Hari
 sudah menjelang petang, ketika Antessa dan keenam pimpinan peri duduk 
di tepian Mata Air Para Peri untuk berdiskusi. Niteo Lucis dari 
singgasana Cahaya, Exuro Flamma dari api, Solum Humus dari tanah, 
Arbustus Plantoria dari tanaman, Flumen Aqua dari air, dan Ventosus 
Flaman dari udara--adalah para pemimpin baru pasca wafatnya keenam 
pemimpin peri terdahulu.
Belum lama berselang sejak para 
peri harus bertarung mati-matian di depan Kuil Cahaya. Peperangan besar 
yang telah banyak memakan korban. Sejak itu, banyak sekali yang harus 
dilakukan di Mata Air Para Peri. Selain memilih kembali para pemimpin 
peri, Antessa dan para pimpinan peri juga berusaha untuk memulihkan 
kembali aktivitas sehari-hari para peri yang kacau balau dengan 
banyaknya fungsi fungsi kemasyarakatan di Mata Air Para Peri yang 
hilang. Dan untuk itulah mereka bertujuh sekarang berkumpul.
"Baiklah,"
 ucap Antessa memulai. "Kita sudah kehilangan banyak sekali rekan-rekan 
kita. Satu hal yang pasti, para peri selama ini sudah mengemban tugas 
yang sangat penting di dalam menjaga keseimbangan alam. Dan bagaimana 
pun juga fungsi itu harus tetap berlanjut. Tetapi hanya itu yang aku 
tahu. Aku tidak begitu paham tradisi, kebiasaan, ataupun sihir-sihir apa
 yang kalian, para peri, biasa lakukan, untuk tahu apakah ada 
fungsi-fungsi yang telah hilang dengan gugurnya banyak peri Mata Air 
Para Peri."
Para pemimpin peri, dengan perkecualian peri 
tanah yang memang lebih banyak memilih untuk diam, segera berbicara 
hampir bersamaan. Serempak mereka mulai bercerita tentang berbagai macam
 hal, yang justru membuat Antessa semakin bingung.
"Whoa! Satu-satu!" sentak Antessa menengahi.
"Aku
 duluuuuu! Akuuu duluuu!" ucap Ventosus, sang peri udara, bersemangat. 
Tubuhnya yang hanya sebesar genggaman tangan orang dewasa, tampak 
diselimuti oleh awan-awan kecil dengan percikan-percikan halilintar 
mini. Dengan cepat ia terbang berputar-putar mengitari Antessa, meminta 
giliran untuk bicara.
"Hrmmm. Pamer!" geram Exuro, sang 
peri api, yang kerap kali dikesalkan oleh tingkah laku peri udara yang 
menurut mereka sangatlah berlebihan.
Antessa tersenyum, lalu berkata, "Silahkan, Ventosus."
Ventosus
 pun mulai bercerita dengan gaya bicara yang mengalun panjang--khas peri
 udara--tetapi dengan makna kata yang hanya sepotong-sepotong--juga khas
 peri udara--yang pada akhirnya membuat Antessa dan kelima pimpinan peri
 lainnya ternganga bingung.
"Arghh ... Stop!" ujar Exuro. Lidah-lidah api di seputar tubuh kecil sang peri api membara. "Kau sama sekali tidak membantu!"
"Ehhhhh ... tetaaapiiii ..."
"Maafkan
 aku, Ventosus. Tapi aku memang malah jadi bingung mendengar ceritamu 
tadi," ucap Antessa dengan wajah yang memelas. "Bagaimana dengan yang 
lain? Mungkin kau, Flumen?" Antessa memalingkan wajahnya ke arah peri 
yang berbusanakan aliran air.
"Oh aku ... mungkin aku 
dapat mulai dari kisah sebelum kita masuk ke dalam Void. Oh tidak. 
Mungkin aku ... hmm ... aku mulai dari cerita sehari-hari saja. Oh ... 
terlalu banyak yang bisa kuceritakan. Aku bingung mau mulai dari mana."
Mendengar
 komentar peri air, peri api mendelik, sementara Antessa menghela napas 
panjang. Para peri air memang adalah para peri yang terpintar apabila 
dibandingkan peri-peri yang lain. Karena itulah Antessa berharap untuk 
dapat mendengar banyak dari Flumen. Tetapi ia telah lupa bahwa mereka 
selalu labil dan kurang berpendirian.
Antessa mengalihkan 
pandangan ke arah Solum, sang peri tanah yang hampir selalu diam, 
sebelum mengarahkan pandangannya kepada Arbustus, sang peri tanaman, dan
 Niteo, peri Cahaya. "Kalian bagaimana?" tanya Antessa.
"Sebetulnya
 Flumen benar. Memang banyak sekali yang dapat diceritakan," ucap 
Arbustus dengan nada yang tenang dan bersahaja. Bunga-bunga kecil yang 
menghiasi busana hijaunya yang terbuat dari dedaunan, tampak 
mengembang-menguncup. "Tradisi, budaya, dan kebiasaan kita akan sangat 
sulit untuk dapat diceritakan, apalagi apabila hanya dari mulut satu 
orang. Aku mungkin akan dapat menceritakan satu atau dua atau bahkan 
seratus cerita. Tetapi aku ragu apakah itu akan cukup."
"Tidak
 apa-apa, Arbustus," sahut Antessa menanggapi. "Tidak apa-apa walaupun 
hanya satu atau dua cerita yang kita dapatkan, tetapi paling tidak kita 
sudah memulai."
"Kalau begituuuu ... aku ceritaa lagiiii?" seru Ventosus girang.
Antessa
 tersenyum geli melihat tingkah Ventosus yang berjumpalitan di udara, 
sementara Exuro memicingkan matanya yang berapi-api dan berkata, "Arggg 
... jangan! Jangan kau yang mulai! Kau nanti saja ... terakhir!
"Hmm
 ... kurasa ada cara yang lebih baik daripada kita masing-masing 
bercerita tentang kehidupan para peri. Akan memakan waktu yang lama 
sekali bagi kita untuk menyelesaikan cerita kita satu per satu, dan 
belum lagi, kemungkinan kita untuk dapat mengingat semua cerita yang 
disampaikan adalah kecil," tandas Niteo, sang peri cahaya, mencoba 
menengahi.
"Apa saranmu, Niteo?" tanya Antessa.
Niteo
 tampak berpikir sejenak. Bulatan-bulatan cahaya tampak berputar-putar 
mengelilinginya. Dan kemudian ia pun berkata, "Bagaimana kalau 
masing-masing dari kita menuliskan cerita yang kita ingat tentang 
kehidupan peri? Ini dapat dilakukan oleh seluruh penghuni Mata Air Para 
Peri, dan bahkan juga siapapun juga yang pernah berinteraksi dengan 
kita. Semua cerita kita coba kumpulkan dalam waktu sebulan ini. Aku 
yakin ini akan lebih efektif daripada kita seorang demi seorang 
menceritakan tentang pengalaman kita."
"Ide yang bagus!" 
Antessa bangkit berdiri dengan wajah yang berseri. "Dengan itu, semuanya
 akan tercatat, dan akan lebih mudah untuk mengingatnya nanti!"
"Tetapi, cerita mana yang mau kami tuliskan?" tanya Flumen dengan kening berkerut.
"Apa saja yang berkaitan dengan dunia kalian, para peri Mata Air Para Peri," tanggap Antessa.
"Bahkan hal-hal kecil?" balas Flumen.
"Kurasa bahkan dari hal-hal kecil kita akan bisa belajar banyak mengenai tradisi dan kebudayaan kita," ucap Arbustus.
Dan semua pun menanggapinya dengan anggukan.
"Bagaimana prosedurnya?" Solum, sang peri tanah, akhirnya berkata.
"Niteo, mungkin kau dapat membantu dengan prosedur?" pinta Antessa.
Niteo mengangguk. "Prosedurnya adalah begini ..."
***
Lomba Tulis Cerpen - Peri-peri Xar & Vichattan
- Cerita pendek mengisahkan sekelumit cerita yang berhubungan dengan para peri di Xar & Vichattan.
- Cerita ditulis di dalam Bahasa Indonesia, dengan panjang maksimum (tidak termasuk judul dan biodata penulis) 3000 kata, dan minimum 1500 kata.
- Cerita harus dimuat di dalam facebook, dengan men-tag minimum 10 orang sahabat, dan juga tiga orang juri di dalam lomba ini: penulis buku seri Xar & Vichattan: Bonmedo Tambunan, Editor Xar & Vichattan - Empat Tubuh Statera: Silvero Shan, Blogger Indonesia: Truly Rudiono
- Notifikasi berisi link cerita di facebook, biodata penulis, dan juga lampiran cerita dalam bentuk *.doc harus dikirimkan ke email xarvichattan@yahoo.com, cc: bonmedo@yahoo.com
- Cerita harus sudah dikirimkan dan sampai ke email yang tertera di atas selambat-lambatnya tanggal 31 Maret 2012, pukul 24:00 WIB.
- Cerita boleh memuat gambar/art work original dari penulis. Hal ini akan mempengaruhi penilaian, hanya saja titik berat penilaian adalah tetap dari isi cerita itu sendiri.
- Setiap peserta hanya diperbolehkan untuk memasukkan satu buah cerita.
- Pengumuman pemenang akan dilakukan selambat-lambatnya 30 April 2012.
- Hadiah: Pemenang 1-3 akan mendapatkan merchandise Xar & Vichattan dan Voucher Belanja, dengan total keseluruhan hadiah sebesar 1 juta Rupiah.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
Di
 malam harinya, Antessa menghubungi Kara melalui Tali Ikatan 
Cahaya--media komunikasi bawah sadar yang hanya dimiliki oleh para 
pengikut Cahaya. Antessa menceritakan perihal penulisan cerita para peri
 ini kepada Kara. Penyihir kutu buku ini langsung tertarik.
"Waahh, menarik sekali! Eh, kalau begitu, ada baiknya kalian bergabung di Kastil," ucap Kara.
"Kastil?"
"Ya,
 Kastil Fantasi. Ini tempat berkumpulnya para penulis dan penggemar 
fantasi. Mungkin malah kita dapat mendiskusikan ide-ide kita seputar 
penulisan kisah peri ini di sana. Mereka juga aktif mengadakan lomba 
cerpen bulanan, loh!"
"Waah! Bagaimana cara bergabungnya?"
"Cukup
 bikin account di http://www.goodreads.com lalu klik ke sini: 
http://www.goodreads.com/group/show/63141.Kastil_Fantasi dan gabung 
deh."
"Cukup mudah, ya! Aku akan sampaikan kepada yang lain."
Dan hubungan Tali Ikatan Cahaya pun ditutup.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar