Selasa, 12 November 2019

2019 # 33: Berburu Harta Karun Komik


Benar rupanya!
Seseorang pernah mengatakan pada saya, jika setiap hari kamu disuguhi gambar atau ucapan yang sama secara terus menerus, efeknya kamu akan mulai merasa tertarik. Bukan tak mungkin kamu malah akan menyukai, bahkan tergila-gila akan hal tersebut. 

Kali ini saya terkena dampak obralan dari TB Gramedia Cinere Mall yang menggelar lapaknya di area kantor. hingga akhir bulan November 2019. Tepatnya terkena racun penjualan komik yang disebut-sebut harganya Rp 1.000/ eksemplar.
 Yups! Mata teman-teman tidak salah baca, Harga komik memang Rp 1.000 dengan ketentuan berlaku he he he. Kalian harus membeli minimal 10 eksemplar baru harganya menjadi Rp 1.000. Lalu bagaimana jika yang ingin dibeli kurang dari 10 eksemplar? Jangan kuatir! Banyak cara yang bisa kita lakukan demi menperoleh komik murah tapi mutu tidak murahan.

Pertama, coba bongkar dengan seksama tumpukan yang ada. Kadang, harta karun bagi kita justru buku yang tak diminati oleh  orang lain. 

Jangan ragu bertanya jika melihat seseorang menemukan komik yang kalian incar. Umumnya, komik yang berasal dari jenis yang sama diletakkan berdekatan, calon pembelilah yang membuat mereka terpisah hi hi hi.

Saya sempat melihat mbak petugas  meletakkan QED nomor 48 setumpuk (kira-kira 10-15 buku), dalam hitungan menit mahasiswa yang sibuk memilih membuat komik tersebut menyebar ke seluruh  area komik. Siapa tahu, komik yang kalian inginkan berada tak jauh dari tempat pembeli lain menemukannya.

Kedua, jika memang sudah menyerah mencari dan hanya menemukan sekitar 7-8 komik, jangan ragu untuk pasang wajah memelas dan bertanya pada calon pembeli yang lain, apakah mereka memberi izin jika kalian ikut menggabungkan komik yang kaliah pilih dalam belanjaannya mereka? Misalnya mereka hanya menemukan 8 komik, ditambah 8 milik kalian jumlahnya 16, lebih dari 10! Harga satuan menjadi Rp 1.000.

Bagi calon pembeli yang lain, hal ini juga membantu lho. Mereka yang malas atau lelah mencari bisa tertap memiliki komik dengan harga sangat terjangkau. Sama-sama untung. Siapa tahu setelah itu mereka bisa berkenalan dan menjadi sahabat bertukar baca komik, kenapa tidak? Sesama penggila bacaan akan lebih mudah berteman (biasanya begitu).

Lalu jika komik yang ingin diboyong hanya 1-2 komik saja? Coba bicara dengan mbak atau mas  yang bertugas di kasir, siapa tahu kalian bisa tetap membeli dengan harga yang juga murah walau bukan Rp 1.000. Tetap bisa membaca komik dengan gembira bukan?

Oh ya, kemarin saya membeli 10 komik, antara QED, Otoboke , Kobochan, The Secret Case of S.H, King's Detective Note, Border, dan  untuk adik saya. Kobochan dan Otoboke sebenarnya dibaca menghilangkan stress. Karya Masashi Ued paling manjur untuk membuat saya tertawa. Sementara sisanya, dibeli sekedar mengenang kesukaan  membeli komik  kisah detektif.

Jadi pingin bikin coretan iseng nih seputar komik  yang dibeli.
 
Judul: New Kobochan #14
Penulis: Masashi Ueda
Alih bahasa: Hendy R
Editor: Nia Ikasary
ISBN: 9789796635038/ 9786020018515
Halaman: 127
Cetakan: Pertama-2012
Penerbit: PT Elex Media Komputindo

Kecintaan kakek dan nenek pada Kobo tak perlu diragukan lagi. Keduanya sangat bangga pada Kobo. Pada satu bagian kisah, diceritakan bagaimana kakek dengan bangganya memamerkan foto Kobo di telepon genggam pada  orang lain di bangku taman. 

Bukan hal aneh jika seorang kakek memamerkan foto cucunya, biasanya hal tersebut dilakukan jika sang cucu tak ada di dekat mereka. Kocaknya ketika kakek memamerkan foto tersebut, Kobo sedang duduk di sebelah kakek hi hi hi.   Buat apa  melihat foto melalui telepon genggam jika cucu ada di sebelah, lebih baik langsung saja ^_^.

Begitulah kakek dan nenek. Keduanya begitu memanjakan Kobo, walau sesekali juga memarahinya. tapi jangan biarkan mereka pergi hanya dengan Kobo saja, misalnya ke supermarket. Bisa segala  jajanan yang diminta Kono akan mereka belikan. Tak ingat apakah terlalu manis, tak baik untuk gigi, dan lainnya.  Kobo tentunya sangat berbahagia, sementara ibunya akan mengerutkan kedua alis.

Jika ada yang mengatakan bahwa kasih kakek dan nenek pada cucunya melebihi  kasih pada anaknya, bisa jadi benar adanya jika melihat bagaimana sayang kakek dan nenek pada Kobo. Bahkan pada halaman terakhir kisah ini, digambarkan bagaimana kakek menemani Kobo bermain ambil ikan dengan membawa wadah plastik sendiri. Meski  Kakek tak bisa menahan  malu karena kelakuan Kobo.
 
Judul: New Kobochan #20
Penulis: Masashi Ueda
Alih bahasa: Dudi YP
Editor: Nia Ikasary
ISBN: 9789796635038/ 9786020032450
Halaman: 127
Cetakan: Pertama-2012
Penerbit: PT Elex Media Komputindo

Kobo punya adik perempuan! 
Wah bangganya ia menjadi kakak. Teman-teman Kobo bahkan datang ke rumah untuk melihat sang adik yang bernama Miho. Mereka memasuki rumah dengan perlahan agar tidak membangunkan Miho.  Ternyata Miho sudah bangun, justru ayah, ibu, nenek dan kakek yang tertidur kelelahan.

Semua begitu memuja  Miho. Banyak hal yang berubah karenanya. Kobo dan kakek harus mengucapkan salam lebih perlahan ketika kembali dari bepergian. Sementara ayah justru harus segera menyapa ibu agar ibu tidak kaget dan berteriak karena ayah sering mendadak ada di rumah tanpa mengucapkan salam sehabis bepergian. 

Kakek yang sering digambarkan bersikap agak masa bodoh dengan urusan rumah tangga, bahkan mau belajar memandikan bayi. Begitu cintanya pada Miho, ketika melihat anak ikan tersangkut dikailnya kakek langsung teringat Miho.  Ujungnya  kakek batal memancing, langsung pulang.  Tak hanya itu, setiap hari sekitar pukul 5 pagi, kakek juga ikut bangun demi Miho.

Sebagai kakak, kadang Kobo juga jahil. Misalnya mempergunakan popok (pempers maksudnya) milik Miho agar ia tidak ngompol karena makan semangka sebelum  tidur. Agar tidak mengompol katanya, mungkin Kobo meniru Miho yang dipasangkan popok setiap malam.

Dilain waktu, Kobo juga menemani Miho ketika ada gluduk dan petir saat hujan, walau akhirnya ia bersembunyi di dekat tempat Miho tidur karena takut. Kobo dan kakek juga  rela wajahnya kena tangan Miho yang sudah mulai bisa bergerak. Semuanya bergembira karena Miho.
 
Judul:  Otoboke Section Chief #25
Penulis: Masashi Ueda
Alih bahasa: Dudi Yudia Permana
Editor: Binarti
ISBN: 9789792773262/
9786020252742
Halaman: 127
Cetakan: Pertama-2014
Penerbit: PT Elex Media Komputindo


Konon, tokoh Pak Kepala  Seksi  muncul dalam kisah Kariage Kun. Karena sosoknya menarik banyak pembaca, maka Masashi Ueda mengangkat tokoh tersebut menjadi sebuah komik tersendiri. Kisahnya seputar kehidupan di kantor serta di rumah.

Meski digambarkan galak, namun ternyata Pak Kepala Seksi juga humoris. Sering kali ia berlaku kekanak-kanakan dengan sang anak. Misalnya ketika salju turun, ia membeli garupan punggung untuk dipasang pada bakiak. Ide nyelenih dengan alasan menghindari bakiak slip ketika dipakai berjalan di salju.

Walau selalu berusaha berpenampilan rapi, ternyata urusan pakaian  yang dikenakan  Pak Kepala Seksi sebagai lapisan  punya banyak kisah. Ada kaos yang kelunturan celana jeans istrinya, ada yang berupa kaos joging namun tak pernah dipakai untuk berolah raga hingga butut, bahkan ada kaos yang sudah berwarna kuning karena lama dipakai. 

Ada juga bagian yang mengisahkan ia  bergaya menutupi jas yang robek pada bagian lengan. Maklum, mungkin usianya sudah tua sehingga dibuat bergerak agak banyak sedikit langsung sobek. Ternyata ia tak senecis gambaran luar selama ini.

Sayang, saya tak menemukan kisah bersama Kariage dalam buku ini, mungkinkah ada dalam buku yang lain? Penasaran, tentunya kocok mengetahui bagaimana kekonyolan Kariage dari sisi Pak Kepala Seksi. Selama ini dalam kisah Kariage, Pak Kepala Seksi selalu menjadi korban kejahilannya.

Lumayan buat menghibur. Seperti yang saya sebut di atas, karya Masashi Ueda salah satu favorit saya. Bisa membuat tertawa lepas, walau kadang sama juga dengan menertawakan diri sendiri.

Bongkar-bongkar lagi ah, mumpung bazar sampai akhir bulan. Siapa tahu menemukan yang unik lagi.







1 komentar: