Minggu, 30 Oktober 2022

2022 #28: Menikmati Kisah-Kisah Enid Blyton

Judul asli: Kisah-Kisah Terlupakan Enid Blyton
Penulis: Enid Blyton
Penerjemah:Diyan Yulianto
Editor:  Y. Agusta Akhir
ISBN: 9786237245971
Halaman: 168
Cetakan: Pertama-Juli  2022 
Penerbit: BukuKatta
Harga: Rp 65.000
Rating: 4,5/5

Semuanya butuh proses dan kesabaran. Jangan marah-marah dan kecewa jika kau tidak mendapatkan apa yang kau  inginkan seketika itu juga. Nanti akan tiba waktunya 
-Kisah-Kisah Terlupakan Enid Blyton,  hal 109-

Bagi  para penggila buku yang mulai mengenal literasi tahun 70-90 awal, tentunya tak asing dengan kisah  besutan Enid Blyton seperti Noddy,  Seri Kumbang, Lima Sekawan, Sapta Siaga, Pasukan Mau Tahu, dan beberapa seri lainnya. Ada juga kisah tentang kehidupan di sekolah berasrama, seperti  Malory Towers, St. Clare, serta Si Badung

Tak terhitung juga buku-buku yang memuat kumpulan kisah atau hanya sebuah kisah.  Saat ini, beberapa buku terbitan Enid Blyton mengalami cetak ulang, walau ada juga yang menjadi buruan kolektor karena tak diterbitkan lagi. Tidak percaya? Silakan cek harga buku karya Enid Blyton di lapak buku daring. Bahkan  buku semacam  Seri Lima Sekawan yang diteruskan oleh penulis Perancis, Claude Voilier, harganya luar biasa untuk sebuah buku seken.

Saya sendiri masih menyimpan buku-buku Enid Blyton, ditambah dengan hasil berburu buku-buku yang pernah ada namun raib digondol peminjam. Senang rasanya  menemukan buku ini, seakan kembali pada zaman ketika baru mulai mengenal aksara dan semangat menabung untuk membeli buku baru. 

Dalam buku dengan kover karya Satriya Adhi yang imut ini, pembaca akan menemukan  15 kisah menawan. Antara lain ada  kisah  Pak Tua Pembuat Mainan, Murid Paling Kurang Pandai di Kelas, Kisah Dua Bocah dan Seekor Anak Kucing, Bagaimana Si Licik Membeli Apel, Kue Ulang Tahun yang Indah, serta Kitab yang Dimantrai.

Membaca Kisah Pak Tua Pembuat Mainan,  saya merasa de javu. Entah kapan, sepertinya saya pernah membaca kisah tersebut. Hingga baru membaca bagian awal saja, saya sudah bisa menebak jalan kisah.  Saya sangat ingat bagian yang menyebutkan Pak Tua dan istrinya menyambut Sang Ratu Peri di Rumahnya.

Mungkin ketika saya masih berusia belia. Namun dari informasi yang ada di bagian belakang buku, disebutkan bahwa kisah ini diambil dari  The Blue Story Book yang terbit tahun 1945. Astaga! Bahkan saya belum lahir saat itu. Meski merupakan kisah lawas, dan sepertinya saya sudah pernah membaca, kedua hal tersebut tak mengurangi keseruan membaca kisah ini (kembali).

Hem..., rasanya saya juga pernah membaca kisah serupa dengan Murid Paling Kurang Pandai di Kelas, pada salah satu buku yang ada dalam seri Kumbang. Versi yang saya baca, tentang seorang anak yang walau kurang pandai pada banyak hal namun selalu tampil rapi dan bersih. Sehingga ia dipilih menyerahkan bunga pada ratu (atau bangsawan, lupa saya) yang berkunjung ke sekolah. Kurang lebih begitulah. 

Beberapa kisah mungkin pernah saya baca, namun lumayan juga kisah yang belum pernah saya baca. Seperti kisah Kisah Dua Bocah dan seekor Anak Kucing, Masuk ke Liang Kelinci, Kue Ulang Tahun yang Indah, dan beberapa kisah lagi. Jadi bersemangat menuntaskan buku ini.

Sosok Enid Blyton dikenal sebagai pengarang atau penulis kisah untuk anak-anak. Maka saya asumsikan. semua kisah yang ada dalam buku ini walau berasal dari aneka sumber (seperti yang tertera di halaman 165) namun diperuntukkan bagi anak-anak dengan berbagai usia.

Tak heran jika pembaca akan menemukan pesan moral dalam kisah yang ada. Pada kisah Berbohong Lagi dan Lagi,  di halaman 72 misalnya. Dikisahkan bagaimana kebohongan yang dilakukan oleh Kib    membuat orang-orang merasa marah dan kesal. Belum lagi akibat yang timbul  dari kebohongan  yang ia lakukan.  

Anak-anak sebagai pembaca diberikan pesan bahwa berbohong dan tidak menjalankan perintah orang tua akan berakibat fatal. Tak hanya bagi diri sendiri namun juga orang banyak.  Cerita merupakan salah satu cara bagi orang tua dan guru memberikan pendidikan budi pekerti. 

Menariknya, nama Kib yang dipakai dalam kisah tersebut merupakan hasil alih bahasa yang disesuaikan dengan kondisi di tanah air. Nama asli tokoh dalam kisah ini adalah Fibs yang berarti kebohongan atau dusta. Pemerjemahkan dengan cerdik mengubahnya menjadi Kib-penggalan dari Kibul, yang secara harafiah juga berarti berbohong. Cerdik!

Kisah Rumah Boneka Tanpa Perabotan mengajarkan anak untuk selalu berusaha dan bersabar jika menginginkan sesuatu hal. Seperti Sally yang sangat ingin mendapatkan perabotan bagi rumah boneka baru hadiah dari Neneknya. Ternyata Sally memang sengaja diberikan rumah boneka tanpa isi, karena menurut Nenek, Sally akan gembira jika bisa melengkapi isinya sendiri sedikit demi sedikit.
Sang  penerjemah 

Mulanya Sally merasa kecewa karena tidak menerima rumah boneka yang lengkap dengan isinya. Namun ia  percaya nasehat sang ibu bahwa semua hal harus melalui proses, untuk itu ia harus bersabar menjalaninya. Benar saja! Berbagai peristiwa tak terduga membuatnya dapat mengisi rumah boneka dengan berbagai perabotan mungil nan cantik.

Ternyata kisah ini berasal dari buku Enid Blyton's Seventh Tell-a-Story Book, yang terbit tahun 1964. Dalam buku tersebut seperti yang disebutkan dalam situs  https://www.enidblytonsociety.co.uk (lengkapnya di sini), terdapat 20 kisah dalam buku tersebut. Mulai dari  Mr. Stamp-About, Pull!, The Boy on the Bicycle, Clever-One the Imp, Tweaky's Trick, Little Sammy Sly-One, Poor Rosamunda!, Jo and Jane, Little Master Sam, A Tale About Tumpy, Billy-Up-the-Tree hingga Who Comes Knocking at My Gate.

Kisah terakhir dalam buku ini, Kitab yang Dimantrai, merupakan kisah favorit saya. Selain berisikan petuah bagi anak-anak  yang membaca untuk selalu bersikap jujur dan tidak menang sendri, juga mengajarkan agar anak tidak bersikap setengah-setengah dalam melakukannya. Tidak  bersikap baik pada suatu saat, kemudian lain waktu menjadi nakal. Atau berjata jujur di lain waktu berkata bohong. 
"Aku yakin kau ini setengah baik-setengah nakal," katanya. "Jika memang begitu, buku ini akan menunjukkan kepadamu dua cerita dengan gambar-gambarnya. Satu cerita akan muncul di halaman awal.  Cerita kedua akan kau temukan  dengan membalik bukunya dan membukanya mulai dari halaman terakhir. Jika memang kau ini anak yang setengah-setengah, yakni setengah baik-setengah nakal maka tidak ada bahayanya menunjukkan buku ini kepadamu."
Selain mendapatkan pelajaran dengan cara unik atas sikapnya yang setengah-setengah, hal unik lain yang ada dalam buku ini alasan kenapa John-tokoh dalam cerita bersikap setengah-setengah.

Ternyata karena ia hanya mendapat nasehat untuk selalu jujur, sabar, serta tidak bersikap menang sendiri, tanpa diberikan pengertian mengapa ia harus bersikap seperti itu. Dalam hal ini, secara tak langsung orang tua juga ikut memiliki andil membentuk kepribadian John menjadi setengah-setengah.

Ayolah! Anak usia 8 tahun tentukan belum memahami 100% mengapa ia harus bersikap demikian. Orang tua dan guru berkewajiban memberikan penjelasan.  Maka ketika John mencoba menelaah kenapa ia harus berbuat demikian, tentunya kesimpulan yang ia peroleh adalah hasil pemikiran anak usia 8 tahun. 

Hal baik yang ia lakukan, bukan didasari karena ia mengerti bahwa ia harus berbuat baik, namun lebih pada sekedar mengikuti apa yang dikatakan oleh orang tua dan guru. Disarankan ada bimbingan orang tua dalam membaca kisah ini. Lengkapnya baca di halaman 150 ^_^. 

Seperti yang saya sebutkan, buku ini membuat penggila buku seusia saya bernostalgia. Namun, secara keseluruhan isi buku ini masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Sangat cocok untuk dijadikan hadiah bagi anak-anak yang mulai bisa membaca kisah dengan kalimat panjang. Bisa juga dibeli untuk dihadiahkan sebagai buku yang dibacaan bagi anak sebelum tidur.

Buku yang direkomendasikan untuk berada dalam rak buku. Serta dibeli dan dihadiahkan guna meningkatkan minat membaca pada anak. Jika bingung ingin diberikan ke mana, mulailah dari memperhatikan sekitar, ada 1-2 anak yang masih menyukai kegiatan membaca. Jika tak ketemu, sumbangkan saja ke perpustakaan sekolah atau taman bacaan.

Oh ya, selain urusan terjemahan yang enak dibaca, jenis dan ukuran huruf yang nyaman dibaca, ilustrasi dalam buku  ini sungguh menarik! Jika diperhatikan juga, pada kover sudah terdapat bocoran tentang beberapa kisah dalam buku ini. Ada buku atau kitab, penyihir, aktivitas menjahit, Goblin, peri, serta seorang pembuat mainan.

Akhir pekan terasa menyenangkan diisi dengan secangkir coklat hangat dan buku ini.

Sumber Gambar
1. FB Penerjermah
2.Buku Kisah-Kisah Terlupakan Enid Blyton



Tidak ada komentar:

Posting Komentar