Judul : Where The Mountain Meets The Moon
Penulis : Grace Lin
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penyelaras : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Aniza
ISBN : 978-979-024-460-3
Halaman : 261
Terbit : November 2010
Penerbit Atria
SEBAL................................................!
SEBAL........SEBAL.............SEBAl......!
Setelah berlama-lama menikmati penampilan fisik, akhirnya buku ini mulai saya baca kemarin. Tentunya dengan kecepatan gigi satu ^_ ^
Setiap bab berhenti sekian lama guna menikmati aneka ilustrasi yang disajikan. beberapa baris dibaca ulang, kadang malah menajdi satu halaman dibaca ulang. Saya jadi terobsesi dengan buku ini. Saya menuntut kesempurnaan! Itu makanya saat saya menemukan sebuah hal kecil yang mengganjal, saya langsung merasa kesal. Ok..ok..ok.. teramat sangat KESAL!
Hal kecil memang, namun saat menemukannya, kedua alis saya segera bertemu! Buku ini merngambil latar belakang Budaya China. Dalam Bahasa China terdapat keunikan yang khas. Kita tidak akan menemukan huruf A, B, C dan seterusnya. Setiap huruf yang ada memiliki bunyi dan arti yang berbeda. Beberapa huruf memiliki aturan tersendiri. Misalnya huruf D dibaca T, lalu huruf T dibaca The. Huruf B dibaca P, sementara huruf P dibaca PH. Masih tak mengerti kenapa kesempurnaan saya ternodai?
Baiklah saya perjelas. Dalam buku ini, terdapat panggilan untuk ayah dan ibu. Kata ibu, disana biasa disebut Mama (妈妈) tentunya tetap ditulis dan dibaca Mama. Sementara untuk ayah atau bapak biasa disebut papa ( 爸爸) dibaca Papa dari tulisan Baba! Jadi bayangkan bagaimana terganggunya saya saat membaca tulisan Ma dan Ba, waduh..............!
Seluruh isi buku ini menyebutkan kedua orang tua Minli dengan Ma dan Ba. Kenapa tidak dengan Ma dan Pa? Berapa banyak orang Indonesia yang memahami Bahasa Mandarin, sehingga bisa mengerti bahwa Ba yang dimakasud dalam buku ini adalah Pa untuk Papa. Tentunya mereka yang tidak mengerti akan mengerutkan alis di awal cerita. Nah, mengerti khan kenapa kesempurnaan saya terasa ternodai ^_^
Tapi dari sisi kisah yang disajikan jangan ditanya! Buku ini mengajarkan banyak hal! Ceritanya sebenarnya sangat sederhana, mengingat buku ini ditujukan untuk remaja usia 8-12 tahun. Ceritanya tentang semangat mengubah nasib seorang gadis kecil bernama Minli. Tapi pesan yang ingin disampaikan teramat menyentuh.
Keluarga Minli tidak hanya miskin, namun miskin sekali sehingga memelihara seekor ikan sudah merupakan beban. Mereka tinggal di kaki Gunung Nirbuah. Disebur Gunung Nirbuah karena tidak ada hewan atau tumbuhan yang hidup disana. Setiap hari kedua orang tuanya bekerja keras, demikian juga penduduk desa yang lain. Namun orang tua Minli tetap tidak memiliki apa-apa. Mereka tak memiliki benda berharga, kecuali dua buah uang tembaga yang diterima Minli saat ia lahir. Minli bertekat mengubah peruntungan keluarganya.
Minli sangat menyukai dongeng yang diceritakan ayahnya. Itu juga yang membuatnya tidak kelihatan coklat dan suram seperti warga desa yang lain. Setiap kali sang ayah bercerita, mata hitamnya bersinar-sinar bagaikan titik-titik air hujan yang terpapar sinar matahari.. Salah satu cerita yang sangat disukainya adalah tentang Kakek Rembulan yang serba tahu.
Minli sangat ingin menemui kakek rembulan dan memintanya mengubah peruntungan keluarganya. Minli nekat meninggalkan rumahnya seorang diri. Berbekal seadanya dan koin tembaga terakhir yang dimilikinya, Minli mulai menempuh perjalanan panjang, yang sudah pasti bukan perjalanan biasa. Ia banyak menemukan rintangan dan hambatan, namun Minli juga menemukan banyak sahabat baru.
Secara tak langsung, buku ini membawa budaya dan pemikiran ala China dalam diri kita. Kita diberi tahu kenapa Bangsa China sangat menyukai memelihara Ikan Mas, terutama terkait dengan Feng Shui. Bagaimana takdir tidak bisa dihindari, namun kita perlu berusaha mengubahnya. Lalu rasa puas justru membuat kita tidak pernah bsia mensyukuri apa yags udah kita raih. Kalimat favorit dalam buku ini adalah Jika kau membahagiakan mereka yang ada di dekatmu, mereka yang jauh darimu akan datang. Aduh co cuit....!
Grace Lin membuat cerita ini karena tersinspirasi dari kisah-kisah cerita rakyat yang membuatnya terpesona saat kecil. Naga dan ikan mas merupakan binatang yang kerap muncul dalam cerita-cerita rakyat China. Selain memanjakan kita dengan aneka ragam ilustrasi, buku ini juga mengandung cerita dalam cerita. Cara bercerita sang penulis serta caranya merangkaikan kata-kata sungguh menarik Setiap cerita yang diceritakan setiap tokoh dalam buku ini ternyata merupakan sebuah rangkaian . Setiap cerita mendasari sebuah peristiwa yang sedang berlangsung.
Dalam pembuatan buku yang menawan ini, Grace Lin sebenarnya juga ingin menitipkan sebuah pesan perdamaian. Setiap pembaca pasti memiliki interpretasi dan pemahaman yang berbeda menegnai isi i cerita. Tapi Grace Lin ingin menyampaikan bahwa selama kita memiliki seseorang untuk mencintai dan dicintai, kita adalah orang yang beruntung dan memiliki keberuntungan yang harus syukuri. Dan ia a benar-benar percaya akan hal itu.
Buku ini memperoleh banyak penghargaan. Antara lain
- 2010 Newbery Honor
- NY Times Bestseller
- IndieBound Bestseller
- 2010 Bank Street College of Education Josette Frank Award
- 2010 Indies Choice Book Awards Finalist For Middle Reader Book of the Year
- Al Roker's TODAY Show Kid's Book Club Pick, December 2009
- 2010 Mythopeic Fantasy Award for Children's Literature
- Starred Kirkus Review
- Starred School & Library Journal Review
- Starred Booklist Review
- Booklist Top 10 SF/Fantasy for Youth:2009
- 2009 Parents' Choice Gold Winner
- 2010 CCBC Choices List
- 2010 EB White Read-Aloud Honor Book
- 2010 Massachusetts Book Award for Children ’s/Young Adult Literature
http://www.gracelin.com/content.php?page=wherethemountainmeetsthemoon
Saat membaca daftar beberapa buku yang menginspirasi cerita ini, mendadak tertarik dengan tulisan
Roberts,Moss,ter, Chinese Fairy Tales and Fantasies, New York : Pantheon Books, 1979.
Langsung kedip-kedip ke Boni ^_^
Buku ini menghipnotisku dengan pesonanya!
Walau urusan Ba sempat mengusik kekagumanku
Tapi biar bagaimana...., saya tetap menikmati buku ini.
Terlalu sempurna juga tidak bagus, tidak ada variasi he he he
Wajarlah jika diganjar bintang 4,5
Kembali........ ada tawa setan ala Jia bergema di kamar saya
Tidak...................! *sembunyi di balik bantal*
-------------------
Foto buku-buku Grace Lin yang lain dicomot dari :
http://www.flickr.com/photos/29757897@N00/3865877750
Tidak ada komentar:
Posting Komentar