Barokah Ruziati
ISBN: 9786020659459
Halaman:440
Cetakan: Pertama-8 April 2022
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 107.000
Rating: 3.25/5
Kita berada di bisnis yang sama, bisa dibilang begitu. Kau Memecahkan kejahatan untuk mengurung orang. Aku memecahkan kejahatan untuk membebaskan orang.
-The Guardians-Para Pelindung, hal 293-
Kisah ini dbuka dengan sosok Duke Russell, 38 tahun, yang sedang bersiap menikmati makan terakhir ketika ia mendapat informasi perihal penangguhan hukuman matinya. Sang pengacara, Cullen Post, mengaturnya menikmati santapan lezat tersebut sebelum akhirnya pihak penjara juga mendapat informasi.
Selama empat tahun Post berjuang membuktikan Duke tidak bersalah atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita bernama Emily Broone. Duke memang memiliki catatan kejahatan tapi tidak ada perihal kekerasan. Ia adalah korban salah tangkap, sementara penjahat sesungguhnya masih bebas berkeliaran di luar sana.
"Well, Mr Post, kelihatannya Anda benar. Klien Anda telah dibebaskan oleh tes DNA. Ketujuh rambut kemaluan itu milik Mr. Carter." Vonis Duke atas dakwaan pemerkosaan dan pembunuhan tingkat satu dibatalkan dan dicabut. Ia bebas! Sekarang giliran penjahat sesungguhnya dihukum.
https://www.goodreads.com/book/ show/43701061-the-guardians |
Sejauh ini sudah lumayan klien yang mereka tangani. Sembilan orang berhasil mereka bebaskan, 1 orang gagal, beberapa terbukti memang bersalah. Ada juga yang sedang dalam proses upaya pembebasan. Mereka sangat hati-hati ketika memutuskan untuk menerima klien.
Klien selanjutnya adalah seorang pria kulit hitam bernama Quincy Miller yang ditahan selama 22 tahun dengan tuduhan membunuh pengacaranya, Keith Russo di Seabrook, Florida.
Bisa dikatakan Quincy Miller merupakan sosok yang direkayasa untuk dihukum demi kepentingan pihak-pihak tertentu. Terbukti dengan kejadian yang nyaris membuat nyawanya hilang ketika berlangsung proses banding. Seakan ada yang tak ingin ia bebas dan pembunuh sesungguhnya tertangkap.
Bukan Post jika menyerah begitu saja. Ia bertahan dengan segala keyakinan bahwa kliennya tidak bersalah. Berbagai cara ia tempuh untuk bisa mendapatkan banding dengan menyodorkan bukti baru, termasuk menyewa sebuah rumah yang dianggap telah dikutuk oleh penghuni terakhirnya.
Bagian ini, meski bukan hal utama, justru merupakan bagian favorit saya. Bagaimana Post mencari bukti guna menyelamatkan Quincy Miller sementara ada perasaan tak nyaman memasuki rumah yang sudah lama kosong, tanpa ada listrik untuk pencahayaan dan dianggap terkutuk.
Meski tak ada adegan seru seperti kisah The Client, banyak juga bagian yang bisa membuat membaca merinding. Misalnya ketika Tyler Townsend, pengacara yang membela Quincy dalam persidangan awal bercerita perihal penculikan yang ia alami. Dimana ia menyaksikan orang dilemparkan hidup-hidup ke mulut buaya sebagai peringatan agar tidak membela Quincy.
Ternyata urusan tuduhan pembunuhan terhadap Keith Russo terkait dengan hal lain. Ada hal besar yang terjadi dibalik pembunuhan itu! Tak heran jika banyak pihak yang tak ingin kasus ini dibuka lagi.
Saya sempat berharap ada adegan seru dan menegangkan ketika membaca bagian yang menyebutkan seseorang yang diduga bagian dari kartel hadir dalam sidang. Ternyata kisahnya bisa dianggap berlangsung dengan lebih tenang.
Keberuntungan kali ini berpihak pada keduanya. Setelah berhasil menemukan bukti-bukti yang selama ini dicari, serta mendapat bantuan dari banyak pihak yang ternyata juga memiliki kepentingan dalam kasus ini. Jika boleh meminjam istilah, menggunakan ikan kecil sebagai umpan supaya mendapatkan ikan besar.
Kisah ini mirip dengan salah satu novel penulis, The Innocent Man-Tak Bersalah yang sudah diangkat menjadi Film Seri Dokumenter Netflix. Mirip dalam arti sama-sama tentang seseorang yang dipenjara atas tuduhan yang tak pernah ia lakukan. Singkatnya, akibat salah tangkap. Dan kedua buku tersebut ditulis berdasarkan kisah nyata.
Kalimat dari The Innocent Man yang paling membuat saya merinding sekaligus penasaran untuk membacanya adalah,
"Jika kau percaya bahwa di Amerika orang tak bersalah sampai dinyatakan bersalah, buku ini akan mengejutkanmu. Jika kau percaya hukuman mati, buku ini akan mengusikmu. Jika kau percaya sistem peradilan pidana adil, buku ini akan menyulut kemarahanmu."
Sementara dalam buku ini, Guardian Ministries juga terinspirasi dari sosok James McCloskey, pendiri Centurion Ministries. Ada kasus yang juga menjadi inspirasi kisah di Texas. Sayangnya nasib tokoh tersebut tidak seberuntung Quincy Miller, hingga tahun 2019, permohonan bandingnya ditolak untuk kesekian kali.
Karena tak memiliki pengetahuan dalam bidang hukum, membaca karya John Grisham membuat saya mendapat tambahan pengetahuan tentang hukum. Misalnya pada halaman 21 tertera kata exoneree. Lalu ada afidavit, sumpah palsu, dan beberapa hal lagi.
Bagi mereka yang tertarik tentang hukum di Amerika, para mahasiswa hukum, buku ini layak dibaca. Karena bisa menjadi tambahan pengetahuan selain hiburan. Apalagi terkait bagaimana hukum diterapkan dengan benar, walau bisa saja terjadi kesalahan dalam sistem.
Menurut buku ini, 10% dari semua orang yang dipenjara merupakan orang yang tidak bersalah. Quincy Miller bisa kita anggap merupakan salah satu sosok yang beruntung dari 10% tersebut. Tepat sekali pemberian judul buku ini. Karena Post dan teman-temannya merupakan pelindung bagi orang-orang yang mengalami nasib seperti Quincy Miller
Ah! Saya nyaris lupa berterima kasih pada sang tukang alih bahasa, Sis Uchi. Semula saya hanya bertanya bagaimana tanggapannya akan isi buku ini. Bukan sebagai penerjemah, namun sebagai pembaca. Maklum saya sempat kecewa dengan beberapa karya John Grisham yang menurut saya ngak banget.
Pertanyaan saya dijawab dengan janji memberikan satu eksemplar buku. Baiklah. Walau bagaimana saya tetap akan membuat komentar apa adanya. Dan bagi saya, buku ini memang menarik namun tak sebegitu menariknya dibandingkan karya-karya beliau yang lain.
Entah standar saya yang berubah, atau penulis sudah mengurangi urusan aksi dalam karyanya, lebih menekannya pada taktis pekerjaan dalam bidang hukum. Seperti bagaimana pengacara berusaha mencari bukti untuk membebaskan kliennya dengan cara yang lebih mengandalkan otak (sedikit otot akan menambah kisah lebih seru), atau bagaimana menggali informasi dengan tepat.
Untuk urusan kover, beberapa kover mengambil tema mobil yang melaju di jalan. Ini menunjukkan bagaimana tokoh kita, Post, banyak menghabiskan waktu di jalan, dari mengunjungi klien, hingga mencari bukti baru. Meski ada juga yang mengambil tema lain seperti yang dlakukan penerbit Gramedia.
Satu kalimat yang tak bisa bilang dari benak saya, "Kenapa kami harus merayakan setelah seorang lelaki tak bersalah dibebaskan." Kenapa? Bukanlah wajar jika seseorang yang tak bersalah bebas, lalu kenapa harus ada perayaan?
Demikianlah kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar