Rabu, 12 April 2023

2023 #10: Petualangan Dio vs Raja Rimba

Judul asli: Sisi Liar
Penulis: Tsugaeda
ISBN: 9786234830545
Halaman: 375
Cetakan: Pertama- September 2022
Penerbit: One Peach Media
Harga: Rp 85.000
Rating: 4,25/5

"..., saya saat ini merasa dunia memang sudah gila. Setiap kita hanya memilih mau menjalani  kegilaan yang mana."
- Sisi Liar, hal 95 -

Pernah menghadiri sebuah seminar dimana narasumbernya sibuk membahas tentang kesuksesan yang diraih? Isi seminar yang terasa aneh plus tingkah motivator  nyaris membuat salah satu peserta menyerah. Peserta tersebut mengikuti senimar tersebut karena perintah semata, sebagai salah satu syarat untuk mempelajari ilmu baru. Entah apa hubungannya dengan materi yang ia terima. Peserta tersebut adalah Dio, James Bond lokal kita.

Setelah sukses membereskan kasus Penida  Airways,  Dio mendapat tugas baru yang tak kalah sulit. Ia harus membongkar jaringan penerbangan liar yang kian meresahkan. Om Jon menugaskan Dio untuk berangkat ke Kalimantan guna mencari informasi lebih lanjut.

Dan ternyata ada hubungan antara tugas yang baru ia terima dengan keikutsertaannya dalam seminar. Dio harusnya ingat, segala hal pasti memiliki maksud tersembunyi, jika terkait dengan Om Jon. Tak hal yang biasa jika terkait Om Jon.

Untuk bisa membongkar seluruh jaringan, bukanlah tugas yang mudah. Apalagi sudah banyak yang merasakan nikmatnya "kecipratan". Butuh strategi khusus, terutama sekali untuk bisa dekat dengan orang yang disapa sebagai Raja Rimba. Selama ini, hanya anak perempuannya yang terlihat tampil mewakili pada setiap kegiatan. Tak banyak informasi yang bisa ditemukan tentang dirinya.

Sosok Aliong, salah satu tokoh dalam kasus penebangan liar, dianggap merupakan kunci untuk bisa bertemu dengan Raja Rimba. Hanya saja, mendadak ia menghilang, susah untuk ditemukan. Berkat keahlian Om Jon dan tim, Dio bisa bertemu dengan Aliong. Oh, ya terkait penerbangan liar, bisa dibaca di sini.

Urusan semakin rumit! Di Kalimantan,  selain mendapatkan  informasi dari Kabareskrim langsung,  Dio  juga menyaksikan penemuan  beberapa mayat tinggal belulang tanpa identitas dikubur. Penemuan ini menambah misteri yang harus dipecahkan Dio. 

Saya mengharapkan ada adegan seru sebagai tambahan terkait tulisan di halaman 45. Disebutkan bahwa Dio mencatat informasi yang diperoleh dari Kabareskrim, padahal sebelumnya disebutkan agar dia menyiapkan  telinga baik-baik. 

Bagaimana jika ada yang melihat Dio mencatat dan kemudian menyerang untuk mengambil catatan yang ia simpan dalam ransel? Memang disebutkan bahwa mereka yang ada di sana adalah orang pilihan, tapi untuk mempertegas kekuatan jaringan Raja Rimba, seperti adegan tersebut bisa saja terjadi.

Dio dan teman-temannya memang berhasil menarik perhatian Raja Rimba, keberhasilan yang nyaris dibayar dengan nyawanya. Dibalik pembawaannya yang tenang dan penuh perhitungan, ternyata ada sisi liar yang menakutkan dari Raja Rimba.   

Konon, Raja Rimba bisa mengalahkan harimau dengan tangan kosong.  Sosok  yang berbahaya! Tapi Dio harus bisa menarik perhatian dan dekat dengannya, jika ingin membongkar seluruh jaringan. 

Segala hal tak terlihat sebagaimana yang terlihat. Tak hanya urusan penebangan liar, ada juga penyeludupan TKI serta lomba perburuan manusia yang sering dilakukan oleh Raja Rimba. Salah satu rekan Dio melakukan penelusuran hingga NTT dan menemukan aneka fakta mengejutkan terkait penemuan mayat lalu.

Dio juga mendapatkan informasi terkait kasus sang ayah-Beno Prasetyo. Dengan cerdik penulis membuat benang merah kasus ini dengan kasus yang melibatkan ayah Dio. Kasus kali ini bukan kasus kaleng-kalengan, banyak nyawa yang terancam. 

Namanya juga Dio, jika ia tak beruntung, mungkin mananya harus diganti menjadi Budi, Agus, atau lainnya. Silakan membaca keseruan dan keberuntungan Dio dalam buku ini secara langsung ^_^.

Ilustrasi kover sesuai dengan alur kisah. Ilustrasi loreng mengacu pada harimau, menggambarkan sosok Raja Rimba. Sementara ilustrasi kijang, bisa diasumsikan sebagai buruan kijang. Sang macam sering digambarkan sebagai hewan yang sabar mengintai mangsa. Jika dirasa sudah tepat, ketika buruan lengah, ia akan menyerangnya. 

Sang Raja Rimba, disebutkan memiliki lumayan banyak Harimau Sumatra, hasil dari upaya konservasi yang dilakukannya. Sesungguhnya beliau patut diapresiasi karena melakukan upaya agar harimau-harimau tidak punah. Namun karena tujuan sesungguhnya menakutkan, maka ia sebaiknya dilenyapkan dari bumi.

Salah satu tokoh dalam buku ini selain Dio, adalah Dinta. Keberadaannya sudah dikenal pembaca, sehingga bukan tak mungkin bakalan ada buku dengan Dinta sebagai tokoh utama. Ada juga tokoh bernama Jun. Semula saya kurang paham mengapa sosoknya seakan-akan sudah menjadi bagian dari tim Om Jon, ternyata ia adalah tokoh utama dalam kisah Muslihat Berlian.

Salah satu kerseruan membaca buku penulis yang satu ini, adalah tokohnya yang saling berkaitan. Namun jika kita tidak membaca secara berurutan juga tak jadi masalah. Kita tetap bisa menikmati kisah.  Buku ini-Sisi Liar, merupakan sekual dari Efek Jera.

Penasaran juga dengan kalimat yang ada di halaman 79, "Kroco-kroco itu bahkan tak mengantarkannya kembali ke sana. Akhirnya ia memutuskan ke Dragon Fist dengan taksi."  Mungkin saya yang salah menangkap setting waktu kisah ini. Tapi jika masih tahun 2015-an, bukankah kebanyakan orang, apalagi yang piawai menggunakan. akan memilih memakai jasa transportasi daring. walau bisa saja yang datang adalah taksi yang sudah tergabung dalam armada layanan daring bukan mobil pribadi yang dijadikan armada. 

Tapi membaca kalimat di halaman 79 tersebut, saya menangkap bahwa yang dimaksud penulis adalah taksi regular. Kendaraan roda empat yang di atas mobil terpasang lampu dengan tulisan taxi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_sumatra
Harimau Sumatra yang disebutkan dalam kisah ini, merupakan 
  satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Apa yang dilakukan penulis, dengan mengangkat menjadi salah satu poin dalam kisah ini layak diacungi jempol. Sebagai upaya untuk mengingat keberadaan dan menyebarkan semangat untuk melindungi.

Gara-gara buku ini, saya begadang hingga sahur tiba. Memang waktu meminjam masih lama (ceritanya saya memanfaatkan koleksi tempat saya bekerja), namun keseruan membaca membuat tak ingin berhenti sebelum lembar terakhir. Risiko yang seimbang dengan kepuasan yang diperoleh dari membaca buku ini.

Dibandingkan dengan buku-buku yang lalu, buku ini lebih banyak memberikan adegan seru dan menegangkan, misalnya adegan Dio harus berhadapan dengan harimau dan dijadikan sasaran buruan. Hanya saja, penulis sepertinya lebih menahan diri, tidak seliar buku-buku yang lalu.

Buku ini seharusnya menjadi bacaan para aparat, sebagai salah satu buku pengayaan mengenai bagaimana kejahatan koporasi bisa berlangsung, serta bagaimana cara mengatasinya melalui aksi Om Jon. Memang ini adalah fiksi, tapi disusun berdasarkan riset yang tidak kacang-kacangan. Sampai saya merasa, jangan-jangan memang ada sosok Raja Rimba di luar sana. Seram!

Akhir kisah dalam buku ini ditutup dengan upaya Dio untuk mulai berkompromi dengan masa lalunya. Salah satu langkah yang ia lakukan adalah untuk pertama kalinya mengunjungi ayahnya di penjara.

Bukan Tsugaeda, jika adegan  ditutup dengan ayah dan anak yang berpelukan haru, misteri masa lalu Dio masih akan muncul pada buku yang lain.

Sumber gambar:
https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_sumatra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar