Minggu, 23 Juli 2017

2017 #44: The Leadership Secrets of Genghis Khan

Penulis: John Man
Penerjemah: Th. Dewi Wulansari
Editor: Indi Aunullah
ISBN: 978-979-18673-4-4
Halaman:251
Cetakan: Pertama-Mei 2010
Penerbit: Azkia Publisher
Rating: 3/5

“Berbagi penderitaan tidak menjami keberhasilan,
banyak pemimpin berani dan salah jalan yang  meninggal
dalam kesia-siaan, terlupakan;
 tapi penolakan untuk menjalani penderitaan 
menjadi jaminan yang pasti bagi kegagalan”

Buku ini direkomendasikan oleh salah seorang teman. Katanya perlu dibaca terutama bagi mereka yang menyukai perihal pengembangan diri, kepemimpinan dan manajemen. Jelas saya tertarik, siapa yang tak pernah mendengar nama Jenghis Khan.

Sosok Jenghis Khan merupakan salah satu pemimpin besar dalam sejarah. Keahliannya dalam memimpin perlu dan pantas dikaji. Bagi rakyatnya ia adalah pahlawan sekaligus orang suci. Meski tak menunjukkan rasa  sesal akan tindakan pembataian yang ia lakukan. Visinya untuk menaklukan dunia juga diikuti oleh cucunya Kubilai Khan,  meski ternyata visi itu adalah khayalan yang justru membawa dinastinya menuju kehancuran.

Nilai kebesaran dari sosok seorang pemimpin melibatkan unsur kreativitas dalam upaya mengejar visi. Hal tersebut akan memberikan hal baru bagi para pengikutnya.  Pandangan yang muncul antara sebelum dan sesudah pemimpin bekerja, menunjukan perubahan yang ia capai.

Visi yang menginspirasi merupakan perpaduan langka dari kondisi yang tepat, visi yang tepat serta orang yang tepat untuk memimpikan dan menyampaikan kepada masyarakat banyak. Dan selanjutnya menggerakan pengikut untuk percaya akan misi tersebut.

Meski selalu menampilkan diri sebagai sosok sederhana yang memandang rendah kemewahan, namun seluruh pengikutnya paham bahwa Jengis Khan memiliki hak penuh untuk membagikan harta rampasan.  Dengan demikian ia memberikan contoh penghematan dengan hidup sederhana sekaligus menjadi sumber kekayaan bagi pengikutnya.

Khan mampu menciptakan suasana dimana kepentingannya dianggap sebagai kepentingan Negara. Seluruh kekayaan dari rampasan adalah milik Khan. Menyembunyikan atau penahan harta rampasan berarti melakukan pengkhianatan kepada pimpinan  dan Negara. Menyangkal hak pemimpin untuk memberikan penghargaan.

Ada tiga elemen strategi yang sering dilakukan oleh Jenghis Khan.  Kejutan yang bisa dilakukan karena kemahiran serta kekuatan hebat pasukan berkuda Mongol.  Komitmen untuk melakukan kekejaman dalam tugas yang mereka emban.  Membuat pemahaman bahwa menyerah  berarti selamat, menentang berarti mati.

Mencari sosok penurus bukanlah hal yang mudah. Perdebatan pasti akan muncul. Khan membiarkan perdebatan muncul saat mulai memilih siapa penggantinya.  Tapi dengan cara itu, ia telah mengikutsertakan keluarganya serta mempertahankan kesetian para bangawan dari negeri barunya.

Kadang, para pemimpin bersikap bermusuhan dan waspada pada orang terhebat yang ada dalam lingkungan pemerintahan. Bukannya dianggap aset, mereka malah dianggap ancaman. Harusnya, manfaatkan mereka semaksimal mungkin untuk memperoleh kejayaan. Pekerjakan hanya yang terbaik. Dengan kesetiaan yang sudah dibentuk, tak ada yang perlu ditakutkan lagi.

Buku ini cocok dibaca oleh para pemimpin yang ingin mengembangkan kemampuannya, para manajer yang ingin menambah pengetahuannya. Serta para penyuka genre biografi dan sejarah.
Ternyata..., membaca buku ini tidaklah mudah. Butuh waktu lama bagi saya untuk membaca dan membuat catatan terkait buku tersebut. Mungkin kemampuan pemahaman saya yang menurun, namun sepertinya buku ini sulit saya pahami.

Kadang, uraian yang ada kurang sesuai dengan pokok bahasan yang dibuatkan desain semacam kotak khusus. Penjelasan dalam kotak tersebut juga sering kali kurang pas dengan judulnya.

Sebenarnya, bagi saya kendala memahami buku ini ada pada terjemahannya yang kurang bisa dinikmati. Tak jarang saya butuh membaca sebuah kalimat lebih dari satu kali untuk menangkap maknanya. Untuk beberapa kasus, bahkan harus saya ulang beberapa kali.

Judulnya mempergunakan bahasa Inggris namun dalam kisah banyak  mempergunakan bahasa Indonesia. Misalnya dalam judul ditulis Genghis Khan, sementara dalam buku ditulis Jenghis Khan. Penerbit sebaiknya konsisten dalam penggunaan nama.

Secara garis besar, bisa dikatakan buku ini merupakan penjabaran dari The secret History of the Mongols yang diterbitkan dalam bahasa Mongol. Tema dalam buku itu adalah kebangkitan Jenghis Khan menuju kekaisaran dengan dukungan Langit.

Penulis kisah ini, John Man, lahir pada 15 Mei 1941, merupakan seorang sejahrawan asal Inggris dan travel writer dengan peminatan pada perihal Mongolia. Hal ini dibuktikan dengan salah satu program sekolah pascsarjana yang ia ambil, studi bangsa Mongol pada School of Oriental and African Studies di London.

John Man juga menulis Gengis Khan, Kublai Khan dan Attila The Hun.Ketiganya mengenai biografi tokoh legendaries dalam perihal kekaisaran kuno di dunia.Melalui karya-karya tersebut John Man menjadi salah satu sejahrawan yang karyanya banyak dibaca orang


Sumber gambar:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jenghis_Khan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar