Senin, 23 September 2019

2019 #27: Menikmati Dua Kisah Lawas

Salah satu cara saya membabat timbunan adalah membacanya sebelum tidur. Biasanya cara ini lumayan manjur. Saya cukup meletakkan buku-buku yang harus segera dibaca di sebelah tempat tidur. Jadi begitu hendak tidur, saya ambil 1 buku dan mulai membaca. Biasanya dalam 2-3 malam sebuah buku dengan 300-400 halaman selesai dibaca. Untuk buku dengan 100 halaman, bisa selesai semacam.

Masalahnya saya mudah tergoda! Setiap kali mendapat tugas piket layanan Jumat, saya sering melipir di rak 800, tepatnya di  899. Kadang saya menemukan beberapa buku lawas yang menarik hati. Langsung pinjam tanpa sadar masih banyak buku di rumah yang memanggil untuk dibaca. Dari pada kena sanksi, maka buku pinjaman harus dibaca duluan. Begitu berulang lagi, tidak sadar juga.

Hari Sabtu ini saya sudah berniat (dengan sungguh-sungguh ^_^) untuk menuntaskan beberapa buku yang saya pinjam. Halamannya memang tidak tebal, tentunya tak butuh waktu lama untuk menuntaskannya. Persoalannya ada pada halaman yang mulai rapuh dan debu yang menempel, perjuangan sekali membacanya.

Berikut dua buku yang saya baca ^_^
Judul: Dipuntjak Bukit Pajung
Penulis: Trim Sutidja
Ilustrasi: Chandra Musa
Halaman: 16
Cetakan: Pertama-1968
Penerbit: P.N Balai Pustaka

Terdapat dua kisah dalam buku ini. Kisah pertama,  Dipuntjak Bukit Pajung mengisahkan tentang 2 orang anak, Awal dan Djiman yang sedang berusaha mencari rumput bagi sapi peliharaan mereka. Nyaris seharian mereka mencari, namun tak  menemukan jua.  Akhirnya kedua anak tersebut memutuskan untuk menuju ke puncak Bukit Pajung. Dengan harapan bisa menemukan rumput segala bagi ternak mereka.

Perjalanan menuju puncak bukit bukan hal yang mudah. Cukup terjal, apa lagi bagi anak seusia mereka. Hanya tekat untuk memberikan rumput segar bagi sapi peliharaan membuat keduanya sanggup melewati medan sesulit apapun.  Untunglah upaya mereka terbayar dengan banyak yang makanan lezat bagi hewan mereka.

Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan kejutan yang menyenangkan di sana. Pesan moral yang disampaikan adalah tak ada usaha yang sia-sia. Semangat keduanya untuk terus berusaha perlu dicontoh.

Selanjutnya kisah dengan judul Persahabatan, mengisahkan tentang persahabatan 2 orang anak bernama Edi dan Aman. Kedua berkenalan melalui surat, suatu hal yang mungkin tak dipahami anak-anak zaman sekarang. 

Dari korespondensi,  berlanjut dengan  rencana berkunjung Aman ke desa tempat tinggal Edi. Untuk saling mengenal keduanya akan mempergunakan baju pramuka ketika bertemu. Ide yang cemerlang menurut saya, zaman itu belum ada telephon genggam hingga bisa saling menghubungi. Untuk mengirim foto masing-masing sepertinya masih sulit.

Keduanya menikmati suasana pedesaan. Edi juga berkenalan dengan sahabat Aman. Di saja ia mendapat pengalaman yang tak terlupakan. Menaiki kerbau, misalnya. Semula ia takut melihat  kerbau dari dekat. Maklum di kota tidak ada.  Berkat bantuan Aman dan teman-temannya ia menjadi berani menaiki kerbau.

Kisah ini mengatakan tentang persahabatan (tepat sesuai dengan judul kisah), serta bagaimana kita harus bersikap di tempat baru. Ia mampu beradaptasi dengan lingkungan. Meski berasal dari kota Edi tidak bersikap sombong dan angguh justru bersikap rendah hati hingga disukai oleh teman-teman Aman.

Dari kedua kisah di atas, saya penasaran dengan uraian mengenai Pohon Kemelaka dalam kisah Dipuntjak Bukit Pajung. Tepatnya tertulis, "
a yang buahnya terasa asam-pahit, satu-satunya tumbuhan yang bertahan dimusim kemarau panjang." Duh seperti apa pula itu, aada yang bisa memberi tahu saya?

Judul: Misteri Cermin Miss Natalie
Penulis: Novia Evadewi
Halaman: 176
Penerbit: Cintamedia

Tergoda dengan kata misteri, saya mengambil buku ini. Dengan harapan ada sesuatu yang menarik. Apa lagi kover dengan mengusung wajah wanita di cermin emmbuat saya teringat akan kisah Alice Menembus Cermin ^_^.

Masyarakat kita tentunya sudah terbiasa mendengar kisah atau menonton film horror. Salah satu pemain film horor yang tak ada tandingnya adalah Suzanna. Spontan saya langsung mengingat nama tersebut begitu selesai membaca buku ini. Beberapa bagian horor kisah ini sangat mirip  dengan horor ala Suzanna.

Kisahnya bermula dari sepasang pengantin baru yang mendapat hadiah berupa rumah dan segala isinya dari atasan sang istri. Sungguh atasan yang luar biasa, Saya sempat mengira hal ini akan menjadi salah satu bagian  penting dari kisah. Misalnya ternyata si atasan menaruh hati lalu mengirim orang untuk melakukan teror pada keduanya ) efek terlalu banyak nonton cupkikan sinetron)

Ternyata saya salah. Segala petaka justru timbul dari barang yang ada dalam rumah, cermin. Sesuai dengan judul buku ini. Sudah beberapa kali sang istri mengeluh perabotan yang ditata berpindah tempat. Tuduhannya langsung tertuju pada sang suami, karena mereka hanya tinggal berdua. Sang suami yang tidak melakukan mulai merasa aneh. 

Aneka peristiwa pun terjadi. Seperti sang suami yang merasa melihat sosok istrinya berjalan padahal sang istri sedang tidur nyenyak. Suara yang memanggilnya, ibu mertua yang melihat wajah menyeramkan di cermin. Banyak hal lagi.

Puncaknya peristiwa yang mengakibatkan  beberapa nyawa melayang. Mau tak mau sepasang suami istri itu harus mengakui ada yang aneh dalam rumah mereka dan mulai mencari tahu asal mula rumah dan perabotan. Serta mencari pertolongan guna keselamatan banyak pihak.

Pada akhirnya kebaikan  akan memang melawan kejahatan. Hanya sayang, akhir kisah menyebutkan bahwa seluruh pojok rumah sudah dipasang aji-ajian sehingga tak akan ada lagi kekuatan jahat yang bisa masuk dalam rumah mereka. Bagian ajian ini agak kurang pas menurut saya, walau urusan klenik memang ada dalam masyarakat kita.

Secara garis besar kisahnya cukup menakutkan.  Meski demikian  ada beberapa bagian yang seakan dipaksakan  guna menimbulkan suasana mencekam. Penulsijuga terkesan ingin segera mengakhir kisah sehingga membuat penyelesaian masalah terkesan singkat Padahal jika dipoles lagi, kisah ini  bisa makin menyeramkan.

Masih ada beberapa buku lagi yang saya pinjam, lain kali saja kita bahas ya. Ada buntelan datang nih ^_^.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar