Selasa, 31 Desember 2013

KUIS AKHIR TAHUN GRANDNIE: HADIAH 7 BUKU

Pojok Bumi XYZ

Tradisi adalah sebuah kebiasan yang dilakukan secara terus menerus. Kebiasaan baik tentunya.
Begitu juga sebuah tradisi yang dilakukan oleh Grandnie, wanita paruh baya pemilik perpustakaan nyaman dan cucu kesayangannya.

Selain tradisi memberikan hadiah buku antik dengan makna khusus dari koleksi kesayangan Grandnie, keduanya juga kompak menyelenggarakan kuis. Tujuannya tidak lain adalah untuk berbagi kebahagian membaca.

Untuk tahun ini, mereka berdua sepakat untuk memberikan hadiah yaitu:
1. Selence, Putri Sang Cleopatra -- Michelle Moran
2. Red Fabf -- Fachrul R.U.N
3. Gatholoco, Rahasia Ilmu Sejati & Asmaragama -- Damar Shashangka
4. Do rre mi....-- Guiyeoni
5. Inside Coca Cola -- Neville Isdell & David Beasley
6. The Birthing House (Eng) -- Christopher Ransom
7. Witch Catcher -- Mary Downig Hahn
8. Amos Daragon: Mask wearer (Eng)-- Bryan Perro
9. Amos Daragon: Key of Braka (Eng) -- Bryan Perro
10. Berburu ke Kiai Bule -- Sumanto Al Qurtuby
11. Onward, How Starbuck Fought for Its Life.... (eng)
12. His at Night -- Sherry Thomas
13. Erec Rex : The Monsters of Otherness -- Kaza Kingsley
14. King of Fire: Century Quarter Book One (Eng) -- P.D Baccalario
15. The Dancing Leader--Jusuf Sutanto
16. Mansfield Park -- Jane Austen
17. Artemis Fowl : The Opal Deception -- Eoin Colfer
18.  A Wicked Getleman -- Jane Feather
19. Nasionalisme Palestina di Lapangan Hijau --Tamir Sorek
20. Chronicles of Elir: Takdir Elir -- Hans J. Gumalia
21. Chronicles of Elir: Masa  Elir -- Hans J. Gumalia
22.  Night Play -- Sherrilyn Kenyon
23. 1/2 Pecah 1/2 Utuh -- Parlindungan Marpaung
24. The Last Secret -- Lynn Sholes & Joe Moore
25. Gadis Pakarena --Khrisna Pabichara (Maaf posternya raib entah dimana)
26. [un]affair -- Yudhi Herwibowo
27. 10 Rahasia Pembelajaran Kreatif --Khrisna Pabichara
28. Uninhibited, Robust, and Wide-Open (Eng)-- Lee C. Bollinger
29. Pistol Perdamaian --Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 1996
30. The Executives Guide to: Corporate Events & Business entertaining (Eng)-- Juddy Allen
31. Masque of the Red Death -- Bethany Griffin
*Judul bisa saja mengalani penambahan tergantung situasi dan kondisi

Ada tiga orang juara yang berhak mendapat masing-masing 6 buah buku serta 1 buku utama, yaitu :
1. The Cuckoo's Calling -- Robert Galbraith
2.  Wonder Struck
3.  Buku Baru dari Penerbit Serambi (Judul menyusul sesuai jadwal penerbitan)

Tenang......, jangan berebut yah.
Juara pertama akan memilih 1 buku utama lalu 6 buku lainnya, disusul juara kedua lalu juara ketiga.

Soalnya cukup mudah:
1. Harus Follow alias Ngintilin blog ini http://trulyrudiono.blogspot.com
2. Buat tulisan 1000  PAS karakter (spasi juga dihitung, tp jangan curang yahh) tentang " Jika suatu saat bumi terendam air lalu kita harus mengungsi dengan membawa barang-barang pilihan, sebutkan 10 judul buku yang akan kalian bawa serta alasannya. Dari 10 judul tersebut minimal 3 adalah karya penulis tanah air"
3. Boleh menggunakan gambar asal jangan lupa menyebutkan sumber. Gambar dihitung 2 karakter dan hanya boleh menggunakan 3 gambar.
4. Tulisan dibuat sebagai note di FB  dengan judul KUIS AKHIR TAHUN GRANDNIE.
5. Tag note tersebut MINIMAL 15 orang  (+ 1 ke aku yahhh)
6. Cantumkan link fb di bawah  posting ini
7. Hasil karya peserta kuis menjadi milik penyelenggara, untuk penggunaan lebih lanjut tentunya dengan ijin pemilik.

Kuis ini diadakan mulai 05 Januari hingga  24 Januari 2014 pukul 08.00 WIB. Masih ada waktu buat siap-siap lho.

Pengumuman tanggal 30 Januari pukul 21.00 WIB (semoga tidak ada gangguan koneksi)

Selamat mengaranggggggggggggggg

PENTING:
Pemenang kuis akan menerima kiriman buku pilihan sesuai dengan alamat yang dikirim.
TIDAK ADA BIAYA SAMA SEKALI dalam mengikuti kuis ini, termasuk biaya ongkos kirim.


Minggu, 29 Desember 2013

Beyonders: A World Without Heroes


Judul asli: Beyonders: A World Without Heroes
Penulis: Brandon Mull
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penyunting: Tendy Yulianes
Penyelaras aksara: Putri Rosdiana
ISBN: 9789794337196
Halaman: 590 
Cetakan: I, November 2013
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 74.000

Persahabatan bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya kesamaan nasib dan tujuan, seperti Jason dan Rachel.


Kisahnya tentang  seorang ABG Jason yang  terjatuh dalam kumbangan kuda nil dan mendadak muncul di dunia lain, Lyrian. Niat baiknya ingin menolong sesama disana malah membuatnya celaka. Dalam rangka mencari jalan pulang tanpa sengaja ia membuka sebuah buku terlarang.  Akibatnya  ia menjadi musuh penguasa yang terkenal kejam.

Kemungkinan mencari jalan kembali ke dunia asalnya hanya dengan mengalahkan sang penguasa dan memaksanya menyebutkan dimana portal menuju dunia asal Jason. Untuk mengalahkan sang penguasa, Maldor, Jason harus menyebutkan sebuah kata yang terdiri dari 6 silabel. Itu pun menurut hikayat hingga belum terbukti kebenarannya.    Bukan perjalanan yang mudah memang. Selain lokasi dimana silabel itu berada, pelafalannya juga cukup tidak mudah.

Jason hanya boleh mengingat silabel yang diperoleh tidak boleh mengucapkan atau mencatat. Mengingat kesibukannya menyelamatkan diri dari berbagai ancaman jelas hal ini tidak  mudah. Belum lagi dengan adanya pengkhinat diantara mereka serta mata-mata yang bertebaran.

Lyrian sangat berbeda dengan dunia kita. Berbagai macam ras ada di sana. Misalnya saja ada ras yang mampu memisahkan anggota tubuh namun tetap hidup. Persis kisah silat tanah air dimana sang jagoan akan tetap hidup walau tubuhnya dibelah asalkan kakinya masih menginjak bumi. Lalu ada ras Amar Kabal  yang  memiliki benih di tubuh bagian tertentu . Jika mereka tewas lalu benih mereka ditanam di tanah yang subur , tubuh mereka dapat hidup lagi dan tetap memiliki kenangan mereka . Mengajarkan kita untuk melestarikan lingkungan secara tak langsung.


Ceritanya termasuk seru juga walau kadang di beberapa bagian seakan tidak masuk akal. Misalnya pada bagian dua tokoh utama Jason dan Rachel bertempur melawan aneka musuh. Dua anak ABG yang tidak memiliki bekal pengetahuan bertempur bisa merobohkan satu sampai beberapa musuh, kebetulan dan keberuntungan yang sangat luar biasa.

Walau begitu entah kenapa saya merasa greget yang kurang dari seri ini. Entah karena merupakan buku pertama sehingga banyak hal yang masih mengambang, atau karena ditunjukan bagi pembaca remaja atau hal lainnya. Hal ini mungkin sesuai dengan pendapat sang penulis yang menyebutkan baru dibuku kedua bisa bisa memahami arah kisah. Seri ini terdiri dari tiga buku yaitu:  A World Without Heroes, Seeds of Rebellion,  serta Chasing the Prophecy
 
Beberapa bagian dari kisah ini akan mengingatkan kita pada seri Fablehaven. Memang tidak cukup banyak tapi bagi penikmat kisah Fablehaven saat membaca beberapa bagian pada buku ini akan langsung bisa merasakan kemiripannya. Seperti penikmat kisah Sapta Siaga saat membaca Lima Sekawan.

Kisah tentang tanaman Anggrek dengan warna ungu memikat bermanfaat untuk mengusir aneka serangga mengingatkan kita akan tanaman Lavender yang digunakan untuk mengusir nyamuk. Mahkota dari anggrek itu jika diremas akan mengeluarkan semacam nektar. Dengan mengisap nektar tersebut akan membuat kita aman dari gigitan dan sengatan serangga. Sedangkan pada Lavender cukup mengoleskan bunga pada tubuh.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan silabel sebagai suku kata.
Sedangkan pada http://copiikhan.wordpress.com/2010/03/12/suku-kata-silabel/, silabel adalah Suku kata disebut juga silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas)yang atuh pada vokal. http://kikibelajar.blogspot.com/2010/12/silabelsuku-kata.html menyebutkan, "Silabel (suku kata), Suku kata disebut juga silabel,silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas)yang utuh pada vokal. Silabel atau suku kata ialah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Silabel dalam bahasa yunaninya (sullabe )

Sekedar penasaran kenapa tidak diterjemahkan menjadi suku kata saja, hal yang lebih sering diucapkan dari pada silabel. Mungkinkah agar berkesan seru dan bukan kisah yang biasa?

Kover yang dipilih sepertinya merupakan ciri buku-buku Brandol Mull. Dengan melihat sekilas saya langsung teringat pada seri Fablehaven. Padahal jika dilihat secara seksama singgasana yang kosong dan penuh dengan sarang laba-laba menandakan sudah lama  tidak ada penguasa yang duduk disana. Karena memang tidak ada yang berkuasa atau karena hal lainkah? Kover yang langsung menarik perhatian.

Sinopsis yang ada bagian belakang memang cukup menarik tapi kurang mencerminkan kisah yang ada dalam buku. Jika diperuntukan untuk mengisahkan seluruh kisah maka sinopsis tersebut cukup mewakili, tapi jika hanya untuk kisah ddalam buku satu sepertinya kurang.

Sebelum membaca mari simak http://youtu.be/MMCWz4iR2Es

Gambar dari"

 http://whatscookingamerica.net/LavenderBudsm.jpg

Jumat, 27 Desember 2013

The Cuckoo's Calling



Penulis: Robert Galbraith 
Alih bahasa: Siska Yuanita 
Alih bahasa puisi hlm 7 dan 517: M.Aan Mansyur
Desain sampul: Marcel A.W
ISBN: 9786020300627 
Halaman: 520 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 99.000
                   

Kisahnya tentang seorang veteran perang Cormoran Strike yang mendadak ketiban durian runtuh menyelidiki kasus supermodel terkenal Lula Landry. Strike digambarkan seperti sosok veteran ala film-film. Terluka secara fisik, dalam hal ini pada kakinya yang terpaksa menggunakan kaki palsu, terluka secara bathin, kondisi keuangan terpuruk dan baru saja dicampakan oleh tunangan  yang menderita mythomania-kecenderungan berbohong setelah berhubungan sekian tahun hingga harus tidur di kantor dan numpang mandi di kampus.

Lula Landry, sang supermodel dinyatakan meninggal bunuh diri dengan cara terjun dari apartemennya. Sang kakak angkat John Bristow tidak menerima. Tiga bulan setelah Lula tewas ia memutuskan menyewa jasa seorang detektif swasta untuk menyelidiki secara tuntas kasus tersebut. Pilihannya jatuh pada Strike yang kebetulan juga sahabat adiknya, Charlie, kakak Lula yang meninggal saat kecil akibat jatuh ke dalam jurang bekas tambang saat bersepeda.

Awalnya Strike tidak tertarik pada kasus Lula. Pemberitaan di media juga jejaring sosial mengindikasi bunuh diri akibat emosi yang labil sebagai alasan utama. Semua bukti mengarah kesana, saksi mata yang ada juga menyebutkan hal senada. Keraguan yang muncul akibat kesaksian seseorang segera dipatahkan dengan latar belakangnya sebagai seorang pemadat. Kalau pun akhirnya Strike mau menerima kasus itu tidak lain karena kenangannya pada Charlie dan pembayaran dobel yang ditawarkan.

Dalam menjalankan kantor detektifnya Strike dibantu oleh tenaga sekretaris temporer Robin. Awalnya ia tidak yakin keputusannya menggunakan jasa Robin adalah benar mengingat tenaga sebelumnay hanya mampu bertahan sebentar. Belakangan Robin menunjukan efektivitas  dan kemampuannya dalam membantu pekerjaan Strike. Ide-ide briliannya sungguh luar biasa. Malah ia juga  menyelamatkan nyawa Strike!

Hemmmm bagaimana yah enaknya saya mereview buku ini.
Saya mengharapkan buku ini akan membuat saya terpesona layaknya HP dan sedikit kagum pada TCV. Mungkin harapan saya yang terlalu tinggi hingga lupa JK juga adalah seorang manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seperti saat membaca buku terbaru Dan Brown, kecewa karena kisahnya hanya begitu saja dari versi saya. 

Saya menyukai kisah detektif. Bisa dilihat pada akun GRI saya. Bagi saya siapa penjahatnya sudah bisa ditebak tanpa perlu membaca tuntas buku ini. Kalau pun menuntaskannya lebih karena untuk membuktikan apakah jalan pikiran saya sesuai dengan buku, sekedar pembuktian semata.

Alur kisahnya cenderung lambat. Sangat lambat malah menurut saya. Saya baru bisa menikmatinya mulai halaman 400-an. Banyak umpatan seperti bangsat. tahi kucing,  sundal, kampret, dengkulmu ditemui dalam buku ini. Misalnya kalimat pada halaman 297, "Alibi kampret macam apa itu...." Rasanya janggal saja menemukan kata-kata itu dalam sebuah novel. 

Sebelum selesai membaca, sekedar iseng saya menjelajah dunia maya untuk mencari makna Dekut Burung Kukuk. Beberapa penulis kisah misteri kelas dunia seperti Agatha Christie memberi judul unik seperti Gajah Selalu Ingat, Iklan Pembunuhan di dalam kisahnya tercantum dengan jelas hubungan antara judul dengan kisah. Dalam Iklan Pembunuhan, dikisahkan adanya iklan tentang akan terjadinya sebuah pembunuhan. Dalam seri Trio Detektif ada Misteri Kurcaci Gaib, dimana dikisahkan adanya seseorang yang merasa terganggu dengan penampakan kurcaci, sepanjang kisah pembaca bisa menemukan benang merah dengan judul. Mungkin saya yang kurang bisa menghargai dan menikmati kisah ini manum hubungan antara judul dan kisah hanya diuraikan sangat sedikit. Perihal Cuckoo ada di halaman 300-an. 

Terlepas dari bagaimana tanggapan isi buku ini, tergantung selera dan opini tiap individu tentunya, promosi yang dilakukan oleh penerbit cukup berani. Menyediakan 100 buku gratis disusul dengan potongan 75% dan seterusnya banyak mendapat tanggapan positif. Semula saya membayangkan banyak yang menginap di depan toko agar bisa menjadi 100 orang pertama plus kehebohan lainnya. Prakteknya menurut teman-teman saya yang mengikuti acara tersebut hngga jam sembilan siang masih bisa mendapatkan diskon 75% padahal acara digelar dari jam lima.

Entah disengaja atau tidak, kabar J.K Rowling merencanakan menulis kisah misteri serta  terungkapnya fakta ia merupakan penulis asli yang menggunakan nama samaran Robert Galbraith, dimana nama itu telah ditolak oleh beberapa penerbit sudah menjadi sebuah promosi yang bagus. Pembaca setia karyanya pasti segera berburu buku ini untuk menuntaskan rasa penasaran. pencinta  karya J.K Rowling di tanah air pasti menyambut buku ini dengan antusis sekali, secara teori. Faktanya kisah buku ini cenderung biasa-biasa saja.

Ada dua hal yang bisa saya tarik kesimpulan. Pertama pembaca di tanah air belum terlalu bersemangat menyambut kehadiran sebuah buku. Promosi sudah dikemas sedemikian rupa, bahkan cukup menjanjikan bagi mereka yang suka berburu buku gratis. Namun animo masyarakat seakan kurang. Kasus ini mirip dengan launching HP yang digelar tengah malam. Memang ada pesertanya tapi tidaklah seheboh yang diperkirakan orang.

Kedua nama besar seorang penulis tidak berpengaruh mutlak pada keinginan membeli sebuah buku. Saya jadi ingat kejadian lelang buku salah satu buku  dengan tanda tangan penulis terkenal pada IRF 2012 yang lalu, hanya laku Rp 600.000 (kalau tidak salah) padahal hanya  tersedia sedikit buku itu di seluruh penjuru dunia. Rekan-rekan di Pembaca Novel Fantasi malah masih sibuk bertanya baguskah kisahnya?

Buku ini terdiri dari beberapa bagian dimana disetiap awal bagian kita akan menemukan kalimat inspiratif. Cukup bisa dijadikan petunjuk mengenai apa isi bagian tersebut.

Berbicara soal bintang, saya akan memberikan bintang tiga alias biasa saja. Salah saya yang terlalu berharap akan membaca sebuah kisah detektif menawan ala Sherlock Holmes dengan sel-sel kelabunya dengan adaptasi kondisi saat ini.  Setidaknya kita patut memberi acungan jempol pada J.K Rowling yang mampu keluar dari bayang-bayang kesuksesan HP dan mencoba hal lain. kendala terbesar untuk menikmati kisah ini adalah font yang kurang nyaman. Hal ini ternyata juga merupakan pendapat beberapa sahabat saya.

Walau bagaimana juga, layak dikoleksi.





Senin, 23 Desember 2013

Athirah, Perempuan Berhati Surga



Penulis: Alberthiene Endah
Penggagas: M. Deden Ridwan
Penyelaras Aksara: Nunung Wiyati, A.B Khoir, Lani Rachma
ISBN: 978602781667
Halaman: 404
Cetakan: I-Desember 2013
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 69.000

Rasa sakit bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat untuk melakukan hal-hal hebat.  Lebih baik bangkit dan berkompromi dengan rasa sakit yang ada dari pada hanya duduk diam dalam gelap.  Jadikan rasa sakit itu sumber kekuatan untuk bangkit dan berkarya.  Mudah mengungkapkan dari pada menjalankan,  begitulah hidup. Memang butuh waktu untuk itu. Tapi tidak ada yang tak mungkin dan perlu ditakuti selama kita sabar menjalani hidup.

Pesan itu yang saya tangkap dari buku Athirah setebal 404 halaman juga penuturan buah hati tokoh dalam buku ini, Jusuf Kalla. Buku ini mengisahkan tentang sosok Athirah, ibunda JK. Bagaimana sikapnya menjalani hidup, membesarkan anak-anak, menghadapi poligami hingga menjadi pengusaha sukses.

Peluncuran buku dilakukan bertepatan pada Hari Ibu, merupakan saat yang tepat. Selain merupakan wujud kasih sayang seorang JK pada ibundanya juga mengajak kita untuk meluangkan waktu sesaat guna mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih pada pengorbanan seorang ibu. Pengorbanan yang dilakukan dengan iklas. Kisah tentang ibu juga diungkapkan oleh Irfan Hakim dan Ustadz Ahmad Al-Habsy. Kutipan dari buku yang dibacakan oleh JK membuat banyak mata berkaca-kaca haru.

Seingat saya pernah ada buku yang mengupas tentang sosok ibunda JK. Bedanya dalam buku ini mengambil sudut pandang JK sebagai anak laki-laki tertua terhadap ibunya. Bagaimana ia menjalani masa remaja dengan menemani ibunda sepanjang saat hingga bagaimana seorang JK jatuh cinta. Porsi kisah terbesar memang diberikan pada sosok ibunda JK.

Banyak sudah yang mengetahui peranan ayah JK dalam hal bisnis. Tapi tak banyak yang tahu peranan ibu dalam kehidupan JK. Tidak hanya sebagai sosok yang melahirkan dan membesarkan namun juga sebagai panutan dalam berniaga serta berumah tangga kelak.

Kisah ini dimulai dengan adegan JK dan istri di Makam Arab  Makasar, berziarah ke makam ibunda tercinta. Bagi seorang JK sang ibu tidak pernah pergi. Beliau selalu ada, berjalan bersama. Energinya akan selalu ada menyertai sepanjang hidup.   "Ibu adalah sosok yang luar biasa bagi saya. Pologami tidak membuatnya menjadi lemah, tapi menjadikannya sosok yang lebih kuat dalam mengarungi hidup."

Athirah, berarti anak yang memuliakan,  lahir di  Kampung Bukaka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tahun 1924. Kecantikan ibunya, Kerra memikat hati Kepala Kampung sekaligus mantan penasehat Kerajaan Bone, Muhammad. Pernikahan mereka diselenggarakan secara sederhana mengingat status Kerra sebagai istri keempat. Athirah lahir dari dari rahim kesabaran. Kelak kesabaran pula yang membuatnya mampu bertahan dari segala cobaan.

Wajah Athirah yang rupawan dengan kulit putih seperti kapas, ramputnya hitam pekat dan mengilat  meluluhkan hati Haji Kalla. Mereka menikah saat usia Athirah tiga belas tahun. Usia muda untuk menikah saat ini, namun dahulu merupakan hal yang wajar jika seorang anak gadis menikah diusia belia.

Buah cinta mereka lahir beriring waktu. Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan indahnya. Hingga tahun 1955, sebuah prahara menerjang keluarga kecil yang bahagia itu. Berita Bapak jatuh cinta lagi dengan perempuan lain begitu banyak berhembus di luar sana. Perubahan sikapnya menunjukan hal tersebut. Kabarnya lagi tambahan hatinya adalah seorang gadis kemungkinan keturunan Arab, karena memiliki hidung mancung. Usianya sudah bisa dipastikan lebih muda dari ibunda JK.

Tahun 1956 Bapak menikah dan berbulan madu di Jakarta. Emma, panggilan JK untuk ibundanya,  hanya diam dan menjalankan seluruh aktivitasnya tanpa ada perubahan yang mendasar. Matanyalah yang berbicara banyak. Sudah lama ia merasakan ada yang berubah pada Bapak, tapi semuanya dihadapi dengan sabar.

 Kesepakatan, tepatnya keputusan sudah diambil Bapak. Bapak akan tidur dan lebih banyak berada di rumah istri keduanya. Tapi Bapak berjanji, pada pagi dimulai dari Sholat Subuh napasnya ada di rumah tempat Emma dan JK berada. Lalu pada saat Shalat Magrib, diteruskan dengan bersantap malam sejenak.

Sebuah ritual menyiapkan hidangan terbaik mulai dilakukan di rumah itu. Tak ada yang boleh menyentuh masakan Emma, hingga Bapak selesai bersantap. Setelah Bapak selesai baru seluruh anak diperbolehkan menyantap hidangan yang ada. Semuanya bersemangat menyantap apa yang semula disajikan untuk Bapak karena biasanya pastilah hidangan yang paling istimewa. Bapak tidak pernah menginap. Mata Emma akan berbinar bahagia saat menyiapkan hidangan istimewa dan menata meja. Sinar itu akan redup saat Emma membereskan sisa makanan dan Bapak meninggalkan rumah menuju "rumah-nya yang lain"

Walau terluka, tak pernah sekalipun Emma memperlihatkan kesedihannya di depan anak-anak. Untuk mereka Emma selalu ceria. Emma juga tidak pernah membuat anak-anak mempertanyakan atau membenci sosok Bapak. Apa yang terjadi adalah urusan Emma dan Bapak. Anak-anak harus tetap menghormati Bapak sebagai orang tua.

Perempuan yang terluka lebih berbahaya dari pada singa, beberapa kali saya mendengar ungkapan itu.  Begitu juga dengan Emma. Usia Emma masih tergolong muda saat mengalami penderitaan dimadu. Guna mengalihkan pikiran dari Bapak, Emma memutuskan untuk berjualan kain sutra. Bisnis angkutan Cahaya Bone memang cukup maju dan butuh penanganan serius, tapi tidak cukup  untuk membuat Emma mengisi waktu luangnya dengan hal-hal kreatif. Emma sudah berkompromi dengan keadaan. Keadaan tidak bisa diubah, Emma harus menerima dan bangkit mengisi hidupnya atau terpuruk dan kalah. Emma mengalihkan energi dari luka hatinya menjadi sesuatu yang berguna, membangun usahanya sendiri.

Usaha Emma maju dengan pesat. Sungguh luar biasa!  Walau hanya bersekolah hingga sekolah dasar tapi cara Emma menjalankan usahanya sungguh luar biasa. Dari sisi pembukuan Emma sudah  rapi. Emma melakukan pembukuan dengan dua tipe, Bahasa Indonesia dengan huruf latin tentunya serta Lontara Bugis. 

Setiap selesai Sholat Subuh Emma melakukan pencatatan, sebelum tidur Emma akan menghitung penghasilan dan menyimpannya dalam tempat penyimpanan uang. Emma belajar dari Bapak tentang pengetahuan dasar bagaimana mengurus usaha, sisanya naluri dan semangatnya yang menempanya menjadi handal.

Setiap pagi kain-kain ditata dengan baik. Ruang tamu ditata sedemikian rupa seakan ruang pamer. Pembeli dilayani dengan ramah. Kain-kain disampirkan di bahunya, di kursi atau dimana saja Emma mau sambil bercerita segala sesuatu yang terkait dengan kain tersebut. Aneka makanan dan minuman khas disuguhkan. 

Tidak ada nada memaksa pembeli, Emma membiarkan setiap pembeli memilih dan memutuskan mana yang paling cocok bagi dirinya. Emma melayani pembeli dengan sentuhan layaknya seorang marketing kelas dunia. Pelanggannya tidak hanya dari Makassar,  sampai artis terkenal dari Jakarta juga membeli kain dari Emma.

Emma  melebarkan usahanya, belakangan berlian juga menjadi sasaran usaha Emma. Aneka berlian cantik menjadi dagangannya. Matanya jeli melihat mana produk yang berkelas tinggi. Emas batangan juga bertambah dalam tempat penyimpanan Emma seiring dengan kemajuan pesatnya dalam menjalankan usaha. Emas-emas itu kelak yang tidak hanya berguna membantu  suaminya namun juga membantu JK membangun usahanya.

Emma tetaplah seorang ibu dengan kasih sayang tak terhingga yang dilimpahkan pada anak-anaknya, meskipun usahanya sukses. Tidak ada yang berubah dari kepribadian Emma. Waktu membuat Emma lebih bisa menyikapi keputusan Bapak untuk berpoligami. Dengan bersabar dan iklas segala hal menjad lebih mudah. Sesuatu yang tak perlu ditakutkan jika memahami makna kesabaran.

Ternyata, kisah perkawinan kedua orang tua JK berdampak pada bagaimana ia memandang seorang perempuan sebagai teman hidupnya. Pengalaman pahit sang nenek lalu ibunya membuatnya berhati-hati. Pembaca juga akan diisuguhi kisah menawan tentang bagaimana seorang JK memperjuangkan kisah cintanya. Ternyata sejak dulu JK sudah banyak akal.

 Buku ini menunjukan sekali bagaimana besarnya pengaruh seorang ibu terhadap diri JK. Aneka nasehat kehidupan juga banyak disajikan dalam buku ini. Kisah yang diutarakan dengan halus menjadi kontras saat adegan JK bercanda dengan sahabat menggunakan kata Setan. 

Memang hanya makian bercanda tapi mengikis sedikit kesan kaku yang ada. Sementara itu uraian mengenai sosok JK sendiri memang mengambil porsi yang tidak besar. Nyaris keseluruhan isi buku ini memang berpusat pada Emma dan bagaimana pengaruhnya pada sosok JK, bukan sosok JK secara individu.

Pembaca juga akan dimanjakan dengan kisah mengenai alam Makasar yang menawan. Pantainya yang indah serta beberapa tempat lainnya. Bagaimana adat istiadat disana juga diuraikan walau hanya sekilas. Pembaca tentunya akan lebih memahami sosok Emma jika diberikan gambaran mengenai bagaimana adat terhadap urusan poligami. Juga memahami betapa berat perjuangan JK menghapus anggapan buruk ayah kekasihnya terhadap kaumnya yang sering dituduh tukang kawin.

Beberapa adegan yang menunjukkan kondisi terpuruk Emma. Hal menunjukkan walau bagaimana Emma adalah seorang manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan yang dikisahkan dalam buku ini  justru memberi nilai lebih pada sosok Emma. 

Sebagai seorang wanita Emma berusaha mempertahankan rumah tangganya dan mencari tahu apa yang menyebabkan suaminya menikah lagi walau mengaku mencintainya dengan sepenuh hati. Kadang caranya yang dilakukan tidak pada tempatnya. Tapi itulah wanita yang terluka.

Aneka panganan khas juga disebutkan dalam kisah ini. Banyak sekali bagian dari kisah ini yang menyinggung soal makan. Dari mulai ritual   sarapan dan makan  malam Bapak, pembeli kain yang dijamu  aneka panganan, adegan JK sedang menikmati masakan khan hingga saat kencannya diiringi makan.  Seakan ada  pesan tersembunyi, walau bagaimana hebatnya Emma, ia tetaplah seorang perempuan yang harus mengikuti kodratnya, memasak makanan lezat bagi keluarga.

Secara garis besar, buku ini cukup menarik dan memberikan wawasan tambahan mengenai perjuangan seorang ibu dan sosok di balik kesuksesan seorang JK.  Layak dibaca oleh para generasi muda serta dipetik manfaatnya. Diharapkan kaum muda lebih menghormati ibu dan mengambil tauladan.

JK sempat mengungkapkan ucapan terima kasih kepada istrinya karena telah menjadi sahabat berbagi bagi sang ibu. Sering mereka berdua bercakap-cakap sambil berbaring dengan santai. Sayangnya proses kedekatan tersebut kurang diuraikan sehingga gambaran seberapa dekat keduanya kurang terlihat selain ungkapan sosok Emma sangat menyayangi. Sikap Emma terhadap para menantu juga tidak terlihat. Padahal sosok Emma yang begitu penyayang pasti akan membuat para menantu memiliki "Ibu" bukannya mertua.
 
Banyak sekali hal tentang poligami yang disinggung dalam buku ini. Dalam  http://apple-mujahidahislam.blogspot.com/ Poligami dari sudut bahasa adalah menghimpunkan berbilang isteri dalam satu masa. Mengikut Kamus Dewan, poligami bererti amalan beristeri lebih daripada seorang pada masa yang sama. Dalam bahsa arab, poligami disebut Ta’addad al-Zawjatتعدد الزوجات . Asal perkataan Ta’addad (تعدد) bererti bilangan, manakala perkataan al zawjat (الزوجات) diambil dari perkataan al-zawjat (الزوجة) yang bererti isteri. Dua perkataan tersebut apabila digabungkan membawa arti isteri yang banyak atau berbilang-bilang. Maka poligani bolehlah dimaksudkan sebagai berkahwin lebih daripada seorang yaitu lawan kepada perkataan monogamy yang membawa erti berkahwin dengan seorang wanita sahaja. Ia juga berlawanan dengan perkataan poliandri iaitu amalan bersuami lebih daripada seorang dalam satu-satu masa

Sementara http://islamquest.net Islam membolehkan pria memiliki empat istri (poligami) secara permanen (daim) pada waktu yang bersamaan. Poligami, pada selain kemenakan dari saudara dan saudari istri, tidak memerlukan izin istri pertama. Namun apabila wanita dalam proses akad nikah mensyaratkan bahwa suaminya tidak boleh menikah dengan wanita lain, menurut sebagian juris (fakih), maka syarat ini sah dan suami tidak boleh melanggar syarat ini. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan terhadap Keluarga (dalam Republik Islam Iran), pria tidak boleh memiliki wanita lain, ketika ia telah beristri secara permanan, kecuali dengan syarat-syarat khusus.

