Saat melihat penawaran buku ini saya teringat akan kisah Marco Polo yang pernah saya baca saat SD, juga versi film yang pernah saya tonton.
Atas dasar ingin mengenang masa lalu (jieee) maka buku ini segera dipesan via Dion Yulianto. Ternyata dan dua buku yang mengusung tema Marco Polo.
Marco Polo: Perjalanan Menyinggahi Kalimantan & Sumatera
Atas dasar ingin mengenang masa lalu (jieee) maka buku ini segera dipesan via Dion Yulianto. Ternyata dan dua buku yang mengusung tema Marco Polo.
Marco Polo: Perjalanan Menyinggahi Kalimantan & Sumatera
Penerjemah: Ary Kristanti
Editor bahasa: Dian Vita
Desain sampul: Hari Sulistiawan
Penata Teks: Andy Firawan
Pemeriksa aksara: Dianvee
ISBN: 9789792593709
Halaman: 144
Cetakan: Pertama- Juni 2009
Cetakan: Pertama- Juni 2009
Penerbit:Selasar Surabaya Publising
Saya memang bukan penyuka sejarah, tapi siapa yang tidak tertarik saat
melihat sebuah untuk membaca sebuah buku
yang mencantumkan dua kata yang kita ketahui sebagai daerah yang berada di
wilayah negara kita.
Ternyata pembahasannya sangat minim. Pulau Jawa Besar atau
Kalimantan saat ini, dibahas pada halaman 81-82. Sementara Pulau Jawa Kecil, Sumatera sekarang, di halaman 85-86.
Di beberapa bagian sempat disebutkan tentang pulau yang menyediakan banyak
rempah.
Semula saya agak bingung, mana bagian yang mengulas tentang Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Untungnya di halaman paling belakang tercantum catatan beberapa nama tempat pada naskah yang
bersesuain dengan nama moderennya. Misalnya Tholomon menjadi Thailand sekarang,
Zipangu menjadi Jepang, Persia menjadi Iran. Sekedar usul, ada baiknya jika hal ini malah berada di bagian awal buku, sehingga saat menikmat buku para pembaca bisa mendapat gambaran mengenai daerah atau negara yang dimaksud dalam buku.
Untuk urusan tata letak, saya menemukan halaman yang dipasang terbalik dengan susunan yang morat-mari pada halaman 116-126. Pantas uraiannya menjadi tidak nyambung.
Penerjemah: Dian Vita Ellyati
Editor bahasa: Sandiantoro
Desain sampul: Hari Sulistiawan
Penata Teks: Andy Firawan
Pemeriksa aksara: Agus AHA
ISBN9789792593624
Halaman: 134
Cetakan: Pertama- April 2009
Cetakan: Pertama- April 2009
Penerbit:Selasar Surabaya Publising
Membaca buku ini membuat saya menduga buku ini sepertinya bagian dari
sebuah seri tentang perjalanan Marco Polo, hal ini dikarenakan ada Epilog di bagian belakang buku ini. Entah memang hanya ada dua buku ini atau ada buku lainnya.
Kemudian ada uraian tentang
sosok Marco Polo dibagian akhir buku. Sayangnya pada buku ini saya tidak menemukan daftar kesesuain nama seperti buku yang pertama. Sehingga agak susah juga saya membayangkan apa nama Hormuz saat ini.
Gaya uraiannya masih sama seperti buku sebelumnya. Entah kenapa, saya justru merasa sang penulis seakan menguraikan keleganya sudah menyelesaikan buku ini. Seolah-olah menulisnya menjadi sebuah beban bukan sebuah kesenangan jiwa.
Kelebihannya dibanding buku satunya terletak pada ilustrasi. Pada buku ini terdapat beberapa ilustrasi yang sesuai dengan uraian. Dan jumlahnya lebih banyak ketimbang buku satunya.
Kedua buku ini lebih cocok dijadikan referensi untuk membuat review (bagi saya) dari pada dijadikan bacaan ringan menghibur. *Ikut tarik napas legas sudah selesai membaca keduanya-ngurangin timbunan*
Gaya uraiannya masih sama seperti buku sebelumnya. Entah kenapa, saya justru merasa sang penulis seakan menguraikan keleganya sudah menyelesaikan buku ini. Seolah-olah menulisnya menjadi sebuah beban bukan sebuah kesenangan jiwa.
Kelebihannya dibanding buku satunya terletak pada ilustrasi. Pada buku ini terdapat beberapa ilustrasi yang sesuai dengan uraian. Dan jumlahnya lebih banyak ketimbang buku satunya.
Kedua buku ini lebih cocok dijadikan referensi untuk membuat review (bagi saya) dari pada dijadikan bacaan ringan menghibur. *Ikut tarik napas legas sudah selesai membaca keduanya-ngurangin timbunan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar