Selasa, 24 Juni 2025

2025 #10: Ekspedisi Menguak Keberadaan Harimau Jawa

Judul: Aventorir #1: Rahasia Harimau Jawa
Pengarang:  A.M. Wiratama
Penyunting: Hilda Martina W.
QRCBN: 6149874188470
Halaman: 114
Cetakan: Pertama-April 2025
Penerbit: Buku NlZ
Harga: Rp 39.000
Rating:5/5

Teman-teman tahu harimau jawa? Minimal pernah melihat berita atau gambarnya? Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) merupakan  subspesies harimau yang hidup terbatas di Pulau Jawa. Harimau  jenis ini telah dinyatakan punah  sekitar tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. 

Berita yang dimuat di CCN menyebutkan bahwa dalam sebuah penelitian, harimau jawa ditemukan di pedalaman Sukabumi. Tahun 2019, sejumlah warga desa Cipendeuy pernah menyebutkan melihat hewan itu dan menemukan beberapa bukti seperti jejak kaki, cakaran dan sehelai bulu.

Selanjutnya disebutkan bahwa para peneliti menggunakan material genetik maternal pada luar nukleus dari bulu yang ditemukan. DNA tersebut dibandingkan dengan sampel hewan yang disimpan sejak 1930. Mereka juga membandingkannya dengan sampel bulu dari harimau spesies lain serta macan tutul jawa. Hasilnya memang bulu itu berasal dari harimau jawa
Foto: Ilustrasi Harimau (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jadi, pahamkan betapa bersemangatnya aku ketika Paman Baskara yang merupakan ahli zoologi terkenal, mengajakku untuk menyelidiki jejak binatang  yang diduga adalah harimau jawa di Gunung Halimun.  Butuh perjuangan untuk meyakinkan kedua orang tua agar memberi izin untuk ikut ekspedisi Paman Baskara kali ini. 

Tim ekspedisi beranggotakan 4 orang. Paman Baskara, Rendy seorang ahli zoologi, Irfan fotografer spesialis hewan liar, Kang Ade pemandu jalan, serta aku. Tas ranselku memang berat, tapi sebagai seorang pendaki yang bisa dikatakan berpengalaman, mudah saja rasanya mengendong ransel itu. Dalam pendakian, posisiku ada di paling belakang.

Perjalanan yang ditempuh tidaklah mudah. Belum lama mendaki turun hujan dengan deras, Hasil pemungutan suara membuat tim berhenti untuk bermalam. Selain hujan, saat itu matahari juga sudah mulai tenggelam. Walau bagaimana bersemangatnya menemukan harimau jawa, keselamatan juga perlu diperhatikan. Pendakian akan dilanjutkan esok.

Lelah dan letih akibat pendakian selama 3 jam seakan hilang ketika akhirnya kami sampai ke lokasi dimana jejak harimau jawa  ditemukan sebelumnya.  Meski terkena hujan, jejak tersebut masih samar terlihat. Paman Baskara dan Kang Ade sepakat bahwa itu jejak kaki harimau jawa. Ukurannya lebih besar dibandingkan macam tutul yang juga tinggal di area sekitar.

Aku semakin bersemangat ketika Paman Baskara dan Rendy berhasil menemukan 3 jejak kaki yang identik dengan jejak sebelumnya. Aku bahkan membayangkan diri menjadi seorang zoologi terkenal karena berhasil menemukan harimau jawa yang dianggap sudah punah. 

Menjelang sore, aku ikut Kang Ade dan Irfan  menjelajah lingkungan sekitar.  Sebelum berangkat, Kang Ade mengingatkan tentang 3 aturan utama yang harus dipatuhi ketika mendaki gunung. Jangan membuang sampah sembarangan, jangan terpisah dengan rombongan, dan selalu ikuti instruksi pimpinan kelompok. Hal ini perlu guna mengantisipasi bahaya yang muncul.

Semula aku dan  Irfan merasa aneh dengan peringatan tersebut. Aturan  pertama dan kedua memang selalu menjadi perhatian para pendaki, tapi Aturan  ketiga agak aneh. Ada bahaya apa di sana? Kang Ade bercerita bahwa hutan yang akan kami masuki bisa dibilang belum pernah dijamah orang. Ditambah dengan kondisi alam yang keras.  

Kang Ade juga menyampaikan bahwa polisi hutan dan masyarakat pernah melihat ada makhluk misterius menyerupai anak kecil di sana. Siapa tahu dalam ekspedisi kami kali ini juga bisa bertemu dengan makhluk misterius itu, katanya. Ada-ada saja Kang Ade.

Sebagai pendaki, aku sangat mengingat pesan Kang Ade. Itu sebabnya ketika tak sengaja melihat sosok makluk kecil ketika mencari botol minum yang terjatuh, aku memilih kembali ke rombongan.  Memang ada rasa penasaran ingin mengikuti, apalagi ketika  mendadak  makhuk itu  mengeluarkan pendar kehijauan kemudian menghilang. 

Tapi, kuyakin  demi keselamatan diri sebaiknya aku kembali ke rombongan. Untung jejak langkah mereka bisa  kutemukan. Biar saja Kang Ade mentertawaiku dan tidak percaya dengan apa yang kuceritakan. Yang penting, aku tidak berbohong dan telah mematuhi aturan saat mendaki.

Hujan lebat menjadi kendala utama dalam ekspedisi kali ini. Paman Baskara memutuskan untuk turun gunung mengingat situasi semakin tidak mendukung. Hujan juga menghapus jejak-jejak harimau jawa. 

Selama 3 hari menunggu di pos pendakian, karena kondisi cuaca yang tidak membaik juga.  Paman Baskara memutuskan untuk menghentikan ekspedisi pada hari keempat.  Tidak ada petunjuk kongkrit yang menunjukkan  bukti keberadaan harimau jawa selain foto-foto dan jejak kaki yang hilang disapu hujan.

Begitulah, meski semua anggota tim merasa lelah dan kecewa,  setidaknya mereka bisa kembali dengan selamat. Paman Baskara menghiburmu, " Pekerjaan seorang ahli zoologi memang tidak selalu seperti di film Indiana Jones, Kawan." 

Aku hanya terdiam. Memang ada rasa syukur karena bisa kembali dengan selamat dari ekspedisi. Tapi tak bisa ditutupi, ada rasa penasaran dalam hatiku. Bagaimana jika saat berunding, alih-alih memilih bermalam, aku memberikan suara untuk tetap  melanjutkan perjalanan? Bagaimana jika aku mengabaikan pesan Kang Ade, mengejar makhluk kecil yang kulihat di hutan? Bagaimana jika aku....

Begitu banyak "Bagaimana jika aku" yang muncul dalam benak. Syukurlah, semuanya bisa terjawab dengan membaca buku  Rahasia Harimau Jawa. Yup! Cerita yang kusampaikan di atas adalah alur pertama berdasarkan pilihanku dalam kisah Rahasia Harimau Jawa

Kesal juga kisahku berakhir dengan cepat. Sepertinya karena aku sedang malas menjelajah atau menghadapi tantangan. Sehingga alur yang ku pilih membuatku mengakhiri kisah dengan cepat. Seakan kembali diingatkan, bahwa segala hal, termasuk alur kisah yang kujalani, perlu dipilih dengan sangat bijak. 

Buku ini juga membuat imajinasiku berkembang. Selain 30 pilihan dan 13 akhir kisah, aku juga membayangkan beberapa akhir yang berbeda. Tentunya dengan tidak menghilangkan unsur keselarasan alur dan prinsip sebab-akibat.  

Dibandingkan dengan buku-buku yang terdahulu, buatku ini buku yang paling seru. Dari ekspedisi mencari keberadaan harimau jawa, bisa berujung pada makhluk ruang angkasa, atau dari seorang pendaki menjadi penghuni planet asing. Seru!

Penulis juga memberikan edukasi tentang hewan, berupa informasi tentang harimau jawa yang sudah punah serta kemungkinan punahnya hewan-hewan lain jika kita tidak menjaga alam. Secara tak langsung, pengetahuan seputar pendakian juga disampaikan.  Jadi selain mendapat hiburan dengan keseruan membaca buku ini, ada ilmu yang diperoleh.

Hem, saya kok menduga jangan-jangan gambar 2 harimau jawa di kover adalah sosok Paman Baskara dan "aku" yang dikarenakan suatu dan lain hal berubah menjadi harimau jawa.

Baiklah mari kita baca versi lain.
Kali ini, tak ada salahnya mencoba hal baru. Ingin bertindak gegagah? Harus siap akan risiko yang muncul. 

Sumber foto
1. Ilustrasi Harimau (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
2. Buku  Rahasia Harimau Jawa


Kamis, 12 Juni 2025

2026: #9: Panggil Aku, Garuda Emas


Judul asli: Avonturir #2: Garuda Emas
Penulis: A.M. Wiratama
Penyunting: Hilda Martina W.
ORCBN: 62-4987-0778-470
Halaman: 114
Cetakan: Pertama-2026
Penerbit: Buku NLZ
Harga: Rp 39.000
Rating: 4/5
 
Penasaran selama 14 tahun terjawab sudah!
Akhirnya bisa membaca kisah ini.

Jadi, setelah sangat bahagia menemukan Avonturir#1: Terjebak Di Pulau Dinosaurus, saya bersemangat menantikan buku kedua, Garuda Merah, seperti  promosi yang ada di buku pertama. Sayangnya, buku itu tidak pernah terbit. 

Belum lama seri ini muncul lagi dengan tampilan baru. Susunannya juga mengalami perubahan, judul buku pertama sekarang menjadi buku ketiga.  
Saya semakin bersemangat membaca ketika buku yang sangat saya tunggu, berubah judulnya menjadi Garuda Emas


Kisah "saya" dibuka dengan cerita ayah mengenai siapa sebenarnya keluarga kami. Walau saya lahir di Bumi namun seperti kedua orang tua, saya berbeda dengan makhluk Bumi lainnya, karena kami sesungguhnya berasal dari Planet Garada yang segalanya berbeda dengan Bumi.

Suatu saat, saya melihat berita di televisi tentang Jago Nusantara. Anggotanya adalah para pahlawan super dengan berbagai kemampuan. Ada Kapten Atom sebagai pemimpin, Bayangan Hitam dengan aneka peralatan canggih, Larasati dengan panah mautnya, Tangan Besi yang mampu mengubah tubuh menjadi sekeras besi, Merpati Putih yang bisa mengubah dan membaca pikiran orang, Manusia Karet yang sangat lentur, serta Bocah Petir dengan kemampuan lari secepat kilat.

Mereka sangat menginspirasi. Tak ada salahnya saya juga memanfaatkan kemampuan yang saya miliki . Mulai dengan menangkap penjahit kecil di lingkungan hingga akhirnya saya dikenal luas dan mendapat kepercayaan dari kepolisian setempat.  Perlahan, saya berhasil menjadi anggota Jago Nusantara.

Dan selanjutnya pembaca akan diajak mengikuti petualangan saya dengan Jago Nusantara. Saya memakai nama Garuda Emas.   Musuh yang kami hadapi tidak main-main, sendikat narkotika  yang sangat berbahaya. 

Sedikit bocaran, 'petualangan saya'  yang pertama dimulai dari halaman 1,2,5,6,9, kemudian berlanjut ke halaman 14,15,29,10,27, 38,50, dan seterusnya he he he. Seru!

Dari 40 pilihan alur, saya menamatkan  kisah dengan beragam.   Dari pahlawan super menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, berakhir dalam mulut monster raksasa yang menyaru menjadi gua, menderita kelumpuhan sehingga tidak bisa melakukan aneka aksi heroik namun sering diundang dalam berbagai acara sebagai motivator, mati ditangan musuh, hingga menjadi pengkhianat dengan berbalik arah memihak musuh karena menyukai harta dan kekuasaan. Semuanya karena pilihan saya pada alur kisah. 

Dalam buku ini ada 16 akhir kisah. Lebih banyak kisah dibandingkan buku yang kemarin saya baca. Jadi percayakan kalau saya bilang buku ini ekonomis sekali. Bayangkan saja, dengan harga Rp 39.000 bisa mendapatkan 40 cerita. Kalkulator emak-emak ala saya langsung tersenyum gembira.

Bagian yang mengisahkan bagaimana saya menjadi seorang pengkhianat, membuat kedua alis nyaris bertemu. Sepertinya orang tua perlu memberikan pendampingan bahwa hal tersebut adalah perbuatan yang tidak terpuji.  Perlu dilakukan mengingat target usia pembaca buku ini masih tergolong sangat muda. Apalagi pembaca mengidentifikasi dirinya sebagai tokoh utama dalam kisah.

Termasuk memberikan penjelasan tentang bahayanya dampak narkoba atau NAPZA (singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya baik zat alami atau sintetis). Pemerintah juga sudah menyatakan perang pada narkoba.

Mendiskusikan isi buku ini menjadi salah satu cara untuk tetap akrab dengan anak remaja yang sedang dalam kondisi perlu pengawasan namun merasa sudah cukup dewasa untuk diawasi. Komunikasi dan pengarahan  bisa terlaksana dengan cara yang unik. 

Selain merasa terhibur dengan membaca buku ala gamebook ini, rasa nasionalisme pembaca  sebagai tokoh utama juga muncul. Terutama pada akhir kisah yang menceritakan keberhasilan saya.

Bayangkan saya sebagai pahlawan super meringkus komplotan pengedar narkotika dan menyelamatkan anak bangsa dari pengaruh buruk. Wah bangga rasanya. Luar biasa sekali saya he he he.

Bagian pembuka  tentang perbedaan saya dengan makhluk bumi  mengingatkan pada sosok pahlawan super dengan logo S di kostumnya. Bayangan Hitam yang tak memiliki kekuatan super tapi punya banyak alat canggih, mau tak mau membuat saya membayangkan sosok yang dipanggil Manusia Kelelawar. Demikian juga dengan beberapa tokoh super lainnya.

Saya tidak menyalahkan penulis mengapa mengambil sosok pahlawan super yang sudah dikenal umum, tentunya untuk membuat adanya kedekatan dengan pembaca. Tapi akan lebih seru lagi jika jumlah pahlawan super dengan kemampuan unik ditambah, serta diambil dengan mengusung kearifan lokal. 

Dalam pewayangan, ada tokoh yang bisa masuk dalam bumi dan berjalan di air, Antasena. Wisanggeni  selain kebal terhadap serangan senjata,  juga memiliki ludah dan gigitan yang mengandung racun api. Bisa dijadikan inspirasi  sebagai pahlawan super. Sekaligus memperkenalkan serta merawat budaya lokal pada anak-anak.


Sekedar info, dari dua buku yang sudah saya baca, tidak ada hubungannya antara keduanya. Bisa jadi demikian juga dengan buku yang lain.  Jadi silakan baca mana yang menurutmu menarik. Atau, jika ragu, tunggu saya selesai membaca semua buku he he he.

Penasarann, jika bisa menjadi manusia super, apa keistimewaan yang ingin dipunyai?



Selasa, 03 Juni 2025

2025 #8: Saya adalah Seekor Kucing

Judul asli: Avonturir #4: Kau adalah Seekor Kucing
Penulis: A.M. Wiratama
Penyunting: Hilda Martina W.
QRCBN: 62-4987-9598-608
Halaman: 114
Cetakan: Pertama-2025
Penerbit: Buku NLZ
Harga: Rp 39.000
Rating: 4.25/5

Akkaro mago sapiens!
-mantera perubah wujud, hal 110-

Saya menjelma menjadi seekor kucing!
Begini ceritanya:
Sekedar info, karena trauma masa kecil, saya  jadi tidak menyukai kucing, Bayangkan kekesalan saya,  ketika tiba-tiba, entah dari mana, seekor kucing hitam melompat sambil mencakar tangan saya hingga berdarah. 

Kekesalan makin bertambah ketika sahabat saya-Mina mengatakan bahwa kucing hitam adalah tanda sial. Tanggal hari ini, tanggal ganjil, bisa menambah buruk kondisi setelah tercakar. Dasar Mina! Percaya sekali dengan tahayul.

Sesampainya di rumah, saya bergegas mengobati luka akibat cakaran kucing tadi. Lumayan dalam juga ternyata. Kelelahan setelah beraktivitas seharian, saya mencoba untuk tidur siang. Namun bayangan kucing hitam tadi menghantui saya, membuat tidur tidak nyenyak.

Ketika akhirnya tertidur, saya mengalami mimpi aneh, menjadi seekor kucing! Tidak hanya berkeliaran mencari makan ala kucing, saya juga bisa menggaruk belakang telinga yang gatal dengan kaki belakang!

Mendadak saya terbangun dengan keringat bercucuran, badan terasa sangat pegal, seolah-olah baru saja berlari 10 km. Saya juga merasakan pusing. Perlahan, saya coba mengingat-ingat, dalam mimpi tadi,apakah  saya berubah menjadi kucing liar disebut juga kucing jalanan,  atau menjadi kucing peliharaan seseorang.

Jika kamu menjadi saya, menurutmu saya berubah menjadi apa?

Sepenggal pembuka kisah dari buku ini membawa saya-yang menjadi kucing, menjalani 33 kisah petualangan yang berbeda satu dengan yang lain dengan 15 akhir kisah. Alur dan akhir kisah, tergantung pada pilihan. Tokoh utama dalam kisah ini adalah pembaca sendiri, siapapun dia.

Seru kan!  Tak peduli berapa usiamu, buku ini mengajak pembaca untuk bertanggungjawab akan pilihan yang diambil. Terutama mereka yang menyukai kucing.  Dengan memberikan buku untuk anak-anak, berarti kita telah mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab dengan pilihannya lewat cara yang seru.

Meski buku ini (sepertinya) diperuntukan untuk anak-anak, tak ada salahnya orang dewasa juga membaca. Terutama mereka yang menghabiskan masa anak-anak pada tahun 80-90 tentunya akrab dengan buku terjemahan serupa. Untuk hiburkan semata, serta pengingat bagaimana keputusan yang kita ambil akan berdampak banyak pada masa depan.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya menyarankan jika orang tua yang memberikan buku ini pada anaknya, juga memberikan pengertian bahwa pada beberapa negara seperti Jepang, kucing hitam justru dianggap sebagai pelindung. Ini hanyalah kisah semata, jangan jadi membenci atau menyakiti kucing hitam.

Rasanya tak perlu saya ceritakan 33 kisah yang saya baca. Beberapa kisah, membuat saya mengeluh, kok hanya begini, sementara kisah yang lain, membuat saya tersenyum puas. Begitulah, semuanya karena pilihan saya pada alur kisah. 

Sedikit bocoran, salah satu yang saya sukai adalah ketika saya yang menjadi kucing, (meongg!) dan bertemu dengan kucing yang mencakar saya. Ternyata ia adalah seorang pangeran dari Kerajaan Kucing.

Akibat urusan politik di sana, ia dan pasangannya terusir ke dunia manusia dan terpisah. Tanpa sengaja ia membuat saya menjadi kucing juga. Demi bisa kembali menjadi manusia, saya bersedia membantu mencari pasangannya. 

Apakah kami menemukannya? Apakah saya bisa berubah menjadi manusia kembali? Apakah saya malah punya ide gila untuk ikut kembali ke Kerajaan Kucing dan membantu pertempuran mereka? Menurut kalian, apa yang saya lakukan?

Kisah lain, adalah ketika saya berhasil menggagalkan upaya orang yang berniat jahat pada rumah saya. Pria itu tidak bisa begitu saja masuk dan keluar tanpa bertarung dengan saya. Ternyata, walau bisa mengusir dia, saya malah mendapat nasib yang menyedihkan! Baca sendiri jika ingin tahu bagaimana kisahnya he he he.

Kisah dalam buku ini memiliki kesamaan dalam diri saya, dan mungkin saja ada dalam diri pembaca yang lain. Misalnya, saya tidak suka kucing, tapi saya bisa memberikan pengecualian dalam kondisi tertentu. 

Sebentar, setelah diingat-ingat, penulis mengambil beberapa lokasi di Jawa Barat sebagai seting kisah. Seperti Hutan Anggrek Cikole dan Hutan Raya. Menarik! Salah satu cara promosi pariwisata yang keren.

Oh, ya, mengikuti pesan yang ada di halaman awal, buku ini bukan tipe buku yang harus dibaca dari halaman awal hingga menemukan kata TAMAT pada halaman akhir. Artinya bukan dibaca berurutan dari halaman 1 hingga 114. Seperti yang disebutkan di atas, ada 15 halaman yang memuat kata TAMAT. Ikuti petunjuk yang ada pada bagian bawah halaman, tentukan pilihan dengan bijak.

Guna memaksimalkan membaca buku ini, saya membuatkan semacam arah halaman. Misalnya dari halaman 1-3-4, kemudian memilih antara halaman 7 atau 17. Asumsi memilih halaman 17, maka akan menjadi 17-2-8-9-21, kemudian memilih halaman 31 atau 51. 

Jika buku ini dicetak ulang, saya sungguh berharap demikian, sekedar usul, pemilihan huruf untuk halaman diubah. Penulisan angka
5 sedikit menyerupai  angka 6,  karena desain lengkungan pada angka 5. Saya sempat beberapa kali salah membuat arah halaman gara-gara kelirut antara angka 65 atau 55. Pantas kisahnya kok tidak nyambung ^_^.

Kira-kira, apakah bakalan ada versi digital? Secara pribadi, saya tidak ingin mereka terlalu lama mempergunakan gawai walau untuk membaca kisah ini. Tapi, banyak orang tua yang dengan bijak memberikan izin mempergunakan gawai untuk kondisi tertentu, salah satunya untuk membaca buku digital.

Semoga buku ini membawa angin segar bagi buku anak-anak di tanah air, terutama buku karya penulis lokal. Usahanya menulis kisah seperti ini sangat patut  diacungi jempol. 

Sebagai bonus, penerbit memberikan bocoran beberapa halaman dari salah satu buku lainnya.  Tak sabar membaca buku lainnya.

------------------
Kalau jodoh tak lari ke mana!

Tak sengaja melihat promosi penerbit buku ini di Threads, ada harga promosi yang menggoda. Ada juga di Paragraph, komunikas pembaca, dimana saya bergabung.

Sebagai Onty  yang sering diserbu bocil, rasanya perlu membeli buku ini untuk pasukan. Sementara  masuk keranjang orange dulu, sampai ada alasan yang tepat untuk memberikan hadiah. 

Ketika tanpa sadar curhat kehabisan bahan bacaan sampai harus membaca seri Pustaka Time-Life, seseorang menjanjikan akan mengirim buku bacaan yang pasti saya suka. Agak pesimis sebenarnya, jangan-jangan saya dikirimi buku babon, padahal yang dibutuhkan buku untuk hiburan menghilangkan stres.

Jreng....!
Mohon maaf sekali sudah berburuk sangka. Ada 4 buku seri ini yang dikirimkan. Baiklah, mari menikmati akhir pekan dengan ceria!

Kau memang sangat tahu akuh!!!!!

Sumber gambar:
Buku Avonturir #4: Kau adalah Seekor Kucing



Kamis, 29 Mei 2025

2025 #7: Mimpi Si Pemimpi Selama Sepuluh Malam

Judul buku: Mimpi Sepuluh Malam
Penulis: Natsume Sōseki
Penerjemah: Titik Andarwati
Editor: Setyaningsih
ISBN: 9786238023233
Halaman: 72
Cetakan: Pertama-2025
Penerbit: bukuKatta
Harga: Rp 40.000
Rating: 4.25/5

"Ketika  aku  mati, tolong kuburkan aku. Dengan cangkang tiram mutiara  yang besar galilah sebuah kuburan. Dan dengan pecahan bintang yang jatuh, pasanglah tiang nisan. Dan kemudian tolong tunggu di samping kuburanku. Aku akan datang lagi kepadamu."

-Mimpi Sepuluh Malam, halaman 9-


Jangan terkecoh dengan judul buku ini. Walau judul buku ini adalah Mimpi Sepuluh Malam, namun pembaca akan menemukan dua bagian kisah dalam buku ini, Pertama, sesuai judul, Mimpi Sepuluh Malam. Bagian ini menghabiskan nyaris seluruh halaman yang tersedia dalam buku. Selanjutnya kisah berjudul Kuburan Kucing Kami. Terakhir sebagai bonus, penerbit memberikan informasi terkait penulis.
https://www.goodreads.com/book/
show/59016370-on-gece-d-le
ri

Nama penulis ini mungkin kurang akrab didengar. Tapi salah satu karyanya, Botchan,  menurut yang tertera pada laman Goodreads, telah tersedia sebanyak 379 edisi. Dari bahasa Jepang, Inggris, Turki, Persia, Vietnam, Indonesia, dan masih banyak lagi. Dari softcover, hingga hardcover.

Pernahkah menceritakan mimpi pada orang lain? Entah sekedar berbagi kisah, atau meminta tafsir atas mimpi tersebut? Tokoh dalam buku ini-sebut saja Si Pemimpi, membagikan mimpinya selama 10 malam kepada pembaca. 

Pada Malam Pertama, Malam Kedua, Malam Ketiga dan Malam Kelima, narasi dimulai dengan kalimat, "Seperti inilah mimpiku:" Mimpinya beragam, baik tokoh, waktu kejadian, hingga lokasi. Tidak ada mimpi yang sama.

Kalau mau disebut kesamaan, adalah munculnya tokoh di Mimpi Kedelapan dan Mimpi Kesepuluh. Tokoh bernama Shōtarō yang menggenakan  topi panama, disebutkan  sekilas sedang berjalan berjalan bersama seorang wanita pada Mimpi Kedelapan. Pada Mimpi Kesepuluh, porsinya dalam kisah lebih banyak lagi, bisa dikatakan ia menjadi tokoh.
https://www.goodreads.com/
book/show/60485784--

Kisah tentang seorang wanita yang mendoakan suaminya agar pulang selamat dari peperangan pada Malam Kesembilan, sungguh mengharukan. Kisah ini diperoleh Si Pemimpi dari ibunya dalam mimpi. 

Tiap malam, wanita tersebut pergi ke kuil Hachiman-Dewa Busur dan Panah, untuk berdoa.  Setelah selesai memanjatkan doa, ia akan menuruni tangga dan memulai ritual O-hyakudo (ritual berjalan 100 kali di sepanjang jalan setapak di kuil atau candi) sepanjang jalan berbendera batu sejauh 40 yard. 

Bukan hal yang mudah mengingat ada anak yang dibawanya. Tangisan sang anak bisa membuatnya tidak konsentrasi menjalankan ritual. Semuanya ia lakukan dengan sungguh-sungguh, tanpa tahu bahwa suaminya sudah meninggal dalam perang. Yang ia tahu, ia harus memohon demi keselamatan suami. 

https://www.goodreads.com/book/
show/218523420-on-gece-d-leri
Penulis dengan apik membuat perasaan saya tercabik-cabik. Mungkin saja saya yang sedang melankolis saat membaca, namun rasanya kisah dalam Mimpi Sepuluh Malam membuat saya merasa suasana hati menjadi agak muram.

Tepatnya terbawa suasana sedih, terutama yang muncul dari  perpisahan sepasang kekasih di Mimpi Malam Pertama dan Mimpi Malam Kelima, anak buta yang pasrah dibuang pada Mimpi Malam Ketiga, dan rasa ketakutan yang mencekam pada Malam Ketujuh

Rasanya kehidupan  yang saya jalani ini lebih baik dibandingkan kehidupan para tokoh dalam kisah yang disajikan. Pengambaran tokoh dengan sosok yang bisa dijumpai dengan mudah di sekitar kita, membuat kisah dalam buku ini menjadi lebih hidup.
https://www.goodreads.com/
book/show/62778.Ten_Nights_Dreams

Penerbut juga tak lupa menyisipkan informasi terkait isi kisah. Bisa arti bahasa Jepang yang disebutkan, atau penjabaran mengenai suatu hal. Dengan demikian pembaca bisa makin mengerti alur kisah dalam menikmatinya. 

Kisah Kuburan Kucing Kami berkisah tentang seekor kucing milik keluarga yang mati dan dikubur. Dari semula tidak dianggap, menjadi perlu dibuatkan acara mengenang  setiap tahun. 

Duh, paham sekali  bagian ini,  malah membuat saya teringat pada salah satu kucing di rumah yang mati karena usia 2 tahun lalu. Saya yang bukan penyuka kucing, memberikan pengecualian untuk Lena-panggilannya. 

Dia satu-satunya yang berani menyusup ke dalam selimut saya, mengeong minta minum atau makan sampai saya berdiri memberikan apa yang ia minta, bahkan kami bisa makan kudapan keripik dengan micin bersama.

Setelah terjadi kekacauan akan jenis kelaminnya, satu dokter hewan menyebutkan jantan, sedang yang satunya mengatakan betina, saya makin dekat dengannya, tentunya juga merasa kasihan. Mungkin di dunia perkucingan dia menjadi olok-olok karena hal tesebut.

Saat terakhir, ia yang selalu buang air di kamar mandi, acap mengeong, seakan kesakitan. Jika saya mendekat, ia akan menempelkan badannya ke kaki saya, seakan mengadu. 

Pagi hari saat terakhir hidupnya, ia mengeong pelan ketika saya hampiri. Satu tarikan napas lembut, lalu ia tidak ada. Pagi itu, saya pergi ke kantor dengan perasaan tak karuan. 

Si4l4n!
Jadi mewek!
Jika Anda sedang butuh sesuatu untuk menguras emosi, atau untuk merasakan bahwa hidup ini lebih baik dari yang lain, baca buku ini.

Sumber gambar:
https://goodreads.com









Kamis, 15 Mei 2025

2025#6: Emak Yati, Ipah, dan Tutug Oncom

Penulis: Kris Agtrian
ISBN10: 9797753301
ISBN13: 9789797753306
Halaman: 335
Cetakan: Pertama-2022
Penerbit: Indonesia Tera
Harga: Rp 126.000
Rating: 3.25/5

"Enggak ada surga di warung Emak! Ipah ngak sudi!"
hal 86


Saat kecil, Ipah merasakan betapa Emak Yati, nenek dari pihak ibu, sangat mencintai dirinya.  Limpahan mainan yang bisa membuat anak tetangga menangis  tiada henti karena  minta dibelikan orang tua, hanya bukti kecil bagaimana Ipah begitu dicintai Emak Yati.

Namun belakangan, ketika ia dewasa, sikap Emak Yati berubah. Terutama sejak orang tua Ipah berpisah. Ipah bisa tetap tinggal bersama  Emak Yati dengan syarat harus melanjutkan usaha kuliner nasi tutug oncom yang melegenda di Kawung Asih, Tasikmalaya.

Alih-alih menyetujui, Ipah  berontak dengan memilih bekerja sebagai pegawai di toko busana muslim milik Bu Surti-biasa dipanggil Umi. Ia merasa Emak Yati terlalu ikut campur dalam hidupnya. 

Gaji yang ia terima sebenarnya jauh dari mencukupi, namun Ipah seakan ingin menunjukkan bahwa ia bisa hidup tanpa bantuan Emak Yati. Untuk tinggal,  memang ia masih tinggal di rumah Emak Yati, tapi minimal ia sudah mampu membeli makan dan mengurus kebutuhannya sendiri.

Wajar jika Emak Yati yang dikenal memiliki usaha nasi tutug oncom berharap sebagai cucu semata wayang Ipah kelak mau menjadi penerusnya. Penolakan Ipah  memicu pertikaian. Puncaknya ia bahkan menjalin kasih dengan seorang anak pemilik rumah makan supaya Emak Yati merasa kalah.

Hubungan Ipah-Emak Yati menjadi hal yang mendominasi kisah dalam buku ini. Keduanya seakan-akan saling membenci. Namun dengan cara masing-masing menunjukkan kecintaan pada sesama. Ipah yang terlalu gensi untuk mengakui ia membutuhkan Emak Yati, sementara Emak Yati  malu mengakui ia menaruh harapan besar pada Ipah.

Pada akhirnya, Ipah mengetahui alasan kenapa seakan-akan Emak Yati membencinya, tidak mencintai Ipah. Apa yang dilakukan dan dikatakan Ipah selalu salah bagi Emak Yati. Baca ya ^_^, mengandung bawang bagian ini.

Juga terbongkar rahasia kelam yang disembunyikan Emak Yati terkait keluarga calon suaminya. Semua yang dilakukan Emak Yati adalah karena ia begitu mencintai Ipah, walau kadang caranya justru membuat Ipah merasa kesal padanya.

Saat kecil, saya sering mendengar orang berkata pada Eyang Putri saya, bahwa cinta kasih pada cucu bisa melebihi cinta kasih pada anak, Baru ketika saya memiliki anak, saya paham maknanya. Maka, saya mengerti kenapa Emak Yati bersikap begitu pada Ipah. Cinta memang unik.

Sebagai bumbu, penulis juga memberikan beberapa tokoh sebagai pemanis kisah. Ada Nenden dan Honey sahabat Ipah. Honey setiap hari membawakan bekal untuk sang pacar, membuat Ipah ingin ikut mencicipi masakannya. 

Pada akhirnya, Ipah kalah! Untung mereka sempat berdamai sebelum Emak Yati pergi. Jika tidak, tak terbayangkan penyesalan yang Ipah. Bagaimana juga Emak Yati yang mengurus Ipah sejak kecil.

Secara garis besar, buku ini bisa dibaca untuk segala umur, minimal usia remaja mengingat ada bagian Ipah memiliki kekasih hati dan ingin minggat dari rumah.  
Juga terdapat beberapa bagian yang mengisahkan bagaimana Ipah berbicara dengan nada tinggi pada Emak Yati,  hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh mereka yang berusia lebih muda sebagai wujud penghormatan pada yang lebih tua. 

Walau tidak ada adegan syur, namun sebaiknya dibaca oleh mereka yang berusia diatas 17 tahun. Atau dengan didampingi orang tua untuk usia dibawahnya. Setidaknya untuk memberikan pemahaman, bahwa seharusnya Ipah memang tidak berkata tinggi pada Emak Yati meski sedang emosi.

Penulis membuka mata pembaca bahwa tidak ada yang menyayangi diri kita selain keluarga. Mungkin, cara yang dilakukan memang tidak seperti yang diharapkan, tapi pasti ada alasan untuk itu semua. 

Buku ini juga mengajarkan bahwa keluarga tidak selalu harus terikat darah. Bagaimana kedua sahabat Ipah selalu membantu, merupakan bukti.  Demikian juga kekasih Ipah yang mengikuti kemauan orang tua angkatnya, menjadi bukti bakti dan ucapan terima kasih, meski ia tahu bahwa itu salah. 

Hanya dengan melakukan apa yang diminta, ia merasa sudah berbuat sesuatu sebagai ucapan terima kasih atas apa yang selama ini ia terima. Rumit juga kisah percintaan Ipah.

Ide menulis untuk menjadikan makanan, tutug oncom sebagai perajut cerita, merupakan ide yang perlu diacungi jempol, karena secara tak langsung mempromosikan makanan lokal. Pengusaha makanan lokal tentunya akan terbantu secara tidak langsung, karena pembaca buku yang baru mengetahui makanan ini tentunya memiliki keinginan untuk mencicipi.
sumber: https://manisdansedap.com/
menu-sedap/ws.hdks/Nasi-Tutug-Oncom-31480

Dalam https://indonesiakaya.com, disebutkan nasi tutug oncom yang merupakan kuliner khas Tasikmalaya ini terdiri dari nasi dan olahan oncom dengan bumbu kencur yang menjadi ciri khasnya. Kata “tutug” sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti “tumbuk.” Hal itu juga merepresentasikan bagaimana proses pengolahannya. Dalam pembuatannya, oncom ditumbuk hingga menjadi butiran kasar lalu dijemur di bawah sinar matahari +/- sehari.

Selanjutnya disebutkan bahwa Oncom yang telah kering lalu ditaburi bumbu-bumbu seperti bawang merah, sedikit gula dan garam, bawang putih dan kencur, kemudian dimasak atau dibakar hingga matang. Oncom yang telah dibumbui kemudian disangrai atau dibakar, ditumbuk hingga halus, lalu ditaburkan di atas nasi dan wajib disajikan dalam kondisi hangat.

Pada situs https://manisdansedap.com tertera harga seporsi Nasi Tutug Oncom yang sangatr terjangkau. Sayangnya jangkauan pengiriman hanya seputar Bandung he he he. Kalau tidak, bisa ikutan mencoba saya. 

Kisah yang sederhana namun penuh cinta kasih pada orang terdekat. Menawan.


Sumber Gambar:
https://manisdansedap.com

Senin, 12 Mei 2025

2025 #5: Seri LIFE Natural Library

Begitulah jika saya kehabisan buku untuk dibaca saat semangat sedang tinggi. Buku yang tak lazim menjadi sasaran.  Bagaimana lagi, mau tak mau, faktor U berperan dalam kecepatan saya membaca dan membuat catatan.

Waktu luang yang ada, dimanfaatkan untuk bobok cantik atau melakukan aktivitas fisik guna meningkatkan kebugaran tubuh. Biasanya saya membereskan tanaman atau rak buku. Sudah tak mampu lagi membaca dalam angkot.

Sebenarnya, seri buku ini bisa dikatakan  sering bersliweran di lapak buku daring, atau ditawarkan di lapak yang ada di pasar buku. Hanya saja, jarang yang merasa perlu membaca dari halaman pertama hingga akhir, kemudian membuatkan semacam catatan tentang apa yang dibaca. 

Buku pertama yang saya baca dan memberikan catatan sekedarnya di Goodreads adalah The Land and Wildlife of Tropical Asia. Butuh sekitar 10 hari, atau lebih, saya sudah tak ingat, untuk bisa menuntaskannya. Maklum, ukuran huruf kecil dan kemampuan bahasa saya yang sangat standar.

Penulis: S. Dillon Ripley and the Editors of Time-Life Books
Cetakan: Pertama-1970

Terdapat 8 bagian dalam buku ini. Mulai dari The South-Eastern Realm, In The Great Forest, An Insect Treasure Trove, sampai The Human Invasion. Kovernya langsung membuat saya terpesona, badak bercula  satu.

Bisa dikatakan masa kecil saya dihabiskan dengan memandang rak buku papa yang penuh dengan seri ini. Saya masih ingat, sekali dalam jangka waktu tertentu, ada om yang datang ke rumah dan membawa 1 buku baru dari seri ini (belakangan baru saya tahu kalau lamanya sebulan).

Kedatangannya selalu dinantikan oleh papa. Pernah suatu hari, buku yang dibawa adalah buku yang sudah dimiliki, terbayang betapa kecewanya papa. Si om yang merasa bersalah memberikan buku tersebut sebagai hadiah.

Kedua pria tersebut saling merasa tidak enak hati. Yang satu merasa tidak enak sudah mengecewakan pelanggan yang mengharapkan buku baru, yang lain merasa tidak enak karena harus menerima buku gratis yang harganya lumayan.

Saya? Senang! Karena akhirnya buku tersebut dihadiahkan untuk saya. Wah rasanya bangga sekali punya satu buku yang serupa dengan yang ada di rak buku papa. Saya memperoleh judul South America dengan gambar burung dominasi warna hijau. 

Sayangnya, buku yang ada di antar si om berbahasa Inggris, sementara saya yang masih SD belum paham bahasa tersebut (kala itu belum banyak SD yg memasukan Bahasa Inggris dalam kurikulum). Sekarang sebenarnya juga masih belum canggih hi hi hi.

Namun, senang saja melihat gambar-gambar yang ada. Jika ada sesuatu yang sepertinya menarik, saya akan bertanya tentang informasi terkait gambar tersebut. Kadang saya kurang paham dengan yang dijelaskan, hanya menganggukan kepala saja, malu rasanya mengaku tidak mengerti, padahal tadi ribut bertanya.

Untuk bisa meminjam, butuh ritual ketat. Salah satunya harus mencuci tangan sampai bersih dan dilap kering baru memegang buku ini. Mungkin karena saat itu buku-buku seperti ini merupakan barang yang dianggap eksekutif. Perlu dijaga dengan sangat baik. Untunglah saya berkesempatan membaca eh melihat, tidak sekedar menjadi pajangan di rumah saja.

Kemudian, tak sengaja menemukan versi bahasa Indonesia dalam judul yang tidak ada dalam koleksi papa. Coba membeli 1 dari lapak yang menawarkan harga paling murah, eh ternyata malah mendapat kejutan.
Penulis: James M. Tanner, Gordon Rattray Taylor, Para Editor Pusraka Time-Life
Cetakan: Pertama-1981
Halaman: 199
Penerbit: Tira Pustaka

Buku ini berisikan aneka informasi tentang proses pertumbuhan manusia yang bukan merupakan hal sederhana, penuh liku dan rumit. Jika dicermati dari  berbagai disiplin ilmu, berbagai eksperimen, dan  sejarah keberadaan manusia, merupakan hal yang menarik.

Perhatikan saja, dalam sebuah keluarga, tidak semua perawakan sama. Memang ada yang serupa, namun ada juga yang sama sekali tidak menyerupai. Belum tingkah polahnya, ada yang menyerupai

Ada 8 bagian dalam buku ini. Mulai dari  Tantangan Abad ke-20, Beberapa Ukuran Pertumbuhan, Tahun-tahun yang Penuh Gejolak,  hingga Mengganggu Alam. Sepertinya  tiap buku memang hanya terdiri dari 8 bagian.

Menariknya, pada tiap bagian terdapat esai bergambar terkait dengan isi bagian. Misalnya, pada bagian Dua Bulan Pertama, terdapat  esai bergambar dengan judul Menciptakan Organisme dengan Sel. Dalam Beberapa Ukuran Pertumbuhan,
esai bergambar berjudul Mencari-cari Rahasia Perkembangan.

Pada bagian belakang, saya menemukan stempel. Ternyata buku yang dibeli bisa dikatakan merupakan koleksi atau arsip dari penerbit. Malah jadi mencari informasi tentang keberadaan penerbit ini. Luar biasa juga mampu menerbitkan terjemahan seri ini pada tahun 80-an.

Isi buku ini bisa dikatakan 80% masih baik, cetakannya masih terlihat sangat jelas. Hanya saja memang mulai ada noda kuning di beberapa bagian. Meski demikian, saya harus membuka perlahan karena halaman mulai lepas karena lem sudah tidak berfungsi.  Mengingat usia buku, rasanya wajar. 

Hem..., rasanya perlu juga mencari judul-judul lain guna melengkapi yang sudah ada.