Judul asli: The Illustrated Directory of Beer
ISBN-13: 9780785831129
Halaman: 432
Cetakan: 2014
Penerbit: Chartwell Books
"Hah! Buku tentang Bir? Kenapa sih beli buku yang aneh-aneh. Kamu khan juga ngak ngebir."
Tak sedikit beberapa sahabat mengajukan pertanyaan seperti itu setiap kali melihat buku yang agak tidak biasa ada dalam daftar belanjaan saya. ketika itu daftar belanjaan di Big Bad Wolf. Sebenarnya saya merasa setiap buku pasti ada yang membaca buku, hanya saja karena saya jarang membaca buku seperti ini makanya dianggap nyeleneh.
Buat saya buku bisa tentang apa saja, bahkan untuk hal seperti ini sekali pun. Namanya juga ilmu. Justru saya membeli agar tahu minuman apa saja yang masuk kategori bir. Misalnya sedang ke suatu negara, saya jadi tahu mana yang masuk minuman ringan biasa dan mana yang masuk bir dengan bantuan buku ini. Sebelum berangkat, pastinya saya akan mencatat mana yang termasuk dalam bir di negara tersebut. Persoalan perginya kapan itu sih beda cerita hi hi hi.
Memuat lebih dari tiga puluh negara antara lain Belgia, Canada, Jepang, Mecixo, Perancis, Albania, Barbados, India, dan lainya. Bisa dikatakan ini adalah sejenis katalog mengenai merek bir yang ada di dunia.
Bir merupakan minuman yang mengandung unsur alkohol, produksinya melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa proses penyulingan setelah frementasi. Proses pembuatan bir disebut brewing. Kadar alkohol bir biasanya antara 4-6 % abv (alcohol by volume) walau ada juga yang rendah kurang dari 1%, atau lebih dari 20%. Bir merupakan minuman berakohol yang paling populer. Dalam A History of Beer in Ancient Europe bahkan disebutkan bahwa bir adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.
Disebutkan dalam buku ini bahwa bangsa Sumaria merupakan yang pertama mengetahui perihal proses fermentasi. Mereka menganggap ini merupakan minuman dari dewa, yang dibawa melalui Dewi Ninkasi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah puisi "A Hymn to Ninkasi" isinya kurang lebih tentang bagaimana membuat bir. Pada masa itu, pembuatannya bir bisa dikatakan sangat sederhana. Bir merupakan minuman beralkohol pertama.
Sering waktu, perkembangan bir juga mengalam perubahan penyebaran. Tiap negara mempergunakan bahan yang menjadi ciri khas di negaranya. Jepang misalnya, membuat bir dengan bahan baku beras, Sake. Bahan baku di China adalah gandum. Tiap bahan menghasilkan cita rasa tersendiri.
Dalam buku ini juga tentang perbedaan antara ale dan lager. Tuh kan! Sebagai bukan peminum bir, mana saya tahu perihal ini. Tahunya cuman lihat berbagai macam merek bir dan kadar alkohol yang dikandungnya. Disebutkan lebih lanjut bahwa perbdaan keduanya adalah pada suhu saat proses fermentasi serta lamanya waktu proses.
Salah satu contoh yang ada di halaman 18 adalah Bitter. Disebutkan bahwa Bitter is an English pale ale. These beers vary in color from pale gold to dark amber. The alcoholic strength of bitter varies between 3% and 7%. The color of bitter may be controlled by the addition of caramel color. Jadi dapat ilmu kan, ada berbagai kategori bir.
Selanjutnya, sisa buku ini memuat berbagai macam merek dan spesifikasi bir. Menarik juga melihat berbagai macam merek, serta bentuk botol. Ilustrasi yang dipakai sebagai lebel dibuat dengan aneka warna dan desain yang menarik.
Diabolica India Pale Ale, yang tercetak di halaman 94 misalnya. Disebutkan bahwa country of origin: Brazil, Brewery,brewery Founded: Unknown, Alcohol Content: 6,66%. Dengan ilustrasi wajah seorang pria sebahu yang dibuat menyerupai tengkorak namun memiliki rambut, alih-alih memilih, jika saya peminum bir justru batal dan malah merasa seram melihatnya. Kalau sudah begitu mending cari yang lain.
Lebih lanjut disebutkan bahwa Diabolica India Pale Ale is brewed by Brazil's microbrewery the Gaundenbier Cervejaria. The beer is a nice amber color with a good foamy, head. The aroma is hoppy and sweet, but the hops have more presence. The beer's flavor is laced with roasted malt, toffee, smoke and hops. The mouth feel is medium and has a soft bitterness.
Demikian juga gambar Wychwood King Goblin di halaman 315. Bir dari U.K ini mengandung kadar alkohol 6,6%. Ini sepertinya sengaja didesain untuk acara khusus. It is served on draught during real ale festivals at Britanian's Weatherspoons publick hourses.
Agak aneh juga menemukan ilustrasi kapal Titanic sebagai label produk di halaman 405. Biasanya perusahaan membuat logo dengan makna mampu bertahan lama dan mencapai kesuksesan. Jarang yang mempergunakan ikon dari kapal yang tenggelam. Entah kalau niatnya justru agar mudah diingat saja.
Membaca merek beberapa bir, jadi membuat saya tersenyum. Tidak selalu merek dibuat dengan sederhana, ada juga yang justru mempergunakan nama panjang. Di India ada Godafather Super Strong dengan kadar alkohol 7%, lalu ada Thunderbolt Super Strong Lager Beer dengan kadar 9%. Ada Drayman's Brewery Berghof dengan kadar 4% dan Devil Peak King's Bloockhouse Ipa dengan kadar 6% di South Africa. Panjang kan, jika tidak membaca dalam buku ini, saya tak akan mengira ini merek bir.
Sebenarnya bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia minuman, buku ini perlu dipelajari. Dengan mengetahui aneka bir ia bisa membuat racikan minuman karena bisa memadu-padukan rasa.
Meski begitu, kembali saya tidak minum bir. Juga tidak merekomendasikan bagi teman-teman yang dilarang minum menurut keyakinan yang dianutnya. Bagi saya buku ini sekedar pengetahuan semata.
ISBN-13: 9780785831129
Halaman: 432
Cetakan: 2014
Penerbit: Chartwell Books
"Hah! Buku tentang Bir? Kenapa sih beli buku yang aneh-aneh. Kamu khan juga ngak ngebir."
Tak sedikit beberapa sahabat mengajukan pertanyaan seperti itu setiap kali melihat buku yang agak tidak biasa ada dalam daftar belanjaan saya. ketika itu daftar belanjaan di Big Bad Wolf. Sebenarnya saya merasa setiap buku pasti ada yang membaca buku, hanya saja karena saya jarang membaca buku seperti ini makanya dianggap nyeleneh.
Buat saya buku bisa tentang apa saja, bahkan untuk hal seperti ini sekali pun. Namanya juga ilmu. Justru saya membeli agar tahu minuman apa saja yang masuk kategori bir. Misalnya sedang ke suatu negara, saya jadi tahu mana yang masuk minuman ringan biasa dan mana yang masuk bir dengan bantuan buku ini. Sebelum berangkat, pastinya saya akan mencatat mana yang termasuk dalam bir di negara tersebut. Persoalan perginya kapan itu sih beda cerita hi hi hi.
Memuat lebih dari tiga puluh negara antara lain Belgia, Canada, Jepang, Mecixo, Perancis, Albania, Barbados, India, dan lainya. Bisa dikatakan ini adalah sejenis katalog mengenai merek bir yang ada di dunia.
Bir merupakan minuman yang mengandung unsur alkohol, produksinya melalui proses fermentasi bahan berpati tanpa proses penyulingan setelah frementasi. Proses pembuatan bir disebut brewing. Kadar alkohol bir biasanya antara 4-6 % abv (alcohol by volume) walau ada juga yang rendah kurang dari 1%, atau lebih dari 20%. Bir merupakan minuman berakohol yang paling populer. Dalam A History of Beer in Ancient Europe bahkan disebutkan bahwa bir adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.
Sering waktu, perkembangan bir juga mengalam perubahan penyebaran. Tiap negara mempergunakan bahan yang menjadi ciri khas di negaranya. Jepang misalnya, membuat bir dengan bahan baku beras, Sake. Bahan baku di China adalah gandum. Tiap bahan menghasilkan cita rasa tersendiri.
Dalam buku ini juga tentang perbedaan antara ale dan lager. Tuh kan! Sebagai bukan peminum bir, mana saya tahu perihal ini. Tahunya cuman lihat berbagai macam merek bir dan kadar alkohol yang dikandungnya. Disebutkan lebih lanjut bahwa perbdaan keduanya adalah pada suhu saat proses fermentasi serta lamanya waktu proses.
Salah satu contoh yang ada di halaman 18 adalah Bitter. Disebutkan bahwa Bitter is an English pale ale. These beers vary in color from pale gold to dark amber. The alcoholic strength of bitter varies between 3% and 7%. The color of bitter may be controlled by the addition of caramel color. Jadi dapat ilmu kan, ada berbagai kategori bir.
Selanjutnya, sisa buku ini memuat berbagai macam merek dan spesifikasi bir. Menarik juga melihat berbagai macam merek, serta bentuk botol. Ilustrasi yang dipakai sebagai lebel dibuat dengan aneka warna dan desain yang menarik.
Diabolica India Pale Ale, yang tercetak di halaman 94 misalnya. Disebutkan bahwa country of origin: Brazil, Brewery,brewery Founded: Unknown, Alcohol Content: 6,66%. Dengan ilustrasi wajah seorang pria sebahu yang dibuat menyerupai tengkorak namun memiliki rambut, alih-alih memilih, jika saya peminum bir justru batal dan malah merasa seram melihatnya. Kalau sudah begitu mending cari yang lain.
Lebih lanjut disebutkan bahwa Diabolica India Pale Ale is brewed by Brazil's microbrewery the Gaundenbier Cervejaria. The beer is a nice amber color with a good foamy, head. The aroma is hoppy and sweet, but the hops have more presence. The beer's flavor is laced with roasted malt, toffee, smoke and hops. The mouth feel is medium and has a soft bitterness.
Demikian juga gambar Wychwood King Goblin di halaman 315. Bir dari U.K ini mengandung kadar alkohol 6,6%. Ini sepertinya sengaja didesain untuk acara khusus. It is served on draught during real ale festivals at Britanian's Weatherspoons publick hourses.
Agak aneh juga menemukan ilustrasi kapal Titanic sebagai label produk di halaman 405. Biasanya perusahaan membuat logo dengan makna mampu bertahan lama dan mencapai kesuksesan. Jarang yang mempergunakan ikon dari kapal yang tenggelam. Entah kalau niatnya justru agar mudah diingat saja.
Membaca merek beberapa bir, jadi membuat saya tersenyum. Tidak selalu merek dibuat dengan sederhana, ada juga yang justru mempergunakan nama panjang. Di India ada Godafather Super Strong dengan kadar alkohol 7%, lalu ada Thunderbolt Super Strong Lager Beer dengan kadar 9%. Ada Drayman's Brewery Berghof dengan kadar 4% dan Devil Peak King's Bloockhouse Ipa dengan kadar 6% di South Africa. Panjang kan, jika tidak membaca dalam buku ini, saya tak akan mengira ini merek bir.
Sebenarnya bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia minuman, buku ini perlu dipelajari. Dengan mengetahui aneka bir ia bisa membuat racikan minuman karena bisa memadu-padukan rasa.
Meski begitu, kembali saya tidak minum bir. Juga tidak merekomendasikan bagi teman-teman yang dilarang minum menurut keyakinan yang dianutnya. Bagi saya buku ini sekedar pengetahuan semata.