Manusia dan kucing sudah hidup bersama selama 10.000 tahun. Kalau kita selalu bersama kucing, lama-lama kita paham bahwa sebenarnya bukan manusia yang memelihara kucing, melainkan kucinglah yang rela mendampingi manusia
-Jika Kucing Lenyap Dari Dunia, hal 192-
Sebagai bukan penyuka kucing, dalam artian bisa-biasa saja jika ada kucing, judul buku ini memberikan efek biasa bagi saya. Akan berbeda jika pertanyaannya adalah Jika Buku Lenyap dari Dunia.
Tapi, biasa-biasa untuk saya mungkin tidak biasa bagi orang lain. Contohnya bagi keponakan saya. Begitu saya bertanya, ia langsung memeluk erat salah satu kucing yang ada di rumah. Sepi kalau tidak ada kucing, begitu katanya.
Demikian juga bagi narator dalam buku ini. Seorang laki-laki berusia 30 tahun, bekerja sebagai tukang pos, yang divonis mengindap kanker stadium akhir. Usianya tak akan lama lagi. Kucing adalah sahabat sejatinya.
Saat sedang meratapi kondisinya, pada hari Senin, Iblis muncul dan menawarkan sebuah pertukaran yang sangat menggoda. Aloha-demikian tokoh kita memanggil iblis, menawarkan pertukaran 1 hari kehidupan dengan menghilangkan sesuatu dari dunia. Tak semua orang "beruntung" seperti dirinya. Sejauh ini hanya ada 107 orang, dan ia adalah nomor 108!
Jika menerima, tokoh kita harus mengikuti apa yang akan dihilangkan oleh Aloha. Tentunya bukan hal sepele seperti noda di karpet, tumpukan sampah, barang tak terpakai. Semuanya tergantung pada suasana hati Aloha untung menghilangkan sesuatu.
Sebelum menghilang, tokoh kita diberikan izin untuk mempergunakan telepon untuk terakhir kali. Tak terbayangkan, bagaimana perasaan tokoh kita. Setelah lama berpikir, akhirnya ia menghubungi seseorang yang nomornya tak tersimpan dalam telepon genggamnya karena selalu ia ingat. Siapa yang akan ia hubungi? Silakan baca he he he.
Selanjutnya, selama beberapa hari kedepan, satu per satu ada yang hilang demi menambah satu hari umur tokoh kita. Pada hari Rabu, film lenyap dari dunia. Hari Kamis giliran jam. Entah bagaimana dunia tanpa dua hal tersebut.
Telepon hilang saja sudah merepotkan, meski untuk berkomunikasi masih bisa dilakukan dengan cara tradisional seperti surat dan bertemu langsung.Merepotkan!Lalu sekarang ditambah hilangnya jam dan film, entah bagaimana kehidupan jadinya.
Perlahan, ada rasa penyesalan dalam dirinya. Tiga hal yang dihilangkan dari dunia demi memperpanjang hidupnya. Sepele baginya, tapi bisa saja berdampak besar bagi orang lain.
Sebuah akhir yang bermakna banyak. Silakan kembangkan imajinasi masing-masing. Akhir kisah ini bisa bermakna banyak. Saya membayangkan Kubis bersedih, terus mengeong, karena tuannya tak membuka mata lagi, walau ia pergi dengan senyum bahagia di pangkuan sang ayah.
Pada tiap sesuatu yang hilang, pembaca akan diajak untuk merenung, betapa kita sering kali baru merasakan bahwa sesuatu itu berharga setelah tiada. Sebelumnya, kita mengabaikan.
Bagi mereka yang merasa hidup tak berpihak kepadanya, bacalah buku ini agar bisa memahami betapa beruntungnya diri kalian. Masih ada orang yang mengalami kondisi lebih dari kalian.
Untuk penggemar kucing, anggaplah ini sebagai hiburan. Betapa ada seseorang yang begitu mencintai kucingnya hingga mau menukarkan nyawa. Mungkin ada yang menganggap konyol, tapi begitulah rasa cinta tokoh kita pada kucingnya.
Buku ini dipasarkan dengan cara yang unik, dicetak dalam dua kover, merah muda dan biru (seperti lagu itu ya ^_^). Sebelumnya juga ada versi berbeda. Sangat layak dikoleksi untuk mereka yang memang menyukai mengoleksi buku dengan aneka kover.
Di ini disebutkan perihal 18 fakta unik tentang kucing. Menarik! Ternyata kucing tidak bisa merasakan manis. Hal ini dikarenakan reseptor di ujung sel perasa bernama T1R2 dan T1R3 tidak berfungsi dengan baik.
Penasaran. Sebenarnya, dari 107 terdahulu, kira-kira apa saja ya yang sudah dihilangkan? Jangan-jangan walau sepele, benda itu sangat berguna dalam kehidupan.
Sumber gambar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar