Minggu, 10 April 2011

Wajah Boleh Sama, Nasib Belum tentu....

Judul: The Prince dan The Pauper
Penulis: Mark Twin
Penerjemah: Tria Barmawi
Penyunting: Azzura Dayana
Disain Sampul: Windu Tampan
ISBN: 9786028851114
Halaman: 434
Penerbit: Orange Books
               November 2011

Aku melarangmu meletakkan  mahkota Raja Inggris di kepala orang yang salah itu.
Akulah raja Inggris!

Dua anak lelaki
Dua keluarga
Dua nasib yang berbeda
Ini sebuah kisah yang disampaikan kepadaku oleh seseorang yang mendapatkan kisah ini dari ayahnya, dan ayahnya mendapatkan cerita itu dari ayahnya lagi, begitu seterusnya.

Saat Edwar Tudor, sang Pangeran Wales lahir, seluruh kota London terlihat sangat meriah. Kehadirannya sangat dinantikan oleh seluruh penduduk Inggris. Sementara di sisi lain kota yang dingin, Tom Canty lahir  dan disambut dengan perasaan gundah keluarganya. Mereka tidak menginginkan Tom! Jika Wdwar adalah berkah maka Tom adalah sebuah kesalahan!

Edward  dan Tom,dua anak laki-laki yang memiliki wajah yang sama dan lahir di hari yang sama  tapi belum pernah saling bertemu. Mereka dilahirkan dalam status sosial yang berbeda. Salah satunya adalah lahir sebagai seorang pangeran sementara yang lain lahir  sebagai seorang pengemis.  Namun jika tangan nasib sudah bergerak, apa yang tak mungkin bisa  menjadi mungkin.

Tanpa sengaja, saat melihat Edward dari luar istana Tom justru bisa berbincang-bincang dengan leluasa dengan sang pangeran. Mereka bersendau gurau  dan saling berbagi cerita  mengenai kehidupan masing-masing. Keisengan mereka untuk bertukar pakain justru menyebabkan kesulitan yang tak terduga, bahkan nyaris memporak porandakan monarki.

Edward yang menggunakan pakaian Tom semula ingin menegur  penjaga yang  bersikap tak ramah. Ia malah diusir keluar istana alih-alih menegur si prajurit. Perawakan tubuh  mereka yang nyaris serupa  membuat Edward dikenali sebagai pengemis yang baru masuk bukan sang pangeran. Tom beralih menjadi pangeran sementara Edward beralih menjadi pengemis. Keduanya menjalani kehiduopan yang tak pernah mereka bayangkan selama ini.

 Edward terlunta-lunta di jalanan dan mengalami banyak kejadian pahit yang bisa   ia ambil hikmahnya. Edward jadi lebih memahami rakyatnya. " Jika aku jadi raja nanti, aku akan pastikan anak-anak itu tidak sekedar diberi makan dan diberi tempat penampungan. Aku akan pastikan mereka juga mendapatkan pengajaran dari buku-buku yang baik. karena perut penuh saja tidak ada gunanya jika otak dan hat i mereka kosong ...." kata Edward sambil mengenang saat ia mendapat perlakuan kasar dari anak-anak Panti Kristus.

 Tom belajar bagaimana cara memerintah. Kelembutan hatinya sering dimanfaatkan orang.  Penderitaannya di jalan membuat ia mau berbagi dengan gembira.  Ia sering membagikan uang kepada rakyatnya yangenyerukan namanya saat ia lewat. Kadang ia melihat kawan-kawannya sesama pengemis ikut bersorak-sorai dengan gembira. Ia harus menahan diri untuk pura-pura tidak mengenal mereka. Tom juga harus menanggung  divonis  terkena penyakit gila karena  mendadak berkelakuan aneh. Tidak hanya berkelakuan aneh, ia juga lupa banyak hal seputar kerajaan.Hal itu membuat khawatir banyak orang. Penobatan raa sebentar lagi, dan Tom belun juga "pulih"

Siapa yang mengira, keisengan mereka justru menjadikan keduanya mendapat pengalaman hidup yang paling berharga. Mereka jadi mensyukuri apa yang merka miliki selama ini. Tom mungkin tidak sekaya Edwar, namun ia memiliki saudara yang sangat mencintainya, dan itu adalah harta terbesarnya.

Selain menikmati kisah yang mengharukan mengenai kedua anak lelaki itu, kita juga akan mendapat tambahan pengetahuan mengenai kehidupan ala bangsawan, terutama di abad kesembilan belas. Pembaca akan mengetahui apa itu coffere (orang yang  bertugas mengatur isi lemari pakaian) lalu Maypole (tiang yang dihiasi dengan bendera-bendera yang dipegang oleh orang-orang saat menari di perayan hari burtuh).  Bahwa di Ingrris tingkat kebangsawanan tertinggi adalah Duke, Marquess, Earl, Visvount terakhir Baron.  Sementara Hereditary Peers adalah sebuah gelar kebangsawanan yang dapat diturunkan atau diwariskan. Bab Penutup, keadilan dan Sumbangsih,  lampiran dari penulis,  serta lampiran  penerjemah kian membantu kita memahami banyak hal dalam buku ini. Salut buat semangat sang penerjemah.

Aneka versi buku ini telah banyak beredar di masyarakat. bahkan sudah diadaptasi ke dalam puluhan versi layar lebar, panggungs andiwara, film, serial televisi. Bahkan Dinesy juga mengadaptasinya dengan Micky Mouse sebagai pemerannya.

Buku ini tidak hanya merupakan bahan bacaan. Salah seorang mahasiswa dari Universitas Diponegoro, Semarang malah menjadikan buku ini bahan untuk menyelesaikan tugas  akhirnya. Chandra Kurniawan Wiharja dari Jurusan Sastra pada tahun 2009 membuat tugas akhir dengan topik  "Kritik terhadap Hukum yang Tidak Manusiawi dalam Novel The Princes and The Pauper Karya Mark Twin"

 Samuel Langhorne Clemens  lahir pada  30 November 1835,  meninggal 21 April 1910. Ia  lebih dikenal dengan nama pena-nya Mark Twain,  seorang novelis, penulis, dan pengajar berkebangsaan Amerika Serikat. Beberapa karyanya yang paling terkenal adalah The Adventures of Huckleberry Finn, The Adventures of Tom Sawyer, The Prince and the Pauper, A Connecticut Yankee in King Arthur's Court serta satu buku non fiksinya, Life on the Mississippi. Buku  The Adventures of Tom Sawyer, dan The Adventures of Huckleberry Finn menceritakan anak-anak berusia belasan tahun yang sedang tumbuh. Pengalaman-pengalaman mereka yang mengasyikkan itu menggambarkan kehidupan di tengah abad kesembilanbelas, dan menceritakan tentang pertentangan-pertentanganyang timbul antara orang muda dan orang dewasa.

Edward VI yang menjadi tokoh dalam cerita ini  lahir 12 Oktober 1537 Hampton Court Palace, Middlesex . Ia  meninggal 6 Juli 1553 pada umur 15 tahun di  Greenwich Palace,Kent  dan diikubur 8 Agustus 1553 di Henry VII Lady Chapel, Westminster Abbey.  Edward VI dinobatkan menjadi raja pada tanggal 20 Februari pada saat berumur sembilan tahun. Ia merupakan  Raja Inggris dan Irlandia dari tanggal 28 Januari 1547.  Ia adalah putra dari Henry VIII dan Jane Seymour

Sebelum meninggal Edward VI menunjuk Jane Grey sebagai penerusnya. 4 hari setelah Edward VI meninggal, Jane Grey diumumkan sebagai Ratu Inggris. Penunjukan ini  mendapat penolakan dari Mary, kakak Edward VI yang mengklaim dirinya sebagai penerus sah. Tak butuh lama, hanya 9 hari Mary berhasil menyingkirkan Jane Grey dan menjadi Ratu Mary I. Ratu Mary I kemudian menangkap Jane Grey dan para pendukungnya dan menghukum mati mereka. Jane Grey tewas dipancung pada tahun 1554 dalam usia 16 tahun.Jane Grey terkenal dengan sebutan Nine Days' Queen karena takhtanya yang cuman 9 hari

---------------------
Cucol dikit ah
Saya sempat tidak enak hati saat dengan "etengnya" komplain soal buku  karangan Eyang Loiusa
Takutnya penerbit yang ini merasa tersinggung, apalagi sampai melemparkan daku dari daftar Peri Buku ^_^
Ternyata sungguh luar biasa!
Mereka berlapang dada dan menganggapnya sebagai masukan yang membangun
KERENNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN!

Beda sekali dengan penerbit tetangga
Sebetulnya karena ingin mencari sesuatu yang spesial, makanya buku kirimannya belum aku repiu.
Hanya  berkontar sedikit di salah satu komunitas, langsung aku dapat sms yang menyatakan menyesal mengirimi buku.
Ya sudahlah... besok bukunya aku kirim balik saja. Mengutip ajaran para suhu, repiu harus dibuat jujur dan seimbang. Walau sebenarnya kadang kita tidak bisa sangat jujur, nanti dikira menjatuhkan ^_^

Salah seorang sahabat malah berpendapat buku itu memang tidak bagus kok, penilaian yang sangat jujur mengingat ia juga menggemar buku sejenis. Jadi wajar khan kalau saya harus mencari sesuatu yang spesial guna menutupi kekurangannya. Tapi kalau sudah begini  buat apa direpiu, kepikiran buat menurunkan bintang sebenarnya.

Dimasa depan, Semoga  Penerbit Orange bisa terus membenahi kekurangan dan rendah hati terhadap semua pujian Bukannya tidak mungkin dalam hitungan tak lama, posisinya di dunia perbukuan kian kuat.
SEMANGAT!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar