Penulis: Edi Dimyati
Kover: Museum Geologi
Foto kover: Edi Dimyati
Desain Kover: Freska Paramita
Desain dan tata letak isi: Freska Paramita
ISBN: 9786020309897
Halaman:230
Cetakan: 1-2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 88.000
Edan!
Benar-benar Nekat!
Saya tidak punya kata-kata yang pas untuk menggambarkan sosok penulis buku ini, Edi Dimyati. Sejak buku pertama tentang museum yang dibuatnya keluar, saya selalu menantikan kegilaan apa lagi yang dilakukannya. Kegilaan kreatif-nya menghasilkan buku-buku pengetahuan yang membuat berkunjung ke museum memiliki makna berbeda. Hanya karena kesibukan membuat saya jarang ke toko buku hingga nyaris terlewat buku-buku karangannya.
Melalui buku karya Edi, berkunjung ke museum berarti menambah ilmu, belajar dengan cara menyenangkan, mencari informasi akurat dengan cara yang menggembirakan, bahkan bisa mendapat ide untuk melakukan inovasi-inovasi yang menggemparkan. Dengan berkunjung ke museum bersama keluarga, ikatan kekeluargaan kian terbentuk. Bersama teman membuat kunjungan ke museum menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat selain dari urusan foto-foto atau sekedar kewajiban membuat laporan hasil kunjungan.
Museum menjadi sesuatu yang berbeda jika kita melihatnya melalui mata seorang petualang, Edi. Itu juga yang membuat saya, yang bukan menggemar sejarah sangat gembira ketika disodori buku ini. Mungkin baru beberapa yang saya kunjungi, tapi setidaknya saya bisa memberikan rekomendasi salah satu tempat rekreasi keluarga yang murah meriah tapi bermanfaat tinggi.
Menilik judulnya, sudah pasti buku kali ini memberikan informasi mengenai museum-museum yang ada di Jawa Barat dan Banten. Terbagi menjadi lima bagian museum berdasarkan koleksi ditambah dengan semacam pengantar dan data tambahan. Kelima bagian tersebut adalah Flora & Fauna, Iptek, Militer, Politik, Sejarah, Seni & Budaya. Ada bagian yang memuat empat museum seperti Flora dan Fauna, ada juga yang hanya dua museum. Untuk Sejarah serta Seni & Budaya terdapat masing-masing tujuh buah museum, jumlah yang paling banyak dibanding yang lain.
Lokasi museum-museum tersebut tersebar di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten. Ada Bandung, Bogor, Tangerang, Serang, Cirebon, Kerawang, Majalengka, Kuningan, Sukabumi, Cianjur, Sumedang, Garut, Ciamis, serta Tasikmalaya. Guna memudahkan mengetahui ada museum apa di sebuah kota, pembaca bisa melihat pada Peta Museum di Jawa Barat + Banten yang ada di halaman 12-13.
Pada Daftar isi untuk halaman sengaja diberi warna latar yang berbeda tiap bagian, hal ini memudahkan pembaca jika ingin mencari halaman yang mengulas tentang sebuah museum. Misalnya untuk Iptek angka yang menandakan halaman diberi warna latar biru, warna favorit saya. Jika pembaca sudah selesai membaca tentang museum iptek lalu ingin membaca tentang museum yang tidak terkait Iptek cukup melihat angka yang diberi latar bukan warna biru. Warna kuning misalnya untuk Seni & Budaya.
Siapa yang tidak tahu nyamuk, binatang yang sering bersliweran sebagai bintang eh binatang iklan ini ternyata ada museumnya. Keren juga ternyata nyamuk.
Museum Nyamuk berlokasi di jalan Raya Pangandaran Km 3 Ciamis, tepatnya di belakang Loka Penelitian dan Pengembangan pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2 Ciamis). Sebagai penanda museum, terdapat riplika besar nyamuk di depan museum. Tidak dipungut biaya masuk alias gratis jika berkunjung.
Museum Nyamuk memajang koleksi nyamuk dari seluruh dunia, serta alat-alat penelitian. Ada juga taman asri yang berisi aneka macam tamanan yang tidak disukai nyamuk. Bukan itu saja, di Museum Nyamuk juga tersedia aneka paket wisata ilmiah yang bisa dipilih. Ada Paket Singkat dan Menengah yang bisa dipilih wisatwan serta Paket Panjang yang bisanya dipilih para peneliti.
Kalau Hari Nyamuk Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Agustus siapa yang sudah tahu? saya jadi tahu karena membaca buku ini.
Pernah dengar kalimat, "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah" Kalimat singkat yang membuat kita teringat akan pegadaian. Ternyata ada juga Museum Pegadaian. Letaknya di Gedung Pegadaian Sukabumi, Jalan Pelabuhan II, Sukabumi.
Semula museum tersebut adalah rumah dinas kepala pegadaian sebelum beralih fungsi sebagai museum.
Pengunjung tanpanya jarang ada yang mampir. Mungkin karena koleksi yang ditampilkan tidak seperti museum lainnya. Koleksi museum ini cenderung sederhana meski berusia seabad. Namun, museum ini merupakan tempat yang tepat disambangi jika kita ingin mendapat informasi mengenai perkembangan pegadaian di tanah air.
Sebuah museum berada di tempat yang cukup unik, di tengah pasar. Museum Benteng Heritage berada di Jalan Cilame no 18-20 Pasar Lama, Banten, Tangerang. Dari stasiun kereta api berjalan sesaat lalu melewati klenteng Boen Tek Bio sampailah kita di lokasi.
Udaya Halim sang pendiri museum ingin mengabadikan asimilasi budaya yang dibawa oleh pendatang dari Tiongkok, kemudian melekat dalam kehidupan sehari-hari orang pribumi. Sebuah niat baik yang patut ditiru dan diberi acungan jempol.
Pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 10.000 untuk pelajar, Rp 15.000 untuk mahasiswa. Sementara untuk masyarakat umum dikenakan biaya Rp 20.000, turis asing sebesar Rp 50.000. Biaya yang relatif murah untuk mendapat pengetahuan seputar kota Tangerang serta budaya Tionghoa peranakan di Tangerang. Tentunya juga segala sesuatu terkait museum tersebut.
Jika ada yang ingin mengetahui tentang Museum Benteng Heritage silahkan berkunjung ke www.bentengheritage.com.
Masih banyak museum yang menarik dalam buku ini. Misalnya tentang Museum Karya Pustaka, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum Talagamanggung dan lainnya. Silahkan beli buku dan baca. Bisa dipastikan Anda akan merasa mendapat tambahan ilmu dengan cara yang unik dan menyenangkan.
Informasi penting seperti alamat, nomer telepon, jam buka, biaya masuk jika ada bisa kita temukan dalam buku ini. Dengan demikian saat kita merancang acara luburan ke museum bisa diperkirakan waktu serta biaya yang dihabiskan. Kemungkinan mendatangi beberapa lokasi sekaligus.
Kebun Raya Bogor merupakan tempat yang tepat jika ingin mendatangi beberapa museum sekali jalan. Museum Biji & Herbarium sert Museum Zoologi berada di dalam Kebun Raya Bogor. Di seberangnya terdapat Museum Tanah. Museum PETA berada tak jauh dari Kebun Raya Bogor, tepatnya Jalan Jend. Sudirman 35 Bogor.
Saya paling suka melihat warna-warni pada lembar kedua. Mata langsung terbuka lebar, lembar-lembar selanjutnya jadi ikut ketularan bernuansa ceria.
Pada gambar kita mendapati keterangan terkait gambar tersebut. Sayangnya kadang tulisan keteranagn tersebut berada di tempat yang kurang pas. Belum lagi huruf yang dipergunakan juga kecil hingga membutuhkan ekstra tenaga untuk membacanya.
Ada baiknya buku ini, juga buku tentang museum lainnya diterjemahkan dalam bahasa asing lalu diedarkan di luar negeri. Gunanya untuk menarik minat wisatawan. Beberapa negara justru dikunjungi wisatawan karena museumnya. Kenapa tidak kita buat mereka berkunjung ke museum di tanah air.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa. Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan langsung DKI Jakarta. Provinsi Banten merupakan pemekaran Jawa barat di bagian barat pada tahun 2000
Penasaran saya,sehabis ini apa lagi yang dibuat Edi.
Menyusun daftar museum di luar pulau Jawa, membuat daftar bandara di seluruh tanah air, atau membuat daftar koran. Pastinya sesuatu yang luar biasa serta bermanfaat bagi orang banyak.
Sekedar usul, sudah saatnya Edi merangkul banyak pihak untuk membuat buku sejenis. Misalnya ingin membuat data museum di Kalimantan. Cari pendukung untuk urusan transportasi, baik penerbangan maupun jalan darat. Hubungi beberapa pengelola pariwisata, ajak bekerjama dalam hal penginapan, paket berkunjung ke museum dan lainnya. Jika perlu hubungi pihak-pihak yang terkait dalam urusan pariwisata di negeri ini. Siapa tahu ada bantuan dana operasional yang bisa diterima untuk membuat buku ini. Sebagai imbal balik, bisa diberikan ucapan terima kasih dalam bentuk penyebutan nama di buku, pemasangan iklan dan sebagainya.
Beberapa teman penyuka buku pasti bersedia membantu jika dibutuhkan. Dengan demikian Edi bisa mendapatkan bantuan profesional untuk urusan riset. Riset tentang kota Bandung sebagai contoh, bisa meminta bantuan Tanzil Hernadi. Untuk kota Semarang ada Pra. Keduanya memiliki koleksi buku yang cukup lengkap tentang kota masing-masing
Jika buku ini bisa disediakan secara gratis, tentunya akan lebih banyak yang bisa membaca dan mendapat pengetahuan ilmu. Selain museum bisa berkembang karena banyak yang berkunjung, pariwisata juga ikut merasakan dampak positifnya.
Semoga terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar