Judul asli : Boy Sherlock #2 : Death in The Air
Penulis : Shane Peacock
ISBN : 9786028579926
Halaman : 368
Penerbit: Qanita
Bungkam…. aku
Sherlock sepertinya punya aura yang mengundang kejahatan terjadi. Untuk kesekian kalinya ia KEBETULAN berada di lokasi kejadian terjadi sebuah kejahatan. Bagi banyak orang, Monsieur Mercure sang bintang trapeze meregang nyawa akibat kecelakaan saat menjalankan aksinya. Tidak bagi Sherlock yang mencium aroma pembunuhan.
Sherlock mulai mengurai benang kusut berdasarkan hasil pengamatannya. Sosok Dr, Watson belum terlihat dalam buku ini. Tapi kita sudah berkenalan dengan Dr. Bell seorang ahli kimia. Pada kesempatan kali ini, dikisahkan bagaimana Sherlock mendapat banyak pengetahuan seputar ilmu kimia yang kelak sangat berguna bagi perkembangan penyelidikannya. Selain itu, ia juga mendapat tambahan ilmu bertinju yang terbukti berguna saat ia melakukan penyelidikan di daerah berbahaya.
Sherlock melakukan penyelidikan tidak hanya karena ingin memuaskan rasa keingintahuannya. Tapi juga karena kebutuhan akan uang hadiah yang ditawarkan oleh Kepolisian. Suatu hal yang jarang disebut di buku-buku lainnya. Terlihat sekali bahwa uang hadiah sebesar 500 pound menjadi pemicu kerja sel-sel kelabu Sherlock.
Jika dibuku sebelumnya Sherlock mendapat bantuan dari burung gagak, maka kali ini yang membantunya adalah tikus. Banyak tikus yang berlari- melalui jalan-jalan gelap London. Tikus bisa disebut juga merupakan nama panggilan yang Sherlock berikan bagi para penjahat. Kata itu terutama sekali digunakan saat ia sedang berbicara dengan Irine
Dibandingkan dengan buku pertama, nuansa dalam buku ini tidak sesuram buku pertama. Memang masih terasa kepedihan Sherlock sepeninggal ibunya. Tapi sosoknya digambarkan lebih tegar dan kuat, terutama dalam upaya menenuhi janji pada ibunda tercinta. Untuk seseorang yang disebut berusia tiga belas tahun, bagi saya sosok Sherlock justru terlihat terlalu dewasa.
Sherlock tidak saja harus berurusan dengan penjahat berbahaya, ia juga harus berhadapan dengan Malefactor penguasa jalanan. Kemampuan beradaptasi serta kesabarannya kian diuji terutama sekali karena ada sosok Irene Doyle diantara dirinya dan Malefactor. Apakah akan ada kisah cinta segitiga? Kita tunggu saja.
Sudah banyak penulis yang membuat kisah mengenai Sherlock. Ada yang menceritakan Sherlock dengan anak gadis, dengan bocah jalanan bahkan dibuat dengan menyesuaikan situasi saat ini. Buat saya pribadi, Shane Peacock mampu menyuguhkan sosok Sherlock dengan ciri khusus tapi tidak meninggalkan ciri utamanya. Saya seakan-akan bertemu dengan sosok Sherlock karangan Sir Arthur Conan Doyle dalam usia yang lebih muda. Benang merahnya lebih terasa dibandingkan dengan yang lain.
Beberapa kata yang popular seperti, “ Membaca itu, Anak Muda, sungguh suatu sensasi.” Serta “Dua kepala lebih baik daripada satu kepala,” Juga muncul di dalam buku ini. Masuk akal jika penulis membuat sosok yang ada dalam kisah ini sebagai orang pertama yang mengungkapkan kalimat tersebut.
Seri Boy Sherlock Holmes sejauh ini terdiri dari 4 buku, yaitu:
1. Eye of the Crow (2007)
2. Death in the Air (2008)
3. Vanishing Girl (2009)
4.The Secret Fiend (2010)
Kisah ini mendapat penghargaan antara lain:
2. Canadian Library AssociationChildren’s Book of the Year shortlist
3. Violet Downey Award shortlist (for best book for children in Canada in the English Language)
4. Silver Birch Award, Ontario Readers’ Choice, Shortlist 2010
5. Manitoba Young Readers Children’s Choice Award shortlist
6. Junior Library Guild of America Premier Selection
7. Mystery News Books of the Year 2008, Top Ten
8. Ontario Library Association Best Bets for 2008, Top Ten
9. Resources Links Best Books for 2008, Fiction, Grades 7-12
Jangan lupa menyambangi http://221bakerstreet.org serta http://www.theboysherlockholmes.com
Informasi seputar trapeze bisa diintip di http://en.wikipedia.org/wiki/Trapeze
misteri selalu jadi misteri. tapi sangat menarik seklai.
BalasHapus