Dan sungguh basah terlalu
Lalu bertanya apakah dia menetap;
Dan dia pergi terbang dalam sekejap
She was nearly drowned
And wet as wet could be.
And asked her if she'd stay;
"Oh, no," she said, "_I mustn't_,"
And off she flew away.
~Kekecewaan, halaman 8~
Para penggila buku yang menghabiskan masa anak-anak serta remaja pada era 80-90 bisa dikatakan cukup mengenal sosok Enid Blyton. Minimal pernah membaca satu dari sekian banyak buku yang dihasilkan.
Dalam buku Berkelana Lewat Buku; Kisah Tujuh Penulis, terdapat uraian seberapa besar pengaruh seorang Enid Blyton pada karier kepenulisan mereka-para kontributor buku. Untuk komentar buku tersebut bisa dibaca di sini.
Maka, keberadaan sebuah buku puisi yang ditulis oleh penulis yang sama layak mendapat sambutan meriah dalam dunia perbukuan. Apa lagi buku tersebut disebutkan sebagai buku pertama dalam karier kepenulisan seorang Endi Blyton.
Terdapat lebih dari 20 puisi dalam buku ini, antara lain Rosamunda; Melihat Peri; Kupu-kupu Aneh; Baju Rok yang Indah; Kolam Sunyi; Sebelum Makan Pagi; Angin Kegembiraan; Pukul Enam; Angin yang Riang Gembira; Disuruh Tidur; dan Akhir Bahagia.
Buku Bisikan Anak-anak |
Setiap puisi yang ada unik, bisa dikatakan tak ada yang mirip satu dengan yang lain. Semuanya mengusung suasana gembira serta menggugah rasa imajinasi pembaca. Hal ini sesuai dengan alasan penulis membuat buku ini, yang bisa ditemukan pada bagian Prakata.
Disebutkan bahwa berdasarkan pengalamannya mengajar, anak-anak bersuka cita dalam dua jenis puisi. Pertama adalah puisi jenaka atau lucu, tentunya versi lucu dari sisi anak-anak bukan dari sisi orang dewasa.
Selanjutnya adalah puisi imajinatif, juga dari sudut anak-anak, dengan cara pandang jernih dan fantasiah. Tanpa unsur-unsur tersebut maka puisi tersebut tak akan menarik bagi anak-anak.
Jika ditelaah lebih lanjut, terdapat empat puisi yang menyinggung tentang teh, yaitu Kekecewaan; Berkunjung; Siang ini; serta Bulan di Waktu Minum Teh. Berbeda dengan di negara kita, acara minum teh merupakan kebiasaan orang Inggris yang masih dilakukan hingga saat ini.
Dalam beberapa buku serinya seperti Lima Sekawan dan Sapta Siaga, sering dikisahkan bagaimana anak-anak yang menjadi tokoh utama kisah menikmati acara minum teh sore dengan aneka makanan melimpah.
Terdapat juga empat judul yang mengandung kata Peri, yaitu Melihat Peri; Kalung Peri; Jam Tidur Para Peri; serta Musik Peri. Sementara judul yang terkait dengan alam imajinatif atau alam fantasi adalah Balon Sang Penyihir; Orang Kecil di Atas Bukit; Kurcaci yang Nakal; serta Kesalahan si Hantu Kecil.https://en.wikipedia.org/wiki/Child_Whispers# /media/File:ChildWhispers.jpg |
Karena bukan novel atau buku non fiksi, maka membaca buku ini saya lakukan dengan memilih acak judul yang menarik terebih dahulu. Selesai membaca satu puisi, pilih judul yang lain, baca lagi. Demikian seterusnya hingga semua puisi dibaca.
Namun, ternyata dibalik kekagumannya tersebut, ada kekecewaan karena ia tak bisa sembarang memeluk sang ibu karena bisa membuat pakainnya kusut. Ia paling bahagia ketika sang ibu berkebun dengan mempergunakan overall. Saat itu ia bisa memeluk dan bermain dengan leluasa bersama ibu.
https://www.allyoucanbooks.com/ ebook/child-whispers-enid-blyton |
Bunga Poppy mengisahkan tentang pemberontakan seorang anak yang kesal karena rambutnya dikepang erat oleh pengasuh. Dengan kesal ia membuka kepangan dan menghias rambutnya dengan bunga poppy. Kemudian ia berjalan pulang sambil membiarkan bunga poppy berguguran dari rambutnya.
https://en.wikipedia.org/wiki/Enid_Blyton#/ media/File:Enid_Blyton_2.jpg |
Dalam The Encyclopedia of Fantasy oleh John Clute dan John Grant, disebutkan bahwa fairies become populer in 19th-century UK painting... Bisa jadi hal ini juga yang membuat Enid Blyton mengambil sosok peri dalam puisinya.
Masih perihal cover, tulisan Enid Blyton sepertinya mengambil jenis huruf yang sudah mencari ciri khas penulisan namanya. Semoga tak ada masalah dengan hak cipta seperti kasus tulisan pada sebuah produk susu kemasan beberapa waktu lalu.
Pesan yang ingin disampaikan penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahkan, bahasa dalam puisi juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa. Hal tersebut yang membuat banyak orang menyukai puisi.
Pengunaan kata yang mudah dipahami anak-anak serta susunan kalimat yang tak terlalu panjang, langsung pada sasaran tanpa menghilangkan keindahan kata membuat puisi yang ada dalam buku ini menjadi sebuah bacaan ringan yang menyenangkan. Cocok dibaca oleh semua usia.
Di laman berikut, disebutkan masih ada beberapa buku puisi lain karya Enid Blyton. Semoga penerbit berbaik hati menerbitkan karya yang lain. Siapa tahu, ada edisi ekseklutif , sebuah buku yang terdiri dari seluruh puisi Enid Blyton. Siapa tahu ^_^.
https://en.wikipedia.org