Judul asli: Shards & Ashes
Penulis: Veronika Ruth, Beth Revis, Margaret Stohl, Kami Garcia, Melissa Marr, Kelley Armstrong, Rachel Caine, Nancy Holder, Carrie Ryan
Penerjemah: Ambhita Dhyan
Penyunting: Esti Budihapsari
Proofreader: Emi Kusmiati
Desain sampil: Windu Tampan
ISBN: 9794338818/9789794338810
Halaman: 448
Cetakan: Pertama-Juni 20015
Penerbit: Mizan Fantasi
Harga: Rp 59.000
Beli
Tidak
Beli
Tidak
Beli
Akhirnya memang buku ini berada dalam tas belanjaan saya. Namun butuh proses yang agak panjang eh maksudnya pertimbangan agak lama sebelum memutuskan untuk akhirnya membeli buku ini.
Begini dasarnya. Pertama, buku ini merupakan kumpulan hasil karya penulis destopia yang terbilang sukses. Membaca sebuah karya saja sudah menjanjikan keseruan tersendiri, apa lagi membaca karya banyak penulis. Kedua harga buku ini teramat sangat terjangkau, Rp 59.000. Ketiga, Veronika Ruth, Beth Revis, Margaret Stohl, Kami Garcia, Melissa Marr, Kelley Armstrong, Rachel Caine, Nancy Holder, Carrie Ryan bisa jadi penulis kisah destopia yang mumpuni, namun tanpa 'campur tangan' Ambhita Dhyan serta Esti Budihapsari tak mungkin kisah yang mereka tulis bisa sampai ke tangan kita. Bagi saya nama seorang Esti Budihabsari merupakan garansi mutu sebuah kisah.
Pertimbangan lainnya, buku ini merupakan kumpulan cerita pendek. Dengan demikian maka bukan tidak mungkin ada kisah yang berkesan tidak tuntas atau nanggung kata ABG sekarang. Dan saya merupakan orang yang paling 'resek' kalau membaca kisah seperti itu. Kejenuhan mungkin saja terjadi, namanya juga manusia. Mungkin saja seorang pembaca genre destopia mendadak menjadi bosen membaca kisah yang sejenis, jika satu kisah saja membosankan bayangkan jika kumpulan kisah. Dan belakangan saya agak jenuh membaca kisah versi ini.
Sekali lagi, nama Esti Budihabsari meluluhkan pertimbangan lainnya. Buku ini masuk tas belanjaan. Sebelum berubah pikiran dan bertingkah konyol (ambil-dilihat-dibawa-taruh di tempat awal-ambil lagi-dilihat lagi-dibawa lagi-taruh di tempat awal lagi-ambil untuk terakhir kali-dilihat untuk terakhir kali....) segera menuju kasir guna menuntaskan transaksi buku hari ini.
Buku ini menawarkan sembilan buah kisah. Meski semua kisah mengusung perihal tatanan dunia yang baru setelah masa krisis berakhir, namun ada yang spesial pada tiap kisah. Setiap kisah unik dengan ciri masing-masing penulis.
Hearken atau Pendengar dari Veronica Roth mengisahkan tentang kemampuan mendengarkan lagu kematian atau lagu kehidupan seseorang. Sungguh sangat tidak nyaman buat saya jika berpapasan dengan seseorang lalu menangkap nada yang menandakan kelangsungan kehidupan atau pertanda kematian orang itu.
"Kehidupan adalah sesuatu yang telah kita pahami. Kematian adalah misteri." Begitu alasan salah satu pendengar yang memilih kematian. Itu sebabnya ia memilih menjadi Pendengar Lagu Kematian, ditambah unsur sentimentil lainnya.
Kisah Dogsbody besutan Rachel Caine membuat saya merinding takut. Populasi manusia merupakan suatu hal yang tidak bisa diprediksi dengan pasti. Ketika terjadi ledakan populasi saat manusia berupaya menciptakan kehidupan baru, maka alasan pemusnahan populasi guna menstabilkan jumlah penduduk tetap merupakan hal yang menakutkan. Apalagi jika yang dimusnahkan adalah anak-anak. Meningatkan saya pada kekejaman yang dilakukan sesorang penguasa dahulu kala.
Meski kisahnya menyentuh, ada kalimat yang saya kurang mengerti di halaman 171, "Oh, demi cinta.... Kau detektif?" Maksudnya bagaimana ya.
Kisah Corpse Eaters memberikan pemahaman yang agak menyeramkan, bahwa untuk bertahan hidup, hal teraneh sekali pun bisa dilakukan oleh seseorang. Bahkan jika hal tersebut bisa merugikan orang lain, yang penting dirinya selamat. Kehidupan (kadang) bisa menjadi kejam.
Secara garis besar, kisah dalam buku ini mengusung banyak pesan moral. Dari persaudaraan hingga semangat untuk bertahan hidup. Begitulah kisah ala Distopia. Aneka kata bijak mengenai kehidupan bisa kita temui dalam buku ini.
Oh ya kata favorit saya berada di halaman 432, "Terkadang, kau harus melakukan hal-hal yang tidak kau sukai untuk membuat perubahan di dunia."
Beberapa kisah sepertinya akan sangat menarik jika dijadikan sebuah buku. Karakter para tokohnya bisa dikembangkan lagi sehingga kisah yang disajikan bisa lebih berkembang menjadi sesuatu yang menawan. Akhir yang berkesan tak tuntas bisa menjadi sebuah akhir kisah yang menawan.
Bagi saya, buku ini layak mendapat bintang 3,5. Bukan karena kisahnya kurang menarik, tapi saya bukan pembaca kisah pendek, sehingga beberapa hal yang sebenarnya bisa dimaklumi menjadi sesuatu yang penting bagi saya.
Layak dibaca dan dikoleksi ^_^
Cocok dibagi bagi mereka ingin mengenal kisah distopia.
Penulis: Veronika Ruth, Beth Revis, Margaret Stohl, Kami Garcia, Melissa Marr, Kelley Armstrong, Rachel Caine, Nancy Holder, Carrie Ryan
Penerjemah: Ambhita Dhyan
Penyunting: Esti Budihapsari
Proofreader: Emi Kusmiati
Desain sampil: Windu Tampan
ISBN: 9794338818/9789794338810
Halaman: 448
Cetakan: Pertama-Juni 20015
Penerbit: Mizan Fantasi
Harga: Rp 59.000
Beli
Tidak
Beli
Tidak
Beli
Akhirnya memang buku ini berada dalam tas belanjaan saya. Namun butuh proses yang agak panjang eh maksudnya pertimbangan agak lama sebelum memutuskan untuk akhirnya membeli buku ini.
Begini dasarnya. Pertama, buku ini merupakan kumpulan hasil karya penulis destopia yang terbilang sukses. Membaca sebuah karya saja sudah menjanjikan keseruan tersendiri, apa lagi membaca karya banyak penulis. Kedua harga buku ini teramat sangat terjangkau, Rp 59.000. Ketiga, Veronika Ruth, Beth Revis, Margaret Stohl, Kami Garcia, Melissa Marr, Kelley Armstrong, Rachel Caine, Nancy Holder, Carrie Ryan bisa jadi penulis kisah destopia yang mumpuni, namun tanpa 'campur tangan' Ambhita Dhyan serta Esti Budihapsari tak mungkin kisah yang mereka tulis bisa sampai ke tangan kita. Bagi saya nama seorang Esti Budihabsari merupakan garansi mutu sebuah kisah.
Sekali lagi, nama Esti Budihabsari meluluhkan pertimbangan lainnya. Buku ini masuk tas belanjaan. Sebelum berubah pikiran dan bertingkah konyol (ambil-dilihat-dibawa-taruh di tempat awal-ambil lagi-dilihat lagi-dibawa lagi-taruh di tempat awal lagi-ambil untuk terakhir kali-dilihat untuk terakhir kali....) segera menuju kasir guna menuntaskan transaksi buku hari ini.
Buku ini menawarkan sembilan buah kisah. Meski semua kisah mengusung perihal tatanan dunia yang baru setelah masa krisis berakhir, namun ada yang spesial pada tiap kisah. Setiap kisah unik dengan ciri masing-masing penulis.
Hearken atau Pendengar dari Veronica Roth mengisahkan tentang kemampuan mendengarkan lagu kematian atau lagu kehidupan seseorang. Sungguh sangat tidak nyaman buat saya jika berpapasan dengan seseorang lalu menangkap nada yang menandakan kelangsungan kehidupan atau pertanda kematian orang itu.
"Kehidupan adalah sesuatu yang telah kita pahami. Kematian adalah misteri." Begitu alasan salah satu pendengar yang memilih kematian. Itu sebabnya ia memilih menjadi Pendengar Lagu Kematian, ditambah unsur sentimentil lainnya.
Kisah Dogsbody besutan Rachel Caine membuat saya merinding takut. Populasi manusia merupakan suatu hal yang tidak bisa diprediksi dengan pasti. Ketika terjadi ledakan populasi saat manusia berupaya menciptakan kehidupan baru, maka alasan pemusnahan populasi guna menstabilkan jumlah penduduk tetap merupakan hal yang menakutkan. Apalagi jika yang dimusnahkan adalah anak-anak. Meningatkan saya pada kekejaman yang dilakukan sesorang penguasa dahulu kala.
Meski kisahnya menyentuh, ada kalimat yang saya kurang mengerti di halaman 171, "Oh, demi cinta.... Kau detektif?" Maksudnya bagaimana ya.
Kisah Corpse Eaters memberikan pemahaman yang agak menyeramkan, bahwa untuk bertahan hidup, hal teraneh sekali pun bisa dilakukan oleh seseorang. Bahkan jika hal tersebut bisa merugikan orang lain, yang penting dirinya selamat. Kehidupan (kadang) bisa menjadi kejam.
Secara garis besar, kisah dalam buku ini mengusung banyak pesan moral. Dari persaudaraan hingga semangat untuk bertahan hidup. Begitulah kisah ala Distopia. Aneka kata bijak mengenai kehidupan bisa kita temui dalam buku ini.
Oh ya kata favorit saya berada di halaman 432, "Terkadang, kau harus melakukan hal-hal yang tidak kau sukai untuk membuat perubahan di dunia."
Beberapa kisah sepertinya akan sangat menarik jika dijadikan sebuah buku. Karakter para tokohnya bisa dikembangkan lagi sehingga kisah yang disajikan bisa lebih berkembang menjadi sesuatu yang menawan. Akhir yang berkesan tak tuntas bisa menjadi sebuah akhir kisah yang menawan.
Bagi saya, buku ini layak mendapat bintang 3,5. Bukan karena kisahnya kurang menarik, tapi saya bukan pembaca kisah pendek, sehingga beberapa hal yang sebenarnya bisa dimaklumi menjadi sesuatu yang penting bagi saya.
Layak dibaca dan dikoleksi ^_^
Cocok dibagi bagi mereka ingin mengenal kisah distopia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar