Penulis: Feng Sue-feng
Halaman:86
Cetakan: 1957
Penerbit: Pustaka Bahasa Asing Peking
Rating 3/5
Kali ini aku hendak djuang muslihat.
Sebab aku ini serigala yang tjendekia.
Pertama aku hendak lutjuti sendjata si keparat,
Baru kubunuh dia nanti sampai binasa.
(Kisah Serigala dan Penebang Kaju)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar tentang dongeng fabel yang disampaikan secara lisan. Paling mudah, tentunya ingat kisah tentang kancil yang cerdik pandai.
Kisah fabel Feng Sue-feng muncul saat sensor oleh pihak penguasa saat itu, Kuomintang (Partai Nasionalis Tiongkok), sangat kuat. Ia terpaksa memakai perumpamaan serta kata-kata untuk mengisahkan tentang perbuatan kurang baik penguasa pada saat itu. Dengan adanya sensor, tentunya cara ini dianggap paling pas untuk menyuaran ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Secara garis besar, kisah dalam buku ini terbagi menjadi dua jenis. Pertama kisah yang bertujuan untuk membangkitkan semangat serta membimbing rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan, kebebasan dan menciptakan kehidupan bermasyrakat yang lebih baik.
ada Kata Pengantar, disebutkan bahwa kisah Kera dan Majat dibuat guna mmbuka takbir kepalsuan kaum reaksioner Kuomintang yang mencoba menutupi keburukan pemerintah. Namun upaya untuk menutupi keburukna tersebut justru makin memperjelas keburukan yang ada.
Selanjutnya bertujuan untuk membuka kedok musuh. Maksudnya untuk menceritakan hal-hal buruk yang dilakukan oleh penguasa bobrok saat itu. Kisahnya mengandung sindiran terhadap keserakahan, keganasan dan kebodohan penguasa.
Pada Kata Pengantar, disebutkan bahwa kisah Kera dan Majat dibuat guna mmbuka takbir kepalsuan kaum reaksioner Kuomintang yang mencoba menutupi keburukan pemerintah. Namun upaya untuk menutupi keburukna tersebut justru makin memperjelas keburukan yang ada.
Terdapat lebih dari tiga puluh kisah ada dalam buku ini. Dimulai dari Mega Pagi, Garuda dan Padang pasir, Serigala Menjangkal, Burung Gagak Jang Aneh, Beruang dan Margasatwa2 Lain, Kera dan Majat, Burung dan Apel Magang dan seterusnya hingga diakhiri dengan kisah Induk Radjawali dan Anaknja.
Kisah yang ada secara garis besar juga tidak terlalu panjang, paling hanya menghabiskan 1-2 halaman. Meski demikian, makna pesan yang disampaikan bisa langsung pahami oleh pembaca. Dengan membacanya, terlihat sekali bagaimana kepiawian sang menulis untuk bermain kata-kata. Sebuah kisah pendek, ternyata mengandung banyak mana. Jika dicermati, tanpa bermaksud memojokan pihak mana pun, beberapa kisah masih relevan dengan kondisi saat ini.
Oh ya, buku yang saya baca ini masih mempergunakan ejaan lawas, dimana "tj" dibaca "c", "j" adalah "y", "oe" untuk "u" dan lainnya. Meski begitu tidak membuat kenikmatan kisah menjadi berkurang. masih bisa dipahami dengan mudah.
Kisah Ular dan Kelintji di halaman 42 memberikan pesan bahwa dalam sebuah negara, harus jelas siapa yang bertugas membuat peraturan serta siapa yang mengawasi jalannya peraturan. Jangan sampai si pembuat peraturan juga bersikap sebagai pelanggar dan bertindak untuk mengawasi jalannya peraturan. Bisa kacau badai jadinya.
Kadang dalam kehidupan, unsur sentimental alias hal-hal yang menyentuh perasaan harus disingkirkan, jika tidak bisa membuat orang lain dan diri sendiri celaka. Hal ini terungkap dalam kisah Induk Sapi dan Anaknja. Disebutkan karena tidak ingin berpisah dari sang ibu, si anak sapi menolak untuk bermain di padang rumput dan memilih selalu berada di dekatnya. Namun hal ini malah membuat sang ibu tidak bisa membajak sawah dengan benar karena harus menjaga sang anak dalam waktu bersamaan. Akibatnya ia sering mendapat cambuk dari pak tani yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya.
Kisah Serigala dan Penebang Kaju disajikan dengan agak berbeda. Bukannya dibuat dengan uraian kalimat, kisah malah dibuat dengan mengutamakan sadjak yang dibuat oleh serigala dan lagu yang dinyanyikan oleh si penebang kayu. Seakan saling menjatuhkan mental yang lainnya. Pesan moral yang ada diakhir kisah tertulis, "Membuka kedok muslihat musuh berarti memberi pukulan kepada muslihat itu." Betul juga.
Fabel merupakan cerita tentang kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Tentunya ini merupakan kisah fiksi, karena binatang yang menjadi tokoh dalam cerita dibuat memiliki karakter seperti manusia. Ada karakter baik seperti sopan, suka berbagi, pintar, senang bersahabat dan lain sebagainya. Tentunya juga ada karakter yang kurang baik seperti sombong, culas, suka menipu, iri hati dan sebagainya.
Sementara itu, dalam sebuah fabel terdapat struktur teks yang berguna untuk membangun kisah. Struktur tersebut adalah orientasi (berupa pengenalan dari cerita fabel seperti pengenalan background, pengenalan tokoh, maupun latar tempat dan waktu), komplikasi (merupakan puncak permasalahan yang dialami tokoh), resolusi (berisi pemecahan masalah yang dialami tokoh), serta koda (merupakan penutup yang biasanya berisi pesan moral dari kisah tersebut).
Agak penasaran dengan kalimat, "Tjukilan kaju oleh Huang Juang-ji" yang tercetak sebelum daftar isi. Apakah maksudnya ilustrasi atau hal lain. Ternyata saya menemukan maknanya di sini. Mungkin tidak tepat sama tapi minimal mendekati. Sebuah teknis grafis kuno yang mampu menghasilkan karya indah.
Sang penulis, Feng Sue-feng lahir pada tahun 1903 di Kabupaten Jiwu. Pada tahun 1921-1922, saat masih bersekolah ia sudah mulai menggubah puisi moderen dan diterbitkan bersama dengan puisi teman-temannya. Antara tahun 1926-1932 ia memperkenalkan sastra soviet dan teori Marxis-Leninis tentang seni sastra pada rakyat. Menarik.
Halaman:86
Cetakan: 1957
Penerbit: Pustaka Bahasa Asing Peking
Rating 3/5
Kali ini aku hendak djuang muslihat.
Sebab aku ini serigala yang tjendekia.
Pertama aku hendak lutjuti sendjata si keparat,
Baru kubunuh dia nanti sampai binasa.
(Kisah Serigala dan Penebang Kaju)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar tentang dongeng fabel yang disampaikan secara lisan. Paling mudah, tentunya ingat kisah tentang kancil yang cerdik pandai.
Kisah fabel Feng Sue-feng muncul saat sensor oleh pihak penguasa saat itu, Kuomintang (Partai Nasionalis Tiongkok), sangat kuat. Ia terpaksa memakai perumpamaan serta kata-kata untuk mengisahkan tentang perbuatan kurang baik penguasa pada saat itu. Dengan adanya sensor, tentunya cara ini dianggap paling pas untuk menyuaran ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Secara garis besar, kisah dalam buku ini terbagi menjadi dua jenis. Pertama kisah yang bertujuan untuk membangkitkan semangat serta membimbing rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan, kebebasan dan menciptakan kehidupan bermasyrakat yang lebih baik.
ada Kata Pengantar, disebutkan bahwa kisah Kera dan Majat dibuat guna mmbuka takbir kepalsuan kaum reaksioner Kuomintang yang mencoba menutupi keburukan pemerintah. Namun upaya untuk menutupi keburukna tersebut justru makin memperjelas keburukan yang ada.
Selanjutnya bertujuan untuk membuka kedok musuh. Maksudnya untuk menceritakan hal-hal buruk yang dilakukan oleh penguasa bobrok saat itu. Kisahnya mengandung sindiran terhadap keserakahan, keganasan dan kebodohan penguasa.
Pada Kata Pengantar, disebutkan bahwa kisah Kera dan Majat dibuat guna mmbuka takbir kepalsuan kaum reaksioner Kuomintang yang mencoba menutupi keburukan pemerintah. Namun upaya untuk menutupi keburukna tersebut justru makin memperjelas keburukan yang ada.
Terdapat lebih dari tiga puluh kisah ada dalam buku ini. Dimulai dari Mega Pagi, Garuda dan Padang pasir, Serigala Menjangkal, Burung Gagak Jang Aneh, Beruang dan Margasatwa2 Lain, Kera dan Majat, Burung dan Apel Magang dan seterusnya hingga diakhiri dengan kisah Induk Radjawali dan Anaknja.
Kisah yang ada secara garis besar juga tidak terlalu panjang, paling hanya menghabiskan 1-2 halaman. Meski demikian, makna pesan yang disampaikan bisa langsung pahami oleh pembaca. Dengan membacanya, terlihat sekali bagaimana kepiawian sang menulis untuk bermain kata-kata. Sebuah kisah pendek, ternyata mengandung banyak mana. Jika dicermati, tanpa bermaksud memojokan pihak mana pun, beberapa kisah masih relevan dengan kondisi saat ini.
Oh ya, buku yang saya baca ini masih mempergunakan ejaan lawas, dimana "tj" dibaca "c", "j" adalah "y", "oe" untuk "u" dan lainnya. Meski begitu tidak membuat kenikmatan kisah menjadi berkurang. masih bisa dipahami dengan mudah.
Kisah Ular dan Kelintji di halaman 42 memberikan pesan bahwa dalam sebuah negara, harus jelas siapa yang bertugas membuat peraturan serta siapa yang mengawasi jalannya peraturan. Jangan sampai si pembuat peraturan juga bersikap sebagai pelanggar dan bertindak untuk mengawasi jalannya peraturan. Bisa kacau badai jadinya.
Kadang dalam kehidupan, unsur sentimental alias hal-hal yang menyentuh perasaan harus disingkirkan, jika tidak bisa membuat orang lain dan diri sendiri celaka. Hal ini terungkap dalam kisah Induk Sapi dan Anaknja. Disebutkan karena tidak ingin berpisah dari sang ibu, si anak sapi menolak untuk bermain di padang rumput dan memilih selalu berada di dekatnya. Namun hal ini malah membuat sang ibu tidak bisa membajak sawah dengan benar karena harus menjaga sang anak dalam waktu bersamaan. Akibatnya ia sering mendapat cambuk dari pak tani yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya.
Kisah Serigala dan Penebang Kaju disajikan dengan agak berbeda. Bukannya dibuat dengan uraian kalimat, kisah malah dibuat dengan mengutamakan sadjak yang dibuat oleh serigala dan lagu yang dinyanyikan oleh si penebang kayu. Seakan saling menjatuhkan mental yang lainnya. Pesan moral yang ada diakhir kisah tertulis, "Membuka kedok muslihat musuh berarti memberi pukulan kepada muslihat itu." Betul juga.
Fabel merupakan cerita tentang kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Tentunya ini merupakan kisah fiksi, karena binatang yang menjadi tokoh dalam cerita dibuat memiliki karakter seperti manusia. Ada karakter baik seperti sopan, suka berbagi, pintar, senang bersahabat dan lain sebagainya. Tentunya juga ada karakter yang kurang baik seperti sombong, culas, suka menipu, iri hati dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang bisa dianggap sebagai ciri sebuah
fabel. Jika sebuah karya mengandung unsur tersebut maka bisa dikatakan itu
merupakan kisah fabel. Ciri tersebut adalah;
2. Hewan yang menjadi tokoh utama dapat bertingkah
menyerupai manusia serta ada penggambaran unsur moral serta karakter menyerupai
manusia.
3. Menggunakan setting alam
sebagai latar belakang serta lokasi kisah.
Sementara itu, dalam sebuah fabel terdapat struktur teks yang berguna untuk membangun kisah. Struktur tersebut adalah orientasi (berupa pengenalan dari cerita fabel seperti pengenalan background, pengenalan tokoh, maupun latar tempat dan waktu), komplikasi (merupakan puncak permasalahan yang dialami tokoh), resolusi (berisi pemecahan masalah yang dialami tokoh), serta koda (merupakan penutup yang biasanya berisi pesan moral dari kisah tersebut).
Agak penasaran dengan kalimat, "Tjukilan kaju oleh Huang Juang-ji" yang tercetak sebelum daftar isi. Apakah maksudnya ilustrasi atau hal lain. Ternyata saya menemukan maknanya di sini. Mungkin tidak tepat sama tapi minimal mendekati. Sebuah teknis grafis kuno yang mampu menghasilkan karya indah.
Sang penulis, Feng Sue-feng lahir pada tahun 1903 di Kabupaten Jiwu. Pada tahun 1921-1922, saat masih bersekolah ia sudah mulai menggubah puisi moderen dan diterbitkan bersama dengan puisi teman-temannya. Antara tahun 1926-1932 ia memperkenalkan sastra soviet dan teori Marxis-Leninis tentang seni sastra pada rakyat. Menarik.
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau