; Susah Mengontrol Emosi (Emotional control); Bisa Baca Tapi Susah Paham (Reading comprehension); hingga Proyek Mahakarya. Dan tentunya ada  bagian Pengantar, yang sangat saya sarankan untuk dibaca  dipahami sebelum melangkah pada bab-bab selanjutnya, dan Daftar Pustaka yang bisa Moms jadikan referensi.

Mom pernah merasakan betapa lelahnya hari, karena buah mati rewel? Maka Mom perlu membaca Bab 5 yang berjudul Susah Mengontrol Emosi (Emotional control). Bab ini memberikan penjelasan mengapa seorang anak yang semula tenang mendadak meledak-ledak emosinya, apa penyebabnya, dan tips bagaimana Mom mengatasi hal tersebut.

Menurut buku ini, seorang anak memiliki tangki emosi. Jika tangki itu mulai  berkurang menuju kosong, maka ia akan menjadi cepat marah, berteriak-teriak sesuka hati, bertingkah rupa-rupa yang bisa membuat tangki emosi Mom juga terkuras. Kurang baik bukan?

Pada halaman 92, Mom bisa mendapat informasi kenapa si kecil bisa mengalami perubahan emosi secepat kilat. Selanjutnya pada halaman 94, Mom bisa menemukan bagaimana cara agar tangki emosi bisa terisi kembali.  Oh ya, Mom tak perlu khawatir, temperamen si kecil memang tak bisa diubah, namun bisa dilatih dan ditingkatkan kemampuan untuk mengontrolnya. 

Apakah Mom pernah membantu si kecil belajar? Misalnya meminta ia membaca suatu hal, kemudian Mom akan mengajukan pertanyaan. Ternyata, ketika Mom mengajukan pertanyaan, sedikit bahkan tak ada pertanyaan yang dijawab dengan benar, tak jarang si kecil hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu jawabannya.

Merasa gemas bukan Mom? Padahal ketika ditanya, si kecil mengatakan sudah mempelajarinya dan paham dengan apa yang ia baca. Si kecil bisa saja langsung menangis dan merajuk karena tak paham apa yang terjadi. Ia yakin sudah membaca dan paham, tapi kenapa ketika Mom bertanya, semua hilang dari pikirannya.

Tak perlu merasa kesal Mom, jangan sampai tengki emosi Mom kosong. Bukan salah  cara Mom bertanya, bukan juga salah si kecil karena tidak belajar sungguh-sungguh.  Coba Mom simak Bab 7: Bisa Baca Tapi Susah Paham (Reading Comprehension) agar bisa mendapatkan solusi terbaik.

Membaca dan memahami bacaan menurut buku ini adalah dua hal yang berbeda. Pada halaman 144 Mom bisa menemukan Reading Pyramid. Dijelaskan bahwa membaca memang bisa diajarkan sejak dini, namun kemampuan untuk memahami dan menelaah bacaan merupakan proses yang membutuhkan sistem penunjang  dalam otak. Sistem tersebut belum tentu siap pada usia belia.

Disebutkan juga dalam buku Proust and the Squid, the Story and Science of Reading Bran karangan Maryanne Wolf, Reading Brain harus dibangun sejak dini sesuai dengan tahapan yang ada, sehingga seorang anak bisa memiliki dasar yang kuat untuk memahami bacaan.
Tingkat kemampuan membaca (reading grade level) menentukan kecepatan belajar seorang anak, juga mempengaruhi kapasitas membaca dan berpikirnya. Dalam jangka panjang, kemampuan membaca ini berpengaruh ke tingkat kecerdasan verbal (IO verbal).
-Brain Sculptor, hal 152-
Oh ya Mom, membaca setiap hari juga disarankan bagi orang dewasa lho. Sebuah riset membuktikan membaca setiap hari membuat orang dewasa memiliki kemampuan kognitif  otak yang lebih unggul serta mencegah demensia-penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat.

Coba diingat, berapa kali buah hati bersemangat untuk mengikuti kursus atau klub terkait cita-citanya, kemudian mundur? Misalnya semangat bergabung dalam sekolah sepak bola karena ingin jadi pemain bola, baru berlatih beberapa bulan, buah hati memutuskan untuk mengganti cita-citanya.

Lama-lama Mom merasa kewalahan. Berganti kursus butuh biaya tak sedikit, belum lagi perlengkapanya. Begitu buah hati mengatakan ingin mencoba hal baru, Mom langsung menolak, mengingat peristiwa-peristiwa lalu. 

Kenapa bisa begitu? Bacalah Bab 9: Mudah Menyerah. Jangan-jangan secara tak langsung Mom pernah melakukan hal yang membuat buah hati memiliki  fixed mindset. Baca ya Mom supaya paham he he he. Jangan khawatir, bisa kok diubah perlahan-lahan.

Kenapa dalam bagian awal bab ini Mom atau Moms menjadi Mama? Sebaiknya penulis konsistem mempergunakan panggilan. Lebih aman mempergunakan sapaan yang sama, tanpa mempertimbangkan sapaan untuk satu orang atau banyak orang. Menyapa dengan Mom, Moms, atau bahkan Mama.

Sebagai penggila buku, tentunya Mom ingin agar anak juga menyukai kegiatan membaca. Tak hanya menyukai membaca, namun juga paham dengan apa yang ia baca.  Dengan memahami apa yang ia baca akan menambah pengetahuan yang bermanfaat.

Dengan ilustrasi menawan, buku ini berkesan tidak  kaku, hingga menjadi menarik dan lebih mudah dipahamioleh pembacanya.Demikian juga dengan penggunaan bahasa, mudah dimengerti. Kalimat yang dirasa penting, dicetak dengan warna berbeda. Istilah asing langsung diberikan keterangan disampingnya.

Jenis dan ukuran huruf juga bisa dikatakan nyaman untuk dibaca. Moms yang tak memiliki banyak waktu namun tetap ingin membaca buku parenting, sangat tepat memilih buku ini.

Sekedar saran, jika buku ini dicetak ulang, nomor halaman sebaiknya diganti jangan warna putih. Memang terlihat cantik dan kontras dengan latar orange, namun kurang terlihat jika untuk nomor halaman.  Meski warna orange  sering disebut sebagai warna semangat, mungkin maksudnya agar Moms semangat membaca buku ini, warna halaman saja yang diganti dengan warna lain.

Hal lain yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini, walau usia anak saya sudah tidak mungkin untuk menjalani kegiatan pengembangan otak, adalah kata  Tea for Moms

Berdasarkan pengalaman pribadi dahulu, setiap membaca buku tentang parenting, saya harus meluangkan waktu khusus,  selalu was-was saat membaca, takut menemukan hal yang menyatakan bahwa yang selama ini saya lakukan adalah salah, yang benar adalah yang tertera dalam buku ini.

Bagian Tea for Moms, justru sengaja dibuat untuk diisi saat moms sedang santai, memanfaatkan me time dengan optimal misalnya. Ngeteh cantik sambil menulis jurnal, mempelajari tentang pertumbuhan otak menjadi lebih menyenangkan. 

Tea for Moms membantu agar Moms bisa mengetahui sejauh mana Moms sudah memahami isi buku. Kemudian, apa yang direncanakan untuk mempraktekkan petunjuk yang ada. Jika ternyata yang selama ini dilakukan kurang tepat, bagian ini bisa menjadi tempat untuk Moms melakukan intropeksi. Jika ada yang Moms belum pahami, jangan ragu untuk mecatat, jika ada kesempatan, maka moms bisa mencari tahu tentang hal tersebut.

Pada halaman xii disebutkan mengenai bagaimana cara memanfaatkan buku ini secara optimal.  Disebutkan bahwa tiap bab terdiri dari 4 bagian. Tapi yang disebutkan baru bagian uraian; bagian  The Brain Sculptor's Guide;  dan Tea for Moms. Satu lagi apakah?  Saya tidak menemukan bagian lain selain tiga bagian yang sudah disebutkan sebelumnya.

Buku ini diterbitkan pada awal pandemi. Saat itu, tugas mendidik anak yang selama ini dilakukan bersama antara orang tua dan para guru di sekolah mengalami perubahan. Bisa dikatakan buku ini membantu para orang tua untuk mendidik anak selama masa pandemi. Namun bukan berarti buku ini tak bisa dibaca dan diterapkan jika pandemi berakhir. Isi buku ini tetap relevan untuk dibaca dalam segala kondisi.

Sangat cocok untuk dibaca Moms sebagai tambahan referensi, juga untuk dijadikan hadiah bagi pasangan yang baru  saja memiliki buah hati. Cocok juga sebagai persiapan bagi pasangan yang sedang menyiapkan diri untuk memiliki anak.

Oh ya, buku ini juga boleh dibaca oleh para Pap sehingga bisa menjadi rekan Moms dalam mendidik anak. Paps jadi memahami apa yang sedang Moms lakukan dalam upaya membentuk dan mekatik otak buah hati sehingga bisa berkembang secara optimal.

Sumber Gambar:
Buku BRAIN SCULPTOR: Seni Membentuk dan Melatih Otak Anak

Jumat, 23 September 2022

2022 #24: Toko yang Menjual Mimpi

Penulis: Lee Miye
Penerjemah: Dwira Rizki
Penyuting: Jia Effendie
ISBN: 9786026486677
Cetakan:Ketiga-Juni 2022
Halaman: 290
Penerbit: BACA
Harga: Rp 85.000
Rating: 3.25/5

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
.....
.....
-Laskar Pelagi, Nidji-

Kalian tahu apa itu mimpi? Sejak usia berapa kalian tahu apa yang dimaksud dengan mimpi itu? Saya mengetahui kata mimpi pertama kali dari majalah Bobo. Pada salah satu kisah Keluarga Bobo dikisahkan Bobo, Coreng, dan Upik akan segera tidur, tak lama kemudian disebutkan bahwa mereka sudah bermimpi. Meski demikian, apa dan bagaimana mimpi itu sendiri baru saya pahami beberapa tahun setelahnya. 

Menurut KBBI,  mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur; angan-angan.  Sesuatu yang dialami dalam tidur  sering kali dianggap sebagai pertanda bagi beberapa orang. Tak heran berkembang pengetahuan untuk mengartikan mimpi. Urusan percaya atau tidak akan makna mimpi tergantung pada masing-masing individu. 

Ternyata, mimpi bisa dibeli lho, silakan pergi ke Dallergut, toko penjual mimpi. Untuk menuju ke sana, kalian hanya perlu tidur.  Melalui tidur kalian akan memasuki desa pertokoan di sana bisa ditemui sejumlah food truck yang menjajakan masakan untuk membantu datangnya rasa kantuk, dan tentunya Toko Penjual Mimpi, Dallergut.

Menjadi karyawan di Dallegut bisa dikatakan impian Penny. Pada bagian  awal digambarkan bagaimana tegangnya Penny ketika akan mengikuti tes menjadi karyawan. Wawancara yang dilakukan oleh Dallergut langsung selaku pemilik, tidak mengajukan pertanyaan standar. Penny harus menjelaskan mengapa menurutnya mimpi adalah mencoba hal-hal yang tidak bisa dilakukan dalam kehidupan nyata, mimpi merupakan pengganti hal-hal yang mustahil.

https://www.goodreads.com/
book/show/58912839
Dari blurd, pembaca sudah bisa mengetahui bahwa Penny akan diterima kerja. Lalu apa gunanya pembaca diberikan informasi perihal wawancara Penny?  Penjabaran proses penerimaan Penny sebagai karyawan bisa dianggap cara penulis untuk menunjukkan betapa istimewanya Penny. Juga untuk memberikan gambaran awal bagaimana toko itu beroperasi.

Bisa dikatakan kisah dalam buku ini mengambil sosok Penny sebagai tokoh sentral. Bagaimana Penny melakukan kesalahan fatal pada hari pertama kerja, kegembiraannya menemani Dallergut menghadiri konferensi, hingga dipercaya mengambil produk uji coba.

Jalan yang dilalui Penny digambarkan selalu mulus. Bayangkan melakukan kesalahan pada hari pertama kerja hingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit, namun tidak mendapat sanksi. Saat mempersiapkan diri untuk tes menjadi pegawai, ada yang membantu memberikan gambaran tentang bagaimana tes berlangsung. Sungguh beruntungnya Penny!

Meski bisa dikategorikan dalam novel fantasi. cerita dalam buku ini lebih menyentuh pada kehidupan manusia dalam dunia nyata. Contohnya pemuda yang membutuhkan mimpi  yang mampu menggugah inspirasinya,  sehingga ia bisa menciptakan lagu seperti Yesterday   karya Paul McCartney. Penulis lagu mana yang tak pernah merasakan kehabisan ide, siapa yang tak ingin karyanya dikenang sepanjang masa?

Atau kisah tentang seekor anjing yang membeli mimpi tentang diajak jalan-jalan seluruh penghuni rumah karena mereka pergi lama sekali hari itu hingga ia merasa kesepian. Sejak memeilihara anjing, perasaan salah satu penghuni rumah menjadi lebih sensitif. Unik  ya,  pelanggan toko tersebut tidak hanya manusia namun juga hewan.
https://www.goodreads.com/book
/show/60800133-r-ya-d-kk-n-1

Oh, ya, apakah kalian pernah mengalami de javu?  Merasa  mengalami suatu kejadian yang sama atau pergi ke suatu tempat yang sama? Jangan-jangan tanpa disadari, kalian pernah membeli mimpi di Dallergut! 

Kalian membeli mimpi ingin pergi ke tempat idaman sebelum benar-benar bisa ke sana. Atau mimpi  mengalami suatu kejadian yang menggembirakan sebelum benar-benar mengalaminya. Bisa saja! Mereka yang berbelanja ke  sana tak akan ingat peristiwa tersebut saat bangun.

Tak melulu soal mimpi, sebenarnya buku ini juga memberikan tips bagaimana untuk berbisnis. Dalam beberapa bagian, dibahas bagaimana upaya  Dallergut dan para  manajer lantai untuk dapat  meningkatkan penjualan. Sementara, pada bagian yang mengisahkan perihal konferensi berkala produser dan pedagang mimpi  yang  juga membahas tentang bagaimana menekan kerugian. 

Mau tak mau, saya meringis membaca uraian di halaman 179. Disebutkan bahwa jumlah orang di kawasan Asia yang yang bergadang semalaman untuk  menonton Piala Dunia yang diselenggarakan di kawasan  Eropa, berdampak pada jumlah mimpi yang terjual saat itu.  Jika bergadang, maka orang tidak tidur, lalu bagaimana orang bisa membeli mimpi? 

Kenapa saya menangkap ada nada mengejek? Padahal menonton merupakan salah satu fantasi, suatu ketika negara Asia juga bisa mengikuti ajang tersebut. Seperti yang disebutkan penulis, mimpi dan fantasi berdampingan. Fantasi menjadi mimpi, dan tak ada yang mustahil dalam mimpi.

Layaknya kehidupan nyata, di sana juga ada ajang pemberian penghargaan, yaitu Penghargaan  Mimpi Akhir Tshun.  Ada penghargaan untuk  Pendatang Baru;  Produk Terlaris Bulan Desember; Tata Artistik Terbaik, Naskah terbaik; dan Grand Prix. 
https://www.goodreads.com/
book/show/59113181
 
Penasaran, bagaimana cara kerja mimpi yang dibeli dari Dallergut? Hanya disebutkan mereka yang membeli selanjutkan akan memasukan mimpi tersebut dalam tidur mereka. Jadi mereka akan bermimpi sesuai dengan mimpi yang mereka beli. Saya tak menemukan bagian yang menjelaskan proses memasukkan mimpi. 

Apakah sebelum tidur membuka kotak yang dibeli lalu mimpi  masuk ke otak melalui hirupan? Atau begitu mereka tertidur, isi kotak secara otomatis menguap masuk dalam alam mimpi?  Pada bagian awal disebutkan jika calon pembeli bisa melihat isi  kotak mimpi sebelum membeli, jadi bagaimana caranya? Bagaimana juga cara kerja untuk mimpi yang dikirimkan  anonim? Sepertinya saya harus menerima begitu saja bagian mimpi yang dibeli akan menjadi mimpi pembelinya.

Mungkin saya yang terlalu berharap banyak peristiwa fantasi, misalnya mimpi yang dialami dijabarkan dengan lebih panjang dan lengkap. Kemudian, ada komponen dalam mimpi tersebut yang terbawa dalam kehidupan nyata sehingga membuat kehidupan pemimpi mengalami banyak hal unik. Begitulah, walau ada, ternyata versinya tidak sebanyak yang saya duga.  

Sebenarnya saya sudah lama tertarik pada buku ini. Hanya saja, karena sudah berjanji pada diri sendiri akan membabat timbunan hingga menyisakan maksimal 5 buku baru membeli buku lagi, butuh waktu lumayan untuk bisa mendapatkan buku ini.  Sebagai bahan perbandingan berapa lama, buku yang saya miliki merupakan cetakan ketiga

Kisah yang menarik. Ide sederhana yang diolah menjadi sesuatu yang menarik. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh siapa saja yang merasa hidupnya tidak baik-baik saja dan bermimpi akan ada perubahan

Tak ada yang tak mungkin! 
Mimpi merupakan langkah awal seseorang untuk maju. Tak ada salahnya bermimpi, karena mimpi bisa menjadi kekuatan.

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com/








































Minggu, 11 September 2022

2022 #23: Bird Box: Upaya Menyelamatkan Diri Dengan Bantuan Burung-Burung

Penulis: Josh Malerman
Penerjemah: Ingrid Nimpoeno
Penyunting: Yuli Pritania
ISBN: 9786023859634
Hal: 400
Cetakan: Pertama-September 2019
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 89.000
Rating: 4/5

Mengetahui batas pikiran manusia sama dengan mengetahui kekuatan penuh makhluk-makhluk ini. Kalau menyangkut pemahaman, maka akibat dari perjumpaan apa pun dengan makhluk-makhluk ini pasti sangat berbeda di antara dua orang. Batas pikiranku berbeda dengan batas pikiranmu

-Bird Box, hal 280-

Sangat paham bahwa buku dan film memiliki perbedaan dalam banyak aspek. Maka, sebuah buku yang diangkat menjadi film, atau sebuah film yang dijadikan buku, pasti memiliki perbedaan. Kenapa saya tetap ingin menikmati keduanya? Karena dengan menikmati kedua versi, saya bisa menikmati kisah dari dua sisi, sisi cetak dan sisi audiovisual.

Saya juga jadi bisa mengetahui bagaimana persepsi sesorang ketika mengubah sederetan kalimat panjang menjadi adegan dalam film. Atau, bagaimana mendeskripsikan suatu adegan menjadi sebuah kalimat efektif dan mudah dipahami

Buku ini, eh saya ralat, saya coba menggabungkan vesi cetak dan film. Dikisahkan mengenai seorang wanita yang membawa sepasang anak kecil mengarungi sungai selama sekian hari guna menuju sebuah tempat yang aman. 

Telah terjadi kekacauan sekitar 4-5 tahun lalu, dimana mendadak banyak orang melakukan bunuh diri setelah melihat "sesuatu". Bahkan ada yang juga membunuh orang yang berada di dekatnya. Hingga akhir  kisah, tak ada informasi lebih lanjut mengenai apa dan dari mana "sesuatu" itu berasal.

Dalam buku, hanya disebutkan burung-burung akan bertingkah aneh jika ada "sesuatu" berada di sekitar mereka. Sementara dalam film, ditambahkan infromasi "sesuatu' yang tak terlihat keberadaannya diikuti oleh angin. Dan tentunya juga burung-burung yang ramai menciap.

https://www.goodreads.com/
book/show/60421455

Rumah hanyalah tempat yang aman. Mereka yang berlindung dalam rumah menutup semua jendela atau  apa saja yang membuat seseorang bisa memandang ke luar. Untuk bertahan hidup, mereka harus memakai penutup mata ketika berada di luar rumah, bahkan ketika sedang mencari persediaan makanan.

Meski berada dalam rumah, bukan berarti mereka 100% aman dari bahaya. Bisa saja "sesuatu" berada di depan pintu rumah dan siap menyusup masuk ketika ada yang baru kembali dari mencari bahan makanan.

Mereka yang selamat belakangan tidak hanya berurusan dengan "sesuatu" tapi dengan orang-orang yang sudah dipengaruhi oleh "sesuatu" namun bersikap layaknya orang umum. "sesuatu" mempengaruhi mereka untuk membuat semakin banyak orang membuka tutup mata, atau memandang ke luar rumah, kemudian akhirnya bunuh diri

Demi keamanan, beberapa orang yang selamat mempergunakan burung-burung sebagai alarm keberadaan "sesuatu". Jika saya tak salah ingat, dalam film burung-burung  yang dipelihara oleh Malorie-tokoh utama, diperoleh dari swalayan yang mereka jarah. Siapa yang mengira mereka membutuhkan bantuan burung-hewan berukuran kecil untuk bertahan hidup.

Meski agak aneh awalnya melihat tak ada yang protes ketika ia memilih membawa sangkar burung yang lumayan besar dibandingkan sekantong makanan misalnya. Kenapa tidak dibawa tanpa sangkar? Atau diganti sangkar yang lebih kecil. Pastinya bisa ditemukan di sekitar area swalayan.

Sementara dalam buku ini, pada halaman 173-174 dan 205, disebutkan bahwa burung-burung tersebut ditemukan  dalam kotak di garasi seorang pemburu. Mereka tak tahu jenis apa dan bagaimana burung-burung itu bisa bertahan hidup. Mungkin saja pemiliknya memberikan makan banyak.

Ketika mengarungi sungai, dalam versi film  baru burung-burung dimasukkan dalam kotak supaya lebih mudah dibawa. Bagian ini membuat saya mengira jika judul kisah diambil dari bagian yang mengisahkan tentang keberadaan burung-burung dalam kotak.
https://www.goodreads.com
/book/show/42110777-bird-box

Akhir kisah buku dan film sama-sama membahagiakan (sudah bisa diduga).  Baik Malorie, dan kedua anak kecil tersebut bisa mencapai tempat yang aman. Di sana mereka menemukan kenyataan yang mengejutkan! Tidak saja karena jumlah yang berada di sana terbilang banyak, namun juga bagaimana kondisi fisik mereka yang berhasil selamat! 

Oh ya, adegan orang yang mendadak bunuh diri dalam film, sempat membuat saya mengira ini menyerupai adegan dalam film atau buku The Cell karya Stephen King. Serupa tapi tak sama ternyata. Ada sesuatu, yang tak kasat mata yang mempengaruhi seseorang melalui pandangan. Sementara dalam Cell, pengaruh melalui jaringan telepon.

Namanya juga saya he he he. Bagaimana ketiga orang tersebut bertahan di sungai menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah mereka sama sekali tak pernah berhenti? Bagaimana urusan untuk buang hajat? Apakah tubuh mereka benar-benar mampu bertahan tanpa makan selama di sungai? 

Dalam buku saya temukan jawaban dari rasa penasaran saya. Misalnya pada halaman  239 ditulis,"Kakinya dibasahi kencing, air, darah, dan muntahan." Begitulah, salah satu manfaat menikmari versi film dan buku, saling melengkapi.

Kedua anak yang begitu patuh  sedikit meragukan bagi saya, karena umumnya anak-anak seusia itu pasti jarang bisa mengikuti perintah dengan baik dan benar dalam waktu yang lama. Andai dalam film dibuat keduanya sedikit melawan peraturan, tidak hanya dengan menyusul dan meninggalkan perahu. tapi sesuatu yang khas anak-anak. Seperti memaksa untuk makan sesuatu, atau minta sesuatu tentunya akan membuat kisah menjadi semakin seru ^_^.
https://www.goodreads.com/
book/show/44305641-bird-box

Tapi bisa saja pengalaman sekian tahun bersembunyi membuat keduanya menjadi sangat taat perintah. Apapun itu, bisa dikatakan keduanya menjadi kekuatan bagi si tokoh wanita untuk mampu bertahan menghadapi segala hal. Tentunya dengan bantuan burung-burung yang mereka pelihara.

Kembali, jadi teringat sebuah kisah.  Adegan bertahan hidup membuat saya teringat pada kisah The Revenant karangan Michael Punke masih dari penerbit yang sama. Bagaimana tokoh dalam kisah itu, Hugh Glass berupa bertahan hidup perlu diacungi jempol.

Baik Hugh Glass maupun Malorie, keduanya sama-sama berjuang keras untuk bertahan hidup, meski sumber kekuatan keduanya berbeda. Yang satu karena dendam, sementara yang lain untuk memberikan kehidupan lebih baik, terlepas dari marabahaya bagi kedua anak yang masih kecil. 

Bagian paling menyentuh bagi saya adalah ketika  wanita hamil yang selama ini tinggal bersama Malorie berhasil dibujuk untuk melihat keluar, ke jalanan, kemudian mulai terpengaruh untuk meloncat keluar dari lantai 2. Malorie dengan segala bujuk rayu berhasil membuat wanita itu menyerahkan bayinya sebelum melompat keluar. Memilukan!

Sebuah kisah yang menarik! Namun, jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya ide kisah yang diolah penulis adalah hal yang biasa, seputar bagaimana seseorang bertahan hidup. Kelebihan kisah ini adalah kemampuan penulis membangkitkan ketegangan pembaca sejak lembar pertama secara konsisten.

Apalagi kisahnya diceritakan dengan alur maju mundur. Film dibuka dengan adegan Malorie yang memberikan arahan keras pada sepasang anak kecil sebelum keluar rumah. Kemudian menuju pada adegan ketika Malorie sedang bercakap-cakap dengan adik perempuannya lalu pergi ke dokter bersama.
https://www.goodreads.com/
book/show/58987764-bird-box

Kekurangannya adalah detail kecil yang terlewat oleh penulis maupun pada film (pada film entah urusan sutradara atau penulis skenario?). Sebagai contoh, mobil yang dipakai untuk menjarah swalayan bisa dikatakan memiliki garasi yang tidak terlalu besar, kemana begitu banyak barang yang sudah mereka siapkan untuk dibawa? 

Kemudian, kenapa saat para tokoh turun dan mobil tidak terlihat mereka mengoptimalkan ruangan yang ada untuk membawa bahan makanan? Mereka melenggang turun seakan baru kembali dari belanja bulanan, bukan mencari persediaan makanan. Untuk yang tertarik menonton film, silakan simak dulu ulasannya di laman berikut.  

Bagaimana para tokoh bertahan hidup menujukkan bahwa kepandaian dan kebijaksanaan harus seiring dan sejalan. Waspada perlu, namun bukan berarti menjadi paranoid. Percaya sesama harus, tapi bukan berarti percaya membabi buta. Kerjasama menjadi perekat diantara mereka untuk bisa menghadapi segala rintangan.

Dalam situasi mendesak, manusia cenderung akan mengeluarkan segala potensi secara optimal. Sesuatu yang selama ini tidak pernah mereka duga mampu dilakukan. Malorie, ternyata mampu mendayung selama sekian hari, ia mampu menjalani hari-hari dengan mempergunakan penutup mata yang menyebabkan penglihatannya menjad sangat terbatas.

Terlepas dari kekurangan yang ada (menurut versi saya lho), saya akan merekomendasikan kisah ini bagi mereka yang sedang butuh bacaan atau tontonan untuk memicu motivasi diri. Ayolah, Malorie dengan tutup mata saja bisa bertahan hidup, masak kita kalah! Tak ada yang tak mungkin selama kita yakin bisa dan mau berusaha.

Rasanya tak ingin meletakkan buku sebelum kisah berakhir. Novel Bird Box mendapat Bram Stoker Award Nominee for Best First Novel (2014), Shirley Jackson Award Nominee for Novel (2014), Goodreads Choice Award Nominee for Horror (2014), James Herbert Award Nominee (2015), This is Horror Award for Novel (2014).  Lumayan bukan?

Informasi pada laman mizanstore.com disebutkan bahwa penulis kisah ini adalah seorang anggota band The High yang beraliran rock.  Dalam Goodreads (di sini), disebutkan ada buku kedua dari kisah ini. Mari menunggu, apakah diterjemahkan juga oleh penerbit, atau kita terpaksa membaca versi bahasa Inggris, bagi yang mampu ^_^.

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com/