Penulis: Triskadekaman
ISBN: 9786237284895
Halaman: 216
Cetakan: Pertama-2023
Cetakan: Pertama-2023
Penerbit: bukumojok
Harga: Rp 88.000
Rating: 4.95/5
Aku menyaksikan Panuluh digulung kematian setelah dia membiarkan aku mati digulung lautan
-Cara Terampuh Membunuh Nyamuk, hal 160-
Belakangan ini, banyak kisah bermunculan yang menjadikan makhluk lain, bahkan benda menjadi tokohnya. Bukan hal baru memang, tapi dapat menambah semarak dunia literasi. Buku ini misalnya, menawarkan kisah yang berbeda dengan yang sudah beredar selama ini.
Setelah mengambil "pintu" sebagai tokoh utama, kali ini Triskademanan kembali mengambil sosok yang berbeda untuk menjadi tokoh dalam kisahnya. Bagi para penggemar Kafka, buku ini bisa menjadi pengingat kisah. Dalam artian, sebuah kisah yang serupa dimana tokohnya bermetamorfosis menjadi hewan.
Seorang gadis yang tinggal sebatang kara setelah kematian ibu dan adiknya, berusaha mencukupi kebutuhan dengan bekerja sebagai seorang pembasmi nyamuk. Yups! Tak salah baca, Hekate-nama gadis itu menjalani pekerjaan sebagai awak pembasmi nyamuk karena hanya perusahaan tersebut yang bersedia menerimanya bekerja.
Aku tidak memilih pekerjaan ini demi membuktikan diri bahwa perempuan juga bisa membasmi serangga. Aku terpaksa.-hal 11-
Jika dikaji, hal tersebut sebenarnya merupakan sebuah berkah. Karena dengan bekerja sebagai staf pembasmi nyamuk Hekate secara totalitas bisa melakukan segala upaya untuk membasmi kaum pembunuh ibu dan adiknya, sekaligus mendapatkan upah dari kegiatan tersebut.
Kehidupannya Hekate bisa dikatakan layaknya sinetron yang mengusung penderitaan sepanjang hayat si tokoh. Ayahnya mendadak pergi tanpa khabar, ibunya meninggal dunia. Ia dan adiknya lalu tinggal bersama bibi. Tak lama, malaikat maut mengambil adiknya melalui demam berdarah. Ia (seakan) sendiri di dunia.
Tanpa sengaja, Hekate berkenalan dengan seorang peneliti nyamuk bernama Panuluh ketika sedang menerima panggilan untuk membasmi nyamuk di rumahnya. Pertemuan yang berlanjut menjadi sebuah ikatan cinta.
Kisah cinta keduanya memang luar biasa! Panuluh selalu bertindak seakan-akan ia berkuasa pada diri Hekate. Baginya Hekate adalah sosok yang harus selalu setuju dan patuh pada dirinya. Sepertinya ini meniru kelakuan ayahnya yang juga menunjukkan sikap tidak menghormati perempuan. Keluarga mereka sering bersikap merendahkan dan melecehkan perempuan.
Melalui panggilan untuk membasmi nyamuk juga Hekate bertemu kembali dengan orang yang menyampaikan kematian adiknya di rumah sakit dulu, Nozomi. Hekate menjalin bersahabat unik dengan Nozomi. Terutama sekali karena Nozomi juga hidup sebatang kara.
Seiring kenyamanan itu, aku mulai sedikit takut. Terlalu cepat nyaman adalah jebakan. karena hal-hal yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan hanya ilusi... Aku curiga Nozomi mengenalku luar dalam, lalu sengaja mendekatiku, karena sesuatu lain-hal 37-
Semua solah-olah terjadi karena campur tangan alam. Penulis dengan piawai membuat pembaca merasa menikmati kisah tentang kehidupan seorang Hekate terkait hubungan cintanya dengan Panuluh dan bersahabatannya dengan Nozomi. Tapi ternyata tidak sesederhana itu. Tak seindah sinetron Ikatan Cinta yang digandrungi banyak orang.
Semula adalah urusan membasmi nyamuk, berujung kisah tentang konspirasi pembunuhan karena cemburu. Ketiga tokoh; Hekate, Panuluh, serta Nozomi ternyata memiliki hubungan yang rumit akibat urusan percintaan orang tua mereka yang luar biasa. Cinta memang selalu menakjubkan.
Mengambil ilmu cocoklogi, memang ibu Hekate bisa dianggap "nyamuk" yang mengganggung bagi keluarga Panuluh. Walau jika menelaah peristiwa masa lalu, justru ibu Panuluh yang sudah mengganggu kehidupan keluarga Hekate.
Tapi begitulah cinta, keinginan untuk memiliki atas nama cinta bisa membuat seseorang menjadi nekat melakukan apa saja, mengganti peran sebagai sosok yang tersakiti demi pembenaran perbuatan kejam!
Gelombang mistik bernama kutukan memang tak pernah berhenti bekerja, dengan alasan yang belum bisa dijelaskan Manusia-hal 156-
Terkait urusan cinta, perempuan menjadi tokoh yang paling banyak muncul dalam kisah ini. Bapak Hekate yang menjadi kunci munculnya aneka masalah dalam kisah ini justru jarang disebut-sebut. Keberadaannya seakan sebagai pelengkap saja. Padahal karena polahnya membuat semua kakacauan ini muncul.
Seperti yang disebutkan di atas, ternyata metamorfosis pada tokoh dalam kisah terjadi ketika Hekate sudah tidak bernyawa lagi. Entah apa yang ia buat dimasa lalu sehingga ia bisa mendapat kesempatan terakhir menjadi nyamuk , mengetahui perbuatan jahat Nozomi dan Panuluh, dan mendapat kemudahan untuk balas dendam.
Dengan segala tekat yang ada, Hekate menjalankan aksi balas dendamnya. Ibu dan adiknya meninggal karena efek gigitan nyamuk Aedes aegypti, maka ia akan melakukan hal serupa pada para musuhnya.
Menjadi nyamuk membuat ia bisa melakukan balas dendam dengan mudah. Dulu ia adalah pemburu alias pembasmi nyamuk. Sekarang ia adalah nyamuk yang diburu. Bagaimana Hekate menjalankan aksinya, menjadi bagian yang unik dalam kisah ini.
Nyamuk betina yang menggigit penderita demam berdarah bisa menularkannya kepada orang lain. Hanya nyamuk betina yang menularkan penyakit- hal 125-
Mengingat hubungan cinta antara Hekate dan Panuluh, saya merasa mual membayangkan bagaimana keduanya menjalin kemesraan. Kok bisa keduanya melakukan hal tersebut padahal jelas-jelas keduanya bukan "orang lain".
Bagaimana bisa seorang ibu menyarankan hal aneh seperti itu? Dan bagaimana bisa seorang ayah hanya diam ketika tahu ada yang menyakiti anaknya? Ajaibnya dunia ini!
Kadang, seseorang memang tidak seperti yang terlihat. Seperti dugaan Hekate, ada niat terselubung Nozomi. Ia yang semula bersikap manis dan selalu melindungi, ternyata berkomplot menghabisinya.
Ibu Panuluh yang seakan-akan sosok wanita tersiksa padahal sesungguhnya memiliki otak kejam. Waspadalah terhadap seseorang, karena bayangan diri juga bisa menjadi musuh.
Keahlian pemnulis meracik kata membuat saya seakan-akan berada di sebelah Hekate. Ikut merasakan kepanikan saat mengetahui bagaimana tubuhnya berubah menjadi nyamuk, terbang bersama dia, hingga merasa puas sudah bisa menggigit para musuh.
Walau pada bagian tertentu penulis sudah memberikan bocoran petunjuk, tetap saja ketika menemukan kecocokan dugaan saya pada akhir kisah, muncul rasa terkejut. Pada akhirnya penulis meluruskan segala kekusutan yang ada agar semua perkara menjadi jelas.
Membaca buku ini seakan membaca buku pengetahuan tentang nyamuk. Dari mulai telur, larva, pupa atau kepompong, dan terakhir menjadi nyamuk dewasa. Bahkan bagaimana nyamuk Aedes aegypti bertelur dan menggigit manusia, juga diceritakan dengan terinci. Riset yang dilakukan penulis bukan kaleng-kalengan.
Jika dicermati, selain urusan percintaan, dan alergi yang berbuntut panjang, buku ini juga mengusung perihal gender. Ah! Saya belum menyinggung soal alergi sepertinya, baiklah.
Penyebab keluarga Panuluh membenci nyamuk adalah karena mereka memiliki gen yang alergi pada obat oles alias lotion nyamuk. Bermula dari sang ayah, kemudian turun pada Panuluh.
Terkait urusan gender, tercermin dari sikap Panuluh dan ayahnya yang meremehkan perempuan. Mulai dari sekedar ucapan kasar, hingga bagaimana Panuluh mengintimasi Hekate dengan memandang rendah kenaikan jabatannya.
Buku jenis ini yang akan selalu saya nantikan. Karena, selain mendapat hiburan, pembaca juga mendapat pengetahuan. Dua hal yang didapatkan sekaligus dari membaca. Bahkan, ketika saya hendak memberikan komentar terkait buku ini, saya perlu melakukan telaah literasi agar bisa memberikan komentar secara pantas.
Sebuah kisah yang tak biasa. Seperti juga pemberian judul buku, judul bagian serta subbagian yang mempergunakan judul yang tak biasa. Ada bagian yang diberi judul bagian 2: kelindan, kemudian diberikan judul subbagian seperti 2p1 dan 2q2.
Penasaran kan dengan makna p dan q? Saya juga. Sempat menduga, namun takut salah, sehingga nekat bertanya pada sang penulis tentang arti kedua huruf tersebut. Ternyata..., memang kreatif penulis yang satu ini. Ada saja idenya.
Buku ini layak dibaca oleh semua kalangan dengan batasan usia tertentu. Bahkan, mahasiswa biologi, dan sejenis bisa membaca buku ini sebagai selingan dari buku teks, mengingat aneka informasi terkait nyamuk yang disajikan cukup banyak.
Sekedar membagi ulang informasi dari laman berikut, disebutkan bahwa penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia teridentifikasi ada 3 jenis nyamuk yang bisa menularkan virus dengue yaitu: Aedes aegypti, Aedes albopictus
dan Aedes scutellaris.
https://www.kompas.com |
Lebih lanjut disebutkan jika sebenarnya yang dikenal sebagai Vektor DBD adalah nyamuk Aedes betina. Perbedaan morfologi antara nyamuk Aedes aegypti yang betina dengan yang jantan terletak pada perbedaan morfologi antenanya, Aedes aegypti jantan memiliki antena berbulu lebat sedangkan yang betina berbulu agak jarang/tidak lebat.
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan sumber penular Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.
Begitulah. Sesuatu yang terlihat sepele, bisa menjadi hal yang luar biasa. Sering orang menyepelekan nyamuk, tapi karena nyamuk pula urusan cinta berujung maut.
Sungguh sayang, penulis sudah menyatakan akan rehat dari dunia penulisan untuk sementara. Ada skala prioritas yang harus dipilih. Mungkin, saya hanya satu dari sekian penggila buku yang akan memendam rindu membaca karyanya lagi.
Sumber Gambar:
https://www.kompas.com
اقرأ أيضا : The History Of Derby County Football Club's Logo
BalasHapusاقرأ أيضا : The History Of Colchester United Football Club
اقرأ أيضا : The History Of Chelsea Football Club's Logo
اقرأ أيضا : Profile of Edwin van der Sar, Dutch goalkeeper and Manchester United legend
اقرأ أيضا : Profile of Ruud Gullit, a player of the Dutch with dreadlocks hairstyle