Penerjemah: Lingliana
ISBN: 9786020653785
Halaman:286
Cetakan: Pertama-2021
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 95.000
Rating: 3.25/5
Begitulah cara kerja dunia. Orang yang terlihat kuat tidak akan disentuh, sementara orang yang terlihat lemahlah yang selalu diserang.
~Pasukan Buzzer, halaman 140~
Di Korea, banyak terdapat perusahaan yang membutuhkan jasa pemasaran virtual. Perusahaan tersebut diharapkan mampu mempromosikan sebuah produk melalui internet, termasuk melalui situs yang tertutup untuk umum serta meningkatkan tanggapan akan produk tersebut.
Tim Aleph yang terdiri dari Sam-goong sebagai ketua, 01810 si jenius computer dan internet, serta Chatatkat yang pandai menulis. Menangkap peluang tersebut dengan mendirikan sebuah perusahaan pemasaran virtual.
Awalnya mereka mengunjungi berbagai usaha dengan menawarkan menaikkan peringkat perusahaan dalam pencarian real time. Seiring waktu, mereka juga ahli dalam memaksimalkan propaganda untuk memancing minat orang pada sebuah produk.
Mereka juga menawarkan solusi terkait ulasan buruk atau komentar negatif yang muncul. Bahkan melakukan serangan cyber jika dibutuhkan. Singkat kata, tim ini akan melakukan apa saja yang diminta klien asal jasa yang dibayarkan sesuai.Ternyata kecerdikan mereka harus berhadapan dengan kelicikan dan kekuatan pihak lain. Tugas yang semula seakan mudah dan menyenangkan untuk dikerjakan, belakangan menjadi berbahaya bagi keselamatan jiwa ketiganya.
Kisah ini ditulis dengan cara yang tak biasa. Beberapa sahabat yang juga membaca buku ini menyebutkan bahwa untuk menikmatinya, kita harus membaca dengan pikiran yang juga berbeda.
Semula kita disuguhi aneka fakta tentang sepak terjang tim ini. Kemudian mendadak muncul versi tanya jawab antara seseorang bernama Lim Sang-jin dengan Chatatkat.Tidak ada penjelasan siapakah Lim Sang-jin, kenapa ia melakukan wawancara dengan Chatatkat. Baru pada bagian akhir kisah, kita menemukan hubungan antara keduanya, serta mengapa Lim Sang-jin melakukan wawancara.
https://en.wikipedia.org/wiki/ Chang_Kang-myoung |
Bagian ini, membuat saya berharap banyak orang yang lebih bijaksana dalam menggerakkan jarinya di dunia maya. Tak perlu merasa rendah diri disebut tidak eksis, asal tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain.
Meski kisah dalam buku ini adalah fiktif, namun ada beberapa bagian kisah yang diangkat dari kisah nyata. Sebagai mantan jurnalistik, cara bercerita sang penulis terlihat sekali mengandung unsur penyelidikannya. Terlihat sekali dalam catatan kaki.
Catatan kaki dalam buku ini terbilang banyak, sekitar 50-an. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca pemahami kejadian yang terkait dengan topik yang sedang dibahas. Contohnya, catatan kaki nomor 35 di halaman 103 menjelaskan tentang Tablo, seorang rapper Korea yang pernah dituduh memalsukan ijazah dari Stanford University, A.S.
Judul-judul bab pada novel ini juga unik. Bab 3 misalnya, berjudul Amarah dan kebencian adalah cara paling ampuh untuk memancing emosi publik. Sementara bab 9 berjudul, Seorang pemenang tidak akan ditanyai apakah kata-katanya benar atau tidak.
Jika dicermati, sebenarnya pembaca sudah mendapatkan pelajaran singkat mengenai pemasaran virtual dalam judul bab. Pada judul bab yang berbunyi, Propaganda berhubungan dengan kreasi dan imanjinasi yang produktif, memberikan pengajaran bahwa kreasi dan imajinasi harus dipadukan agar bisa menghasilkan sebuah propaganda yang tepat sasaran.
Demikian juga kalimat yang ada dalam kisah. Seperti yang ada di halaman 199, " Karena itulah kami membuat strategi. Strategi ini tidak punya nama, tapi untuk memudahkan, kita sebut saja strategi kamera tersembunyi."
Kalimat tersebut memberikan pembaca pengetahuan tentang sebuah strategi yang bisa dilakukan dalam memanipulasi opini, terutama kaum muda yang cenderung progresif.
Pada laman hot.liputan6.com, disebutkan bahwa buzzer adalah sebuah jasa atau orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu.
Selanjutnya disebutkan bahwa istilah buzzer ini telah ada sejak lama, namun di Indonesia istilah ini baru mulai mencuat setelah pemilu 2019. Dulunya, buzzer lebih sering digunakan sebagai strategi pemasaran suatu brand untuk produknya.
Kalimat favorit saya,