Judul : Diary of A Wimpy Vampire #2
Penulis : Tim Collins
Ilustrasi : Andrew Pinder
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penyunting : Musa Annaqi
ISBN: 978-602-9837-75-9
Halaman : 289
Penerbit : Kantera
Harga: Rp 37.900
A diary is a record (originally in handwritten format) with discrete entries arranged by date reporting on what has happened over the course of a day or other period. A personal diary may include a person's experiences, and/or thoughts or feelings, including comment on current events outside the writer's direct experience. Someone who keeps a diary is known as a diarist.
Anda punya diary?
Yakin tidak punya?
Coba ingat-ingat lagi.
Saya (pernah) punya diary, bahkan saya masih menyimpan diary bersama seseorang special. Diary itu sebenarnya sama dengan diary pada umumya, bedanya adalah saya dan dia menulisnya bersama-sama. Kadang ada yang ditulis pada hari yang sama, kadang ada yang beda hari.Semacam catatan perjalan kisah kasih kami ^_^
Wujud diary bisa bermacam-macam, ada yang diketik dalam computer, ada yang di tulis tangan. Diary Anne Frank menjadi saksi kekejaman Nazi. Bahkan di tahun 80-an ada siaran radio, Catatan Si Boy yang melegenda. Penyiar seolah-olah membaca catatan harian seorang pria muda dari kalangan atas.
Siapa saja bisa memiliki diary, bahkan seorang eh vampir sekalipun!
Setidaknya yang saya tahu sampai saat ini adalah Diary Nigel.
Nigel merupakan sosok vampir yang entah kenapa dalam kisah ini membuat saya jadi teringat dengan sosok Edward dalam Twlight Saga. Nigel dan Edward sama-sama popular di sekolah. Pacar mereka bersemangat untuk ikut menjadi vampir, terlalu bersemangat malah. Nyaris setiap saat mereka harus pindah sekolah agar tak ada yang curiga akan wajah mereka yang tak menua. Dan keduanya mempunya musuh yang sama, manusia serigala.
Terlepas dari itu semua, kisahnya benar-benar kocak dan menghibur. Misalnya saat Nigel sedang berada di rumah sakit, ia dengan rakusnya mengambil sekantong darah yang terpasang di lengan pasien yang ada disebelahnya . Ia begitu rakus meminumnya sampai menetes ke dahu, membuat yang melihat merasa curiga.
Nigel juga banyak akal, saat harus meloloskan diri dari acara keluarga, ia mempergunakan alasan belajar layaknya anak walau sang ibu bertahan dan berkata, “Kami bukan keluarga normal, kami orang-orang aneh peminum darah, dan tak peduli sesering apa kami berpura-pura minum kopi di pompa bensin jalan tol tidak akan mengubah kenyataan itu.”
Selain dibuat tertawa lepas, beberapa hal dalam buku ini juga mampu membuat kita berpikir. Contohnya saat Nigel harus berusaha keras menutupi jati dirinya walau banyak kejadian yang membuatnya ingin menggunakan kekuatannya sebagai vampir.
Kisah cintanya juga berwarna dalam buku ini. Mau bagaimana lagi, urusan hati tidak mengenal batasan. Sekali terkena panah asmara, siap-siap saja menderita karena cinta.
Dalam buku ini kita akan menemukan berbagai macam judul buku dan film disebutkan. Lucu juga membaca ada seorang vampir muda yang membaca buku Dracula. Serta mencoba membuat karangan dengan teman yang sama.
Saya sedikit heran dengan judul yang ada, Diary Si Vampir Tengil. Kenapa harus ada kata-kata “Tengil” ? Apakah latah karena buku sebelumnya juga menggunakan kata yang sama, dimana penggemarnya cukup banyak. Nama salah satu tokoh juga ada yang mirip.
Satu lagi, biasanya Penerbit Kantera memberikan peringatan batas usia boleh membaca buku ini atau untuk umur berapa dalam bentuk warna. Kali ini saya hanya menemukan warna kuning tanpa keterangan. Bagi mereka yang tidak biasa membaca buku dari penerbit ini mungkin tidak memahami bahwa kuning berarti untuk pembaca 12-17 tahun.
Sang tukang cerita, Tim Collins adalah penulis dan copywriter. Ia tinggal di London.Buku-bukunya sudah terjual cukup banyak. Sampai saat ini sudah ada 11 buku yang dihasilkannya.
1. The Diary of a Wimpy Vampire
2. Behind the Lost Symbol
3. The Northern Monkey Survival Guide
4. The Little Book of Twitter
5. The Book Club Bible (contributor)
6. The Baldies’ Survival Guide
7. The Ginger Survival Guide
8. Are you a Geek?
9. The Little Book of Internet Dating
10. School Rules
11. Mingin’ or Blingin
Buku ini membuat pembaca tak ingin meletakkan buku sampai selesai membaca.
hati-hati jangan dibaca ditempat umum, bisa-bisa dicuriga karena tertawa-tawa sendiri.
Bapak Peri.........! Aku belum dapat buku yang pertama hiks....hik...hiks....
aku dapet buku pertama mbak, dan ini dapet juga buku keduanya. aku menyebut buku2 kayak gini dengan buku diari, dan aku selalu suka, cepet banget bacanya. ada gambar dan berasa beneran baca diari.
BalasHapusresensi buku yang menarik ..
BalasHapus