Penyelia
naskah: Mirna Yulistianti
Ilustrasi
sampul: Orkha.id
Ilustrasi
isi buku: Ratih Kumala
ISBN:
9786020387116
Halaman:
100
Cetakan:
Pertama-Juni 2018
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Harga:
Rp 58.000
Rating: 3.25/5
Unik!
Kata yang tepat untuk menggambarkan buku ini. keunikan buku ini bagi saya adalah dari sisi tokoh utamanya yang berwujud selembar weselpos. Padahal jika melihat buku-buku yang baru terbit, umumnya tokoh utama adalah sosok manusia dengan beragam kondisi dan latar belakang kehidupan. Kisah mengenai keberadaan sebuah benda yang mendampingi kehidupan seorang manusia, pasti menawarkan sebuah kisah yang berbeda, menurut saya lho.
Unik!
Kata yang tepat untuk menggambarkan buku ini. keunikan buku ini bagi saya adalah dari sisi tokoh utamanya yang berwujud selembar weselpos. Padahal jika melihat buku-buku yang baru terbit, umumnya tokoh utama adalah sosok manusia dengan beragam kondisi dan latar belakang kehidupan. Kisah mengenai keberadaan sebuah benda yang mendampingi kehidupan seorang manusia, pasti menawarkan sebuah kisah yang berbeda, menurut saya lho.
Berbekal selembar weselpos yang setiap bulan diterima, seorang wanita lajang berupaya mencari keberadan sang kakak kandung yang sudah dua tahun tak pernah memberikan kabar. Jangankan pulang, telepon bahkan pesan singkat juga tak pernah diterima. Hanya keberadaan selembar weselpos yang membuat keduanya terhubung.
Semula, ia dan ibu yang menerima manfaat dari weselpos tersebut, sekarang hanya dia. Sang ibu telah berpulang beberapa waktu lalu. Tekatnya kian bulat, mencari kakaknya yang mengirimi weselpos tiap bulan. Informasi yang ia punya hanyalah alamat kantor sang kakak yang tertera di weselpos. Petualangan sang weselpos pun dimulai.
Bukan hal yang mudah mencari seseorang di Jakarta. Sudah sering kali mereka yang nekat ke Jakarta justru mengalami nasib tragis. Belum apa-apa wanita lajang tersebut sudah tertipu. Sungguh berat "bertamu" di Jakarta. Seperti kata penulis, Ada dua jenis orang yang hidup di Jakarta. Pertama adalah orang sakti, mereka adalah orang yang akan bertahan hidup sebab 'ilmu' mereka sudah tinggi. Kedua adalah orang sakit, yang akan mati ditelan kekalahan di kota ini...."
Nasib baik membuatnya bisa terhubung dengan seorang pria yang diharapkan mengetahui keberadaan sang kakak. Ternyata hidup tidaklah sesederhana yang ia kira. Ada saat ia berada dalam golongan orang sakti, tapi dilain waktu menjadi bagian dari orang sakit. Dan weselpos menjadi saksi berbagai peristiwa yang terjadi antara beberapa anak manusia.
Bagian ini kok saya merasa seperti sinetron lokal ya, seperti kebetulan sekali. Sungguh berutung nasib wanita muda itu. Bisa bertemu dengan pak Polisi yang baik hati, pria tak dikenal yang bersedia menampungnya tanpa berbuat jahil.Tapi saya langsung teringat beberapa peristiwa yang sepertinya kebetulan, seakan diatur padahal tidak. Jadi apa saja bisa terjadi.
Oh ya, saya menuliskannya sebagai "weselpos" bukan "wesel pos" seperti yang ada di buku. Hal ini dikarenakan saya mengacu pada penulisan yang ada di situs resmi PT Pos Indonesia. Mungkin saja saya salah, tapi karena weselpos merupakan salah satu layanan yang ada di PT Pos Indonesia, maka saya memilih mengikuti penulisan yang ada pada situs tersebut.
Saat akan mulai membaca buku ini, mendadak saya teringat pada selembar weselpos yang sering saya jumpai di kantor pos dulu. Dengan warna abu-abu tua, ukuran yang lumayan besar dan tebal, tentunya membuat weselpos menjadi barang yang mudah dikenali diantara produk pos lainnya.
Seiring
perkembangan zaman, wesel juga mengalami perubahan. Tidak saja secara fisik
namun juga mekanisme pelayanan. Ukuran kertas lebih ringan dengan warna putih sederhana. Pelayanan juga beragam, penerima weselpos bisa langsung mencairkan uang yang ia terima dalam cepat.
Jadi weselpos versi mana yang ada dalam kisah ini? Saya menemukan jawabannya pada ilustrasi di halaman akhir kisah. Sebenarnya saya sudah menduga, karena beberapa bagian menyebutkan mengenai potongan weselpos yang disimpan oleh pengirim. Dan potongan weselpos hanya ada pada model lawas.
Meski lumayan menghibur tapi menurut saya kisahnya serba tanggung. Memang menarik bagaimana sebuah weselpos bisa bergitu berpengaruh dalam kehidupan beberapa manusia. Namun akan lebih seru jika ada beberapa bagian yang lebih berkesan dramatis, jika perlu mempergunakan trik ala sinetron lokal he he he.
Sebagai contoh (duh maaf harus sedikit memberikan bocoran), tokoh utama wanita dalam kisah ini-Elisa, digambarkan mencari alamat kakaknya hanya berbekal wesel pos yang selama ini ia terima. Dibantu pak polisi yang baik hati (tentunya tidak sombong juga) ia berhasil menemukan alamat kantor sang kakak. Sedikit bertanya, mempertemukan dia dengan sosok Fahri. Konon Fahri merupakan orang yang paling kenal dengan seluruh karyawan yang ada di gedung tersebut.
Tidak ada yang aneh memang, tapi kenapa dibuat begitu mudah? Hanya menunggu sebentar (lumayan lama sih dari pagi hingga sore) Elisa sudah bisa menemukan sosok Fahri. Kenapa tidak dibuat lebih kompleks lagi? Misalnya ternyata Fahri harus mendadak menemani bos yang sedang rapat di luar kota sehingga baru kembali besok. Kondisi Elisa selama menunggu bisa lebih memunculkan sesuatu yang berbeda.
Atau sebelum teringat untuk ke kantor pos Elisa sempat nyaris celaka karena bertemu dengan serigala berbulu domba, orang jahat yang pura-pura berniat baik membantu. Ia harus berusaha membebaskan diri dari bujuk rayu dari pria bermulut manis tersebut.Masih banyak hal lain yag bisa dibuat tergantung daya imajinasi penulis.
Terlepas dari segala kekurangan, kisah ini membuat kita sadar bahwa sesungguhnya yang disebut teman sejati bisa seseorang yang tak kita duga. Persahabatan adalah suatu hal yang unik. Bisa terjalin kapan saja, dan diantara siapa saja.
Mungkin Fahri tidak terlalu terlihat akrab dengan kakak Elisa, tapi pada akhirnya ialah yang menjadi penolong ketika Elisa membutuhkan seseorang. Demikian juga dengan sosok tetangga sebelah Fahri. Meski sering dicibir karena profesinya, namun ia tak ragu membantu tanpa banyak bicara.
Oh, ya pembaca juga bisa mengetahui bagaimana suasana kehidupan di rumah susun melalui kisah ini. Ternyata lumayan beragam. Belum lagi sikap tidak usil pada tetangga. Pastinya butuh kuping dan muka tebal jika membaca kisah ini.
Dan saya menemukan merek sebuah obat sakit kepala dalam kisah ini.Tidak ada yang salah sih dengan obat sakit kepala.Tapi dengan menuliskan merek bukan kategori, hal ini menunjukkan kekuatan merek tersebut. Sebuah kesuksesan tersendiri.
Tidak ada yang aneh memang, tapi kenapa dibuat begitu mudah? Hanya menunggu sebentar (lumayan lama sih dari pagi hingga sore) Elisa sudah bisa menemukan sosok Fahri. Kenapa tidak dibuat lebih kompleks lagi? Misalnya ternyata Fahri harus mendadak menemani bos yang sedang rapat di luar kota sehingga baru kembali besok. Kondisi Elisa selama menunggu bisa lebih memunculkan sesuatu yang berbeda.
Atau sebelum teringat untuk ke kantor pos Elisa sempat nyaris celaka karena bertemu dengan serigala berbulu domba, orang jahat yang pura-pura berniat baik membantu. Ia harus berusaha membebaskan diri dari bujuk rayu dari pria bermulut manis tersebut.Masih banyak hal lain yag bisa dibuat tergantung daya imajinasi penulis.
Terlepas dari segala kekurangan, kisah ini membuat kita sadar bahwa sesungguhnya yang disebut teman sejati bisa seseorang yang tak kita duga. Persahabatan adalah suatu hal yang unik. Bisa terjalin kapan saja, dan diantara siapa saja.
Mungkin Fahri tidak terlalu terlihat akrab dengan kakak Elisa, tapi pada akhirnya ialah yang menjadi penolong ketika Elisa membutuhkan seseorang. Demikian juga dengan sosok tetangga sebelah Fahri. Meski sering dicibir karena profesinya, namun ia tak ragu membantu tanpa banyak bicara.
Oh, ya pembaca juga bisa mengetahui bagaimana suasana kehidupan di rumah susun melalui kisah ini. Ternyata lumayan beragam. Belum lagi sikap tidak usil pada tetangga. Pastinya butuh kuping dan muka tebal jika membaca kisah ini.
Dan saya menemukan merek sebuah obat sakit kepala dalam kisah ini.Tidak ada yang salah sih dengan obat sakit kepala.Tapi dengan menuliskan merek bukan kategori, hal ini menunjukkan kekuatan merek tersebut. Sebuah kesuksesan tersendiri.
Menurut situs resmi PT Pos Indonesia (http://www.posindonesia.co.id), Weselpos
merupakan layanan pengiriman dan penerimaan uang yang memberikan solusi
terhadap kecepatan, ketepatan dan keamanan kiriman uang Anda, secara domestik
(nasional) maupun luar negeri (internasional). Terdapat dua jenis layanan Wesel
pos., yaitu layanan domestik (nasional) serta
layanan luar negeri (internasional)
Layanan Domestik (Nasional) terdiri dari:
- Weselpos Instan
adalah layanan Weselpos dengan waktu tempuh real time, pembayaran menggunakan PIN dan NTP yang dikirimkan langsung oleh Pengirim kepada Penerima. - Weselpos Prima
adalah layanan Weselpos yang menggunakan surat pemberitahuan, diantar oleh Kantorpos Tujuan kepada Penerima - Weselpos Transfer Tunai (Cash To Account)
adalah pengiriman uang secara tunai melalui Kantorpos dengan tujuan semua rekening bank secara real time. - Weselpos Kemitraan
adalah layanan Weselpos hasil kerja sama dengan pihak lain, dilakukan dengan suatu perjanjian kerjasama dengan tarif dan layanan sesuai kesepakatan.
Sementara yang termasuk dalam Layanan Luar Negeri
(Internasional) adalah Western Union,
International Express Money Order (IEMO), BNI Wesel PIN, Wesel Instan BCA,
Wesel Instan BSM, Wesel Instan CIMB Niaga, Wesel Instan Arsema (Moneygram),
Wesel Instan Ebays, dan Wesel Instan Telkomsel .
Lumayanlah, gara-gara buku ini, saya jadi beberapa kali mampir ke kantor pos yang ada di area kantor sekedar untuk berbincang dengan ibu petugas di sana. Biasanya hanya mampir untuk kirim paket ^_^.
Penasaran,
selanjutnya penulis akan membuat apa ya?
Semoga
tak butuh waktu lama untuk menikmati karya terbarunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar