ISBN-13: 978-1844037872
Halaman: 160
Cetakan: Pertama-2014
Penerbit: Cassell
Rating: 4/5
Untung akhirnya jadi membeli buku ini ^_^
Berdasarkan pengalaman, jika saya tertarik tapi ragu maka untuk sementara tetap memasukan buku ini dalam keranjang belanjaan. Saat akan membayar, biasanya saya melakukan pengecekan ulang, jika buku ini masih menggoda maka bayar. Jika tidak, letakkan di tempat yang disediakan untuk buku yang batal dibeli. Biasanya saya taruh dekat kasir.
Bisa dikatakan ini adalah buku tentang buku. Berbagai hal unik dan lucu seputar pengarang dan buku diuraikan dengan cara yang tak kalah unik. Namanya juga infografic tentunya dibuat dengan tujuan untuk memudahkan membaca data.
Sebelum lupa, infographic atau infografis dalam bahasa Indonesia, merupakan singkatan dari information dan graphics (yang ini pastinya bahasa Inggris). Merupakan penyajian data dalam bentuk visualisasi sehingga pembaca bisa memahami dengan cepat dan mudah tanpa menghilangkan unsur akurat.
Tertera mengenai buku klasik atau rare book yang paling mahal. Ternyata buku The Codex Leicester oleh Leonardo da Vinci dengan angka fantastis $30.8 M pada tahun 1994. Buku ini mahal bukan karena nama penulisnya, namun juga karena merupakan buku dengan tulisan tangan. Sama seperti buku karangan JKR yang mahal karena dibuat terbatas.
Kalimat berikut membuat saya tersenyum sendiri, "Books get stolen from libraries-where you can take them away for free-and bookshop every year. What gets stolen varies from city to city, place to place. but the libraries all seem to suffer from thieves with the same desires." Keinginan kuat untuk membaca dan memiliki sebuah buku memang sanggup membuat seseorang berbuat hal nekat. Para penggila buku pasti bisa memahami perasaan para pencuri buku meski tidak menyetujuinya. Ternyata Harry Potter, Charlie And The Chocolate Factory, serta karya-karya Stephen King menjadi incaran pencuri.
Ada Little Women!
Sebagai kolektor buku Little Women, tentunya saya akan sangat gembira menemukan satu kalimat saja mengenai Little Women. Pada halaman 68 disebutkan tentang karya seorang penulis yang tetap ada meski penulisnya sudah tiada. Karakter para tokoh masih tetap ada, beberapa bahkan ditulis ulang.
Dibedakan berdasarkan no. of tittles, posthumously serta by other authoer +related. Untuk LW ratio living:dead adalah 1:5.25, untuk The Wonderful Wizard of Oz adalah 1:1,1, sedangkan Little House On The Praire adalah 1:6,4 sepertinya yang paling tinggi diantara yang lain.
Bagian yang memuat beberapa buku yang dilarang serta negara di mana buku tersebut dilarang membuat saya makin memahami perasaan gembira pengunjung luar di kantor saya yang khusus datang untuk membaca dan melihat buku HP. Banyak alasan untuk menolak keberadaan sebuah buku, tapi penggila buku pasti menemukan jalannya sendiri.
Disebutkan juga hasil survei dari The NOP World Culture Score Index terhadap 30.000 orang di seluruh dunia mengenai berapa jam waktu yang mereka habiskan untuk membaca dan berada di balik komputer termasuk untuk kerja, dalam kurun waktu seminggu. Secara global hasilnya adalah 6.5 membaca dan 8.9 di komputer. Untuk Indonesia mendapat hasil 7.7 di komputer serta 6 untuk membaca. Lumayanlah.
Oh ya, ada tentang Mahabharata dan Ramayana juga lho. Kedua kisah ini juga mendapat perhatian dari dunia luar secara luas. Gambar dan bagan yang ada membuat pembaca bisa mengetahui kurang lebih apa isi kisah tanpa harus membacanya. Pembaca bisa langsung mengetahui siapa tokoh jahat dan mana tokoh baik berdasarkan bagan tersebut. Bisa dikatakan semacam sinopsis dengan cara unik.
Pada beberapa bagian, dengan tata letak yang menawan justru berakibat data yang disajikan menjadi sulit terbaca. Ternyata unsur keindahan juga bisa membuat membaca data menjadi hal yang sulit. Dilihat indah memang, dibaca susah. Sebagai contoh pada halaman 70-71 Portal To Another World, serta halaman 54-55 Duck or Seagull?.
Namanya juga berkhayal, andai buku ini dijadikan sebagai bahan mengajar di kelas bahasa tentunya akan sangat menyenangkan, dimana para siswa bisa aktif mendiskusikan isi buku. Misalnya, bagian yang menyebutkan mengenai Austen VS Bronte diubah menjadi nama penulis lokal tanah air, membahas karya penulis lokal yang sudah diadaptasi menjadi film, menemukan berapa banyak tokoh dengan kriteria tertentu dari penulis lokal. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan sehingga belajar menjadi menyenangkan.
Benar-benar sesuai dengan tujuan pembuatannya, membuat informasi seputar dunia buku bisa dipahami dengan lebih mudah dan menghemat waktu. Keren! Semoga kelak bisa menemukan versi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar