Senin, 15 Mei 2017

2017#31: Bumi Datar, Katanya

Penulis: Eric Dubay
Penerjemah: Indriani G
ISBN: 9786026940315
Halaman: 448
Cetakan: Pertama-2016
Penerbit: Bumi Media
Harga: Rp 99.000
Rating: 3


Deskripsi:
Selama ini kita meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat. Pengetahuan tentang bumi bulat itu diajarkan di semua ruang sekolah di seluruh dunia. Bumi bulat sudah menjadi sistem kepercayaan kita. Namun, ilmu pengetahuan terus berkembang. Apa yang kita yakini sekarang bisa jadi berubah kemudian. Keyakinan bahwa bumi bulat yang sudah mapan selama ratusan tahun itu digugat.

Seorang peneliti internasional bernama Eric Dubay mengungkap fakta bahwa teori bumi bulat adalah ilusi yang ditanam di otak kita lewat kebohongan sains dan propaganda media selama lebih dari 500 tahun. Teori bumi bulat merupakan bentuk konspirasi terbesar sepanjang masa.

Dalam penelitian yang dituangkan di buku ini, Eric Dubay mengungkap fakta-fakta mencengangkan yang membuktikan bahwa BUMI INI DATAR, BUKAN BULAT. Banyak fakta yang dikupas dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Salah satu fakta ilmiah yang kuat dan belum bisa dibantah adalah fenomena gerhana matahari dan bulan yang tidak akurat jika dihitung berdasarkan teori bumi bulat.

Apa saja fakta-fakta tak terbantahkan lain yang membongkar kebohongan teori bumi bulat? Baca buku ini dan Anda akan tercengang!

Dan saya pun tercengang! Sungguh!
Pengetahuan alam saya selama ini langsung jungkir balik dibandingkan uraian sang penulis.

Salah satu tugas yang menyenangkan dari kantor adalah memilih buku yang layak baca untuk koleksi. Untuk itu memang dibutuhkan keterbukaan pikiran dan tidak berat sebelah. Misalnya saya tidak suka penulis T tapi karena mahasiswa meminta buku karangannya, maka ada beberapa karya yang bisa ditemukan dalam kololeksi.

Demikian juga buku ini. Saat teman berburu buku menunjukan buku ini, langsung merasa tertarik. Terlepas dari urusan saya mendukung atau menentang, buku ini bisa dijadikan bacaan agar mahasiswa bisa berpikir kritis. Apa lagi menurut sang penulis, karya ini didasari akan bukti-bukti ilmiah, alias bukan asal bicara.

Dari Daftar isi, pembaca bisa menemukan aneka topik yang menggugah rasa ingin tahu sehingga tertarik untuk membaca buku ini. Ada Benarkah Bumi Itu Datar? Bumi yang Diam, Tidak Berputar; Kutub Selatan Itu Tidak Ada; Bumi Bukan Planet, Planet Hanyalah Bintang dan Bintang Bukanlah Matahari; Relativitas itu tidak ada! Evolusi adalah Kebohongan, Perencanaan Intelijen adalah Kebenaran; Donosaurus Tidak Pernah Ada! Dan masih banyak lagi.

Bagian Terusan dan Rel Kereta Api Membuktikan Bumi Itu Datar, menguraikan mengenai  pembuktian bahwa  benar bumi data ditinjau dari sisi  rel kereta api. Terusan dan kereta api, selalu dipotong dan diletakkan secara horinzotal, biasanya lebih dari ratusan mil tanpa mempertimbangkan adanya kurvatur-kelengkungan permukaan bumi.
http://goodreads.com

Lebih lanjut dijelaskan bahwa rel kereta api London dan Nortwestern membentuk garis lurus sepanjang 180 mil antara London dan Liverpool. Titik tertinggi rel ada di pertengahan stasiun Birmingham, 240 kaki di atas permukaan laut. Jika bumi adalah bola dunia yang melengkung 8 inci per mil persegi, bentangan rel  180 mil akan membentuk busur dengan titik tengah di Birmingham menanjak hingga 5.400 kaki di atas London dan Liverpool. Lebih tinggi dari gunung tertinggi di Britania Raya, Ben Nevis.

Perihal foto-foto  pendaratan di bulan yang dianggap palsu juga diulas pada Berita Palsu Mengenai Pendaratan Nasa di Bulan dan Mars. Para fotografer profesional menguraikan banyak hal yang bisa membuktikan bahwa foto-foto tersebut adalah hasil rekayasa. Salah satunya adalah mengenai tidak terlihat adanya bintang-bintang di langit. Mungkin karena terlalu sulit memalsukan ilustrasi gugusan bintang, demikian menurut mereka.

Hasil analisa beberapa foto dari enam misi menunjukan fitur-fitur latar belakang seperti bukit, dan lobang yang persis sama, yang dipakai berulang kali diberbagai tempat yang dikatakan berbeda lokasi di Bulan, dan latar depan dan latar belakang garis yang terlihat menunjukkan adanya unsur latar studio.

Salah satu bagian mengisahkan bahwa jika bumi berputar maka untuk apa pesawat harus terbang? Bukankah cukup hanya dengan menuju angkasa lalu diam di sana, lalu tujuan yang yang akan menghampiri karena putaran bumi. Misalnya kita akan pergi ke Surabaya dari Jakarta, maka pilot hanya perlu menerbangkan pesawat ke atas kota Jakarta. Tunggu beberapa saat sehingga bumi yang berputar membuat pesawat berada di atas kota terdekat dari Surabaya. Cek posisi kota Surabaya, pesawat tinggal perlu menyesuaikan sedikit. Intinya, pilot tidak perlu repot-repot menerbangkan jauh menuju Surabaya. Cukup diam di atas kota asal dan sisanya biarkan perputaran bumi yang membereskan.

Masih banyak lagi uraian yang bisa ditemui dalam buku ini. Termasuk uraian mengapa sejak dahulu tidak ada kepercayaan penduduk setempat terkait dinosaurus. Tidak ditemukannya kerangka lengkap dinosaurus dianggap sebagai bukti  bahwa seluruh kerangka yang ada adalah rekonstruksi semata.

Paparan serta contoh yang diberikan oleh  penulis memang didasari dari berbagai penjelasan kaum cerdik pandai. Hanya saja sebagian besar uraian yang dikutip berasal dari tahun yang lumayan lama, sekitar tahun 1800-1900. Tak ada informasi terkini yang mendukung bahwa gagasan tersebut adalah benar.

Oh ya, kenapa saya memberikan nilai tiga untuk buku ini padahal data yang diajukan bukan data terkini, karena mungkin saja ide menerbitkan buku ini membuat banyak pihak makin tertarik untuk melakukan penelitian apakah Bumi benar bulat atau datar. Ilmu pengetahuan bisa  terpicu untuk berkembang. 

Saat iseng membaca buku ini sambil piket, beberapa mahasiswa tertarik, dan terjadilah diskusi kecil diantara kami. Kesimpulan sementara adalah apa yang dikatakan oleh Eric Dubay sepertinya masuk akal jika didengarkan. Kita belum bicara setuju atau tidak ya. Tapi kesan pertama mendengarkan uraiannya di salah satu media sosial, orang cenderung terpesona dengan gaya bicaranya. Situs yang bisa dikunjungi. Misalnya di sini. Atau bisa juga menuju ke https://www.youtube.com/watch?v=9UbV3kTY8jw. Upayanya membuat pembaca percaya dengan yang diuraikan layak dipuji, sekali lagi terlepas dari urusan setuju atau tidak dengan isi uraiannya.

Saya lebih penasaran bagaimana para pustakawan di kantor mengolah buku ini. Masuk kelas yang mana ya? Ada teman yang iseng komentar bahwa buku ini lebih cocok masuk buku sejarah atau sastra he he he. Mari menunggu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar