Selasa, 14 Januari 2025

2025#1: Salon Jiwa

Penulis: Shan Patricia
Editor: Ika Yuliana Kurniasih
Ilustrator: Abdul M
ISBN: 9786238728053
Cetakan: Pertama-Desember 2024
Halaman: 416
Penerbit: Falcon Publishing
Harga: Rp 119.000
Rating: 4/5
Kata orang, hanya perlu sebuah pertanyaan yang tepat, maka segala hal bisa  terungkap. 
Salon Asmaraloka bisa dikatakan sebuah salon yang unik. Bukan karena perlengkapan yang serba mewah, atau beragam perawatan yang ditawarkan, tapi ada hal yang lebih spesial lagi. Pelanggan yang mengalami berbagai masalah, bisa menemukan solusi, minimal  kedamaian setelah berkunjung ke sana.

Dengan memberikan pelayanan secara maksimal dengan tulus, serta mengajak pelanggan mengobrol, kemudian memberikan pertanyaan yang tepat, maka pelanggan akan menceritakan semua keluh-kesah tentang masalah yang mereka hadapi tanpa merasa sungkan.

Sebutlah Ayudya yang mengalami alopecia areata-penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut. Sebagai seorang beauty influcer tentunya ia diharapkan memiliki penampilan yang menarik. Guna mengatasi kepalanya yang plontos, ia memakai wig. 

Berbagai upaya  dilakukan oleh Ayudya untuk meraih kesuksesan. Memang kesuksesan berhasil diraih namun, ia merasa bukan menjadi dirinya. Ditambah klonflik dengan orang tua. Melalui Salon Asmaraloka, ia menemukan jadi dirinya. Menjadi seorang beauty influcer  tanpa perlu menutupi kondisinya sebagai penderita alopecia areata.

Hubungan Iko  dengan Ibunya memang tidak sehat. Ibu Arnis menganggap anak bungsunya sebagai penyebab kematian suaminya. Ditambah  dengan gaya hidup Hikikomori-menarik diri dari kehidupan sosial dan mengisolasi diri di rumah selama waktu yang lama, yang dipilih Iko. Sudah 20 tahun Iko berdiam di kamarnya. 

Padahal. Iko hanya butuh didengar saja. Entah  berapa kali ia menyampaikan sesuatu, alih-alih mendengarkan Ibu Arnis justru menjadikannya sebagai pihak yang salah. Tak ketinggalan membandingkan dengan kakak perempuannya yang bisa dianggap sebagai sosok anak idaman. 

Bisa juga cara Iko menyampaikan keinginannya salah karena ia tak tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan ibunya. Dengan keegoisan masing-masing keduanya merasa sebagai pihak yang benar.

Apakah cerita dalam buku ini bisa disebut sebagai cerita berbingkai?  Seingat saya, cerita  berbingkai adalah cerita yang terdiri dari satu cerita utama dimana dalam cerita tersebut terdapat beberapa cerita terkait yang disisipkan. 

Cerita utama dalam buku ini  bisa kita asumsikan sebagai cerita Marissa dalam mengelola Salon Asmaraloka. Sementara kisah sisipan adalah kisah para pelanggan salon yang ditolong Marissa.

Sayangnya, semangat menolong Marissa berbanding balik dengan jumlah pendapat yang masuk. Berbagai masalah keuangan membayangi salon. Dari gaji pegawai yang harus dibayarkan setengah terlebih dahulu, hingga pembayaran listrik yang terpaksa mempergunakan uang pribadi, hanyalah sebagian kecil masalah.
"Tapi, Bu, cerita-cerita pengunjung 'kan kagak bayarin gaji Tina sama Markus."
-hal 47-
Begitulah. Sebagai pembaca, saya juga merasa gemas pada Marissa. Terlalu bersemangat menolong sampai melupakan kewajiban pada staf salon. Sempat juga saya merasa setuju dengan apa yang disampaikan oleh salah satu tokoh, terlalu fokus menolong pelanggan tapi melupakan staf.

Pada bagian akhir terungkap alasan kenapa Marissa begitu bersikeras ingin memiliki salon sejak kecil. Termasuk siapa sosok yang sering ia kunjungi di Lembaga Pemasyarakatan.

Tidak bermaksud spoiler, tapi bagian yang mengisahkan bagaimana Marissa bisa bertemu dengan sosok yang ia cari selama 22 tahun, membuat saya gemas. Kenapa dibuat ala sinetron warga +62? Harusnya bisa diperhalus. 

Misalnya ternyata sosok yang dicari oleh Marissa adalah karyawan salah satu pelanggannya. Atau bisa juga ternyata ada pelanggan yang tahu tentang sosok yang dicari Marissa dan membantu mempertemukan keduanya. Pilihan lagi, ternyata  saudara dari salah satu pelanggan. Intinya dibuat agak sulit jangan kebetulan semata.

Tapi..., kemudian saya merenung. Kadang, dalam kehidupan ini  banyak kejadian yang seperti kebetulan terjadi, seakan tak masuk akal, tapi terjadi. Jadi, mari kita anggap saja memang begitulah jalan yang harus dilalui oleh Marissa untuk bisa menemukan apa yang ia cari selama sekian puluh tahun.

Sesuai judul, kisah ini mengambil setting salon. Sayangnya, unsur "salon" kurang terasa dalam kisah ini. Misalnya, ketika sedang melakukan creambath, ditambah keterangan tentang krim yang dipakai dan manfaatnya. 

Shanen menambahkan unsur kucing sebagai sarana. Kecintaannya pada kucing membuat ia memberikan peranan penting dalam kisah ini. Anggapan kucing belang tiga membawa rezeki, juga dijadikan bagian dalam kisah.

Selain mengisahkan tentang para pelanggan, jika diperhatikan dengan lebih seksama, buku ini memberikan informasi bahwa usaha apa saja yang digeluti, tanpa promosi yang menarik, terutama melalui media sosial, jumlah pelanggan yang bisa diperoleh tak akan berarti banyak.

Keengganan Marissa mempromosikan salon melalui sosial media, terbukti nyaris membuat salon gulung tikar. Siapa juga yang mau mendetangi salon di tempat tak mentereng seperti itu. Belum lagi tampilan luar salon yang tidak mengundang minat untuk disambangi.

Layanan terbaik yang ditawarkan tak akan mampu menarik pelanggan jika tidak ada yang tahu. Untunglah pada akhirnya Marissa mau berkompromi dengan keadaan.  Bahkan melalui sosial media pula upaya Marissa mencari seseorang bisa terlaksana. 

Kita bisa mendapatkan pembelajaran, bahwa sosial media jika dipergunakan dengan bijak dapat menjadi alat untuk membantu seseorang. Ibarat dua sisi uang, semuanya tergantung bagaimana pemanfaatannya.

Salon kembali bangkit dengan aneka pelanggan. Marissa juga menemukan kebahagiaan. Dan Hara, salahs atu pelanggan yang juga dibantunya, menemukan tempat untuk menyalurkan kegemarannya secara positif.

Oh ya, saya agak lupa. Apakah ada uraian singkat tentang alopecia areata dan Hikikomori. Mungkin saja kedua istilah tersebut sudah cukup dimengerti maknanya oleh banyak pembaca. Namun tak ada salahnya memberikan informasi agar terdapat kesamaan persepsi.

Begitulah kisah ini berakhir.  Cerita ala penerbit satu ini selalu memberikan akhir yang membahagiakan. Tidak salah memang, siapa juga yang suka dengan akhir yang menyedihkan he he he.

Buku ini diberi judul Salon Jiwa, padahal nama salon dalam kisah adalah Salon Asmaraloka. Jika tidak salah mengartikan, Asmaraloka bisa berarti alam cinta kasih. Diharapkan para pelanggan salon bisa mendapatkan cinta kasih dalam kehidupan setelah berkunjung ke salon. 

Salon  memiliki fungsi untuk melakukan perawatan dan mempercantik bagian tubuh. Salon Jiwa, bisa kita asumsikan, melakukan "perawatan" pada jiwa para pelanggannya. Tidak hanya badan, jiwa juga perlu dirawat bukan?

Ada satu kalimat yang saya suka dalam buku ini, ada di halaman 221.
"Tidak semua gelas yang pecah memiliki kepingan utuh  untuk bisa dipersatukan kembali. Kadang-kadang tibalah waktunya kita merelakan suatu keadaan yang takkan menjadi seperti semula."

Jadi, berdamailah dengan keadaan karena kita tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula 100% jika sudah mengalami suatu kejadian. 

Oh, ya walau kenal dengan penulis, saya tetap membeli buku ini melalu jalur resmi. Jika kita mendukung sahabat atau kerabat yang sedang merintis menjadi penulis, upaya yang kita lakukan adalah mulai dari hal sederhana, beli bukunya jangan minta gratisan. 




Selasa, 31 Desember 2024

2024#22: Kisah Tiga keluarga dan Teh

Penulis: Artie Ahmad
Penyunting: Ariel Seraphino
Ilustrasi Sampul: Abdul M.
ISBN: 9786026714961 
Halaman:216
Cetakan: Pertama-Juni 2024
Penerbit: Falcon Publishing
Harga: Rp 75.000
Rating: 4/5

Daun-daun teh  terlihat basah karena embun. Kabut pagi ini turun, cuaca menjadi sangat dingin. Menuju tengah hari, matahari mulai bersinar lebih terik.
-hal 92-

Teh merupakan komoditi yang dihasilkan di desa tempat tinggal para tokoh dalam buku ini. Sebuah desa perkebunan teh yang sejuk dan jauh dari kota. Teh jua yang menjadi penghubung para tokoh utama dalam buku ini,  Samhadi, Burnomo, dan Raslan 

Bagi penduduk desa, Samhadi-Juragan Sam,  merupakan sosok yang murah hati. Tidak saja karena sering memberikan sembako, ia juga membantu buruh yang mengalami masalah keuangan. Misalnya dengan pinjaman lunak dengan pembayaran potong upah. 

Namun citranya hancur ketika Lurah Pambudi mengakui keburukan yang dia lakukan atas tekanan Juragan Sam. Penduduk percaya pada pengakuan Lurah Pambudi, karena selain Juragan Sam yang menjaminnya saat pemilihan dahulu, beliau juga masih tergolong pamannya. Penduduk yang semula memuja, berbalik menjadikannya sebagai tokoh yang jahat.  
"Gampang itu, bisa jadi lurah kamu tahun ini. Tapi tentu ada syaratnya."

"Apa itu, Paklik?"

"Setiap aku meminta tolong apa pun kepadamu, kamu tidak boleh menolak."

Berbekal pendidikan teh  tingkat internasional,   Burnomo  dikenal sebagai pakar teh yang mumpuni.    Kali ini,  ia membawa anak dan istrinya untuk tinggal di desa dan mengembangkan  industri teh.  Salah satunya dengan membeli perkebunan teh milik Koh Akong.

Urusan pembelian perkebunan Koh Akong membuat Burnomo harus bersiteru dengan Juragan Sam. Sebenarnya secara hukum ia menang. Proses jual-beli berlangsung dengan lancar, sertifikat juga  sudah ditangan. 

Hanya saja, Juragan Sam seakan  tidak rela jika harus mengaku kalah. Ia memprovokasi penduduk agar menolak bekerja di perkebunan Burnomo. Bukan Burnomo  namanya jika ia merasa gentar.

Tokoh ketiga, Raslan,  merupakan buruh teh yang tak pernah mengeluh. Ia merasa kehidupannya memang sudah begitu adanya.  Yang penting gaji yang ia serahkan pada istrinya, Sri,  dapat mencukupi semua kebutuhan walau seadanya.  Mau bagaimana lagi, upahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. 

Ketika  sepatu anak pertamanya  sudah tidak bisa dibetulkan lagi, ketika istrinya bercerita bahwa ia sama sekali tidak pernah dibelikan emas, baru ia menyadari betapa susah hidup keluargnya. Selama ini, Raslan merasa sembako dari Juragan Sam sudah sangat membantu kehidupan keluarganya. Ternyata tidak. Hidup ternyata tidak seperti yang ia kira.
 
Raslan juga mengira Burnomo akan tetap sama seperti zaman mereka kecil, ia kembali salah. Burnomo malah mengatakan ia tak mengenal Raslan ketika suatu sore Raslan mengunjungi rumahnya.

Raslan memang merupakan buruh pada perkebunan teh milik Juragan Sam.  Banyak hal terkait juragan Sam yang ia ketahui tapi disimpan rapat-rapat.  
 Ia juga teman kecil Burnomo.  Tak terhitung juga berbagai kenangan masa kecil dengan Burnomo yang bisa ia jadikan topik ketika berada di warung kopi. Tapi Raslan memilih untuk diam ketika orang ramai membicarakan Juragan Sam dan Burnomo.

Tiga keluarga dengan latar belakang  dan kisah kehidupan yang berbeda satu dengan lain namun terhubung karena urusan teh. 

Melalui sosok Juragan Sam, pembaca diingatkan untuk selalu mawas diri. Kekuasaan dan kekayaan bisa membuat orang terlena sehinga tak sadar apa yang dilakukan. Apa lagi jika dipergunakan untuk hal-hal yang kurang baik.  Bukan nama baik yang ia tinggalkan, namun kebencian orang pada dirinya.

Raslan membuat pembaca untuk menghargai diri. Hidup sederhana dan selalu bersyukur memang baik, namun bukan berarti tidak memiliki keinginan untuk bisa memiliki kehidupan lebih baik lagi. Tak ada salahnya berkeinginan untuk punya banyak uang, asal diperoleh dengan cara yang halal.

Ketika Raslan melakukan hal yang tak pernah terbayangkan seumur hidup, jelas ia salah. Bahkan walau perbuatan itu dilakukan atas nama kasih sayang anak. Untung, hati nuraninya masih membuatnya sadar.

Burnomo memang seorang pekerja keras. Keuletannya menjadikan ia sebagai seorang pakar teh yang sukses. Hanya saja, ia lupa ada seorang perempuan yang selalu mendukung dan mendoakannya hingga ia makin berkibar. Entah kenapa, ia tak bisa mencintai istrinya seperti ia mencintai teh.

Penyesalan memang akan muncul belakangan. Sekarang, Burnomo harus hidup dengan menyesali perbuatannya dan hidup dalam kenangan pahit akan anak dan istrinya. Mengembalikan cincin kesayangan sang istri, tak akan mengubah apa pun.

Kisah dalam buku diakhiri dengan adegan yang menyentuh. Begitulah, setelah sekian lama perasaan pembaca diobrak-abrik dengan aneka hal, Jeng Artie seakan menghentikan waktu agar para membaca bisa merenungi peristiwa yang baru para tokoh alami.

Karena selama ini mengetahui Jeng Artie jago melukis, saya berharap ada ilustrasi karyanya dalam buku ini. Namanya harapan, tak harus terkabul kan. Jangankan karya Jeng Artie, karya  pembuat ilustrasi sampul juga tak ada dalam buku ini.

Tapi ilustrasi kover sempat menipu saya. Rumah bertingkat tiga saya asumsikan adalah rumah tempat  tinggal para tokoh, yaitu 3 keluarga, sesuai judul.  Karena ada 3 keluarga, bisa saja mereka tinggal dalam sebuah rumah bertingkat 3, tiap tingkat untuk 1 keluarga. Ternyata melesat jauh hi hi hi.

Oh, ya. Dalam buku ini beberapa kali disebutkan tentang  teh goreng.  Sepertinya teh goreng juga menjadi usaha rumahan warga desa, banyak juga yang menyukainya. Bahkan untuk mensiasati harga kopi yang dirasa kian mahal, Sri menggunakan banyak teh goreng saat merebus, rasa pahitnya akan menyerupai kopi.

Mendadak jadi ingat beberapa tempat yang dikenal karena teh. Misalnya Kampung Patehan yang berada di wilayah Dalam Beteng Kraton Yogyakarta. Kampung tersebut merupakan komplek rumah abdidalem Kraton Yogyakarta yang berprofesi sebagai abdidalem penyaji minuman teh untuk kepentingan Sultan dan tamu-tamu keraton.

Sudah minum teh hari ini?


Kamis, 26 September 2024

2024#21: Tips Untuk Mempengaruhi Dan Menguasai Orang Lain

Judul asli:25 Langkah Untuk Memiliki Pengaruh Dan Kekuasaan Atas Orang Lain
Penulis: James J.Van Fleet
Alih bahasa: Anton Adiwiyoto
ISBN: 9798046021
Halaman: 310
Cetakan: Kedua- 1994
Penerbit: Mitra Utama
Rating: 3.25/5

Membuat keputusan yang mantap dan tepat pada waktunya tanpa ragu-ragu merupakan salah satu cara terbaik untuk memancarkan kontrol sinar kekuasaan kepada orang lain. Orang akan percaya dan menaruh keyakinan pada diri Anda. Mereka akan tergerak untuk melakukan yang sebaik-baiknya bagi Anda. Mereka mau tidak mau akan berbuat begitu.
-hal 51-

Begitulah.
Semula karena ingin membersihkan salah satu rak buku milik jendral besar di rumah, saya jadi menemukan buku ini. Entah milik siapa, tapi karena sudah berada dalam rak, mari kita asumsi  milik umat alias siapa saja bisa ikut menikmati isinya.

Rasanya kebetulan sekali, baru beberapa hari lalu saya membaca buku serupa besutan Dion Yulinto, tentang bagaimana kita memiliki kemampuan untuk memanipulasi orang  dalam segala situasi.

Pada bagian awal, disebutkan bahwa buku ini akan memberikan informasi bagaimana caranya mempengaruhi orang dan mendapatkan kekuasaan atas diri mereka. Termasuk bagaimana cara menanamkan pengaruh dan mengendalikan induvidu penting tertentu dalam kehidupan Anda sehingga Anda bisa mencapai sasaran dan menjadi sukses.

Manfaat yang diperoleh dari buku ini antara lain Strategi Ajaib Yang Setiap Kali Memenangkan Kepercayaan Orang; Bagaimana Caranya Minta uang Kepada Orang Lain-Dan Selalu Mendapatkannya; Bagaimana Caranya Membentuk Pasukan Pengikut Yang Loyal; Bagaimana Caranya Mengubah Musuh Menjadi Teman Setia; Rahasia Cuci Otak  Secara Lisan; Bagaimana  Caranya Mempertahankan Dan Meningkatkan Kekuasaan Dan Penguasaan Anda Atas orang Lain Tahun Demi Tahun; dan masih banyak lagi.

Dalam Strategi Ajaib Yang Setiap Kali Memenangkan Kepercayaan Orang di halaman 42, pembaca akan diberikan 2 hal untuk direnungkan sebelum diberikan informasi tentang aneka teknik yang dapat digunakan.

Pertama adalah mengapa seseorang kurang memiliki kepercayaaan dalam berurusan dengan orang lain. Kedua, mengapa orang kurang percaya kepada diri sendiri dan kemampuannya. Apakah Anda sudah renungkan?

Jika Anda menguasai kemampuan ini, maka Anda akan memperoleh kepercayaan orang lain sehingga mereka akan mengikuti Anda. Selain itu, segala hal yang Anda kerjakan akan dapat diselesailan dengan mudah, karena Anda bekerja dengan orang yang mempercayai dan yakin pada diri Anda. Dengan demikian, Anda akan dikenal sebagai orang "yang dapat melakukan".

Maka, untuk membuat orang menaruh kepercayaan kepada Anda serta memiliki keyakinan pada Anda, maka Anda harus menaruh kepercayaan, mempercayai, dan memperhatikan keyakinan penuh kepada mereka terlebih dahulu. 

Seperti buku sebelumnya, buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin mengembangkan diri guna meraih berbagai kemenangan dalam pergaulan dan persaingan.

Bagi mereka yang tertarik dalam dunia MLM, buku ini bisa dijadikan alternatif pilihan bacaan. Siapa tahu dengan meningkatkan kemampuan mempengaruhi dan menguasai orang lain, semakin banyak orang yang bisa Anda rekrut.

Hanya saja, karena ini buku terjemahan, tak jarang saya harus membaca ulang sebuah kalimat agar paham maknanya. Mungkin karena diterjemahkan dengan mempergunakan gaya bahasa tahun 90-an sehingga rasanya agak janggal. Tapi sebagai tambahan pengetahuan, bolehlah dibaca. 

Sang penulis, James J.Van Fleet selain seorang penulis yang produktif, juga  seorang tokoh dalam psikologi teknik motivasi yang terkenal. Ia kerap diundang sebagai pembicara di berbagai forum bisnis dan pemasaran.

Setelah membaca buku ini, rasanya saya tahu, minimal menduga, siapa pemilik buku ini sebenarnya😅.


Senin, 23 September 2024

2024#20: Trik dan Tips Memanipulasi Orang Lain Di Segala Situasi

Judul asli: The Principles of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
Penulis: Dion Yulianto
Editor: Yanuar Arifin
ISBN: 9786238847426
Halaman: 194
Cetakan: Pertama-2024
Penerbit: Jendela
Harga: Rp 60.000
Rating: 3/5

Berpura-pura bodoh atau menyembunyikan kecerdasan kita dengan bijaksana adalah strategi yang cerdik dan efektif dalam mencapai pengaruh yang positif
-hal 25-

Di mana saja, kita akan menemukan orang yang perkataannya selalu didengar, perbuatannya selalu dianggap benar dan patut ditiru. Ia mampu membuat seseorang melakukan sesuatu hal atau memiliki pikiran dan  pendapat sesuai keinginannya.

Padahal, jika diperhatikan dengan seksama, pesonanya tidak terlalu kuat, cenderung biasa. Tapi orang seakan tunduk padanya. Sosok itu, seolah-olah memiliki kekuasaan penuh pada diri dan pikiran  orang lain. Begitulah efek dari kemampuannya untuk memanipusi orang lain.

Buku ini, berisikan tentang bagaimana cara kita bisa meraih kekuasaan. Ada 33 kiat-kiat ampuh yang menurut penulisnya sudah terbukti. Terdapat juga kisah-kisah inspiratif terkait kiat yang dibahas. Pastinya, ada trik bagaimana menjadi orang berpengaruh dan mampu mempengaruhi orang lain.

Beberapa kiat antara lain yaitu Berpura-pura Bodoh untuk Mengelabui Orang Lain; Buat Orang Lain Bergantung Kepadamu; Kenali Kesempatan dalam Setiap Situasi; Jadilah Seorang Teman Sekaligus Mata-Mata; Jadilah Tega dan Tegas; Samarkan Tujuanmu; dan masih banyak lagi.

Kenali Musuhmu, merupakan kalimat dari Lao Tse yang terkenal. Buku ini juga menjadi hal tersebut sebagai salah satu kiat.  Dengan memahami musuh, kita bisa menyusun strategi yang efektif dan menekan sedikit mungkin  dampak kerugian bagi diri.

Ternyata dalam setiap kiat, penulis mencantumkan beberapa tindakan yang harus diambil. Dalam kiat Kenali Musuhmu, terdapat 10 hal. Mulai dari
Lupakan  Prasangka dan Kejahatan; Lakukan Penelitian Mendalam; Berbicara dengan Orang yang Mengenal Musuh;  Pahami Motivasi dan Ambisi; Analisis Kelemahan dan Kelebihan; Tetap Berpikir  Rasional dan Obyektif; Jangan Sampai Terbawa Ego; Gunakan Informasi dengan Bijaksana;
serta Jadilah Pemimpin yang Menginspirasi.

Pepatah mengatakan Hutang Budi dibawa Sampai Mati.  Sangat tidak disarankan untuk memiliki hutang budi pada orang lain. Buku ini juga menyarankan hal yang sama, Jangan Berhutang Budi Kepada Orang Lain.

Sebagai manusia, kita memang membutuhkan bantuan orang lain. Tapi usahakan jangan sampai bantuan yang kita terima membuat kita menjadi berhutang budi.  Karena dengan berhutang budi, dapat mengikat diri dalam ekspektasi dan harapan, yang dapat membatasi keterbebasan dan kemampuan kita untuk melangkah maju. 

Pada kiat Memanfaatkan Orang Lain, pembaca disuguhi kisah inspiratif tentang perbedan cara kerja antara Thomas Alva Edison dengan Nikola Tesla. Disebutkan bahwa Edison memanfaatkan keahlian orang lain dan menyewa yang terbaik untuk mengembangkan penemuannya.

Sementara Tesla melakukannya semua hal sendiri. Dari hal yang mungkin remeh hingga hal penting dalam penelitian. Dampaknya Edison dikenal sebagai ilmuan dan hidup berkecukupan karena temuannya. Sementara Tesla sering tak mendapat penghargaan yang setimpal dengan kontribusinya, walau banyak temuannya digunakan oleh penemu lain.
Dalam dunia yang saling terkoneksi, bekerja sama dengan orang lain adalah kunci untuk mencapai pengaruh yang berarti dan kesuksesan yang berkelanjutan.
-hal 132-
Secara garis besar, buku ini menarik untuk dibaca oleh mereka yang sedang ingin mengembangkan diri. Juga bagi mereka yang ingin keluar dari lingkungan atau tempat kerja yang mulai dirasa toksik namun belum memiliki keberanian.
Sumber: FB Penulis

Dari 33 kiat, mungkin ada yang sudah sering Anda lakukan, tinggal dikembangkan sesuai dengan arahan yang ada dalam buku ini. 

Untuk kiat-kiat yang lain, bisa dipelajari terlebih dahulu, mulai dari yang dirasakan sesuai dengan kepribadian dan karakter diri Anda. Sehingga menjadi lebih mudah untuk menerapkannya.

Perlu diingat, bisa saja buku ini bermanfaat bagi Anda namun tidak bagi orang lain. Begitu juga sebaliknya, karena dalam kehidupan ini, kadang ada unsur tak terlihat yang ikut berperan.

Kover dengan mengusung warna dominan hitam ini terlihat mencolok diantara buku-buku sejenis lainnya. Apalagi gambar mahkota keemasan semakin membuat  unik kover ini.

Agak bingung juga sebenarnya mau memberikan bintang berapa. Karena, pada beberapa bagian, rasanya bukan ditulis oleh penulis yang sudah puluhan tahun jadi editor di penerbit sebelah. Gaya penulisannya berbeda jauh.

Atau, karena naskah mengalami editing luar biasa dari editor in house penerbit? Sehingga rasanya aneh membaca bagian yang porak-poranda. Judul dan isi bahkan ada yang tidak sesuai.

Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini layak dibaca sebagai pengisi waktu luang.


Selasa, 17 September 2024

2024 #19:Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa: Sepasang Elang dari Diyarbakir

Pengarang: Zaky Yamani
Editor: Reita Ariyanti dan karina Anjani
ISBN:9786020678320
Halaman: 352
Cetakan: Pertama-Juni 2024
Penerbit; Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp
Rating:4/5

Tapi, menurutku, tugas manusia adalah bertahan hidup.
-hal 313-

Dalam buku ini, pembaca akan kembali berkelana bersama Samiam  Noguera. Tujuan Samian berkelana semula adalah mencari istri dan mertuanya yang hilang dan pergi ke tanah leluhurnya, Sunda di Pulau Jawa. Namun, nasib membuatnya menjadi terjebak dalam urusan internasional.

Ia  berada dalam pusaran intrik politik  internasional guna menggulingkan dan meraih kekuasaan pada abad 16 yang melibatkan Takhta Suci Vatikan, Imperium Turki Utsmani, dan Dinasti Savid dari Persia. Ribetnya....

Semuanya bermula ketika ia sedang berada di sebuah kedai, Samiam  diculik dan harus  menjalani persidangan dengan Bianca dan ayahnya, João. Keputusan sidang membuatnya harus menjalani kehidupan sebagai seorang budak milik Syekh ibn Wahab, serta terpisah dari Bianca dan ayahnya  yang juga menjadi budak milik Hakim Mehmed Ebussuud Effendi, seorang pembesar di lingkup pusat kerajaan Ottoman. 

Samiam yang selama ini menjalani kehidupan sebagai manusia bebas harus mengalami penderitaan luar biasa. Bisa dikatakan ini merupakan titik terendah dalam kehidupannya.  Segala haknya dikuliti habis, ia hanya diberikan kesempatan untuk menjalankan kewajibannya, melayani pemiliknya dengan sebaik mungkin. 

Penulis mampu membuat pembaca merasakan penderitaan yang dialami oleh Samiam.  Ia tak ubahnya seperti benda mati yang bisa dioper begitu pemiliknya bosan,  yang bisa diperlakukan seenaknya. 

Memang, saat ini sudah tidak ada lagi yang namanya budak, namun pada tahun  1545, sesuai dengan setting waktu kisah ini, kegiatan tersebut dianggap merupakan hal yang biasa.

Kehidupannya sebagai budak penuh dengan warna. Hingga suatu saat Samiam  mengalami dilema luar biasa ketika Syekh menawarkan memerdekakan dirinya asal bersedia beralih keyakinan. 

Selain Samiam, memang ada budak-budak lain yang juga diberikan penawaran yang sama. Hanya Samiam yang mempertimbangkan kemungkinan itu, karena jika ia bebas, maka ia bisa mencari Bianca dan ayahnya. Masalahnya, menukar keyakinan bukanlah hal yang mudah.

Dia benar, harusnya tawaran itu aku sambut karena memudahkan hidupku. Namun, aku bukan orang yang begitu saja berganti keyakinan hanya karena tawaran yang memudahkan hidupku. 
-hal 143-
Mengikuti perjalanan Samiam di buku ini, rasanya lebih berat dibanding di buku pertama. Selain posisinya sebagai seorang budak dengan banyak keterbatasan, dia harus menempuh perjalanan jauh dan berbahaya di kawasan Timur Tengah. 

Bagian yang mengisahkan bagaimana Samiam membahas tentang agama kepada ketiga sahabatnya sesama budak lumayan panjang. Masing-masing menyatakan pendapatnya tentang agama serta tawaran pembebasan yang ditawarkan Syekh dengan menukarkan keyakinan.

Meski demikian, penulis memberikan aneka kisah sebagai sisipan, lumayan mengurangi 'berat' membaca. Misalnya ketika Samiam menuliskan catatannya tentang apa yang terjadi beberapa waktu lalu ketika ia sudah merdeka, perjalanan yang ditempuh bersama seseorang bernama Farhad.

Ada juga uraian mengenai aneka kota yang sempat didatangi Samiam, entah sebagai manusia merdeka atau ketika masih menjadi budak.  Membayangkan bagaimana situasi beberapa kota yang ada dalam buku ini,  menjadi menarik perhatian saya untuk mendapat tambahan informasi dilain waktu.

Hem..., saya dengan sok tahunya mengambil kesimpulan. Jangan-jangan buku selanjutnya mengisahkan tentang perjalanan menuju Kepulauan Nusantara, tepatnya ke Sunda, negara asal leluhur Samiam. 

Kesimpulan ini muncul karena pada akhir kisah  buku ini disebutkan Samiam bertemu dengan seorang  budak yang  bertugas  sebagai penjaga kedai minum yang berasal dari Sunda, dan sedang berada dalam kapal laut yang menuju ke Goa, India.

Rasanya pantas jika buku ini diberikan judul dengan kata "Perjalanan Mustahil". Bagaimana Samiam bisa  mampu menempuh perjalanan ke begitu banyak tempat dengan begitu banyak peristiwa, adalah hal yang luar biasa. 

Sepertinya diperlukan orang dengan keinginan  dan tekat untuk hidup super kuat sehingga bisa bertahan menghadapi segala hal seperti yang dialami oleh Samiam.

Ada satu kalimat yang perlu dibagikan dari buku ini.
Kejujuran harus dibangun dan kepercayaan harus diraih. Tapi, bagaimana membuktikan kejujuran dan kepercayaan, itu adalah hal lain. Tidak semua bisa dibuktikan indra manusia. Namun, nalar bisa memberi ruang untuk pembuktian dengan cara lain.
-hal 220-
Ada yang penasaran dengan "Sepasang Elang dari Diyarbakir" yang ada pada judul? Saya jelas penasaran, ketika membaca buku ini baru paham apa yang dimaksud elang.

Penulis penutup kisah dalam buku kedua ini denga epik. Tak terduga akhirnya akan seperti itu. Musuh adalah musuh, walau penawarkan pertemanan. 

Semoga buku ketiga tak lama terbitnya. Tak sabar membaca bagaimana kisah Samiam di Jawa.



Jumat, 30 Agustus 2024

2024 #18: Kisah Cinta Keluarga Wang

Judul asli:The Moon Represents My Heart
Penulis: Pim Wangtechawat
Ahli bahasa: Poppy D. Chusfani
Editor: Reita Ariyanti
ISBN: 9786020678658
Halaman: 432
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Harga: Rp 109.000
Rating: 3.25/5

Kita menggenggam sesuatu yang begitu berarti di tangan kita, tapi takut suatu saat nanti sesuatu itu terlepas dari jemari. Dan tidak peduli seberapa keras mencoba, kita takkan pernah mendapatkannya lagi

-The Moon Represents My Heart, hal 14-

Keluarga Wang yang baru saja memasuki Hotel Hyatt Regency di Kowloon, Hong Kong,  sekilas terlihat seperti keluarga pada umumnya. Sepasang orang tua  berkecukupan dengan anak perempuan dan laki-laki yang bersemangat untuk bertemu idola keluarga-Bruce Lee. Saat itu 21 Maret 1972, sebelum premier film Fist of Fury.

Yang tidak diketahui orang banyak, mereka adalah keluarga yang memiliki kemampuan untuk menjelajah waktu. Seperti kembali ke masa sebelum abad kedua puluh. Uniknya tiap anggota keluarga memiliki kemampuan yang berbeda. 

Si ibu-Lily, mahir kembali pada tanggal tertentu selama masih berada di Inggris. Sang ayah-Joshua hanya mampu kembali ke Hong Kong. Tommy-anak laki-laki, selalu  kembali ke London sebelum tahun 1950.


Sedangkan Eva-si bungsu, memiliki kemampuan untuk melihat anggota keluarga dan pergi ke tempat mereka berada pada lini masa tertentu.  Keluarga yang unik!

Untuk bisa melakukan perjalanan waktu bersama, bukanlah hal yang mudah. Butuh persiapan yang dilakukan setahun sebelumnya. Mulai dari menyelidiki lokasi yang dituju,  pakaian yang umum dipakai saat itu, hingga mengajari anak-anak bagaimana bersikap jika tak sengaja terpisah dari orang tua. Hal ini perlu

Suatu hari, Lily dan Joshua melakukan perjalanan tanpa membawa Tommy dan Eva, sayangnya mereka tak pernah kembali. Tak ada tempat untuk mencari informasi tentang keberadaan sepasang suami istri tersebut, mengingat kegiatan yang mereka lakukan terbilang rahasia.

Kedua anak yang masih kecil harus hidup tanpa orang tua. Meski hanya berdua, kehidupan keduanya bisa dikatakan tidak kekurangan kasih sayang. Keluarga dari kedua belah pihak memberikan kasih sayang yang berlimpah. Mereka tinggal bersama salah satu nenek.

Seiring waktu, kedua anak yang ditinggalkan mulai mengembangkan kemampuan untuk menjelajah waktu. Mereka mengingat segala yang diajarkan oleh orang tuanya dulu. Tommy sekarang mampu melakukan perjalanan tanpa merasa gugup dan was-was lagi.  







Eva memiliki kemampuan untuk mengetahui dengan lebih jelas wajah kerabat yang selama ini tak ia ketahui karena  sudah berpulang. Eva kemudian melukiskan apa yang ia lihat dan rasakan selama perjalanan, sehingga keluarga yang lain juga mengetahui.

Keduanya bersemangat melakukan perjalanan waktu meski neneknya merasa apa yang mereka lakukan adalah hal yang membahayakan. Keduanya tetap melakukan, berharap, tanpa sengaja bisa bertemu dengan kedua orang tua ketika sedang berada di waktu lain.


Terbagi dalam tiga bagian, buku tentang kekuatan cinta yang melewati  ruang waktu ini memberikan  inspirasi  bahwa cinta memang abadi. Kisah cinta yang tak biasa. Para tokoh memiliki kisahnya masing-masing yang unik. Tak hanya kisah cinta Lily dan Joshua, tapi juga kisah Tommy dan Eva.

Tommy jatuh cinta pada seorang wanita. Sayangnya, wanita itu berada dalam waktu yang berbeda dengannya. Ia sering datang berkunjung, hingga nyaris membocorkan tentang peristiwa yang akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini bisa berakibat pada perubahan pada masa depan. Untunglah si wanita melarang Tommy menceritakan apapun yang mungkin terjadi di masa depan.
https://www.goodreads.com/book/show/
77781381-the-moon-represents-my-hear
t

Tiap kali Tommy berkunjung, tenaga yang ia keluarkan semakin besar, sehingga esok hari ia terlihat kepayahan. Hal itu yang membuat sahabatnya jadi mencurigai. Ternyata, sahabat Tommy juga pernah memiliki teman dengan kemampuan sama. Kebetulan yang luar biasa!

Pada akhirnya, mereka memang harus membagi rahasia kemampuan pada orang lain. Sekedar bagian dari upaya menjaga kewarasan diri. Cinta kasih sesama membuat mereka bisa bertahan dalam kondisi sesulit apapun.

Bagaimana nasib Lily dan Joshua? Sekedar bocoran,  berakhir dengan menarik! Saya jadi berpikir, jangan-jangan menghilangnya mereka akibat pilihan yang mereka lakukan pada masa lalu. Bisa saja bukan? Urusannya tentang cahaya bulan? Duh gunakan imajinasimu dung he he he.

Penjelajah waktu atau orang yang dianggap memilili kemampuan untuk berada pada waktu dan tempat tertentu, memang sering diangkat sebagai sebuah kisah. Tapi jarang yang memadukan dengan unsur romance yang kental seperti buku ini.

Menilik kover, pembaca sudah bisa menebak apa isi buku ini. Gambar jarum jam  dan sosok seorang wanita yang seakan memasuki lorong, menjadi pemberi informasi isi buku.
https://www.goodreads.com/book/
show/63277351-the-moon-represents-my-heart

Jadi ingat penggalan cerita HP ketika Hermione Grange memutar Time -Turner sehingga ia bisa berada di 2 kelas sekaligus mengingat banyaknya jumlah kelas yang ia ambil pada saat itu. 

Selama ini saya selalu menyukai hasil kerja Mbak Poppy dalam melakukan alih bahasa sebuah buku. Bacaan mengalir dengan baik tanpa mengurangi makna yang akan disampaikan oleh sang penulis buku. Bukan hal mudah, butuh jam terbang untuk bisa menyajikan buku terjemahan semenarik bahasa aslinya.

Ketika meluangkan waktu ke toko buku G, tanpa sengaja melihat buku ini. Entah kisahnya tentang apa, karena saya sama sekali belum mempunyai informasi tentang buku ini. Ketertarikan saya adalah pada judul buku, yang langsung mengingatkan pada lagu serupa dari Teresa Teng.

Langsung melihat ratingnya di GRI. Agak ragu. Bagus memang.  tapi saya ingin memperoleh buku dengan rating diatas 4. Sempat memilih buku lain. Tapi begitu mendekati kasir berubah pikiran, kembali ke buku ini. Jodoh dengan buku sungguh tak terduga.

Teresa Teng juga memopulerkan lagu Tian Mi Mi (Semanis Madu) yang diadopsi dari Gambang Semarangan seperti lagu Gambang Kromong di Jakarta. Lagu tersebut aslinya berjudul Dayung Sampan yang populer di Semarang, Jawa Tengah, tahun 1950-an. 

Sehabis membaca buku ini, saya jadi kepingin menikmati kembali  lagu yang menjadi inspirasi kisah.  Seakan melihat anggota keluarga Wang yang sedang berada di berbagai tempat dan waktu.

Lagu tersebut  pertama kali saya pelajari secara lengkap (lirik dan artinya) ketika sedang mengambil kursus bahasa Mandari. Laoshi-guru yang mengajar, kebetulan juga seorang penyanyi, sehingga mendengarkan beliau mendendangkan lagu ini di depan kelas seakan mendengarkan konser seorang penyanyi Mandarin profesional.

Bagi yang tertarik, berikut tautannya,

Sumber Vidio: https://www.youtube.com
Sumber Gambar: https://goodreads.com




Senin, 19 Agustus 2024

2024 #17: memulaSarakan

Penulis: Triskaidekaman
Penyunting: Christina M. Udiani
ISBN: 9786231341334
Halaman: 56
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Harga: Rp 50.000
Rating: 4/5

dia sanggup membunuh dan mencincang. dia sanggup menanggung dosa yang lebih besar lagi
-hal 49-

Alkisah, pada suatu waktu sepasang anak lahir dari wanita biasa. Saat seharusnya bahagia, si ibu justru merasa kacau. Ia sadar, betapa seringnya ia dikesampingkan karena memiliki kelamin yang kurang dicintai masyarakat. 

Berkaca pada pengalamannya, segera ia tukarkan bayi perempuan yang baru beberapa detik menghirup udara dengan sebuah gerobak, wajan rombeng, dan kursus kilat cara membuat balabala. Ia berharap bisa hidup dan membesarkan anak yang lain dari hasil berjualan balabala. 

Waktu bergulir dengan cepat, anak laki-laki yang ia harapkan bisa menjadi tempatnya bersandar ternyata malah membuatnya menjadi sengsara. Ia tetap mengolah balabala tiada henti. Anak perempuan yang ditukar itu sekarang sudah menjadi seorang wanita dewasa, ia bahkan mampu membeli apa saja, kecuali cinta tulus ibu kandungnya.

Menyesal? Mungkin saja. Begitu mengetahui fakta anak yang ia buang sudah menjadi mutiara, bergegas ia menyuruh anak laki-lakinya untuk menyelidiki.  Termasuk mencari informasi di mana anak itu suka berada. Siapa tahu, ia bisa mendapatkan keuntungan. Sayangnya, buah penyelidikan itu tak semanis gula.

Selanjutnya, pembaca akan disajikan bagaimana kehidupan anak yang dulu ditukar, akhirnya diperlihara oleh keluarga Kan. Namanya sekarang menjadi Sara Kan. Pada usia 11 tahun, ia baru tahu bahwa kecurigaannya selama ini benar, ia hanya anak angkat.

Kehidupan Sara memang tidak semenderita ibunya, tapi yang ia alami bisa dikategorikan hal yang menyedihkan. Menjadi tempat pelampiasan seseorang yang dekat, menyebabkan seseorang meninggal tanpa sengaja, hingga memiliki pacar yang seharusnya bukan menjadi pacarnya. Dilengkapi dengan  kelakuan sebagai pacar yang  minta ditoyor. Makin menyedihkan nasib Sara Kan.

Isi Bagian 17. Ulasan, membuat saya jadi berpikir aneka alur kisah yang bisa disajikan dalam buku ini. Misalnya jika Sara Kan memilih dokter juga sebagai pasangan hidup, mereka bertemu di tempat fotokopi, dan memiliki tatapan setajam cyclops.

Halaman pertama buku ini langsung membuat mata saya seakan mau copot! Semula saya mengira akan membaca sebuah novel yang ditulis dengan cara biasa, hanya saja jumlah halamannya yang tak banyak.

https://www.goodreads.com/book/show/
203805059-memulasarakan?ac=1&from_search=true
&qid=pn1dm0PpzB&rank=1
Tapi, dugaan saya jelas 1000% salah! Ini bukan novel biasa. Atau, apakah ini masuk dalam puisi? Bingung juga sebenarnya.  Tata letaknya juga unik! Perlu berhati-hati membaca sehingga tidak salah alur. Asyik juga membaca dengan cara begini.

 
Alih-alih sibuk memikirkan,  mari kita nikmati saja isi buku ini. Sekedar saran, jangan terkecoh dengan jumlah halamannya. Walau kelihatannya sedikit, tapi membutuhkan ekstra waktu untuk menikmatinya hingga tamat.

Total terdapat 30 bagian (saya sebut begitu saja supaya mudah). Mulai dari suram, mekar, kasur rusak, memulas, 2 kali judul memusarakan, hingga kemala sebagai penutup.

Ketika buku ini muncul, saya mengira penulis sudah mencabut niatnya untuk berhenti menulis total. Ternyata buku yang muncul dengan tema dan tata letak yang tak biasa. 

Sesungguhnya, kembali saya katakan, bahwa saya tidak tahu harus menuliskan komentar apa untuk buku ini. Baca sajalah dan nikmati sensasi yang muncul pada tiap lembarnya.

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com