Minggu, 24 Juli 2016

2016 #72 : Si Liar Irka

Judul asli: Liar
Pengarang: NH. Dini
Cetakan:  Ketiga-Nur Cahaya, Yogyakarta 1989
Rencana kulit: Hasni
Gambar: hasni
Fotografi: Adhy Asmara
Halaman: 160
Rating:3,5/5

Buku memiliki jodoh yang unik dengan pembacanya.

Serius,  minimal begitu yang saya sering alami. Buku ini misalnya, berada dalam daftar pinjaman saya karena efek tidak sengaja.  Sebenarnya saya berniat mencari dan meminjam beberapa buku untuk salah seorang sahabat saya yang menyukai buku sejarah. Setelah tiga buku pesanan berhasil saya temukan, tanpa sengaja saya melirik ke rak yang ada di bawah tempat saya menemukan buku pinjaman. Jreng...jreng..... *ala film horor* Tebak apa yang saya lihat!

Satu deret buku karangan penulis favorit saya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin alias NH Dini! Serunya, buku-buku yang ada di sana merupakan buku versi buluk alias jadul. Alih-alih segera meninggalkan rak, saya malah jadi deprok anteng mengamati buku-buku yang ada. Mulai sawan mengambil, mengelus, membalikan halaman dan seterusnya *cuman pencinta buku buluk yang paham bagaimana prosesnya*

Godaan terbesar ada pada buku berjudul LIAR (ditulis dengan huruf kapital warna merah). Hal pertama yang membuat saya tergoda adalah logo dari percetakan yang ditaruh di kover bagian pojok kiri sebelah judul. Selanjutnya  adalah ilustrasi yang dipergunakan. Dibandingkan buku terbitan sekarang, tentunya kover buku ini menjadi memiliki keunikan tersendiri. Belum lagi ukurannya yang lumayan kecil dibanding buku yang beredar sekarang. Maka buku dengan nomor panggil  899.221 Din l segera berpindah dalam rak peminjaman saya.

Gambar 1. Kisah Keberuntungan
Ternyata buku ini merupakan kumpulan cerita pendek. Terdapat sepuluh kisah dalam buku ini. Dimulai dari kisah Keberuntungan,  Warung Bu Sally, Penemuan dan sebagainya hingga ditutup dengan kisah Pendurhaka.  Jika diperhatikan, ada dua kisah yang mempergunakan kata "warung" dalam judul.

Setiap kisah memberikan pesan moral yang berbeda satu dengan lainnya.  Kisah Keberuntungan yang ditulis pada tahun 1982 mengandung makna bahwa keberuntungan seseorang bisa saja berubah sewaktu-waktu. Tak perlu merasa iri pada keberuntungan orang lain dan mengasihi diri.

Jamjuri yang sejak dahulu selalu merasa iri akan keberuntungan Suro mendadak mendapat keberuntungannya sendiri. Gadis pujaan  yang selama ini selalu mengusik hatinya, mengajaknya menikah. Keberuntungan apa lagi yang lebih baik dari itu baginya.

Kisah dengan judul Liar  yang menjadi judul buku ini bercerita mengenai kehidupan seorang anak bernama Irka. Semula ia merupakan anak harapan keluarga, bahkan harapan seluruh kampung. Kepergiannya menuntut ilmu ke kota bahkan diiringi dengan acara nasi tumpeng lima tampah bagi seluruh warga desa.

Tapi apa mau dikata, hancurnya perkebunan membuat ia terlunta-lunta di Jakarta. Bahkan uang hidup dua bulan dari Lurah yang datang memberi kabar mewakili keluarga tak mampu bertahan lama. Ia bak orang liar. 

Dan seperti yang bisa diduga pembaca, Irka  terseret pergaulan hitam. Ia berani melakukan hal-hal yang mengerikan. Kadang ia memang masih bertemu dengan keluarga sahabatnya saat masih duduk di SMA, bahkan memperlakukannya sebagai saudara sendiri. Namun kehidupan tidaklah sama baginya sejak ia putus sekolah.
Gambar 10. Kisah Jayatu

Hal yang menarik untuk disimak adalah bagaimana Irka yang bukan siapa-siapa, masuk ke dunia hitam lalu berakhir menjadi sosok yang harus  memberikan pesangon pada orang tuanya.  Uang yang ia miliki akan diberikannya kepada sang bapak yang akan berangkat transmigrasi. Pergolakan bathinnya bisa menjadi bahan perenungan.                                                       
Sementara itu,  kisah-kisah yang lain dengan cara yang berbeda membuat kita merenung akan kondisi  diri.  Umumnya, para tokoh dibuat sebagai sosok yang memiliki pemikiran maju ala barat tapi mengalami pertentangan dengan kehidupan cara timur yang berlaku di negara kita. 

Sosok Yati dalam kisah Pendurhaka sebagai contoh. Ia begitu menolak pulang kampung untuk dicarikan jodoh karena melihat bagaimana kehidupan rumah tangga kakak-kakak perempuannya.  Keluarganya merasa ia sudah harus segera menikah, titik. Tak peduli bagaimana perasaannya. Ia  berontak atas dasar itu, juga karena keinginannya untuk menjadi sosok wanita yang pandai dan mandiri.

Pembaca bisa mengetahui bagaimana situasi dan kondisi masyarakat pada saat buku ini diterbitkan. Bagaimana seorang dari desa mengubah namanya agar lebih terkesan gaya. Pemasangan papan nama dengan sponsor produk tertentu juga ada dalam buku ini. Ternyata, cara ini cukup efektif sejak dahulu.

Beberapa kalimat dalam bahasa Jawa muncul dalam kisah. Bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa Jawa, tak perlu khawatir. Ada arti dalam bahasa Indonesia di akhir kisah. Anggap saja sebagai tambahan perbendaharaan kata.

Sebanyak 15 buah ilustrasi yang ada dalam buku ini sungguh memanjakan mata saya. Semula saya kira hanya ada satu, dua saja ternyata lumayan banyak untuk buku seperti ini. Ilustrasi  ditulis sebagai Gambar  1., Gambar 3., dan seterusnya dalam buku ini. Buku kecil penuh kejutan.

Sebagian kecil dari kumpulan cerita yang ada dalam buku ini  pernah dimuat dalam majalah Femina, Balita serta Mutiara. Bagian terbesar merupakan kumpulan cerita pendek utuh yang semula berjudul "Dunia Dunia". Wajar jika bagi pembaca yang pernah membaca kisah-kisah dalam "Dunia Dunia"merasa ada kisah yang mirip atau bahkan sama.

Saat mencari informasi mengenai buku ini, ternyata isinya sempat dijadikan bahan untuk membuat skripsi. Ada Analisis alur dan perwatakan cerpen dalam kumpulan cerpen "Liar" karya N.H.Dini serta implikasinya bagi pengajaran sastra di SMU. Link di sini. Atau Analisis cerpen liar karya NH. Dini oleh Sri Mariati dari Universitas Negeri Jember.

Kapan-kapan gerilya lagi ah.... siapa tahu nemu yang seperti ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar