Selasa, 28 Oktober 2025

2025#21: Catatan Perjalanan Mr X: Dari Hutan ke Jawa

Judul asli: Dari Hutan ke Jawa: Kesan-Kesan Kecil Penjelajahan Singkat di Hindia-Belanda
Penulis: Arthur Keyser
Penerjemah: Stephanus Aswar Herwinarko
Editor: Muhammad Ali Rizal
ISBN: 9786347157027
Halaman: 140
Cetakan: Pertama-Februari 2025
Penerbit:IRCiSoD
Harga: Rp 58.000
Rating:4.5/5

Ia mendengar banyak cerita tentang bagaimana orang-orang pribumi ditindas Belanda, dan betapa menderitanya mereka hidup di bawah penjajahan.... Penderitaan orang pribumi itu semakin parah ketika semakin jauh ia menjelajah Jawa.
-hal 62-

Bermula dari kondisi X yang kurang baik, dokter menyarankan agar ia melakukan perjalanan, asal bukan ke Hong Kong, Penang, atau Jepang. Akhirnya pilihan jatuh pada Jawa. Beberapa orang menyarankan agar ia membuat semacam catatan perjalanan selama di Jawa, kelak bisa diterbitkan menjadi sebuah buku.

Sebelum lebih lanjut, perlu saya ingatkan bahwa nama tokoh dalam catatan ini memang hanya disebutkan X saja. Dalam perjalanan kali ini ia membawa 2 orang pelayan,  Usoof dan Abu. Usoof merupakan kelahiran Jawa. 

Alih-alih perjalanan X, perjalanan kali ini sering dianggap sebagai perjalanan pulang kampung Usoof mencari keluarganya, kebetulan  X ikut. Sedikitnya informasi tentang keluarga Usoof semakin membuat orang merasa tertarik dengan perjalanan mereka.

Seperti yang tercantum dalam Daftar Isi, X dan rombongan mengunjungi banyak tempat dalam perjalanannya dari salah satu negara di Semenanjung Melayu. Mulai dari Singapura, Batavia, Bogor, Garut,  dan beberapa tempat menarik lainnya.

Kebun Raya Bogor misalnya. X sangat mengaguminya. Merupakan salah satu pemandangan yang paling menakjudkan di Timur.  Menurut X, kebun seperti itu baru pertama kali ada di dunia, dan menjadi tempat berkumpulnya semua ahli ilmu alam.  

Dijelaskan juga tentang perbedaan antara Batavia dan kota kolonial Inggris di halaman 39. Termasuk mengapa pada malam hari X tidak bisa menemukan orang Eropa. Bahkan untuk bertemu dengan penguasa setempat, ada jam-jam yang harus ia hindari.
https://www.goodreads.com/book/
show/27020023-from-jungle-to-jav
a

Saya ikut merasa sedih ketika membaca bagian yang mengisahkan tentang seorang Sultan Lombok yang sudah sepuh menangis ketika istananya dihancurkan saat perang melawan Belanda. Ditambah lagi banyaknya perhiasan dan jutaan gulden yang disita. 

Meski memiliki uang, namun X sempat merasakan repotnya mendapatkan uang tunai ketika uang persediaannya habis. Cek masih dianggap sesuatu yang aneh dan mencurigakan. Sementara weselnya belum juga datang. Nasib baik X ketika akhirnya bertemu dengan orang yang bersedia menguangkan ceknya. 

Bagian bagaimana Usoof berhasil bertemu dengan keluarga, mejadi bagian yang mengharukan. Jika terjadi saat ini, bisa dianggap setingan semata. Bagaimana tidak, ketika sedang berjalan di pinggir sungai, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bertanya apakah ia tahu khabar tentang anaknya yang bertahun-tahun lalu ke Singapura? Perempuan itu semula tak tahu bahwa orang yang berdiri di depannya adalah anaknya. Kebetulan yang luar biasa.

Dibandingkan dengan buku sebelumnya, buku ini lebih enak dibaca, setidaknya bagi saya. Narasi yang disampai lebih singkat namun padat dengan informasi. Mungkin juga karena hasil terjemahan yang membuat  buku ini enak dibaca.

Dalam buku ini, X bercerita apa adanya. Ia menyampaikan pandangannya bahwa banyak  pribumi yang menderita. Termasuk kekesalannya melihat bagaimana ibu dari Usoof harus bersimpuh di depan rumah sesuai adat daerah. Pelayanan X melayaninya sambil berdiri, sementara ada yang harus bersujud dan merangkak ketika melayani tuannya.

Namun ada juga bagian yang mengisahkan bagaimana X berupaya menemui penguasa setempat untuk bisa beramah-tamah. Suatu kegiatan yang diharapkan akan bermanfaat bagi perjalanannya. Sosok X ditampilkan sebagai manusia yang utuh dengan kelebihan dan kekurangan, tidak digambarkan sebagai sosok yang sempurna.
https://www.goodreads.com/book/
show/32037110-from-jungle-to-java

Sayangnya  catatan tentang Usoof dan Abu  sangat jarang bisa dibaca. Kecuali bagian yang khusus mengisahkan tentang Usoof  yang bertemu dengan keluarganya. Padahal pandangan keduanya selama perjalanan bisa menjadi bagian yang tak kalah menarik.

Pada bagian awal kisah disebutkan bahwa, Arthur Keyser mendapat tugas untuk membuat catatan perjalanan X. Di halaman 46, disebutkan bahwa ia semula menyusun cerita berdasarkan apa yang dilihat dan didengar X dengan urutan tertentu.

Belakangan, ia sadar  dengan mempertimbangkan bagaimana X mengamati banyak hal, cara tersebut tidak depat. Akhirnya ia menulis dengan kesan yang diperoleh X selama perjalanan dan menambahkan fakta menarik yang didengar X tanpa memusingkan keterkaitannya.

Apakah mungkin jika sebenarnya Arthur Keysey juga ikut dalam perjalanan dan bertugas menjadi juru catat? Karena catatan yang disajikan seolah-olah disusun oleh orang juga pergi ke Jawa. Entah, namun perjalanan selama 3 minggu X menjadi sebuah catatan yang menarik untuk dibaca.

Catatan perjalanan ini ditutup dengan kisah X yang menaiki Kapal Uap Godavery dengan tambahan 3 kuda poni menuju Singapura. Setelah perjalanan 36 jam, X dan rombongan sampai di rumah dengan selamat. Perjalanan ke Jawa menjadi petualangan yang mengesankan baginya. Terbayangkan betapa jauhnya tempat tinggal X dari pusat kota.

Sekedar iseng, mengunjungi situs Goodreads dan menemukan ada 6  edisi dari buku ini. Dan hanya bisa menggelengkan kepala saja melihat kover yang tertera. Untunglah yang saya baca setidaknya mewakili wajah Jawa. 

Sumber Gambar:
https://www.goodreads.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar