Judul : Menatap Punggung Muhammad
Pengarang : Fahd djibran
Penyunting : Nita taufik
halaman : 181
Penerbit : Litera pustaka
Draf sebenyak 115 halaman , berukuran A4 mendarat dengan manis di e-mail saya.
Hanya ada satu kalimat dari sang pengirim " Kira-kira bagaimana?"
Lembar pertama sepertinya biasa saja, namun lembar-lembar selanjutnya membuat kedua alis saya bertemu.
Setelah sekian lama, rasanya baru kali ini sebuah draf cerita membuat saya kehabisan kata-kata.
Waktu seakan berhenti, saya terus membaca tanpa perduli sekitar. Form penilaian yang seharusnya diisi menjadi terabaikan. Saya justru lebih menikmati cerita yang mengalir, seakan sedang mendengarkan sang tukang cerita, Fahd Djibran, dengan tutur kata yang halus bercerita mengenai isi draf.
Saya hanya menjawab e-mal itu dengan kalimat sekitar 10-15 baris. Sangat tidak profesional, mengingat seharusnya saya mengisi form penilaian yang ada. Masalahnya saya tidak tahu harus menulis apa. Setiap kali membaca, ada perasaan hangat yang mengalir, ada rasa tenang yang datang
Baru saja Adzan berkumandang
Saat saya selesai membaca lembar pertama buku
Draft itu sekarang sudah menjadi buku sebanyak 181 halaman.
Ada perasaan sesak di dada
Saya juga tidak yakin apakah mampu menulis repiu buku ini
Setiap pembaca, ada "sesuatu" yang bisa ditemukan di sana.
Sesuatu yang maknanya akan berbeda bagi setiap orang yang membacanya.
Untuk kali ini, sebaiknya anda membaca sendiri
Jangan perdulikan coretan iseng saya
Karena saya sendiri tidak tahu harus membuat apa
,Bacalah.......
---------------------------------------
Jadi kemana saja aku selama ini?
Tanggal 29 Maret 2008, tepat pada ulang tahunnya, seorang lelaki muda bermimpi menjumpai seorang lelaki.
Lelaki dalam mimpinya tampak begitu anggun dan bercahaya. Entah bagaimana ituisinya menyatakan bahwa ia telah bertemu Muhammad, Sang Nabi Muhammad SWA.
Selanjutnya, ia tak kuasa menolak pesona yang ada. Perlahan ia mulai mecari tahu dan lebih mengenal sosok yang ditemuinya dalam mimpi. Ini kisah tentang pencarian jati diri seorang anak manusia selama 780 hari.
Ia menyadari sudah begitu banyak dosa yang ia buat, ia tahu ia harus berubah. Sebuah mimpi, membuatnya lebih memahami apa itu arti kehidupan dan bagaimana hidup ini harus diisi dengan ajaranNYA
Buku ini, merupakan sanduran surat yang dikirimkannya kepada Azalea sang kekasih yang ditinggalnya begitu saja demi mencari jawaban dari mimpinya.Azalea sudah menjadi mualaf sekarang, tentunya dengan perenungan yang panjang.Namun, pencarian sang kekasih lebih menggetarkan jiawanya.
Cinta pada sesama memang indah, namun sang lelaki sudah menemukan makna cinta sesungguhnya.
Dan semuanya berawal dari mimpi.
------------------
Seorang sahabat bercerita,
ia menintikkan airmata saat membaca buku ini dalam sebuah angkutan umum
Entah bagaimana perasaanya jika membuka link ini
http://www.youtube.com/watch?v=RsIZh0OqS0Y&feature=player_embedded
Saat kesunyian malam datang
Saat kekuatan diri nyaris habis
Saat sadar bahwa perbedaan diantara kami terlalu besar
bait-bait penyejuk hati memberikan kekuatan
Pengarang : Fahd djibran
Penyunting : Nita taufik
halaman : 181
Penerbit : Litera pustaka
Draf sebenyak 115 halaman , berukuran A4 mendarat dengan manis di e-mail saya.
Hanya ada satu kalimat dari sang pengirim " Kira-kira bagaimana?"
Lembar pertama sepertinya biasa saja, namun lembar-lembar selanjutnya membuat kedua alis saya bertemu.
Setelah sekian lama, rasanya baru kali ini sebuah draf cerita membuat saya kehabisan kata-kata.
Waktu seakan berhenti, saya terus membaca tanpa perduli sekitar. Form penilaian yang seharusnya diisi menjadi terabaikan. Saya justru lebih menikmati cerita yang mengalir, seakan sedang mendengarkan sang tukang cerita, Fahd Djibran, dengan tutur kata yang halus bercerita mengenai isi draf.
Saya hanya menjawab e-mal itu dengan kalimat sekitar 10-15 baris. Sangat tidak profesional, mengingat seharusnya saya mengisi form penilaian yang ada. Masalahnya saya tidak tahu harus menulis apa. Setiap kali membaca, ada perasaan hangat yang mengalir, ada rasa tenang yang datang
Baru saja Adzan berkumandang
Saat saya selesai membaca lembar pertama buku
Draft itu sekarang sudah menjadi buku sebanyak 181 halaman.
Ada perasaan sesak di dada
Saya juga tidak yakin apakah mampu menulis repiu buku ini
Setiap pembaca, ada "sesuatu" yang bisa ditemukan di sana.
Sesuatu yang maknanya akan berbeda bagi setiap orang yang membacanya.
Untuk kali ini, sebaiknya anda membaca sendiri
Jangan perdulikan coretan iseng saya
Karena saya sendiri tidak tahu harus membuat apa
,Bacalah.......
---------------------------------------
Jadi kemana saja aku selama ini?
Tanggal 29 Maret 2008, tepat pada ulang tahunnya, seorang lelaki muda bermimpi menjumpai seorang lelaki.
Lelaki dalam mimpinya tampak begitu anggun dan bercahaya. Entah bagaimana ituisinya menyatakan bahwa ia telah bertemu Muhammad, Sang Nabi Muhammad SWA.
Selanjutnya, ia tak kuasa menolak pesona yang ada. Perlahan ia mulai mecari tahu dan lebih mengenal sosok yang ditemuinya dalam mimpi. Ini kisah tentang pencarian jati diri seorang anak manusia selama 780 hari.
Ia menyadari sudah begitu banyak dosa yang ia buat, ia tahu ia harus berubah. Sebuah mimpi, membuatnya lebih memahami apa itu arti kehidupan dan bagaimana hidup ini harus diisi dengan ajaranNYA
Buku ini, merupakan sanduran surat yang dikirimkannya kepada Azalea sang kekasih yang ditinggalnya begitu saja demi mencari jawaban dari mimpinya.Azalea sudah menjadi mualaf sekarang, tentunya dengan perenungan yang panjang.Namun, pencarian sang kekasih lebih menggetarkan jiawanya.
Cinta pada sesama memang indah, namun sang lelaki sudah menemukan makna cinta sesungguhnya.
Dan semuanya berawal dari mimpi.
------------------
Seorang sahabat bercerita,
ia menintikkan airmata saat membaca buku ini dalam sebuah angkutan umum
Entah bagaimana perasaanya jika membuka link ini
http://www.youtube.com/watch?v=RsIZh0OqS0Y&feature=player_embedded
Saat kesunyian malam datang
Saat kekuatan diri nyaris habis
Saat sadar bahwa perbedaan diantara kami terlalu besar
bait-bait penyejuk hati memberikan kekuatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar