Hari ini jagoan neonku, berulang tahun. Seperti para ibu dipelosok dunia, doa dan harapan pasti sudah dipanjatkan. Sejak ia lahir hingga saat ini semua yang dilakukannya, baik kebaikan, kemurahan hati, kejahilan, bahkan kenakalannya selalu membuatku bangga. Tugasnya hanyalah membuat orang disekelilingnya bangga akan dirinya.
Ada sedikit rasa sedih dihati, saat dia berulang tahun hari ini, aku terpaksa menunda hadiah yang sudah dijanjikan. Maklum kondisi keuangan sebagai orang tua tunggal yang naik turun sehingga semuanya musti diperhitungkan dengan matang. Bukan tidak mau mensyukuri apa yang sudah ada, namun saat gajian melalang buana selama nyaris 2 minggu karena kesalahan sistem, keluh kesah keluar tanpa bsia ditahan.
Untungnya jagoen neon cukup pengertian, walau sedikit menunjukkan wajah kecewa. Namun ia cukup mengerti keadaan. Maklum nyaris tiada rahasia diantara kita, termasuk besarnya gaji serta nomor pin he he he Aku bersyukur akan sifat pengertiannya.
Untungnya, saat makan siang berupa nasi kuning, sebuah paket dari Ibu Peri Buku di kawasan Kemang mendarat dengan manis. Dengan sedikit tidak bersemangat karena masih diliputi perasaan bersalah, paket itu dibuka. Isinya... , sungguh menyenangkan. Sebuah buku Ghostgril: Homecoming! Aku langsung bergairah, menyobek seluruh sampul dan mengacung-acungkan dengan semangat ke arahnya.
Mungkin orang akan bertanya apa istimewanya buku ini dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Jelas berbeda! Buku ini sebenarnya merupakan salah satu buku yang diinginkan jagoan neon! Sebenarnya ia tidak suka membaca, namun mau meluangkan waktu untuk membaca Ghostgril. Kaosnya pun sudah dimilikinya. Maka jelas buku ini istimewa baginya. Perasaan bersalahku sedikit berkurang.
Dengan antusias ia menerima buku ini sebagai tambahan hadiah. Tentunya dengan janji membiarkanku membacanya terlebih dahulu. Apalagi saat melihat di webside penerbitnya ini masih merupakan buku yang akan diterbitkan. Untuk kali ini aku mensyukuri kecepatan membacaku. Jagoan neon hanya memberikan waktu hingga Hari Minggu untukku membaca buku ini. Karena Hari Senin, ia akan membawa buku ini kesekolah untuk diperlihatkan ke teman-temannya yang juga sudah membaca Ghostgirl. Sebenarnya aku ingin menegur sifat pamernya, namun untuk kali ini aku rasanya harus mengalah. Berarti juga harus menunda menamatkan buku yang sedang aku baca.
Aku sungguh berterima kasih kepada Ibu Peri Buku. Tanpa ia sadari, ia telah membantuku.
Ku berikan repiu buku Ghostgril: Homecoming, agar dirimu juga bisa menikmati buku ini.
Salam buku,
TR
Ghostgril: Homecoming
"Apakah Tuhan menjalankan saluran belanja via telepon? Pikir Charlotte"
Charlotte dan teman-temannya telah lulus Kelas Pendidikan Kematian. Namun alih-alih menuju surga, mereka malah harus menangani hotline bagi remaja bermasalah. Sekali lagi Charlotte harus menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan. Semua temannya sibuk menerima telepon, hanya dirinya yang tidak menerima telepon! Bukan hanya itu, seluruh temannya mendapat hadiah kelulusan berupa pertemuan dengan orang yang dikenal dan dikaguminya, kecuali dirinya. Bisa ditebak siapa yang ditemui oleh CoCo Chanel.
Tersedak permen kenyal lalu meninggal di dalam kelas telah mengubah segalanya. Namun semua yang dialami oleh Charlotte tidaklah terlalu buruk. Ia mengalami perkembangan kepribadian, belajar tentang kerjasama, kepentingan kelompok serta kerelaan untuk berkorbanan Bahkan ia bisa menghadiri Pesta Dansa Musim Dingin bersama cowok diidamannya, yang juga idaman seluruh sekolah, Damen. Terpenting, ia memiliki sahabat, Scarlet Kensington. Semua yang tidak ia punyai saat hidup justru diperoleh setelah ia tiada.
Sementara Charlotte sedang sibuk dengan kehidupan pribadinya di “Dunia Lain” Petula mantan musuh bebuyutannya, justru sedang sibuk membenahi diri dari peristiwa yang memalukan saat pesta dansa musim gugur, plus hukuman tinggal kelas selama satu tahun.
Namun saat sibuk mempersiapkan diri untuk kencan balas dendam dengan Josh, tanpa sengaja, si perawat kuku memotong kuku jempol kakinya terlalu pendek! Hal kecil tersebut ternyata berakibat fatal, Petula terkena infeksi bakteri. Luka kecil yang diakibatkan kecerobohan perawat kuku ternyata menimbulkan infeksi.
Kondisi Petula segera menyebar keseantero kota. The Wendys, sahabat Petula telah mengungguh foto-foto keadaan Petuna yang terbaring diam ke webside mereka. Melihat kondisi Petula yang terbaring tak berdaya di rajang dalam keadaan telanjang merupakan impian setiap anak laki-laki di kota itu. Walau bagaimana keadaanya, Petula tetaplah menarik perhatian. Tumpukan kiriman bunga kian menggunung seiring berjalannya waktu.
Scarlet sang adik merupakan orang pertama yang menemukan Petula tergeletak di jalan masuk. Sementara Josh menghilang entah kemana. Diliputi perasaan bersalah, Scarlet berupaya mencari Petuna yang mungkin tersesat di alam lain. Ia meminta bantuan sahabatnya Charlotte. Apalagi mengigat kelakuan Petula, bukannya tidak mungkin ia akan dikirim ke neraka.
Sementara Charlotte dan Scarlet sedang berusaha membawa jiwa Petula kembali, Damen berjuang mengadirkan Petula ke Pesat Dansa Homecoming yang diselenggarakan di sekolah. Jika Charlotte dan Scarlet harus berhadapan dengan setan yang berusaha merusak bersahabatan mereka dan mencari pengikut, maka Damen harus berurusan dengan The Wendys yang menusuk Petula dari belakang!
Kisah selanjutnya sungguh mendebarkan hati, segan rasanya bercerita. Sebaiknya dirimu membaca sendiri supaya bisa memahami pendidikan moral yang ada dalam buku ini.Jangan heran, pendidikan moral diberikan dalam wujud kata-kata mutiara yang ada di awal bab serta penjelasan dibaliknya.
Saya juga mendapat tambahan pengetahuan. Misalnya mengerti tentang DVT- Deep Vein Trombosit, penyumbatan darah karena kurang bergerak. Lebih mengerti makna teman sebagai orang yang dipilih untuk berada di dekat kita. Sementara keluarga adalah orang yang sudah semestinya ada di dekat kita.
Covernya yang didominasi warna ungu serta gambar yang menarik, membuat buku ini menggoda untuk diambil saat di toko buku. Belum lagi gambar-gambar yang ada di pembatas buku serta di setiap bab sungguh menarik. Buku ini layak untuk dikoleksi.
Sebernya ada kesalahan kecil di halaman 333, yang justru membuatku tertawa lepas. Kata sampai ditulis sampe. Simpel, namun membuatku kian merasa dekat dengan sosok Chatlotte dan buku ini. Tak sabar menanti buku ketiga yang berjudul lovesick
Berikut, saya kutip kalimat yang sepertinya menarik dari buku ini, " Kehidupan adalah tidak tahu apa-apa, mau berubah, menghayati setiap momen dan memanfaatkan sebaik mungkin, tanpa menyadari apa yang akan terjadi sebelumnya - Gilda radner"
Sepenggal kalimat sederhana yang bermakna banyak bagi setiap orang.
Pengarang : Tonya Harley
Penterjemah : Erliani M. Nugrahani
Penyelaras : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Arif dan Aniza
Halaman : 346
Penerbit : Atria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar