Judul asli: Almond
Penulis: Sohn Won - Pyung
Penerjemah: Suci Anggunnisa Pertiwi
ISBN: 9786020519807
Cetakan: Kesepuluh-Juni 2022
Halaman: 220
Penerbit: Grasindo
Harga: Rp 88.000
Rating: 3.75/5
"Mungkin karena kau anak yang
istimewa. Biasanya orang-orang tidak bisa menerima perbedaan dalam dirinya dan orang lain. Kau ini monsterku yang
tampan."
-Almond, hal 10-
Buku setebal 220 halaman ini berkisah tentang kehidupan
seorang anak laki-laki bernama Seon Yoonjae.
Ia menderita ketidakmampuan mengungkap emosi-alexithymia. Bagaimana kondisinya berdampak pada keluarga dan lingkungan. Serta
bagaimana ia menjalin bersahabatan yang unik dengan "monster-monster"
lain.
Keseluruhan kisah dalam buku ini terbagi dalam empat episode ditambah dengan prolog, dan pastinya
epilog. Pada episode pertama dikisahkan mengenai masa kecil tokoh utama kita. Ibunya begitu cemas akan kondisi sang anak yang tak pernah
menunjukkan ekspresi. Ia dianggap aneh karena tidak menunjukkan simpati dan emosi di hadapan orang lain.
Para dokter yang
merawatnya mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh almond atau amigdala yang ia miliki berukuran kecil,
ditambah dengan jaringan komunikasi antar sistem limbik otak dan lobus frontal
tidak lancar. Salah satu yang muncul adalah ia tak merasakan takut.
|
https://www.goodreads.com/book/ show/44927209-h-nh-nh-n |
Sang ibu bahkan berusaha mengajari Yoonjae tentang bagaimana bersikap sehingga tak ada lagi yang menganggapnya aneh. Yoonjae
juga mendapat kacang almond sebagai
tambahan makanan. Diharapkan dengan mengkomsumsi almond berdampak pada perubahan kondisinya.
Selain pandangan miring terhadap Yoonjae, kehidupan mereka berjalan biasa saja seperti orang lain. Namun, sebuah peristiwa besar mengubah hidupnya. Yoonjae harus mampu bertahan hidup
sendiri, entah untuk berapa lama.
Pada bagian kedua mengisahkan bagaimana Yoonjae menjalani
kehidupan sendiri. Termasuk
perkenalannya dengan "monster" lain yang bernama Lee Soo-Gon. Gon yang semula membencinya, perlahan menjadi
teman.
Semuanya dikarenakan Gon merasa ia tidak
dianggap sebagai anak aneh oleh Yoonjae. Persahabatan yang unik, Yoonjae merasakan dirinya adalah anak yang lemah,
sementara Gon selalu berpura-pura kuat dan menolak mengakui kelemahannya.
"Memahami perasaan yang belum kauketahui itu tidak selamanya
baik. Perasaan adalah hal yang
menyebalkan. Dunia ini bisa terlihat berbeda dengan apa yang kau ketahui. Semua
hal-hal kecil yang mengelilingimu bisa menjadi senjata tajam untukmu. Wajah
tanpa ekspresi atau omongan-omongan tajam bisa datang menghampirimu.
-hal 134-
Bagian ketiga menceritakan bagaimana Yoonjae
bertemu dengan "monster" lain bernama Dora. Jika Gon
memberikan pelajaran tentang rasa berdosa, rasa sakit, serta penderitaan, maka
Dora mengajarkan kebalikannya. Dunia Yoonjae terasa berbeda ketika ia bertemu Dora. Untuk pertama kali, ia bisa merasakan
apa yang disebut jatuh cinta.
|
https://www.goodreads.com/ book/show/55338962-almond |
Dan bagian keempat, sungguh luar biasa. Ini merupakan
klimaks tentang bagaimana hubungan Yoonjae dengan Gon, dan hubungannya dengan Dora.
Bagaimana juga Yoonjae telah menganggap Gon adalah teman akrabnya, dan ia akan
melakukan apa saja demi membela Gon. Termasuk menjadi tameng ketika Gon
dianiaya orang.Sedangkan dengan Dora, apa yang selama ini mereka jalani cukup mampu untuk membuat Yoonjae memandang hidup dengan cara yang berbeda. Salah satu kenalannya malah mengusulkan agar ia memeriksakan diri, siapa tahu almondnya mengalami perkembangan.
Dengan cara bercerita yang tak biasa, buku ini menawarkan kisah tentang bagaimana bertahan hidup yang berbeda. Cara hidup di Jepang memang berbeda dengan kehidupan di Indonesia, namun setidaknya pembaca bisa mendapatkan gambaran bagaimana kehidupan yang dijalani oleh tokoh utama dalam kisah ini.
Jelas bukan hal mudah menjalani kehidupan menjadi anak yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak lain. Untung ibu dan neneknya selalu mendukung dan memberikan pelajaran bagaimana harus bersikap. Mengajarkan tentang emosi bukan hal mudah, tapi setidaknya sang anak sendiri, ibu dan nenek berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Tidak bisa juga menyalahkan orang yang menganggap Yoonjae aneh. Orang tua mana yang tak heran jika melihat ada anak kecil yang hanya menatap anak lain yang jatuh tanpa berusaha melakukan apa-apa. Minimal ada perubahan pada mimik wajahnya. Rasa heran, orang sekitar, perlahan menjadi rasa takut yang membuat ia dijauhi.
Andai mereka tahu, Yoonjae bukannya bersikap masa bodoh tapi ia tak tahu harus bersikap bagaimana, baginya anak lain yang jatuh bukanlah suatu hal yang perlu mendapat perhatian khusus dengan bertanya atau menunjukkan mimik khawatir.
Bagian yang mengisahkan bagaimana sebuah peristiwa membuat ia harus hidup sendiri, sungguh menyentuh hati. Penulis memainkan emosi pembaca dengan baik. Selain mengasihani Yoonjae, sumpah serapah untuk pelaku kejahatan juga dilontarkan. Baca ya supaya tahu peristiwa apa itu ^_^.
Sedih rasanya membayangkan seorang anak remaja penderita alexithymia hidup sendiri. Selain ia harus mampu mengurus segala keperluan sendiri, tak ada sosok yang mengajarinya lagi bagaimana harus bersikap. Tak ada yang memberikan dukungan dan perlindungan jika ia mengalami perundungan. Mulai sekarang Yoonjae benar-benar sendiri.
|
https://www.blibli.com/friends/ blog/buku-yang-dibaca-suga-bts-05/ |
Tak heran jika buku yang mendapat penghargaan 本屋大賞 for Translated Fiction (2020), 창비청소년문학상 (2016) ini menjadi pilihan bacaan Suga BTS. Selain memang mengajarkan tentang bagaimana kita harus kuat menghadapi kehidupan ini dengan segala perbedaan dan keterbatasan yang kita miliki, urusan persahabatan dan secuil kisah cinta, menjadi bumbu yang tak bisa diabaikan.
Gon bersahabat tanpa pamrih dengan Yoonjae. Dora memiliki rasa cinta pada Yoonjae. Selain ibu, nenek dan tetangga yang mengurusnya, kedua anak itu yang menerima Yoonjae dengan segala perbedaannya.
Dalam situs berikut, disebutkan bahwa amigdala (amygdala) adalah sebuah organ di dalam otak besar yang berfungsi dalam mengatur emosi dan ingatan yang berhubungan dengan rasa takut dan bahagia. Organ ini termasuk ke dalam sistem limbik atau sekumpulan organ yang berperan dalam pembentukan tingkah laku, emosi, dan memori. |
https://hellosehat.com/saraf/fungsi-amigdala/ |
Lebih lanjut juga disebutkan bahwa amigdala juga berperan dalam keterampilan sosial karena perannya dalam proses pembelajaran, memori, dan emosi. Melansir laman GoodTherapy, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan amygdala yang lebih besar cenderung memiliki lingkaran sosial yang lebih besar dan aktif. Ambil contohnya, memiliki jumlah kontak dan kelompok sosial yang lebih banyak.
Membutuhkan waktu lama untuk bisa mendapatkan kesempatan membaca buku dengan nomor panggil 823 WON a, yang hanya satu ini. Padahal saya ikut merekomendasi dan melakukan proses pembelian. Begitulah, jodoh dengan buku memang unik.
Sumber Gambar:
https://hellosehat.com/saraf/fungsi-amigdala/
اقرأ أيضا : 6 Feats of Vegapunk, the Most Genius Scientist in One Piece
BalasHapusاقرأ أيضا : Will Code Protect Boruto from Konoha's Shinobi?
اقرأ أيضا : 5 Delicious Traditional Foods From Madrid That You Should Enjoy
اقرأ أيضا : Why is Code Not Immune to Eida's Powers in Boruto? Here's the Answer
اقرأ أيضا : The Origin and Power of Code, Naruto’s New Enemy in Boruto