Minggu, 07 Februari 2016

2016#15: Teman Seperjalanan

Penulis: Kurnia Effendi
Editor: Endah  Sulwesi
Perancang sampul: Iksana Banu
ISBN: 978-602-6799-02-9
Halaman: 208
Cetakan Pertama-2015

Penerbit: Exchange
 
Buku ini dicetak terbatas, tidak dijual di toko buku offline mana pun. Yang berminat silakan inbox ke saya, atau hubungi: HP/WhatsApp: 0812-8765-4445, PIN BB: 575853B2, email: ptkaurama@gmail.com
Beruntunglah saya bisa memiliki buku ini!
 
Sebagai remaja yang kurang menikmati kisah roman, apalagi jarang membeli majalah yang berisi kumpulan cerpen,  tentunya saya tidak mengenal karya dari seorang Kurnia Effendi. Perkenalan saya justru melalui ibu peri buku Endah serta sebuah majalah Horison di kantor.

Lebih baik terlambat dari pada tidak. Mulailah saya ikut menikmati karya-karya Mas Keff. Tidak sulit mendapatkan buku-buku beliau. Apalagi banyak kawan sesama penyuka buku yang memiliki bukunya. Maka ilmu meminjam dengan bertanggung jawab mulai dilancarkan.

Saat melihat informasi mengenai buku ini, tanpa pikir panjang langsung melakukan order. Buku yang konon tercetak terbatas dan tidak dijual bebas tentunya tidak bisa dimiliki oleh banyak orang. Rugi sekali jika saya sampai tidak bisa memilikinya.

Menurut kisah, buku ini juga merupakan simbol mas Kef akan 100% berkarya dalam dunia literasi setelah sebelumnya bekerja pada sebuah perusahaan otomatif. Isi buku adalah pilihan cerpen yang telah dimuat dalam berbagai media.

Cerpen yang ada dalam buku ini agak berbeda dengan yang pernah ada dalam buku lainnya. Selain merupakan kisah nyata dengan memodifikasi nama lakon,  ada juga kisah yang dimuat dengan mengambil karakter para sahabat, Selain itu, penerbitannya sama sekali tidak dibiayai penerbit namun mendapat dukungan dana dari dua vendor tempat dulu bekerja. Terakhir, buku ini merupakan hadiah ulang tahun ke-55 bagi diri sendiri. Seru!

Sekitar 16 kisah bisa ditemukan dalam buku ini. Dari Teman Perjalanan, Sebuah Tempat untuk Sembunyi, Abu Jenazah Ayah, Sepercik Cinta, hingga Mayat yang Terapung. Setiap kisah terasa unik dengan cara yang tidak sama. Baik dari kisah, penokohan bahkan tempat di mana lokasi kisah berlansung semuanya menawarkan sesuatu yang berbeda satu dengan lainnya.

 Kisah Bingkai mengusung nama Lanfang sebagai seorang pekerja teks komersial (meminjam istilah seorang sahabat). Ingatan saya langsung mengarah pada nama seorang penulis Lan Fang yang sudah berpulang pada 2011 silam, Karyanya memang terlalu sayang untuk dilewatkan. Kisah dalam ceita Bingkai justru tidak terlalu menonjolkan sosok Lanfang, ia justru bisa dikatakan sebagai penggembira semata. Pelaku utama kisah ini adalah sang suami yang memiliki kekasih di pulau lainnya.

Kisah Percakapan Kabut yang pernah dimuat di majalah Kartini  tahun 2009 merupakan hadiah ulang tahun bagi Mbak Endah. Sebenarnya, tanpa perlu disebutkan, saya yang juga mengenal sosok ibu peri yang rendah hati ini bisa langsung menebak siapakah sosok dibalik inspirasi kisah ini.

 Favorit saya adalah kisah Sebuah Tempat untuk Sembunyi yang dibuat pada tahun 2011 dan dipersembahkan untuk Mbak Sannie B Kuncoro. Ada semangat untuk tidak cepat menyerah. Seseorang harus tegar dalam menghadapi cobaan, apalagi jika  cobaannya berupa karya yang dianggap kurang bermutu. Sosok dalam kisah ini, penulis bernama Susan dengan bantuan seseorang dari masa lalu mampu bangkit menghasilkan karya indah setelah sebelumnya dianggap sudah tidak mampu menerbitkan novel yang bermutu lagi.

Jelas saya tidak memiliki kritik dan saran bagi penulis sekaliber Mas Keff. Beliau sangat tahu apa yang harus ditulis serta bagaimana menyampaikan sebuah kisah dengan semenarik mungki. Andai ada yang saya rasa kurang, sepertinya hanya karena selera. Saya merasa buku ini agak hambar karena tidak ada sama sekali ilustrasi atau gambar di dalamnya. Padahal dengan mudah Mas Keff bisa mengajak salah satu ilustrator topikut berpartisipasi. Atau bahkan meminta sang pembuat desain kover untuk juga membuat ilustrasi dalam buku ini.

Gambar buku yang dipegang sepasang tangan dalam kover buku ini mengingatkan pada kain dengan pola Mega Mendung dengan warna merah. Sementara gambar awan yang seakan dilihat dari jendela, mengingatkan pada pemandangan yang akan kita temui jika menggunakan pesawat udara saat berpergian. Kenapa ya tidak memperlihatkan pemandangan alam seperti sawah, gunung dan lainnya yang menandakan penggunaan jasa kereta api. 

Ah.., saat usia 50, ada buku Anak Arloji, pada usia 55 ada buku ini, sungguh saya mengirim doa agar ada buku lagi pada usia 60, 65 dan seterusnya. 

Sosok penyuka kain tradisional tanah air serta juragan laundry ini bisa dilihat di sini. Semangat Mas Keff *bawa pompam lonjat2*














1 komentar:

  1. kunjungi web kami www.rajaplastikindonesia.com

    CP 021 2287 7764 / 0838 9838 6891 (wa) / 0852 8774 4779 pin bbm 5CFD83E7

    BalasHapus