Senin, 31 Juli 2023

2023 #22: Kisah Kehidupan Seon Yoonjae

Judul asli: Almond
Penulis: Sohn Won - Pyung
Penerjemah: Suci Anggunnisa Pertiwi
ISBN: 9786020519807
Cetakan: Kesepuluh-Juni 2022
Halaman: 220
Penerbit: Grasindo
Harga: Rp 88.000
Rating: 3.75/5

"Mungkin karena kau anak yang istimewa. Biasanya orang-orang tidak bisa menerima perbedaan dalam dirinya dan orang lain. Kau ini monsterku yang tampan."
-Almond, hal 10-

Buku setebal 220 halaman ini berkisah tentang kehidupan seorang  anak laki-laki bernama Seon Yoonjae. Ia menderita ketidakmampuan mengungkap emosi-alexithymia. Bagaimana kondisinya berdampak pada keluarga dan lingkungan. Serta bagaimana ia menjalin bersahabatan yang unik dengan "monster-monster" lain.

Keseluruhan kisah dalam buku ini terbagi dalam empat  episode ditambah dengan prolog, dan pastinya epilog. Pada episode pertama dikisahkan mengenai masa kecil tokoh utama kita.  Ibunya begitu cemas  akan kondisi sang anak yang tak pernah menunjukkan ekspresi. Ia dianggap aneh karena tidak menunjukkan simpati dan emosi di hadapan orang lain.

Para dokter yang merawatnya mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh almond atau  amigdala yang ia miliki berukuran kecil, ditambah dengan jaringan komunikasi antar sistem limbik otak dan lobus frontal tidak lancar. Salah satu yang muncul adalah ia tak merasakan takut.

https://www.goodreads.com/book/
show/44927209-h-nh-nh-n
Sang ibu bahkan berusaha mengajari Yoonjae   tentang bagaimana bersikap sehingga tak ada lagi yang menganggapnya aneh. Yoonjae  juga mendapat  kacang almond sebagai tambahan makanan. Diharapkan dengan mengkomsumsi almond  berdampak pada perubahan kondisinya. 

Selain pandangan miring terhadap Yoonjae,  kehidupan mereka  berjalan  biasa saja seperti orang lain. Namun, sebuah peristiwa besar mengubah hidupnya. Yoonjae harus mampu bertahan hidup sendiri, entah untuk berapa lama.

Pada bagian kedua mengisahkan bagaimana Yoonjae menjalani kehidupan sendiri.  Termasuk perkenalannya dengan "monster" lain yang bernama Lee Soo-Gon.  Gon yang semula membencinya, perlahan menjadi teman. 

Semuanya dikarenakan Gon merasa ia tidak dianggap sebagai anak aneh oleh  Yoonjae. Persahabatan yang unik, Yoonjae merasakan  dirinya adalah anak yang lemah, sementara Gon selalu berpura-pura kuat dan menolak mengakui kelemahannya.

"Memahami perasaan yang belum kauketahui itu tidak selamanya baik. Perasaan adalah  hal yang menyebalkan. Dunia ini bisa terlihat berbeda dengan apa yang kau ketahui. Semua hal-hal kecil yang mengelilingimu bisa menjadi senjata tajam untukmu. Wajah tanpa ekspresi atau omongan-omongan tajam bisa datang menghampirimu.

-hal 134-

Bagian ketiga menceritakan bagaimana Yoonjae   bertemu dengan "monster" lain bernama Dora. Jika Gon memberikan pelajaran tentang rasa berdosa, rasa sakit, serta penderitaan, maka Dora mengajarkan kebalikannya.  Dunia Yoonjae terasa berbeda ketika ia bertemu Dora. Untuk pertama kali, ia bisa merasakan apa yang disebut jatuh cinta.

https://www.goodreads.com/
book/show/55338962-almond
Dan bagian keempat, sungguh luar biasa. Ini merupakan klimaks tentang bagaimana hubungan Yoonjae  dengan Gon, dan hubungannya dengan Dora. Bagaimana juga Yoonjae telah menganggap Gon adalah teman akrabnya, dan ia akan melakukan apa saja demi membela Gon. Termasuk menjadi tameng ketika Gon dianiaya orang.

Sedangkan dengan Dora, apa yang selama ini mereka jalani cukup mampu untuk membuat Yoonjae memandang hidup dengan cara yang berbeda. Salah satu kenalannya malah mengusulkan agar ia memeriksakan diri, siapa tahu almondnya mengalami perkembangan.

Dengan cara bercerita yang tak biasa, buku ini menawarkan kisah  tentang bagaimana bertahan hidup yang berbeda. Cara hidup di Jepang memang berbeda dengan kehidupan di Indonesia, namun setidaknya pembaca bisa mendapatkan gambaran bagaimana kehidupan yang dijalani oleh tokoh utama dalam kisah ini.

Jelas bukan hal mudah menjalani kehidupan menjadi anak yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak lain.  Untung ibu dan neneknya selalu mendukung dan memberikan pelajaran bagaimana harus bersikap. Mengajarkan tentang emosi bukan hal mudah, tapi setidaknya sang anak sendiri, ibu dan nenek berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kehidupan  menjadi lebih baik.

Tidak bisa juga menyalahkan orang yang menganggap Yoonjae aneh. Orang tua mana yang tak heran jika melihat ada anak kecil yang hanya menatap anak lain yang jatuh tanpa berusaha melakukan apa-apa. Minimal ada perubahan pada mimik wajahnya. Rasa heran, orang sekitar, perlahan menjadi rasa takut yang membuat ia dijauhi.

Andai mereka tahu, Yoonjae bukannya bersikap masa bodoh tapi ia tak tahu harus bersikap bagaimana, baginya anak lain yang jatuh bukanlah suatu hal yang perlu mendapat perhatian khusus dengan bertanya atau menunjukkan mimik khawatir. 

Bagian yang mengisahkan bagaimana sebuah peristiwa membuat ia harus hidup sendiri, sungguh menyentuh hati. Penulis memainkan emosi pembaca dengan baik. Selain mengasihani Yoonjae, sumpah serapah untuk pelaku kejahatan juga dilontarkan. Baca ya  supaya tahu peristiwa apa itu ^_^.

Sedih rasanya membayangkan seorang anak remaja penderita alexithymia  hidup sendiri. Selain ia harus mampu mengurus segala keperluan sendiri, tak ada sosok yang mengajarinya lagi bagaimana harus bersikap. Tak ada yang memberikan dukungan dan perlindungan jika ia mengalami perundungan. Mulai sekarang Yoonjae benar-benar sendiri.
https://www.blibli.com/friends/
blog/buku-yang-dibaca-suga-bts-0
5/

Tak heran jika  buku yang mendapat penghargaan  本屋大賞 for Translated Fiction (2020), 창비청소년문학상 (2016) ini menjadi pilihan bacaan Suga BTS. Selain memang mengajarkan tentang bagaimana kita harus kuat menghadapi kehidupan ini dengan segala perbedaan dan keterbatasan yang kita miliki, urusan persahabatan dan secuil kisah cinta, menjadi bumbu yang tak bisa diabaikan.

Gon bersahabat tanpa pamrih dengan Yoonjae. Dora memiliki rasa cinta pada Yoonjae. Selain ibu, nenek dan tetangga yang mengurusnya, kedua anak itu  yang menerima Yoonjae dengan segala perbedaannya.

Dalam situs berikut,  disebutkan bahwa amigdala (amygdala) adalah sebuah organ di dalam otak besar yang berfungsi dalam mengatur emosi dan ingatan yang berhubungan dengan rasa takut dan bahagia. Organ ini termasuk ke dalam sistem limbik atau sekumpulan organ yang berperan dalam pembentukan tingkah laku, emosi, dan memori.
https://hellosehat.com/saraf/fungsi-amigdala/

Lebih lanjut juga disebutkan bahwa amigdala juga berperan dalam keterampilan sosial karena perannya dalam proses pembelajaran, memori, dan emosi. Melansir laman GoodTherapy, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan amygdala yang lebih besar cenderung memiliki lingkaran sosial yang lebih besar dan aktif. Ambil contohnya, memiliki jumlah kontak dan kelompok sosial yang lebih banyak.

Membutuhkan waktu lama untuk bisa mendapatkan kesempatan membaca buku dengan nomor panggil 823 WON a, yang hanya satu ini. Padahal saya ikut merekomendasi dan melakukan proses pembelian. Begitulah, jodoh dengan buku memang unik.

Sumber Gambar:
https://hellosehat.com/saraf/fungsi-amigdala/

1 komentar: