Judul : Rock N' Roll Mom
Penulis : Bunda Iffet &Darmawan S
Penyunting : Laura Khalida
Penyelaras Aksara : Alfian, Herlina Sitorus
Pewajah Sampul : Windu Tampan
ISBN : 978-602-8767-15-6
Halaman : 303
Terbit : November 2010
Penerbit Hikmah
Kasih ibu kepada beta
Tak terkira sepajang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia……….
Sebuah lagu sederhana yang indah, namun memiliki makna luar biasa.
Jika bicara soal kasih ibu, sepertinya tak akan pernah cukup waktu yang tersedia.
Kasih ibu memang tiada duanya. Banyak kisah seputar kasih ibu. Ibu yang merelakan kupingnya untuk anak gadis tercinta, ibu yang menjajakan dirinya demi kelangsungan hidup sang anak, ibu yang menjadi pemulung, hingga ibu yang menjadi presiden namun tetap mengutamakan sang anak.
Cara ibu mendidik anak juga beraneka macam. Ada yang mendidik dengan pukulan, dengan bentakan , namun ada juga dengan penuh pengertian dan kasih sayang. Bunda Iffet contohnya. Anggota tak resmi Slank ini patut diberikan acungan jempol karena sukses membawa Slank bebas dari pengaruh narkoba
Siapa yang tak mengenal Bunda Iffet . Sosoknya selalu menjadi bayang-bayang Slank. Kemana Slank pergi selalu ada Bunda Iffet. Kesuksesan Slank juga tak terlepas dari sosok Bunda Iffet . Bahkan saking terkenalnya Bunda Iffet, beliau cukup mencubit Slanker yang dinilai sedikit keterlaluan saat show, maka Slanker yang tadi berulah dijamin segera menjadi anak manis.
Iffet Veceha lahir pada 12 Agustus 1937. Bunda Iffet merupakan sosok ibu yang lembut dan penuh pengertian, tidak pernah mengeluh apalagi meminta pamrih, senang dan tulus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Menikah dengan Sidharta Soemarno diusia 25 tahun. Hingga saat ini filsafat rumah bambu terus dianutnya dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Filsafat itu juga yang membuat Bunda kuat menghadapai segala cobaan, termasuk saat harus menerima kenyataan Bimbim dan Kaka terjerat Narkoba.
Terbujuk rayuan teman di Bali tahun 1994 lalu, Bimbim dan, Kaka mencoba mencicipi ”obat langit” yang membuat pemakainya melayang-layang dan ketagihan. Walau awalnya malah menguras isi perut mereka. Namun ternyata belakangan mereka malah tak bisa terlepas dari pesonanya.
Sekitar akhir tahun 1996, Bunda memutuskan untuk bergabung dalam manajemen Slank. Selain memang untuk mengurusi urusan manajemen, dengan bergabungnya bunda dalam manajemen otomatis Bunda Iffet akan selalu berada dekat dengan Slank. Sehingga proses usaha penyembuhan yang sedang diupayakannya bisa lebih maksimal.
Berada dekat dengan Slank kadang membuat hati Bunda Iffet miris. Ibu mana yang sanggup harus menyaksikan putra terkasih meregang nyawa akibat ketergantungannya akan putaw. Melihat mereka kelojotan saat tubuhnya menagih lebih mendatangkan rasa pedih dibandingkan menyaksikan hari-harinya tenggelam dalam dunia ketergantungan. Hanya karena tekat kuat dan kasih sayaing seorang ibu yang membuat beliau mampu bertahan.
Dan jangan dikira pula Bimbin, Kaka dan Ivan pasrah dengan kondisi mereka. Mereka juga ingin sembuh. Mereka merasa cemburu melihat bagaimana Bunda Iffet dan yang lainnya berjalan-jalan sesudah konser. Mereka bisa menikmati suasana, sementara Bimbim, Kaka dan Ivan harus mendekan di dalam kamar hotel. Kreatifitas yang selama ini dijadikan pembenaran untuk ketergantungan mereka sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Mereka sadar, mereka harus berubah!
Buku ini memberikan banyak cerita yang menyentuh. Tidak hanya bagaimana perjuangan Bunda Iffet membantu anak-anaknya bersih dari narkoba, namun juga membuat mereka berjaya di rana musik. Dari sekedar ,kegalauan hati saat Bimbim memutuskan berhenti kuliah hingga saat menjalani terapi obat China dengan Pak Teguh Wjaya di Kayu Putih. Dari menonton Bimbim berkelahi di sekolah hingga melamar seorang gadis belia untuknya. Bunda Iffet benar-benar sosok ibu idola!
Ada juga cerita mengenai kekaguman bunda pada para Slanker. Dari yang sekedar berrtandang ke Slank. teman curhat, diajak jalan-jalan hingga ditraktir oleh-oleh. Bunda memperlakukan mereka layaknya anak sendiri. Bunda juga sempat berkisah mengenai kekagumannya pada para Buruh Migran Indonesia di Hongkong (BMI Hong Kong). Pada tahun 2008 Forum Budaya Buruh Migran Indonesia (FBBMI) berhasil membuat 16 buku para TKI Hong Kong. Rasanya baru kemarin saya membaca buku buah karya BMI, namun ternyata Bunda Iffet malah sudah mengerti dan mengagumi kiprah BMI di Hong Hong Kong
Saat sekolah menengah atas, kebetulan saya bersekolah di sebuah SMA Negeri yang berada juga di Jalan Potlot. Sering saya lihat tulisan Kaka Top di dinding-dinding rumah warga. Kalau saja tahu yang menulis adalah Kaka Slank, bisa dipastikan kami berebutan berfoto disana Lalu dengan gembira memamerkan hasil foto yang menggunakan coretan Kaka Slank sebagai latar belakang. Mungkin sama senangnya dengan petugas hotel yang memperoleh seprei penuh hasil coretan Kaka saat sedang sakaw
Karena memahami bagaimana situasi dan kondisi daerah Polot, saya jadi bisa tertawa keras saat Bunda bercerita bagaimana seorang bandar melarikan diri dengan sebelumnya membuang 3 paket ke kali yang ada didekat Markas Slank. Jadi penasaran bagaimana yah situasi Potlot saat ini
Saya juga tertawa lepas saat membaca uraian mengenai asal usul julukan rock n’roll mom. Saat tur di Hong Kong, Bunda tertarik pada sebuah celana blue jeans yang berhias sulaman dan manik-manik . Kebetulan saat itu memang sedang mode, bahkan beberapa panitia juga menggenakan celana yang serupa. Di sebuah pusat perbelanjaan, Bunda memilih satu, dua potong celana. Saat keluar dari kamar ganti, Bimbin berteriak Nah, ini dia, ini baru rockn’roll mom
Apapun busanamu Bunda…
hatimu selalu mulia…
-------------------
Kenapa judulnya Kisah Bunda Sejuta Anak?
Bayangkan saja berapa jumlah Slanker
Nah... bagi Bunda Iffet, mereka juga anak-anak
Selain tentunya Slank dan keluarganya,
manajemen dan keluarganya
Cocok khan disebut Bunda sejuta anak ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar