Penerjemah: Titik Andàrwati
Editor: Setyaningsih
Ilustrasi: Walter Crane
Cover: Ghoffar Ismail
ISBN: 9786238023219
Cetakan: Pertama-Januari 2025
Halaman: 112
Penerbit: bukuKatta
Harga: Rp 60.000
Rating: 4/5
"Ibuku membunuh anak laki-lakinya yang masih kecil;
Ayahku bersedih ketika aku pergi;
Adik perempuan sangat menyayangiku;
Dia meletakkan saputangannya di atasku,
dan mengambil tulang-tulangku agar mereka bisa berbaring
di bawah pohon arar.
Cuitt, cuitt, betapa cantiknya aku!"
-Pengantin Perampok, halaman 25-
Sesuai dengan judulnya, buku ini berisikan 10 dongeng yang dianggap paling mengerikan dari seluruh kisah Grimm Bersaudara yang tersohor. Kesepuluh kisah selain Pengantin Perampok yang dijadikan judul buku, antara lain Uang Receh yang Dicuri; Anjing dan Burung Pipit; Anak Maria; Dua Belas Bersaudara; serta Pemuda yang Pergi untuk Mempelajari Apa Itu Ketakutan.
Setiap kisah memiliki kisah yang berbeda. Dari setting kisah hingga jumlah halaman. Kisah Anak yang Keras Kepala hanya terdiri dari 1 halaman saja, sementara Uang Receh yang Dicuri panjangnya 2 halaman. Sedangkan kisah Pohon Arar panjangnya lebih dari 15 halaman. Adapun kisah yang paling panjang adalah Pemuda yang Pergi Untuk Mempelajari Apa Itu Ketakutan, lebih dari 20 halaman.
Demikian juga dengan kadar kengerian yang ditimbulkan ketika membaca kisah-kisah yang ada. Jika diurutkan, 3 besar kengerian dalam buku ini, versi saya ada pada kisah Pohon Arar, Burung Fitcher, dan Pengantin Perampok.
Untuk 2 kisah yang kadar kengeriannya paling rendah adalah Anak yang Keras Kepala, dan Uang Receh yang Dicuri. Namun ini versi saya, mungkin saja berbeda dengan versi pembaca lainnya.
Membaca kisah Dua Belas Bersaudara, saya seakan kembali pada masa kecil. Saat itu, selain mendapat banyak buku bacaan, saya juga mengisi waktu dengan mendengarkan kaset seri Sanggar Cerita, semacam dongeng melalui media kaset.
Versi yang saya dengar agak berbeda dengan yang ada dalam buku. Tokoh saudara perempuan yang membuat saudaranya menjadi burung gagak, saat dalam kayu pembakaran melemparkan semacam baju yang ia buat sendiri pada burung gagak yang terbang mendekat.
Sayangnya salah satu baju belum selesai sempurna, bagian tangannya baru jadi sebelah. Sehingga saudara yang memakai baju tersebut salah satu tangannya masih berupa sayap burung gagak. Sementara saudara-saudara yang lain berubah menjadi manusia dengan kondisi tubuh yang sempurna.
Dulu, ketika mendengarkan kisah ini, saya agak bingung sebenarnya. Bagaimana ia bisa melemparkan baju sementara ia diikat di tiang? Tak mungkin tangannya tidak diikat, karena jika tidak diikat ia bisa melepaskan tali yang mengikat badan dan kaki untuk kabur.
Ketika saya bertanya pada orang yang lebih tua, hanya mendapat jawaban berupa senyuman. Hem... mungkin mereka baru menyadari ada yang kurang pas pada kisah tersebut ketika saya bertanya. Dan mereka tersenyum karena tidak tahu harus memberikan jawaban apa.
Secara keseluruhan, buku ini tidak disarankan untuk dibaca untuk usia dibawah 17 tahun, mengingat kengerian kisah yang ada. Sayangnya penerbit tidak mencantumkan batas usia pembaca pada halaman belakang.
Jika dicermati, ada pesan moral yang terkandung dalam tiap kisah. Anak yang Keras Kepala memberikan peringatan agar selalu mendengarkan perkaraan ibunya. Uang Receh yang Dicuri memberikan peringatan agar dalam kehidupan tidak mencuri, jika dilakukan tidak akan mendapatkan ketenangan saat meninggal nanti.
Gadis Tanpa Lengan mengisahkan bagaimana seorang anak dalam menjalani kehidupan 100% percaya pada perlindungan Tuhan serta keputusan ayahnya. Ia dengan iklas menerima segala cobaan yang datang. Sementara kisah Pemuda yang Pergi untuk Mempelajari Apa Itu Ketakutan, mengingatkan untuk selalu menjadi orang yang berani menghadapi segala hal. Ketenangan dan kecerdikannya menjadi faktor utama ia tak pernah takut apapun.
Pada bagian dalam, terdapat ilustrasi cantik buah karya

Untuk kover juga tidak kalah menarik. Ilustrasi yang ada sudah menawarkan kengerian plus mengundang rasa penasaran. Paduan warna yang dipilih juga membuat buku ini menggoda mata untuk melirik. Akan bagus jika dipajang di rak buku.
Pembaca akan mendapatkan informasi terkait Grimm Bersaudara yang dikumpulkan penerbit dari berbagai sumber pada bagian akhir buku. Buku ini pertama kali diterbitkan dari edisi Bahasa Inggris dengan judul Household Stories, Maxmillan and Company pada tahun 1886.
Penasaran juga kenapa penerbit tidak memberikan informasi terkait nama penerjemah yang segaja dituliskan pada kover belakang buku ini. Umumnya, jika ada nama penerjemah, editor, atau pemberi semacam Kata Pengantar-siapa saja asal bukan penulis, dicantumkan secara khusus, maka bisa dikatakan ia memiliki nilai lebih.
Dengan memberikan informasi lebih lanjut, pembaca bisa memahami siapakah sosok penerjemah yang namanya sampai dicantumkan khusus pada kover belakang buku. Pembaca tentunya akan ikut merasa bangga jika tahu buku yang dibaca merupakan salah satu karya penerjemah yang cukup dikenal dalam dunia literasi.
Menarik!
Sumber gambar:
Buku Pengantin Perampok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar