Selasa, 21 Juli 2020

2020 #27: Menikmati Kisah Jlitheng Dan Kawan-Kawannya

Judul asli: Si Jlitheng: Dongeng Bocah Abasa Jawa
Penulis:Impian Nopitasari
Ilustrasi : Nai Rinaket
ISBN: 9786237721215
Halaman: 52
Cetakan: Pertama-2020
Penerbit: Babon
Harga: Rp 75.000
Rating:4/5

"Dhuh Gusti, nelangsa temen awak mami. Becik kulo pejah kemawon Gusti, tinimbang urip nggih mboten semangat, dados sanggane liyan,"

~ Si Jlitheng, halaman 42 ~

 Sebuah buku anak dengan mempergunakan bahasa Jawa, Menarik! Menurut saya, salah satu cara melestarikan bahasa lokal adalah mengajarkan bahasa tersebut pada generasi muda (iya... saya sudah mulai agak menua wkwkwk). Tentunya diperlukan cara mengenalkan dan media pembelajaran yang sesuai dengan minat generasi muda saat ini.

Buku karya Jeng Impian, merupakan salah satu cara unik yang bisa ditiru. Dalam buku setebal 52 halaman ini, pembaca akan diajak menikmati 4 kisah fabel dalam bahasa Jawa. Ada kisah Dongenge Pitik karo Bebek; Kodhok lan Bekicot; Ndara Anyar;  dan Si Jlitheng. 

 Kisah yang ada merupakan kisah fabel.  Sebuah kisah yang menampilkan tokoh binatang sebagai tokoh utama. Binatang tersebut memiliki karakter seperti manusia. Ada yang mendapat peran antagonis serta prontagonis. Meski demikian tidak ada penjelasan terperinci mengenai sifat para tokoh dalam kisah fabel.

 Tujuan penulisan fabel biasanya untuk  menggambarkan situasi sosial di masyarakat. Kisah dibuat untuk memberikan pesan moral kepada pembaca mengenai bagaimana sebaiknya bersikap dalam kehidupan, terutama dalam hubungan sosial dalam  masyarakat.

Kisah ini menjadi cerminkan kehidupan masyarakat yang sering merasa iri dengan orang lain.  Tidak puas dengan kondisinya. Ada orang yang merasa iri dengan tetangga yang bisa berbelanja aneka daging. Nyaris tiap hari  tetangga mereka makan daging. Ia lupa jika kondisi keluarganya yang sering makan sayuran bergantian dengan daging membuat tubuh mereka lebih bugar.

Kisah Ndara Anyar, mengajarkan kita untuk selalu bisa beradaptasi dengan lingkungan di manapun kita berada.  Mimi dititipkan  majikannya kepada sebuah keluarga terpercaya untuk beberapa hari. Kesalahan utama si pemilik (menurut saya) karena ia hanya menitipkan Mini saja, ia lupa membawakan makanan yang  biasa dimakan Mimi sejak kecil.

Bagian ini mengajarkan kita untuk bisa memandang segala peristiwa dari banyak sisi, tidak hanya dari satu sisi saja.Yang dipikirkannya adalah siapa yang harus menjaga Mimi, tak terpikirkan bagaimana Mimi makan.

Terbiasa makan dengan makanan kucing kemasan membuat Mimi tak terbiasa diberikan makanan rumah. Perlahan ia memang bisa beradaptasi hingga akhirnya malah merasa sedih ketika pemiliknya menjemput.

Sang pemilik rumah yang dititipi Mimi juga mengajarkan kita bahwa menyayangi sesama makhluk hidup adalah hal yang mulia. Mereka rela ikan lauk makannya disantap Mimi yang sudah sekian lama tidak mau makan. Walau untuk itu mereka hanya bisa makan dengan sayur dan sambal saja. Mengharukan.

Selain menikmati kisah yang walau sederhana namun penuh dengan karifaan, pembaca juga diajak menikmati ilustrasi yang menawan dalam buku ini. Gambar yang ada seakan hidup. Anak-anak pasti menyukai ilustrasi yang ada, bahkan orang dewasa mustahil tidak meliriknya.

Sayangnya, buku ini hanya memberikan tulisan dalam bahasa Jawa, tidak ada huruf Jawa-nya. padahal kalau sekalian kan seru! Usul bolehkan, siapa tahu bakalan cetak ulang. Untuk selanjutnya dibuat dengan mempergunakan aksara Jawa, kemudian di bawahnya ada tulisan dalam bahasa Jawa. Terdapat juga tulisan dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Tujuannya agak mereka yang bukan berasal dari suku Jawa tetap bisa menikmati kisah karena tersedia  bacaan dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya bahas Inggris tentunya buku ini bisa dijadikan semacam tanda kasih bagi tamu-tamu asing. Plus memperkenalkan budaya Jawa   ke seluruh penjuru dunia.

Bangga rasanya jika menemukan buku ini berada dalam katalog salah satu perpustakaan yang ada di luar negeri. Ditambah ketika melihat banyak yang meminjamnya. Buku ini  menjadi  representatif kebudayaan kita di luar negeri. Duh ya, saya kan jadi menghayal.

Pembeli adalah raja. Tentunya sudah sering kali kita mendengar kalimat seperti itu. Bagi penjual, pesan yang terkandung adalah untuk bersabar jika menghadapi pembeli. Secerewet apapun tetaplah bersabar mendengarkannya, selalu tersenyum. Layanan dia layaknya seorang raja.


Dari sisi pembeli, kalimat tersebut sering disalah artikan menjadi kebebasan untuk bertindak semena-mena pada pejual. Mereka raja, wajib dilayani. Sering kali ada yang bertindak diluar kewajaran, misalnya dengan minta ditunjukan aneka  warna dan motif di toko kain, namun batal membeli dengan alasan tidak ada yang cocok.

Karena saya pembeli buku ini, maka saya adalah raja. Dengan begitu, saya bisa meminta Jeng Impian selaku penulis untuk menorehkan cap bibir dan jempol di halaman depan. Kenapa tidak tanda-tangan? Sudah biasa itu, sudah satu lemari penuh saya memiliki buku dengan tanda tangan penulis. Cap bibir dan jempol lebih otentik bagi saya.

Jahil? Sedikit sih.
Tapi untuk buku seperti ini, layak kok dibeli untuk dikoleksi dan dibagikan sebagai tanda kasih.









2 komentar:

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66
    -perang baccarat (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus