Rabu, 27 Juli 2016

2016#73: The Reckoners Trilogi :Steelheart

Penulis : Brandon Sanderson
Penerjemah: Putro Nugroho
Penyunting: Rina Wulandari
Penata aksara: CDCC 
Desain sampul: Aditya"tyo" Satyagraha
ISBN : 9786020989983
Halaman: 512
Cetakan: Pertama-April 2016
Penerbit : Noura Books
Harga: Rp 84.000
Rating:3/5

Aku pernah melihat Steelheart berdarah!

David Charleston tak pernah mengira bahwa pagi itu, ketika ia pergi ke bank bersama ayahnya, merupakan hari terakhir dalam kehidupan sang ayah. Epic bernama Steelheart membunuhnya. 

Ketika itu sedang terjadi pertempuran antara dua Epic. Semula sang ayah justru ingin menembak Epic yang sedang bertarung dengan Steelheart, namun ternyata peluru malah mengenai Steelheart. Bukan ucapan terima kasih karena niat baik membantunya, sang ayah justru dikirim menemui malaikat maut. Ironi. Ayah David percaya akan sisi baik dari setiap orang, termasuk para Epic. Dan ketika itu ia melihat Steelheart lebih baik dari pada musuhnya yang membunuh orang dengan brutal.

Selanjutnya, tiap detik kehidupan David dijalani dengan keinginan untuk membalas dendam akan kematian sang ayah. Apalagi hanya dia yang selamat dalam pembataian yang terjadi di bank. Ia berusaha keras, maksudnya begitu sangat keras. Seluruh sisa waktu luangnya dipergunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai Epic hingga ia mampu menyusun semacam ensiklopedia tentang Epic. 
Bahasa Rusia

Oh ya Epic adalah manusia yang terkena efek dari ledakan di langit, Calamity. Tidak semua manusia menjadi Epic. DNA dalam tubuh mereka termutasi menjadi sesuatu yang berbeda. Mereka memiliki kekuatan super dibandingkan manusia yang lain. Walau memiliki kekuatan super, mereka tetaplah manusia yang memiliki sifat ego dan senang menunjukkan arogansi dengan menindas yang lemah. Kekacauan dan perebutan daerah kekuatan sesama Epic bukan hal yang aneh lagi.

Ternyata David tidak sendiri! Ada gerakan bawah tanah, Rockoners, yang berniat menggulingkan Epic yang berkuasa seenak udelnya, itu jika mereka masih punya udel. Rockoners melakukan perlawanan dengan cara gerilya. Perlengkapan yang mereka miliki juga lumayan memadai. Sebagai saksi mata yang  mengetahui kelemahan  Steelheart David merasa ia harus bergabung dengan Rockoners agar ia bisa membunuhnya guna membayar hutang nyawa sang ayah.

Pembaca akan diajak menikmati adegan pertempuran seru! Kejar-kejaran dengan kecepatan yang tak terkira, tembak-tembakan dan sejenisnya. Meski begitu, semuanya dilakukan dengan mempertimbangkan taktik guna memperoleh keberhasilan serta faktor keamanan. Ya, walau tidak 100% aman, minimal mereka sudah mengupayakan semacam rompi pelindung sehingga jika terkena senjata tidak langsung mengenai tubuh, yang dapat mengakibatkan kematian. Lumayan seru!

Tidak seluruh buku mengisahkan tentang adegan pertempuran berdarah-darah. Ada juga yang menyentuh rasa kemanusiaan kita. Adegan seorang ibu yang menangis abu anaknya membuat saya ikut merasa sedih. Bayangkan, seorang ibu melihat anaknya diubah menjadi setumpuk tulang dan abu di hadapannya. Sungguh! Saya mungkin bisa ikutan histeris seperti sang ibu jika berada di sana. Penulis mampu menggambarkan  betapa kacau  dan mencekamnya kondisi saat itu. "Seluruh ruangan hening, kecuali suara isak tangis wanita yang masih memeluk sisa-sisa anaknya yang sudah tewas. Dengan sia-sia dan tampak gila, wanita itu berusaha mengumpulkan tulang-tulang tanpa meninggalkan sepotong kecil pun dilantai. Gaunnya tertutupi oleh abu."

Atau saat David untuk pertama kali setelah sekian lama kembali ke lokasi kejadian dimana sang ayah terbunuh. Karena sesuatu dan lain hal, ia masih bisa menemukan jasad sang ayah dalam posisi dan kondisi yang saat ketika ia tertubuh. Bagian yang mengisahkan bagaimana David perlahan menyingkirkan debu dan menatap mata ayahnya sungguh menyayat hati. 
Bahasa China

Terdiri dari empat bagian, dimana tiap bagian dibatasi oleh ilustrasi yang menawan. Buku ini cocok dibaca bagi mereka yang menyukai kisah superhero ala Marvel.  Ada mutasi DNA, senjata yang diciptakan, penemuan-penemuan yang tidak biasa. Hanya setelahbegitu banyak adegan baku hantam, korban berjatuhan, akhirnya hanya begitu saja. Tidak ada efek dramatis sama sekali. 

Agak menyebalkan bagi saya setelah membaca sekian banyak halaman, ternyata untuk mengalahkan Epic yang konon begitu kuat, hanya butuh hal sepele. Memang proses untuk mengetahuinya cukup panjang dan memakan banyak korban. Sebaiknya penulis memberikan sedikit efek dramatis, sehingga pengorbanan yang dilakukan banyak pihak terasa sepadan.

Menurut saya, apa yang dialami dan dilakukan oleh David tidak hanya merupakan upaya pembalasan dendam atas kematian sang ayah.  Tapi juga untuk membuktikan pada ayahnya bahwa ia mencintai sang ayah dengan cara mengalahkan sang Epic. Ia beranggapan begitulah cara yang harus ia lakukan untuk membuktikan cinta pada sang ayah. Jika ia gagal, berarti ia gagal menunjukkan rasa cinta dan pengabdian pada sang ayah.

Oh ya, waspadalah pada musuh dalam selimut! Dalam setiap perjuangan tentu ada pengorbanan yang harus dilakukan. Salah satunya harus waspada pada siapapun walau hati tak ingin. Dan memahami siapa saja bisa menjadi lawan, bahkan mungkin orang terdekat kita.

Buku kedua dari seri ini berjudul Firefight dan terakhir berjudul Calamity. Terdapat sebuah buku berisi cerita pendek antara Steelheart dan Firefight. Kisahnya lebih mengarah pada keberadaan Epic yang tidak percaya bahwa ada manusia yang bisa mengalahkan Steelheart

Brandon  Sanderson juga merupakan sosok yang mendapat kehormatan untuk meneruskan seri Wheel of time karangan Robert Jordan. Ia menulis The Gathering Storm (2009), Towers of Midnight (2010) serta A Memory of Light (2013). Informasi seputar buku , bisa diperoleh di link ini.


Sumber gambar:
Goodreads





























Minggu, 24 Juli 2016

2016 #72 : Si Liar Irka

Judul asli: Liar
Pengarang: NH. Dini
Cetakan:  Ketiga-Nur Cahaya, Yogyakarta 1989
Rencana kulit: Hasni
Gambar: hasni
Fotografi: Adhy Asmara
Halaman: 160
Rating:3,5/5

Buku memiliki jodoh yang unik dengan pembacanya.

Serius,  minimal begitu yang saya sering alami. Buku ini misalnya, berada dalam daftar pinjaman saya karena efek tidak sengaja.  Sebenarnya saya berniat mencari dan meminjam beberapa buku untuk salah seorang sahabat saya yang menyukai buku sejarah. Setelah tiga buku pesanan berhasil saya temukan, tanpa sengaja saya melirik ke rak yang ada di bawah tempat saya menemukan buku pinjaman. Jreng...jreng..... *ala film horor* Tebak apa yang saya lihat!

Satu deret buku karangan penulis favorit saya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin alias NH Dini! Serunya, buku-buku yang ada di sana merupakan buku versi buluk alias jadul. Alih-alih segera meninggalkan rak, saya malah jadi deprok anteng mengamati buku-buku yang ada. Mulai sawan mengambil, mengelus, membalikan halaman dan seterusnya *cuman pencinta buku buluk yang paham bagaimana prosesnya*

Godaan terbesar ada pada buku berjudul LIAR (ditulis dengan huruf kapital warna merah). Hal pertama yang membuat saya tergoda adalah logo dari percetakan yang ditaruh di kover bagian pojok kiri sebelah judul. Selanjutnya  adalah ilustrasi yang dipergunakan. Dibandingkan buku terbitan sekarang, tentunya kover buku ini menjadi memiliki keunikan tersendiri. Belum lagi ukurannya yang lumayan kecil dibanding buku yang beredar sekarang. Maka buku dengan nomor panggil  899.221 Din l segera berpindah dalam rak peminjaman saya.

Gambar 1. Kisah Keberuntungan
Ternyata buku ini merupakan kumpulan cerita pendek. Terdapat sepuluh kisah dalam buku ini. Dimulai dari kisah Keberuntungan,  Warung Bu Sally, Penemuan dan sebagainya hingga ditutup dengan kisah Pendurhaka.  Jika diperhatikan, ada dua kisah yang mempergunakan kata "warung" dalam judul.

Setiap kisah memberikan pesan moral yang berbeda satu dengan lainnya.  Kisah Keberuntungan yang ditulis pada tahun 1982 mengandung makna bahwa keberuntungan seseorang bisa saja berubah sewaktu-waktu. Tak perlu merasa iri pada keberuntungan orang lain dan mengasihi diri.

Jamjuri yang sejak dahulu selalu merasa iri akan keberuntungan Suro mendadak mendapat keberuntungannya sendiri. Gadis pujaan  yang selama ini selalu mengusik hatinya, mengajaknya menikah. Keberuntungan apa lagi yang lebih baik dari itu baginya.

Kisah dengan judul Liar  yang menjadi judul buku ini bercerita mengenai kehidupan seorang anak bernama Irka. Semula ia merupakan anak harapan keluarga, bahkan harapan seluruh kampung. Kepergiannya menuntut ilmu ke kota bahkan diiringi dengan acara nasi tumpeng lima tampah bagi seluruh warga desa.

Tapi apa mau dikata, hancurnya perkebunan membuat ia terlunta-lunta di Jakarta. Bahkan uang hidup dua bulan dari Lurah yang datang memberi kabar mewakili keluarga tak mampu bertahan lama. Ia bak orang liar. 

Dan seperti yang bisa diduga pembaca, Irka  terseret pergaulan hitam. Ia berani melakukan hal-hal yang mengerikan. Kadang ia memang masih bertemu dengan keluarga sahabatnya saat masih duduk di SMA, bahkan memperlakukannya sebagai saudara sendiri. Namun kehidupan tidaklah sama baginya sejak ia putus sekolah.
Gambar 10. Kisah Jayatu

Hal yang menarik untuk disimak adalah bagaimana Irka yang bukan siapa-siapa, masuk ke dunia hitam lalu berakhir menjadi sosok yang harus  memberikan pesangon pada orang tuanya.  Uang yang ia miliki akan diberikannya kepada sang bapak yang akan berangkat transmigrasi. Pergolakan bathinnya bisa menjadi bahan perenungan.                                                       
Sementara itu,  kisah-kisah yang lain dengan cara yang berbeda membuat kita merenung akan kondisi  diri.  Umumnya, para tokoh dibuat sebagai sosok yang memiliki pemikiran maju ala barat tapi mengalami pertentangan dengan kehidupan cara timur yang berlaku di negara kita. 

Sosok Yati dalam kisah Pendurhaka sebagai contoh. Ia begitu menolak pulang kampung untuk dicarikan jodoh karena melihat bagaimana kehidupan rumah tangga kakak-kakak perempuannya.  Keluarganya merasa ia sudah harus segera menikah, titik. Tak peduli bagaimana perasaannya. Ia  berontak atas dasar itu, juga karena keinginannya untuk menjadi sosok wanita yang pandai dan mandiri.

Pembaca bisa mengetahui bagaimana situasi dan kondisi masyarakat pada saat buku ini diterbitkan. Bagaimana seorang dari desa mengubah namanya agar lebih terkesan gaya. Pemasangan papan nama dengan sponsor produk tertentu juga ada dalam buku ini. Ternyata, cara ini cukup efektif sejak dahulu.

Beberapa kalimat dalam bahasa Jawa muncul dalam kisah. Bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa Jawa, tak perlu khawatir. Ada arti dalam bahasa Indonesia di akhir kisah. Anggap saja sebagai tambahan perbendaharaan kata.

Sebanyak 15 buah ilustrasi yang ada dalam buku ini sungguh memanjakan mata saya. Semula saya kira hanya ada satu, dua saja ternyata lumayan banyak untuk buku seperti ini. Ilustrasi  ditulis sebagai Gambar  1., Gambar 3., dan seterusnya dalam buku ini. Buku kecil penuh kejutan.

Sebagian kecil dari kumpulan cerita yang ada dalam buku ini  pernah dimuat dalam majalah Femina, Balita serta Mutiara. Bagian terbesar merupakan kumpulan cerita pendek utuh yang semula berjudul "Dunia Dunia". Wajar jika bagi pembaca yang pernah membaca kisah-kisah dalam "Dunia Dunia"merasa ada kisah yang mirip atau bahkan sama.

Saat mencari informasi mengenai buku ini, ternyata isinya sempat dijadikan bahan untuk membuat skripsi. Ada Analisis alur dan perwatakan cerpen dalam kumpulan cerpen "Liar" karya N.H.Dini serta implikasinya bagi pengajaran sastra di SMU. Link di sini. Atau Analisis cerpen liar karya NH. Dini oleh Sri Mariati dari Universitas Negeri Jember.

Kapan-kapan gerilya lagi ah.... siapa tahu nemu yang seperti ini.


Sabtu, 23 Juli 2016

2016#71: Keris Setan Kober : Perang Niskala Tanah Jawa

Penulis : S Trisasongko Hutomo
Penyunting: Kurnia Effendi
Pemindai aksara: Chandra Citrawati
Pembikin sampul: Yudi Irawan
Penata letak:designm651
ISBN: 9786026799081
Halaman:443
Cetakan: Pertama-Mei 2016
Penerbit : Javanica
Harga: Rp 88.000
Rating: 3/5


Subversif, misterius, fantastis.

Demikian rekomendasi yang saya terima ketika bertanya mengenai buku ini. Sebagai bukan penikmat buku sejarah, tentunya saya membutuhkan sesuatu yang spesial hingga mau keluar dari zona eh genre nyaman saya. Mencoba sesuatu yang berbeda memang sering saya lakukan, namun harus ada gambaran apa dan bagaimana bacaan yang saya hadapi. Meski sejauh ini, saya masih bisa menikmati buku yang direkomendasikan oleh MasSalah

Secara garis besar, kisahnya  mengenai banyak pihak yang merebut memiliki keris sakti yang diyakini bisa membuat pemiliknya menjadi sosok penguasa dengan ilmu kanuragan yang mumpuni, Keris Setan Kober. Keris itu sebenarnya dibuat atas permintaan Raden Kikin guna menandingi keris pustaka Kesultanan Demak, Keris Nyai Nagasasra dan  Kyai Sabuk Inten yang hilang entah ke mana. Diharapkan keris tersebut mampu membuatnya memiliki kesaktian yang bisa menangkal rencana jahat pihak-pihak yang ingin merebut haknya sebagai ahli waris tahta. Ironi, keris itu malah menjadi maut bagi dirinya dan putra ahli warisnya. 

Seperti yang juga tertera dalam buku Tosan Aji karangan Prasida Wibawa pada halaman63-64 mengenai keris Setan Kober. Tercantum, "Keris Setan Kober adalah keris pusaka milik Adipati Arya Penangsang dari kadipaten Jipang. Dengan ambisi yang besar Arya Penangsang ingin mengalahkan Sultan Adiwijaya dari Pajang, maka disuruhnya empat pencuri sakti yang bernama Singaparna, Wanengpati, Jagasatru dan Kartawijaya untuk membunuh Sultan Pajang dengan dibekali keris Kyai Setan Kober. Apabila berhasil, masing-masing akan diangkat sebagi bupati...." 

Selanjutnya juga disebutkan," Karena kesaktiannya, Arya Penangsang tidak mati, bahkan makin beringas. Banyak tentara Pajang yang dibunuhnya. Ususnya yang keluar sangat merepotkan, maka dililitkannya ke keris Kyai Setan Kober. Tanpa sengaka saat mencabut keris Kyai Setan Kober ususnya terpotong, maka tewaslah Arya Penangsang."

Sang empu pembuat keris  selama tiga belas hari tiga belas malam menempa Ndaru Kalabendu dengan magma Gunung Kelud  menjadi sebuah keris ber-luk (berlekuk)  tiga belas. Dapur-nya (rupa) mengerikan menyerupai setan. Pamor-nya(corak) serupa kulit ular weling. Seluruh bilahnya memancarkan aura api yang menyilaukan. Wajar jika keris itu dinamakan Kyai Setan Kober, setan yang menyala-nyala.

Bagian ini mengingatkan saya pada Kitab Halkeris yang sudah di melajoeken oleh R. Soedjonoredjo pada tahun 1937 (salah satu koleksi perpustakaan kantor yang pernah saya baca).  Pada halaman 41 tertera, "Setengah pengetahoean hal baik boesoeknja besi menoeroet dari pendapat Empoe Andjani, seperti dibawah ini:
   Djikalau ada besi jang tjahajanja hidjau be'oel (hidjau toea) itoelah besi jang bersemangat baik.
   Djikalau ada besi jang tjahajanja merah, kebiroe-biroean, ialah besi yang berpengaruh panas...."
Menilik uraian penulis, keris ini merupakan keris luk. Dalam buku Sejarah Keris oleh Arief Syaifuddin Huda disebutkan bahwa secara umum, keris terbagi dalam dua bentuk bilah utama, keris lurus atau keris leres dan satunya, keris dengan bentuk bilah berkelok-kelok, atau keris luk

Dikatakan juga bahwa secara teknis keris luk juga kurang menguntungkan bila digunakan berperang untuk menghadapi lawan yang berperisai karena tenaga tusukan menyebar di pinggir bilah, bukan mengumpul di ujung bilah, sehingga kurang kuat jika digunakan menembus perisai. Meski demikian, keris luk mampu menimpulkan luka yang lebih lebar bila digunakan menusuk tubuh manusia. Luar biasa memang keris Setan Kober tersebut. Dari bentuk, proses hingga sejarah yang melekat.

Sebanyak empat ratus halaman lebih memang tidak semua berkutat mengenai perebutan keris. Ada bagian yang mengisahkan tentang perjalanan hidup beberapa tokoh. Dugaan sok tahu saya, kelak mereka akan mengambil peranan pada buku-buku selanjutnya. Kok tahu bersambung? Ya, iyalah, akhirnya saja dibuat dengan isyarat silakan tunggu kelanjutannya ^_^. Sebuah adegan yang belum tuntas mempertegas buku ini berseri.

Perihal penyiaran agama Islam tentunya juga mendapat porsi dalam buku ini. Terutama sekali peran para wali. Sultan Fattah yang berniat mensyiarkan mazhab Sunni mengalami penolakan sengit dari pihak yang disasarnya. Mereka menolak tunduk pada Demak dan enggan memeluk agama Islam. Peperangan bisa terjadi kapan saja. Keadaan tersebut membuat prihatin Sunan Kalijaga. Beliau memberikan pandangan bahwa perang bukanlah jalan yang harus ditempuh dalam syiar Islam. Hal tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh Sunan Bonang.

Pesan moral, dengan cara yang unik berada dalam buku ini. Bagian yang mengisahkan bagaimana sebagai seorang bawahan harus bersikap patuh tanpa bertanya pada atasanya. Karena ia merasa itu yang terbaik untuk semua pihak. Sementara si atasan tentunya sudah harus mengambil keputusan dengan sangat bijak.

Tokoh Sidawini memberikan contoh pada kita bahwa jika ingin memperoleh sesuatu sebaiknya dipertimbangkan dulu dengan matang. Keinginannya untuk bertemu dengan seseorang membuatnya harus bersedia mengikuti tujuh perintah Pangeran Loring Pasar tanpa bertanya. Apakah keinginannya itu wajar? Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi ada baiknya kita tidak melawan apa yang sudah digariskan.

Dan seperti biasa, urusan kekuasaan pasti terkait dengan intrik politik. Begitulah adanya. Tidak hanya butuh ilmu kanuragan tinggi untuk menjadi penguasa, namun juga kekayaan bathin. Membuat dua sisi menjadi seimbangan ternyata bukan hal yang mudah. Dalam buku ini dikisahkan bagaimana kekuasaan bisa membutakan seseorang. Walau ada yang menyadari kemampuan diri dan memilih menyingkir demi kedamaian umat.

Untuk urusan muatan lokal, jelas buku ini banyak mengusung muatan lokal budaya Jawa. Sangat perlu dibaca oleh kaum muda selain  sebagai hiburan, juga mendapat tambahan ilmu tentunya.  Diharapkan pula mereka yang membaca buku ini bisa lebih mencintai kebudayaan kita.  

Sebagai contoh perihal muatan lokal adalah pencantuman mantra mengandung pembawa niskala dalam bahasa Jawa. Dengan membacanya, minimal ada penambahan perbendaharaan bahasa Jawa yang diketahui oleh pembaca. Mantra tersebut sebagai berikut:
Dhuwang lan sarungira/dhuwung manjing warangka/
warangka manjing curiga/tan arah enggon ika/mantep warangka nggonipun/dene wus dadi setunggal/nenggih ingkang curiga/manjing warangkaneki/ekokipun warangka manjing curiga/sukma manjing badaneki/badan manjing sukma/papan lan wektu tan bisa hamegat.

antara keris dan sarungnya/ keris memasuki sarungnya/ sarung memasuki kerisnya/ tempat dan letaknya sama/ tiada dapat dibedakan lagi/ karena telah menyatu/ yaitu meleburnya raga dan sukma/ sukma berada di dalam raga/raga tak terpisahkan dengan sukma/ruang dan waktu tak bisa memisahnya

Bagi saya pribadi, buku ini memberikan pencerahan tersendiri. Banyak hal yang selama ini saya lakukan lebih atas dasar kepatuhan dan kebiasaan, dalam buku ini menjadi lebih jelas maknanya bagi saya. Perihal roncean bunga Melati pada keris sebagai contoh. rasa penasaran saya harus terpuaskan dengan jawaban, "Supaya kelihatan gagah seperti kesatria. Sudah jangan banyak tanya, ikuti saja." Sekarang, saya bisa lebih paham latar belakangnya, tidak sekedar ikuti saja.

Demikian juga dengan petuah untuk tidak tidur terlalu lelap. Atau mencoba-coba hal-hal yang diluar kemampuan tanpa didampingi. Betapa mengerikannya jika raga saya mendadak dimasuki oleh yang lain. Jika yang masuk sama-sama perempuan mungkin tidak terlalu menakutkan bagi lingkungan sekitar. Tapi jika seorang pria yang masuk lalu dengan semangat membara mendekati seorang gadis. Celaka saya, bisa-bisa saat saya kembali saya sudah dituduh menjalankan praktik penyuka sesama jenis. Seramnya.

Eh, nganu, urusan elbegete yang ramai dihebohkan ternyata juga ada dalam buku ini. Namanya urusan arus bawah pinggang memang tidak mengenal waktu. Hanya dahulu masih banyak yang enggan untuk mengungkapkan perihal tersebut. Sekarang malah jadi topik yang heboh dibicarakan. Seandainya mereka rajin membaca, tentukan akan tahu hal tersebut sudah sering ada dalam tulisan pujangga kita.

Saya membutuhkan lebih banyak waktu untuk menikmati buku ini. Banyak hal seputar sejarah yang seakan-akan dipaksa masuk dalam otak saya dalam waktu bersamaan. Butuh waktu untuk menelaah informasi yang saya dapatkan. Mungkin bagi mereka yang menyukai kisah sejarah, buku ini akan langsung dilahap dalam waktu singkat. Meski begitu, saya menikmati dengan cara saya sendiri. Tak harus sama kan.

Untungnya, penulis mempergunakan kata-kata yang tepat sehingga mampu menciptakan kalimat yang sangat efektif. Tepat sasaran, tapi juga tidak mengurangi aura yang ingin diciptakan. Kemampuan bercerita yang sudah jarang kita temui.  Jika tidak, tentu baru satu bab saya akan menaruh buku ini dalam boks untuk swap, bukannya bertahan membaca dengan cara saya sendiri.

Satu lagi yang sangat membantu, bagan silsilah. Jika saya mulai merasa bingung membaca uraian mengenai hubungan kekerabatan, maka saya cukup melihat bagan yang ada. Maka semua menjadi lebih jelas. Maklum, kadang ada suatu hal, seperti membaca bagan silsilah, lebih mudah untuk dipahami dari pada membaca uraian panjang lebar.

Kolosal, informatif, spektakuler


Sumber gambar: 
Buku Keris Setan Kober




Minggu, 17 Juli 2016

2016 #70: Muhammad Ali Champion of The World

Penulis: Jonah Winter
Ilustrator: François Roca
ISBN: 9780375836220
Halaman: 40
Cetakan: Pertama-2007
Penerbit: schwartz & wade books
Rating 3/5

Siapa yang tak kenal sosok Muhammad Ali. Setiap pertandingan tinju yang melibatkan dirinya pasti selalu ditunggu. Ia bukan saja menang, tapi mampu menyajikan sebuah pertandingan yang apik. Bisa dikatakan ia bertinju sambil menari. Inspiratif.

Buku ini sebenarnya ditujukan untuk anak-anak usia 4-8 tahun. Isinya tentunya lebih banyak gambar mengingat anak usia tersebut lebih bisa menikmati gambar dari pada rangkaian kalimat panjang.

Ilustrasi yang kaya warna, ditambah dengan tata letak huruf yang dibuat sedemikian rupa membuat buku ini menjadi buku yang ringan dibaca, sesuai dengan kebutuhan anak-anak, namun sarat akan pesan moral yang ingin disampaikan tanpa berkesan menggurui. 

Bagi awal dimulai dengan memperkenakan beberapa sosok petinju berkulit hitam seperti Jack Johnson, Joe Louis, serta  Sonny Liston. Sosok mereka menginspirasi seorang anak muda bernama Cassius  Clay yang juga ingin menjadi seorang petinju hebat.

Selanjutnya disebutkan bagaimana Cassius  Clay mengubah namanya menjadi Muhammad Ali. Bagian ini perlu mendapat bimbingan orang tua ya. Ada beberapa bagian yang menurut saya ditulis dengan tidak pas.

http://www.newsth.com
Bagian yang mengisahkan bagaimana Muhammad Ali menolak ikut wajib militer sehingga dilarang bertanding juga terdapat buku ini. Untuk penolakan itu ia mendapat hukuman dilarang bertanding selama 5 tahun. "Boxing was oner thing, but killing people was wrong," Banyak yang mengatakan bahwa kariernya tamat. Tapi ia tak mau menyerah, ia terus berjuang untuk bisa tetap bertanding. Hal ini menjadi inspirasi banyak kaum muda.

Untuk bagian yang mengisahkan bagaimana Muhammad Ali bertingkah sebagai Si Mulut Besar, perlu ada bimbingan orang tua agar anak yang membaca buku ini tidak mengikutinya.

Tapi terlepas dari itu semua, buku ini mengajarkan bagaimana seseorang harus berani bertanggung jawab akan tindakannya. Ia juga harus berjuang jika meyakini suatu hal. Semangat pantang mundur yang tercermin dalam buku ini patut dicontoh oleh anak-anak.

Muhammad Ali lahir dengan nama  Cassius Marcellus Clay, Jr. pada  17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Merupakan anak dari pasangan  Cassius Marcellus Clay, Sr. dan Odessa Grady Clay.

Semula ia hanya ingin melaporkan sepeda barunya yang dicuri, kemudian seorang polisi bernama Joe Martin yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajarinya cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda.Tak diduga ternyata ia sangat berbakat. Andai ia tidak belajar tinju, mungkin kita tak pernah mempunyai seorang petinju hebat. Begitulah hidup, suatu hal indah berada di balik sebuah peristiwa penyedihkan. 
DailyMail.co.uk
Kisah hidup Muhammad Ali juga sudah bisa ditemui dalam bentuk buku, salah satunya  The Greatest: My Own Story yang ditulis oleh  Muhammad Ali dan Richard Durham, editor Toni Morrison. Bahkan versi film juga bisa dinikmati dengan judul  the Greatest  pada tahu 1977.  Lagu The Greatest Love of All  ditulis khusus untuk film ini oleh  George Benson. Belakangan Whitney Houstan merilis versi baru dengan judul  Greatest Love of All". Lebih lengkap bisa dibaca di link berikut.

Muhammad Ali meninggal 3 Juni 2016 pada umur 74 tahun.  Ia menderita gangguan pernafasan, yang diperumit oleh penyakit Parkinson yang diidapnya sejak belasan tahun terakhir. Kembali, seperti saat masih hidup, upacara pemakamannya juga mendapat banyak sorotan publik. Dimakamkan pada Jumat, 10 Juni 2016 pukul 14.00 sore waktu setempat di KFC Yum! Center, sebuah stadion basket yang memiliki kapasitas 22 ribu kursi. Mereka yang datang mengikuti prosesi pemakaman juga terdiri dari berbagai golongan. Bukti betapa sosoknya dicintai banyak orang.

Inspiratif.