Suasana di Istana
Vichattan sudah mulai terlihat lebih lenggang dibandingkan beberapa
waktu yang lalu. Para Pendeta Vichattan menyebar ke seluruh penjuru guna
memantau keadaan serta melakukan pembenahan yang dirasa perlu. Dalam
beberapa hari lagi bisa dipastikan suasana akan kembali seperti semula
Kara
au Yamenti, biasa dipanggil Kara terlihat mengusap butiran keringat
yang mengucur deras. Walau ia adalah satu satu dari empat ahli waris ia
tetap seorang anak yang punya keterbatasan. Kurang istirahat selama
seminggu ditambah dengan makan yang tak teratur membuat staminanya mulai
menurun.
Perlahan Kara berjalan menyusuri koridor istana
menuju ke kamarnya. Sepertinya saat ini memungkinkan jika ia
beristirahat sejenak. Lagi pula penjagaan sudah diperketat dan situasi
tidak sekacau yang lalu. Sebuah paket dari LEx yang baru diterimanya
juga menggoda untuk segera dibuka. LEx adalah Light Express, jasa
pengiriman dengan menggunakan peri cahaya. Hanya perlu meniup kayu
untuk memanggil peri cahaya yang bertugas di LEx. Tak sulit membedakan
mana peri cahaya yang bertugas di LEx. Cukup lihat saja peri yang
menggunakan topi biru kecil bertuliskan LEx serta menggunakan pin
berwarna ungu di dada.
Paket kecil terbungkus kertas ungu
bertuliskan huruf-huruf yang tak lazim dipakai di Vichattan tergeletak
di meja riasnya. Tanpa membaca ia sudah tahu apa arti tulisan itu, "
Rachel Tan, Singaporean" Rachel Tan adalah sahabat penanya dari dimensi
lain. Ia tinggal di negara berbentuk pulau bernama Singaporean. Konon
Singaporean berarti kota singa, cocok dengan maskot negara mereka yang
berbentuk singa dengan tubuh ikan, Merlion.
Dengan bersemangat segera di raihnya paket dan dibukanya. Sebuah surat terlihat di atas buku. Segera dibacanya surat tersebut
Ni Hao....
Bagaimanakah
kabarmu sahabatku? Sudah berapa kali putaran purnama sejak peri cahaya
LEx mengantarkan kiriman istimewa darimu, buku sejarah pertempuran
panjang yang ditulis oleh salah satu pujangga dari tanah leluhurmu
Bonmedo Tambunan.
Rupanya dirimu
terlalu rendah hati sahabat, sehingga tak tercantum namamu selaku nara
sumber. Begitu juga soal kisah kasihmu dengan Pangeran Kegelapan yang
hanya sedikit terungkap. Sepertinya kau masih enggan membagi
kebahagianmu dengan khalayak ramai. Padahal aku sangat ingin mendengar
kisahmu dengannya.
Para
sahabatku di sekolah tak percaya saat kuceritakan bahwa aku sudah
mempunyai satu buah buku berjudul Xar & Vichattan: Empat Tubuh
Statera padahal buku itu baru saja mendarat di perpustakaan sekolah
kami. Maklum peraturan di tempat kami mengharuskan perpustakaan
memiliki terbitan terbaru, baru beberapa waktu buku tersebut bisa
diperoleh untuk umum.
Segera saja aku
didaulat untuk bercerita mengenai isi buku tersebut oleh majalah
sekolah. Setiap buku baru memang diupayakan untuk dibuat semacam review
oleh pihak sekolah . Gunanya untuk menarik minat baca serta
menginformasikan sebuah buku baru.
Berikut aku lampirkan apa yang kutulis di majalah kampus. Semoga kau suka.
------------------------------------------
Judul: Xar & Vichattan Seri Ahli Waris Cahaya-Empat Tubuh Statera
Penulis: Bonmedo Tambunan
Penerbit: Adhika Pustaka
Tebal: 431 halaman
Cetakan: Januari 2012
Segala
sesuatu tercipta pasti memiliki alasan tersendiri tergantung bagaimana
pemanfaatannya saja. Contohnya Buku Iblis yang selama ini menjadi momok
menakutkan bagi banyak pihak. Di tangan Kara au Yamenti seorang
penyhir muda dari Vichattan, buku tersebut justru menjadi sesuatu yang
bermanfaat.
Jika dalam buku-buku sebelumnya kita disuguhi
mengenai usaha para ahli cahaya memerangi kegelapan, dibuku ini justru
mereka akan berusaha memanfaatkan kegelapan demi keselarasan kehidupan.
Banyak yang mulai mengingat bahwa cahaya dan gelap adalah satu yang
sama, tetapi bertolak belakang. Keduanya saling melengkapi, dua adalah
satu. Yang satu saling menjelaskan, satu yang saling mencipta.
Gelap
dan terang datang atau tercipta begitu saja, tetapi waktu yang kemudian
datang lalu memisahkan gelap dan terang sehingga mereka tidak saling
bertabrakan. Setelah gelap dan terang terpisah, waktu mengumpulkan
tanah, air, api dan udara lalu membentuk dunia yang sekarang dengan
memastikan mereka tidak kacau dan saling membinasakan. Belakangan spirit
muncul.
Setiap unsur harus seimbang. Memang tidak setiap
saat unsur bisa seimbang tapi ada batasan minimum yang harus dipenuhi.
Jika tidak terpenuhi, maka unsur lain akan mulai berguguran.
Belakangan cahaya mulai tumbuh dengan pesat. Kecepatan tumbuhnya
kekuatan cahaya telah memaksa kuil Kegelapan untuk bertindak. Semakin
terang Cahaya, Kegelapan pun semakin lemah.
Para ahli
waris cahaya harus berhati-hati! Salah melangkah bisa-bisa mereka malah
menghancurkan dunia. Apalagi selama ini Gelap merupakan sesuatu yang
harus mereka hancurkan alih-alih manfaatkan. Terutama karena Gelap
bersinggungan dengan kehilangan dan kematian. Pengikut Gelap bisa
dipastikan tak akan berumur panjang.
Secara
keseluruhan buku ini menawarkan kasih yang tak biasa. Segala sesuatu
yang terlihat putih belakangan terbukti justru bukanlah “putih”
sementara yang hitam bisa saja berubah menjadi “putih”. Pembaca tidak
bisa menebak arah kisah karena segala sesuatunya bisa saja terjadi.
Hitam bisa juga kian menjadi hitam. Tak ada yang tak mungkin dalam kisah
ini.
Ciri khas penulis yaitu paragraf yang terdiri dari
kalimat-kalimat panjang masih terlihat disini. Walau sepertinya kalimat
yang ada tidak sepanjang buku-buku terdahulu. Agaknya kritikan pembaca
yang merasa kurang nyaman dengan kalimat panjang mendapat perhatian
penulis. Penulis berusaha mengakumodir keinginan pembaca tentunya dengan
tidak meninggalkan ciri khasnya.
Pemimpin Peri Udara
alias Ventosus Flaman sering dipanggil Bee karena kesukaannya
meneriakkan kata Bee saat sedang terbang seharusnya cukup ditulis Bee
saja. Di bagian depan, penulis sudah menerangkan mengenai nama panggilan
Bee, maka sebaiknya kebelakang cukup ditulis Bee saja tidak perlu
Ventosus Flaman alias “Bee”
Percakapan singkat antara
Dalrin dan kara di halaman 315 membuatku penasaran, sepertinya penulis
menyampaikan pesan tersembunyi. Demikian juga dengan percakapan antara
Gerome dan Antessa di halaman 415.
Entah
mengapa aku merasa penulis masih menyisakan beberapa hal. Misalnya saja
peristiwa kalahnya kekuatan besar yang selama ini merajalela. Sedikit
aneh jika pertempuran sengit yang meminta korban banyak dari kedua
belah pihak selesai dengan begitu mudahnya. Untuk saya kemenangan
keempat anak muda itu diakhir dengan terlalu mudah. Mungkinkan ada seri
selanjutnya?
Kisah ini merupakan kisah fantasy. Fantasy
sendiri menurut The Encyclopedia of Fantasy besutan John Clute dan John
Grant menyebutkan, "A fantasy text is a self-coherent narrative. When
set in this world, it tells a story which is impossible in the world as
we perceive it; when set in an otherworld, that otherworld will be
impossible, though stories set there may be possible in its terms."
Sementara
itu literatur yang lain menyebutkan ""...general description of any
literary work whose action takes place in an extravagantly imaginary
world, partakes of the supernatural or generally flouts expectations
about what can and cannot happen " Fantasy in Columbia dictionary of
Moderen Literary and Cultural Criticism."
Apapun pengertiannya, kisah ini benar-benar memikat.
Apalagi membaca endors yang ada, sungguh menggoda.
Layak untuk dibaca, apalagi dikoleksi box setnya.
------------------------------------------
Kara
tesenyum puas membaca uraian sahabat penanya Rachel Tan. Ia memang
sudah membuat kesepakatan dengan penulis untuk tidak menyebutkan jati
dirnya sebagai sumber kisah. Terutama kisah mengenai tambatan hatinya.
Masih banyak yang belum bisa menerima kisah kasih mereka walau pihak
istana sudah memberikan sinyal restu. Semuanya membutuhkan waktu.
Buku yang dikirim oleh sahabatnya berjudul
Takdir Elir, Chronicles of Elir karangan Hans J. Gumulia.
Menurut Rachel, buku itu sedang berada di puncak peringkat buku
terlaris. Senang rasanya membaca kisah dari dimensi lain.Bisa menambah
wawasannya.
Perlahan Kara berjalan menuju teras depan kamarnya sambil membaca buku
Takdir Elir, Cupcake resmi Istana Vichattan dari
Vicky Muffin & Cupcake
serta segelas teh kesehatan. Diaturnya posisi duduk hingga nyaman
sebelum mulai membaca. Ini merupakan salah satu caranya untuk
beristirahat. Sesaat sebelum mulai membaca, sudut matanya menangkap
pohon mawar hitam dan ungu yang sedang bermekaran indah dalam pot besar
di sudut teras yang bermandikan cahaya. Bunga mawar itu merupakan hadiah
dari Kuil Kegelapan. Sebersit rindu untuk Pangeran Kegelapan mampir
di hatinya.
Biarrrrrrrrr
Mendadak seberkas sinar
tanda Ilmu Perjalanan Cahaya baru dipergunakan berpendar di sisi lain
teras. Kara segera mengambil posisi siaga. Mendadak bau harum yang
sangat dikenalnya semerbak menyebar.
Kara sungguh tak mengira ia datang.......