Kisah mengenai Emma dalam buku ini berakhir dengan janji JK untuk tidak akan pernah melukai hati  belahan jiwanya. Cukup sudah pengalaman yang dialaminya. "Aku memang bukan suami yang sempurna. Tapi satu hal yang bisa kujamin, aku tak akan pernah melukai hatimu. Sampai kapan pun...."

Kesetiaan.....,
Sesuatu yang tidak hanya ada saat kau dihadapkan pada sesuatu yang membuatmu bahagia.  Tapi, juga saat kau berhadapan dengan sesuatu yang membuatmu berat....




















Kamis, 19 Desember 2013

Kejutan yang Menakjudkan



Judul: Wonderstruck
Penulis: : Brian Selznick
Penerjemah: Marcalais Fransisca
Penyunting: Dhewiberta
Perancang Sampul: Brian Selznick
Ilustrasi Isi: Brian Selznick
ISBN: 978-979-433-685-4
Halaman: 646
Harga: Rp 79.000


Gambar berbicara banyak
BIRU!!!!!!

Buku ini sungguh menggugah mata. Bukannya hanya karena sampulnya yang berwarna biru, atau nama pengarangnya. Bahkan saya yang paling tidak nyaman begitu ada petir atau guntur bisa tertarik melihat tanda gambar  yang bisa diasumsikan begitu. Saat membeli saya memang belum tahu apakah buku ini menarik atau tidak dari sisi kisah. Tapi pengalaman dari buku yang lalu, kurang lebih tidak mengecewakan. Tak perlu menunggu kiriman untuk direview. Dengan kesadaran penuh langsung menyodorkan dua judul buku ini ke mbak petugas kasir.

Pelajaran dari pembuatan Hugo jadi bahan buku baru bagi penulis, maka terciptalah buku kedua ini. Buku ini terdiri dari tiga bagian plus ucapan terima kasih dan daftar pusaka yang lumayan panjang. Terbukti penulis melakukan riset yang mendalam sebelum menulis buku ini. Rincian menjadi perhatian khusus sang penulis. 

Dibandingkan dengan buku pertama  buku ini menawarkan kisah yang berbeda. Ada dua kisah dengan seting yang berbeda. Kisah yang pertama adalah mengenai Ben Wilson  seorang bocah  yang lahir tuli di salah satu telinganya. Ia tinggal di Gunflint Lake, Minnesota pada Juni 1977.  Elaine, ibu Ben seorang pustakawin kota yang meninggal dalam kecelakaan mobil beberapa waktu lalu. Versi kisah Ben disampaikan dengan memadukan antara kata-kata dan gambar.

Suatu peristiwa terkait petir membuat Ben kehilangan sisa kemampuan mendengarnya. Ia 100 % tidak mampu mendengar. Penulis seakan memberikan pesan kepada pembaca untuk tidak menggunakan telepon saat ada petir karena bisa mengakibatkan bahaya. Petir merupakan arus listrik yang sangat tiba-tiba dan aliran arus terjadi pada permukaan benda konduktor seperti daging. Mengingatkan pada kisah Tintin: Penculikan Calculus, dimana ada adegan Kapten Haddock  tersambar petir saat menerima telepon yang salah sambung.

Kisah yang lain adalah mengenai Rose dengan seting Hoboken , New Jersey  pada Oktober 1927. Lahir dari seorang artis terkenal Lillian Mayhew namun dengan kondisi tuli membuatnya lebih sering "disembunyikan" dalam rumah. Merana karena rindu pada sang ibu, Rose melarikan diri ke New York. Bukan sambutan hangat yang diperoleh namun justru perintah tegas untuk pulang ke ayahnya. Orang tua Rose sudah bercerai. Ia memiliki seorang kakak laki-laki. Kisah Rose sepenuhnya berupa gambar.

Kisah Rose dan Ben awalnya berjalan sendiri-sendiri. Dengan seting yang berjauhan  membuat pembaca menduga-duga apa hubungan hubungan keduanya. Beberapa kesamaan memang ada, sepertinya sama-sama mengunjungi American Museum of Natural History tapi tidak cukup menjelaskan hubungan keduanya. Emosi pembaca diaduk-aduk. Pada  akhirnya kedua kisah tersebut terjalin dengan sebuah benang merah yang mengharukan. Akhir yang membahagiakan.American Museum of Natural History benar-benar ada.  Situsnya adalah http://www.amnh.org/

Jangan kuatir ini bukan spoiler, karena semua ada di  http://www.youtube.com/watch?v=9K2YaVxeTiM.  Jangan lupa mengunjungi http://www.wonderstruckthebook.com/home.htm Ada tulisan dari para pakar mengenai hal-hal yang terkait dalam buku ini. Ada tulisan berjudul
Lightning Safety dari Mary Ann Cooper, MD (seorang, retired professor of emergency medicine at the University of Illinois at Chicago), The History of Deaf Culture and Sign Language dari Carol Padden and Tom Humphries, A Brief History of Natural History Museums oleh  David Serlin (penulis, sejarawan dan  seorang profesor  komunikasi dari  the University of California, San Diego)

Saya sangat menikmati gambar yang disajikan, terutama pada bagian kisah Rose. Gambar yang dibuat dari pinsil (sepertinya) terlihat begitu rinci dan rumit.  Detail terlihat dibanyak sisi. Mengingat bagian ini dibuat tanpa kata-kata, maka setiap detail pada gambarlah yang berbicara. Mimik khawatir Rose terlihat begitu jelas tanpa perlu ada ungkapan kata. Ada gambar yang dibuat seakan membesar, efek zooming. Tapi ada juga yang dibuat kian mengerucut. Menawan. Tanpa rangkaian kata, penulis juga mampu bercerita dengan lugas. 

Sudah beberapa kali membaca, imajinasi saya jadi berkembang. Mungkin saja apa yang saya pandang dan artikan dari visualisasi itu berbeda dengan yang ditangkap oleh orang lain. Walau begitu kesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis bisa ditangkap oleh semua yang melihat gambar itu.

Pembaca akan merasakan kesedihan Ben akibat ditinggal ibunya. Sakit  hati Rose akan penolakan ibunya yang seorang artis terkenal. Kegalauan hati Ben akan siapakah ayahnya. Saat bahagia Ben bertemu dengan keluarga. Kenyamanan Rose saat tidur. Dengan kisah yang silih berganti, pembaca diajak menjadi Ben kemudian berganti menjadi Rose dalam waktu singkat.

Pada beberapa gambar berisi tulisan, namun karena menghabiskan dua halaman bersebelahan membuat sedikit susah untuk  membaca kalimat yang ditulis. Begitu juga dengan ilustrasi yang berada di tengah sambungan buku. Penulis mungkin ingin membuat kesan lebih dengan menggunakan lembaran lebar, sayangnya saat selesai dicetak justru sedikit mengurangi kenikmati. 

Hal-hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari buku ini, kecuali soal terhiburnya kita dengan gambar yang menawan adalah:
1. Kita tidak pernah tahu kapan cinta datang. Saat cinta datang akan membawa kekuatan bagi banyak pihak.
2. Saat terpuruk kita akan benar-benar tahu siapakah yang menyayangi kita dengan tulus.
3. Kekurangan bukan untuk disembunyikan tapi harus dihadapi dan dicarikan solusinya bagi banyak pihak.

Buat buku yang satu ini tidak ada komentar dan review yang layak.
NIKMATI SAJA SENDIRI ^_^

----->
Pada http://www.wonderstruckthebook.com/home.htm terdapat sebuah aplikasi   mengenai bahasa isyarat. Kita bisa memasukan nama depan kita lalu akan terlihat bagaimana bahasa isyaratnya. 

Menarik!
Tapi saya sedikit terkejut begitu melihat hasilnya. Sepertinya berbeda dengan yang pernah saya coba disebuah kegiatan. Hasil berkelana di mbah google, saya menemukan adanya berbagai macam bahasa isyarat.

Menurut Wikipedia, Bahasa isyarat adalah  bahasa yang mengutamakan omunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi.  Kaum  tunarungu adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk  tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.
Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign Language). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tertulis yang berbeda (contoh: Inggris dengan Spanyol), namun menggunakan bahasa isyarat yang sama.
Untuk Indonesia sistem yang sekarang umum digunakan ada dua sistem adalah BISINDO (Berkenalan Dengan Sistem Isyarat Indonesia) yang dikembangkan oleh  Tuna Rungu sendiri melalui GERKATIN (Gerakan Kesejahteraan Tuna rungu Indonesia) danSistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) hasil rekayasa orang normal bukan hasil dariTuna Rungusendiri yang sama dengan bahasa isyarat America (ASL - American Sign Language). Jadi saya sarankan memakai sistem isyarat buatan tuna rungu sendiri adalah BISINDO


Pantas............
Ternyata sistem buat namaku itu ala Amerika tho. 


Sabtu, 14 Desember 2013

UNWIND Are u?



Penulis: Neal Shusterman 
Penerjemah: Mery Riansyah
No ISBN:  9789792298024
Halaman: 456
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 79.500


Hidup memang pilihan, tapi bagaimana rasanya jika hidup kita tergantung pada pilihan orang lain? Mereka yang menentukan apakah kita akan berusia hingga 18 tahun atau hanya sampai 13 tahun? Keahlian yang kita miliki juga merupakan faktor utama pertimbangan mereka.

Buku ini mengisahkan kondisi masyarakat setelah Perang Saudara Kedua atau Heartland War. Saat itu RUU kehidupan telah dinyatakan berlaku menjadi UU kehidupan. Salah satunya melarang aborsi.

... bahwa kehidupan manusia tak boleh dsentuh sejak masa pembuahan hingga seorang anak mencapai usia tiga belas tahun.
Namun, antara rentang usia tige belas tahun dan delapan belas, orangtua boleh memilih untuk secara retroaktif "menggugurkan" seorang anak...
... dengan syarat hidup anak tersebut tidak "secara teknis" berakhir.
Aborsi memang tetap dilarang, namun sebagai gantinya setiap orang tua bisa menandatangani surat perintah pemisahan raga bagi anak mereka yang berusia 13-18 tahun.  Dasar pemikirannya sederhana saja, buat apa susah-susah mengobati  organ tubuh yang sakit atau memberikan bagian tubuh imitasi jika bisa mendapatkan yang baru? Dari pada melakukan pembunuhan ala aborsi lebih baik mengasuh anak itu hingga usia 13 tahun, maksimal 18 tahun lalu kirim mereka ke Kamp Akumulasi untuk menjalani pemisahan raga. Harga yang ditawarkan juga lumayan menggoda. 


Tak heran jika banyak bayi yang ditemukan di teras rumah. Peraturan menyebutkan bahwa bayi yang ditemukan di teras rumah sebuah keluarga maka secara otomatis menjadi bayi keluarga tersebut.  Keluarga itu tidak bisa melakukan apa-apa hingga bayi tadi berusia minimal 13 tahun. Setelah 13 tahun keluarga itu bisa menandatangani surat perintah pemisahan raga.

Cara ini dianggap efisien dalam menanggulangi jumlah penduduk, aborsi serta masalah kesehatan. Dokter tidak perlu melakukan pengobatan pada sakit ginjal misalnya. Pasien tak perlu bersusah payah mencari donor. Cukup mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal  baru yang semula milik unwind. Produsen mata, kaki atau tangan palsu jelas tidak dibutuhkan. Buat apa memakai yang palsu jika bisa membeli yang asli. 

Sungguh kontras sebenarnya. Kondisi tersebut menyebabkan lebih banyak ahli bedah dari pada dokter. Jika tidak ada pemisahan raga maka akan banyak peneliti yang berusaha mencari cara guna mencegah dan mengobati suatu penyakit, bukannya dengan langsung mengganti dengan yang lain. Beberapa masalah memang terpecahkan, namun perkembangan dunia kesehatan seakan jalan di tempat. Buat apa meneliti obat jantung jika bisa mengganti yang baru tanpa susah payah. Apa gunanya salep mata jika bisa mendapatkan mata yang baru.

Jumlah penduduk akan berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah unwind. Berkurang disatu sisi namun memperpanjang usia mereka yang menerima bagian tubuh unwind. Pada suatu titik akan berimbang antara jumlah unwind dengan penerima.

Ternyata masalahnya tidak hanya soal aborsi. Keegoisan para orang tua juga berpengaruh pada nasib anak. Sindiran penuliskah? Salah satu kasus menyebutkan seorang anak menjadi unwind karena kedua orang tuanya yang bercerai memperebutkan hak asuh tanpa ada yang mau mengalah. Lebih beradsarkan ego dari pada kasih pada sang anak. Ketika akhirnya ada kesepakatan  justru malah menakutkan!Keduanya sepakat menandatangani surat perintahan 

Secara teknis, anak yang menjalani pemisahan raga tidak benar-benar meninggal. Bagian tubuh mereka menyebar dan menyatu dengan orang lain. Rasa penasaran saya terjawab dengan tuntas mengenai kondisi mereka yang menerima bagian tubuh dari orang lain. Walau tidak mengganggu, orang yang menerima bagian tubuh orang lain bisa merasakan, memiliki memori, bertindak serta berpikir seperti pemilik bagian tubuh itu. Porsinya memang tidak besar, tapi dibutuhkan kompromi dan pengertian dari lingkungan. Seseorang bisa saja mendadak berubah menjadi kepribaadian yang lain atau mendadak membicarakan kenangan  yang jelas-jelas tidak melibatkan sosoknya. Penulis dengan terampil memberikan contoh mengenai kondisi tidak menyenangkan bagi mereka yang menerima bagian tubuh atau organ orang lain sebanding dengan keuntungan yang  didapat.

Selama proses pemisahan raga, anak tersebut harus berada dalam kondisi terjaga. Betapa menyeramkannya! Memang rasa sakit sudah tidak ada, tapi walau bagaimana kita bisa merasakan ada yang berbeda saat kaki kanan dipotong, lalu ginjal tidak ada. Proses yang menyeramkan itu berlangsung selama tiga jam dengan dua belas dokter bedah, Sembilan asisten bedah dan empat orang perawat. Guna memahami kengerian yang dialami oleh seorang unwind, simak saja http://youtu.be/9snP  Dalam buku ini kisah proses mengerikan tersebut ada di halama 392-400
 
Dalam buku ini dikisahkan mengenai tiga orang anak yang menjadi unwind. Connor Lassiter, enam belas tahun si pembuat masalah. Orang tuanya menandatangani surat pemisahan raga lalu menyiapkan berlibur  sehari sesudahnya. Tanpa sengaja Connor menemukan tiket berlibur Thanksgiving ke kepulauan Bahama. Hanya tiket untuk orang tua dan adiknya. Penyelidikan lebih lanjut membuatnya menemukan salinan surat perintah pemisahan raga.

Risa Megan Ward lima belas tahun, anak yatim piatu yang harus dikirim ke kamp atas dasar efisiensi biaya. Keahlian yang dimilikinya adalah  bermain piano klasik, dianggap bukan sebuah keahlian yang layak untuk membuatnya mendapat "keringanan"

Levi Jedediah Calder tiga belas tahun, Sang Anak Persembahan. Orang tuanya berpendapat 1/10 dari bagian yang terbaik  yang mereka miliki harus dipersembahkan pada Tuhan. Karena ia adalah anak bungsu dan merupakan sosok yang paling dibanggakan maka ia dipilih untuk menjadi persembahan. Pesta perpisahannya sangat meriah. 

Jika Connor dan Risa melarikan diri karena menolak menjadai unwind, maka Lev sejak dahulu mempersiapkan diri menjadi unwind. Pertemuan tidak sengaja dengan keduanya membuat Lev memandang persembahan dirinya dengan cara yang berbeda

Sudah bisa diduga buku ini mengisahkan tentang bagaimana ketiganya bertahan hidup hingga usia delapan belas tahun. Waktu terasa lama saat kita berada dalam bahaya. Setiap saat mereka harus waspada. Tidak saja terhadap para agen rahasia yang mencari mereka, namun juga sesama unwind dan diri mereka sendiri. Butuh kekuatan mental dan phisik untuk mampu bertahan. Taka da yang tahu siapa kawan, siapa lawan.

Seperti lazimnya sebuah kebijakan, pasti ada pihak-pihak yang menentang. Dalam kisah ini juga ada pihak-pihak yang berusaha membantu  para unwind. Dengan alasan yang mulia, tindakan mereka bisa dibenarkan. Salah satu menyebutkan seandainya lebih banyak donor maka tak perlu ada unwind. Sungguh masuk akal.

Pembaca tidak hanya diajak mengikuti kisah ketiga tokoh utama berupaya untuk bertahan hidup, namun juga memahami banyak hal. Penulis sepertinya membuat kasha ini sebagai ejekan bagi masyarakat yang dengan mudahnya menghilangkan nyawa seseorang, melakukan aborsi atau menelantarkan buah hati mereka.

Setiap anak pasti menunggu dengan bahagia hari ulang tahunnya. Namun tidak pada kisah ini. Hari ulang tahun ke tiga belas sama saja stempel "kematian" bagi beberapa anak. Ulang tahun ke delapan belas seakan mendapat surat bebas hukuman mati.

Bagi saya ini, merupakan kisah yang paling menawan. Idenya memang gila tapi bisa diterima akal, terlepas urusan lainnya. Penulis sepertinya cukup berani membuat ide tersebut menjadi sebuah hal yang seakan-akan memang wajar berlaku pada suatu masa.

Kengerian saat mengalami pemisahan raga, semangat bertahan hidup, bersyukur ada yang membantu semuanya diuraikan dengan menawan. Pembaca bisa ikut merasakan bagaimana takutnya seorang anak saat raganya dipisahkan.  Bagaimana perasaan para pemain musik yang setiap hari harus mengiringi unwind berjalan menuju proses pemisahan raga. Seram dan menegangkan!

Seri karya Neal Shusterman yang lahir pada 12 November 1962 terdiri dari:
1. UnWind -2007
2. UnStrung -2012  (digital novella)
3. UnWholly -2012
4. UnSouled -2013
5. UnDivided - 2014


Tak perlu berkata banyak.
Buat saya ini termasuk kisah yang paling menawan di 2013
Baca, dan rasakan kengerian


Gambar dari: