Penulis : Jeff Kinney
Penerjemah : Ferry Halim
Penyunting : Ida Wajdi & Jia Effendi
Pewajah Isi : Aniza
ISBN : 978-979-024-474-0
Halaman : 218
Penerbit : Atria
Harga : Rp 34.900
Urusan tengil Greg Heffley memang ngak ada matinya!
Selalu saja ada hal-hal yang membuatnya harus melakukan suatu kekonyolan. Mungkin jika kita berada dalam posisinya kita akan berbuat yang sama. Tapi itu khan masih sepertinya lho…..
Untuk kali ini, Greg dihadapkan akan banyak kenyataan pahit dalam hidup ini. Hidup memang tidak selalu adil, tapi bukan berarti menyedihkan. Apalagi jika berurusan dengan yang namanya Greg Heffley. Pasti kenyataan pahit tersebut mengundang sejuta makna dan tawa.
Sekolah baru saja dimulai, tapi Greg sudah bisa dipastikan bakalan berulah dan berada dalam masalah tanpa diminta.
Saat sekolah menetapkan tes standarisasi, Mr Mackelroy sang guru matematika mengatakan apabila para murid tidak mengerjakan test dengan baik maka mereka akan kehilangan suntikan dan dan ruang music akan beralih fungsi sebagai ruangan hukuman.
Test matematikan diadakan dengan sedikit berbeda, yaitu siswa boleh membuka buku , harusnya cara ini mempermudah siswa menyelesaikan soal. Namun saat ditinggal sebentar, kelas sudah berubah menjadi sesuatu yang kacau balau alih-alih tekum menyelesaikan test. Agaknya sang guru harus melupakan bonus yang bakalan didapat jika para siswa lulus test dengan nilai baik.
Penderitaannya belum selesai! Saat sedang memainkan permainan nama. Greg mendapat nama julukan baru, Jolly Greg. Seharusnya nama julukan juga berawalan huruf G seperti namanya. Awalnya Greg ingin menggunakan Great Greg, namun karena tidak bisa menggunakan istilah yang sama, seseorang menyarankan nama julukan itu. Kenapa yah dia tidak menggunakan Good Greg? Khan beda dikitlah dengan great ^_^
Saat mengetahui Rowley sudah mendapat jerawat, membuat Greg merasa menghadapi kenyataan pahit! Ia kalah keran dibandingkan mantan sahabatnya itu. Hari-hari di sekolah kian membuat suasana Greg tak menentu. Untung undangan pernikahan Paman Gary segera datang, setidaknya Greg beharap mendapatkan sesuatu.
Di rumah gammie memang tersedia banyak kamar namun tak cukup banyak untuk menampung semua orang. Solusinya adalah berbagai kamar dan ranjang. Hanya ada 2 ranjang di kamar tamu, sisanya tidur di lantai. Greg sekali lagi membuktikan ketengilannya dengan diam-diam tidur di bak kamar mandi yang ada di sebelah kamar gammie. Untuk ia bangun tepat waktunya.
Kisah dalam buku ini diakhiri dengan sebuah kenyataan manis......
Benar-benar sebuah buku yang menghibur
*Suara tawa setan ala Ida dan Jia memang bikin kangen.....*
jolly greg .. love this book's so much
BalasHapus