Minggu, 23 Oktober 2016

2016 #118: Cole Randolph Beraksi Kembali

Judul asli: Five Kingdoms: Rogue Knight
Penulis: Brandon Mull
Penerjemah: Reinitha Lasmana
Penyunting: Dyah Agustine
ISBN: 9789794339626
Halaman:525
Cetakan: Pertama-September 2016
Penerbit: Mizan Fantasi

Harga: Rp 75.000
Rating: 3.5/5

"Sungguh, ikutlah denganku."

Cole bimbang harus berbuat apa. Si wanita tua sepertinya terlalu memaksa, dan mungkin berbahaya. "Mengapa harus aku?"

Dia mendekatkan bibir keringnya ke telinga Cole. "Aku juga dari Arizona."

Betapa bahagianya Cole ketika bertemu dengan seorang anak yang juga seperti dirinya. Berasal dari Arizona dan terjebak. Meski lokasi pertemuan mereka bukanlah tempat yang umum dan nyaman. Memang  anak itu bukanlah salah seorang sahabatnya, namun tetap saja ada perasaan lega dan bahagia yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Mungkin saja ia bisa mendapat informasi di mana sahabatnya ditahan, apakah mereka masih hidup, banyak hal yang ingin ia tanyakan.

Cole kembali mengalami berbagai hal dalam upaya menemukan para sahabat sambil membantu Putri Mira mencari para saudarinya. Ia lebih aman bersama sang putri dari pada pergi sendirian, mengingat situasi lima negeri yang tidak aman. Mereka menuju Negeri Elloweer.

Dalam perjalanan tersebut, tidak saja mereka harus berhadapan dengan  makhluk-makhluk aneh, orang-orang berbahaya, ahli sihir yang pandai membuat ilusi tapi juga harus melawan diri sendiri. Rasa egois dan sifat jahat lainnya bisa muncul dan mengacaukan keadaan.

Tidak hanya itu, Cole juga harus berurusan dengan Ansel, penjual budak yang dulu menangkap dan menjualnya. Ansel mencurigai Cole kabur dari majikannya, ia ingin membawa Cole kembali meski sudah melihat marka bebas di tangan Cole.

Kemampuan Cole juga berkembang seiring waktu. Meski perlahan namun sedikit demi sedikit ia mulai menunjukan bakat terpendamnya sebagai seorang penindai. Seeorang malah menyebutkan bahwa Cole memiliki bakat unik. Ia harus mulai mengenali dan mengembangkan bakatnya itu.

http://goodreads.com
Dan selain urusan perkelahian, sihir, mencari orang, urusan cinta juga mendapat peranan dalam buku ini. Memang tidak seheboh kisah cinta terkenal, namun tetap ada sebagai bumbu kisah. Juga untuk mengajarkan bahwa mencintai seseorang adalah hak bagi orang lain, tapi bukan berarti bisa memaksakan cinta. Ada banyak cara untuk menunjukan rasa cinta.

Dibandingkan dengan buku pertama, buku ini menawarkan banyak peristiwa dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Misalnya saat Cole mengingat awal mula ia dan sahabatnya berada di sana, karena  rasa ingin tahunya terhadap rumah seseorang. Andai ia tak usil, mungkin mereka masih ada di rumah saat itu.

Salah satu adegan kocak di halaman 440 memberi kita pelajaran bahwa sopan santun bisa membuat kita selamat.  Kadang bersikap sopan walau tidak sesuai dengan keinginan kita sangat membantu. Sopan santun yang dilakukan oleh Cole membuatnya menjadi sosok yang berbeda.

Pada bagian yang lain, membuktikan bahwa kadang kita tidak tahu siapakah jati diri orang yang berada di dekat kita. Bisa saja ia sebenarnya adalah orang lain, namun bisa juga orang terdekat. Kita memang harus lebih mawas diri.

Salah satu kesatria mengajarkan bahwa kekurangan bukan untuk disesali, namun justru harus menjadi kekuatan untuk mengembangkan diri menjadi sosok yang lebih baik. Jika tidak maka tidak mungkin bisa beradaptasi dengan lingkungan.
 
Bagian yang paling saya suka adalah ketika mereka berada di Ruang Pertukaran. Semacam tempat untuk bertukar informasi rahasia dengan cara yang unik. Seberapa unik? Baca sendiri ya ^_^ 

Entah salah edit atau mungkin saya yang salah memahami kalimat di halaman 275. Tertulis, "Aku habis pikir, dia mampu membuat sosok Gustus...." Bukankah lebih pas jika tertulis, "Aku tak habis pikir, dia mampu membuat sosok Gustus...." Karena bagian tersebut mengisahkan tentang keheranan pada kemampuan seseorang.

Sekilas, buku ini agak mirip dengan Fablehaven, dalam artinya tempat kisah bukan di sekitar kita. Penulis menciptakan dunia tersendiri bagi kisah ini. Dibutuhkan keahlian untuk tetap konsisten dalam dunia tersebut.
 
Semoga terjemahan buku selanjutnya keluar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Untuk bisa menikmati kisah ini, saya harus membaca resumen buku sebelumnya. Review buku sebelumnya bisa dibaca di sini.


2 komentar:

  1. Saya tidak tahu buku ini seseru apa. Di review ini pun tidak ada yang membuat saya harus memilih buku ini. Ah, ditambah buku ini berseri, pasti naik turun diagram ceritanya.

    Oh iya, di review ini juga banyak typonya. Kayaknya pas ngetiknya buru-buru ya, apa tidak diedit lagi? Hehehe :)

    BalasHapus