Salah satu hal yang membuat saya betah bekerja di perpustakaan adalah karena saya bisa menikmati hobi dan digaji untuk itu ^_^. Meski ada juga beberapa tugas yang saya kerjakan karena kewajiban he he he. Dibandingkan kesenangan yang diperoleh, hal tersebut tak bermakna banyak.
Salah satu tugas terbaru untuk tahun 2021 adalah membuat anotasi koleksi perpustakaan berbahasa Indonesia, singkatnya resume sebuah buku. Bagi teman-teman fungsional pustakawan, kegiatan tersebut mendapat angka kredit sebesar 0.008. Karena saya milih untuk tidak menjadi pustakawan, maka anotasi tersebut sekedar memenuhi SKP semata.
Buku memang banyak, namun mencari buku yang pas merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Jika asal buku, tentunya pilihan saya jatuh pada novel dari pengarang favorit saya he he he. Tapi karena salah satu tujuan anotasi adalah juga mempromosikan buku tersebut, maka pemilihan buku perlu dilakukan dengan lebih bijak.
Kebetulan menemukan satu buku yang baru selesai disampul, sepertinya cocok untuk keperluan anotasi. Plus membuat review he he he.
Judul: Antologi Cerita Rakyat Pulau Buru
Penyunting: Asrif, Nita Handayani Hasan
ISBN: 9786022631774
Halaman: 210
Cetakan: Pertama-2019
Penerbit: Kantor Bahasa Maluku
Rating:3/5
Mengusung semangat literasi, Kantor Bahasa Maluku sebagai salah satu UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan program pelatihan menulis, penerbitan antologi cerita rakyat serta gebyar literasi di Provinsi Maluku.
Pemerintah Kabupaten Buru menyambut kegiatan tersebut dengan menyelenggarakan program Gencar (Gerakan Bopolo Membaca). Salah satu wujud nyatanya adalah buku setebal 210 ini, Antologi Cerita Pulau Buru.
Berisikan 37 cerita rakyat yang ditulis oleh para guru sebagai hasil dari pelatihan penulisan kisah rakyat. Walau kisah yang ada dalam buku ini belum mencakup seluruh cerita rakyat yang ada di Pulau Buru, namun diharapkan mampu menjadi rujukan bagi penguatan pendidikan karakter siswa dan pengenalan jati diri. Tentunya juga untuk mengisi kekurangan tersediaan bahan bacaan terkait kisah rakyat dari Pulau Buru yang beredar di masyarakat umum.
Judul-judul kisah yang ada antara lain adalah Ular Siluman Gunung Tarawesi (Nurfia, S.Pd); Gunung Kakusang Garuda (Marwiah Polanunu, S.Pd); Misteri Sungai Waehaka (Kamaria, S.H); Persaudaran Nusa Laut dan Ambalau (Khatijah Suneth, S.Pd); Sebab Bernama Pantai Merah Putih (Ahmad S.Pd); Teror Buaya di Teluk Namlea (Amrus Tahir,B.A); Tsunami Di Desa Lala (Lutfi Siompo); dan lainnya.
Keseruan membaca antologi adalah kita bisa membaca kisah secara acak. Dari Daftar Isi, pembaca bisa menemukan mana kisah yang akan dibaca terlebih dahulu. Atau jika ingin membaca dari halaman awal sampai akhir secara berurut juga tak ada masalah.
Kisah pertama yang menarik perhatian saya adalah Asal Mula Pohon Kayu Putih dari Muhamad Buton. Maklum, sebagai penggemar kayu putih garis keras, segala hal terkait kayu putih akan menarik perhatian saya ^_^. Apalagi, ini merupakan kisah dari daerah tempat asal kayu putih.
Sesuai dengan judul, isi kisahnya menceritakan tentang asal mula pohon kayu putih. Ada tambahan kisah tentang asal Pulau Pasir Putih, walau hanya satu paragraf saja. Pesan moral yang terkandung adalah bahwa perbuatan baik akan berbalik memberikan kebaikan pada diri sendiri.
Dalam kisah ini, pengembara yang mengobati luka burung garuda raksaksa mendapat pohon kayu putih yang disebut sebagai bahan obat-obatan. Ia semakin pandai meracik obat untuk menyembuhkan orang, namanya akan semakin terkenal.
Sementara kisah Terpisahnya Pulau Nusa Laut Dan Pulau Ambalu oleh Alaam Ul-hag Manusamal, memberikan pesan agar jangan sampai terjadi pertengkaran karena hal sepele, sesuatu yang bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Jika tidak, bisa terjadi hal-hal buruk dan rasa penyesalan yang tak henti.
Karena memperebutkan tanaman yang dinamakan sukun, kedua bersaudara tersebut saling membenci. Sifat egois sang kakak serta perasaan dendam sang adik membuat hubungan mereka kian menjauh. Sedih melihat hal tersebut, sang ibu berdoa agar keduanya disadarkan.
Doa ibu mereka terkabul dengan terjadinya gempa yang membelah Pulau Nias dan pohon sukun menjadi dua. Sang adik dan setengah pohon sukun hanyut, sementara sang kakak tak bisa bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya. Kejadian tersebut menyadarkan keduanya, tapi sudah terlambat.
Ada beberapa kisah yang mengambil Elang sebagai tokoh. Setelah dibaca, ternyata kisah Elang Raksasa di Negeri Tifu oleh Dwi Yuniar Marasabessy, S.Pd, Elang Raksasa di Gunung Tanusan karya Aisah Papalia, S.Pd.
serta Elang Raksasa Penjaga Pulau Buru karangan Sudiati Manahaji memiliki kesamaan. Meski mengambil tema yang sama, namun cara menuliskan kisah ketiganya terlihat sangat berbeda.
Pulau Buru |
Ada baiknya tim editor memantau kisah yang ditulis. Dengan begitu banyak kisah rakyat, akan lebih baik jika tidak ada kisah yang ditulis oleh lebih dari satu orang. Dengan demikian, akan lebih banyak kisah rakyat yang terdokumentasikan.
Ketentuan mengenai jumlah halaman sepertinya akan sangat berguna. Terlihat ada beberapa penulis yang begitu ingin segera menyelesaikan kisah, dilain cerita ada yang dibuat dengan banyak informasi yang tak terkait dengan kisah. Dengan adanya batas halaman, penulis bisa lebih tertata dalam menuliskan kisah. Apa lagi kebanyakan adalah penulis pemula.
Semoga buku ini bisa menyebar ke seluruh tanah air , sebagai salah satu cara memperkenalkan muatan lokal. Sehingga Pulau Buru bisa dikenal luas, tidak hanya sebagai pulau tempat pembuangan tahanan politik zaman orde baru.
Penasaran, sepertinya harus meluncur ke rak. Siapa tahu ada buku serupa dari daerah lain.
Sumber Gambar:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buru
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong, bandar66, perang bacarat dan capsa :)
BalasHapusayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
WA;+855969190856
menangkan uang sebanyak-banyaknya hanya di AJOQQ :D
BalasHapusAJOQQ menyediakan 9 permainan seru :)
WA;+855969190856