Rabu, 05 Oktober 2022

2022 #26 Menikmati Kisah Agatha Christie

September adalah bulannya Agatha Christie. Maka, secara iseng saya memutuskan meminjam banyak buku AG dari koleksi perpustakaan kantor (tahu dong kantor yang saya maksud). 

Agatha Mary Clarissa Miller lahir pada 15 September 1890 dari keluarga kelas menengah atas  kaya di Torquay, Devon, Inggris. Merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Frederick Alvah Miller dan  Clarissa Margaret  Miller née Boehmer. AG  meninggal dengan damai pada 12 Januari 1976, diusia 85 tahun, di rumahnya di Winterbrook House.

Karya pertamanya adalah sebuah cerita pendek berjudul The House of Beauty yang ditulis pada usia 18 tahun. Cerita tersebut belakangan berkembang menjadi Selagi Hari Terang atau While the Light Lasts and Other Stories.  Sosok Hercule Poirot dan Miss Marple merupakan tokoh yang sering ditemukan pembaca dalam karya AG. Meski demikian, ada juga pasangan detektif Thomas Beresford dan istrinya, Prudence , Harley Quin, dan Parker Pyne.

Atas kontribusinya pada dunia sastra, pada tahun 1971, AG diangkat menjadi Dame (DBE). Guinness World Records menyantumkan AG sebagai penulis fiksi terlaris sepanjang masa, novelnya telah terjual lebih dari dua miliar eksemplar. Dia juga merupakan penulis pementasan drama terlama di dunia yang berjudul The Mousetrap. Drama tersebut  ditampilan di Teater West End dari 1952 hingga 2020. Pertunjukan itu ditutup pada Maret 2020 karena Pandemi Covid-19. 

Sekedar berbagi tentang kisah yang saya baca.

Judul asli: Murder on the Links (Lapangan Golf Maut)
Alih Bahasa: Suwarni A.S
ISBN: 9789792266764
Halaman: 320
Cetakan: Kedelapan-Januari 2018
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rating: 3.75/5

Manusia adalah makhluk yang bertindak  sesuai kebiasaan. Baik dalam hukum, dalam hidupnya sehari-hari, maupun di luar hukum.  Bila seseorang melakukan kejahatan, maka semua kejahatan lain yang dilakukannya pasti mirip benar dengan kejahatan yang pernah dilakukannya.

-Murder on the Links, hal 114-

Suatu hari, Poirot menerima surat permintaan bantuan dari seorang pria-Tuan Renauld. Ia mendesak agar Poirot segera menuju ke tempat tinggalnya Villa Genevieve, Merlinville, Perancis. Tak disebutkan secara spesifik dalam surat yang Poirot terima, hanya sang pengirim merasa nyawanya terancam, ada yang ingin membunuhnya. Kedatangan Poirot diharapkan dapat membantunya.

Sayangnya, Poirot datang terlambat! Tuan Renauld ditemukan tewas ditikam dengan pisau milik sang istri. Menurut pengakuan sang istri, malam itu ada beberapa orang yang menerobos masuk ke kamar mereka, lalu mendesak Tuan Renauld untuk menyerahkan sesuatu, Sang istri diikat dan disumpal mulutnya, sementara sang suami dibawa keluar kamar sebelum akhirnya ditemukan tewas.

Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa beberapa saksi mengakui mendengar Tuan Renauld menyambut kedatangan Nyonya Daubreuil yang reputasinya bisa dibilang kurang baik. Suasana menjadi kurang nyaman bagi banyak pihak, terutama ketika Jack Renauld-sang anak  tak sengaja mengetahui kekasihnya berada di tempat jasad sang ayah ditemukan. Kisah cinta menjadi bumbu dalam kasus ini. Apalagi hubungan Jack tidak disetujui oleh kedua orang tuanya.

https://www.goodreads.com/
book/show/22737904-
assassinato-no-campo-de-golfe
Misteri makin berkembang ketika ditemukan mayat kedua yang diduga dibunuh dengan cara yang serupa. Bukan Poirot namanya jika tidak menemukan petunjuk dari hal-hal yang diabaikan orang lain. Misalnya tentang jas atau jaket yang dipergunakan Tuan Renauld, terlihat lebih pendek. Kemudian sepotong pipa pendek dari timah yang sudah berubah warna yang ditemukan dekat mayat Tuan Renauld. 

Poirot dengan caranya yang unik tak diragukan lagi berhasil memecahkan misteri tersebut. Membaca bagaimana Poirot menyambungkan kepingan misteri merupakan keseruan tersendiri. Terutama jika ada bagian yang serupa dengan kesimpulan kita. Bagian  lain yang juga menyenangkan untuk dibaca adalah  sosok Kapten Arthur Hasting yang ikut mendapat bagian terkait kisah romantis. 

Buku ini merupakan buku kedua yang membahas tentang Poirot. Terbit pertama kali pada tahun 1923 oleh Bodley Head (London) dan  Dodd, Mead & Co. (New York). Sementara versi terjemahan,  Lapangan Golf Maut, pertama kali diterbitkan tahun 1985 oleh Gramedia dengan penerjemah Ny. Suwarni A.S.

Judul asli: Three Act Tragedy (Tragedi Tiga Babak)
Alih Bahasa: Mareta
ISBN: 9786020383682
Halaman: 288
Cetakan: Keenam-Agustus 2018
Penerbit: Gramedia  Pustaka Utama
Rating: 3.25/5

".... Kewajiban kita sebagai warga negara adalah melaporkan penemuan ini dengan segera pada polisi, Kita tak punya hak untuk menyimpannya sendiri."
-hal 121-

Kenapa diberi judul Tragedi Tiga Babak? Penasaran sekali saya ketika pertama kali menemukan buku ini. Ternyata hal tersebut terkait dengan tiga peristiwa yang terjadi, dimana ketiganya mungkin saja memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.

Sir Charles Cartwright adalah seorang aktor kawakan yang memasuki masa pensiun. Ia ingin menghabiskan hari-hari di Crow's Net-rumah peristirahatan di tepi pantai dengan pemandangan pantai Loomouth yang menawan.

Suasana di sana tentram dan damai hingga suatu malam saat acara jamuan makan malam, seorang pendeta-Mr. Babbington  jatuh tersungkur setelah minum koktail. Dari hasil penelitian awal, ditemukan racun pada koktail yang ia minum. Kesimpulannya, ia  dibunuh!

Belum terpecahkan misteri tentang siapa pembunuh Mr. Babbington, terjadi lagi pembunuhan! Kali ini korbannya adalah dr. Bartholomew Strange, seorang spesialis syaraf. Ia meninggal ketika sedang meminum segelas anggur saat mengadakan acara jamuan makan malam. Diduga ia mengalami serangan stroke. Tapi hasil penyelidikan awal menunjukkan ia juga dibunuh, keracunan nikotin!

Dan kematian ketiga muncul secara tak terduga! Seorang pasien dr. Bartholomew Strange ditemukan keracunan nikotin melalui sekotak coklat yang ia terima. Hal ini makin terasa aneh mengingat selama ini menempati bagian yang jarang terkoneksi dengan dunia luar. Jadi bukan tanpa alasan ia mendapat kiriman coklat beracun.

https://www.goodreads.com/book/
show/11201881-tragedia-in-tre-atti
Tiga kematian dan tiga orang menyelidik, Mr. Satterhwaite, Sir Charles, dan Poirot dari jauh, seharusnya membuat kisah ini menarik. Entah kenapa, saya merasakan ada adegan yang dipaksakan. Kemudian ada juga kesan kasus diselesaikan dengan begitu saja, jauh dari ciri seorang AC.

Buku ini seakan menjadi pembuktian bahwa meski berada jauh, Poirot tetap bisa menyelesaikan sebuah misteri berkat kemampuannya melakukan deduksi. Paparan Poirot penuh gaya dalam menyelesaikan misteri tetap ada pastinya. Bertindak sebagai narator dalam buku ini adalah Mr. Satterthwaite.

Mendadak saya merasa tak asing dengan nama Mr. Satterthwaite, sosok yang digambarkan gemar mengamati walau tak secanggih Poirot. Ternyata Mr. Satterthwaite juga sempat menjadi bagian dari kisah AC yang berjudul Mr Quin yang Misterius (The Mysterious Mr. Quin). Saya sepertinya perlu membaca ulang kisah itu.

Kisah ini pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat oleh Dodd, Mead and Company pada 1934 dengan judul Murder in Three Acts. Sementara di  Inggris diterbitkan oleh Collins Crime Club pada Januari 1935 dengan judul asli Tragedi Tiga Babak atau Three Act Tragedy

Hem... dari seluruh kisah AC, sepertinya belum semua saya baca. Baiklah, saatnya meminjam ^_^. 

Sumber Gambar:
https://www.goodreads.com







                                                                                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar