Sudut Bumi 20XZ
Cintaku,
Belahan jiwaku,
Pusat kehidupanku,
Tak terasa sekian putaran waktu kita jalani.
Nyaris menggenapi sekian tahun kebersaamaan kita.
Kuharap, anganku, kau tetap mencintaiku hingga lebih dari seribu tahun lamanya.
Seiring putaran bumi, sepertinya kita masih memiliki perbedaan persepsi mengenai makna mencintai.
Apakah aku akan terus menjadi bayangmu?
Pusat kehidupanmu?
Kita saling mencintai dengan cara kita masing-masing, sehingga kadang melupakan apa yang diinginkan yang lain.
Kadang, yang kita berikan bukanlah yang ia mau.
Itulah proses cinta. Membuat dua menjadi selaras.
Waktu yang akan menjawab keabadian kisah kita.
Seperti kisah antara Atmik si tikus dengan Meci sang kucing.
Hingga beberapa kali kehidupan, kisah cinta mereka tetap abadi.
Elva aktif likh-tah orma evl roa in-mit.
Cinta kita sanggup bertahan melebihi Hidup dan Mati.
Ah!
Maafkan aku yang terlalu melantur terbawa emosi membaca kisah dalam buku ini.
Seperti yang aku ceritakan beberapa waktu yang lalu. Setelah sekian lama, Minggu 16 April kembali aku berada di toko buku favorit kita TM Bookstore untuk menghadiri penjualan perdana sebuah buku.
Sebenarnya aku hanya bertindak menjadi makelar. Menghubungkan sebuah karya dengan penerbit. Kehormatan yang mereka berikan seharusnya lebih tepat untuk diri mereka sendiri yang sukses menggabungkan sekian banyak kepala, menekan ego tanpa ada yang merasa tersinggung.
Buku yang aku maksud adalah sebagai berikut,
Judul: Seribu Tahun Mencintaimu
Penulis: Nikotopia, Sanie B Kuncoro, Andhika Rahmadian Purnama, Alvian Hanandi, Naminist, Novanka Raja, Faisal Syahreza, Dodi Prananda, Pringadi Abdi.
ISBN: 9786026799234
Halaman: 253
Cetakan: Pertama-April 2017
Penerbit: exchange
Harga: Rp 65.000
Rating: 3.75/5
Kover dengan gambar lucu dengan warna biru (uhui!) pastinya menarik mata para calon pembaca. Tak adanya nama pengarang di bagian depan merupakan sebuah taktik jitu untuk memancing rasa penasaran. Jika seseorang sudah mulai memegang dan membaca blurd di halaman belakang, maka butuh secuil keberuntungan agar buku itu pindah masuk dalam keranjang belanjaan. Semoga banyak keberuntungan menyertai buku ini.
Pembaca akan dibuai dengan tiga belas kisah dari sembilan orang penulis dengan latar belakang yang beragam. Pada Isi Buku, pembaca bisa menemukan judul kisah yang ada. Mulai dari Seribu Tahun Mencintaimu, bagian ini menghabiskan halaman lumayan banyak. Lalu ada Mas Kawin dan Maskoki, Pulang, Filosofi Walangkekek, Mata Uang, hingga Jalan yang Salah Mencintaimu Tapi Tak Menyesal Menunggumu.
Oh ya, pada Isi Buku, pembaca tak akan menemukan keterangan mengenai nama penulis di sebelah judul kisah. Misalnya, Filosofi Walangkekek yang ada di halaman 143-158, ditulis oleh Novanka Raja. Jika kita membaca bagian tersebut, baru akan menemukan nama penulis di bawah judul.
Setiap kisah dalam buku ini unik. Tidak ada satu kisah yang memiliki setting dan tokoh yang sama. Benang merah seluruh kisah adalah topik tentang cinta yang tak biasa. Kisah Mas Kawin dan Maskoki sebagai contoh, mengisahkan tentang cinta seekor ikan pada pemiliknya. Sang ikan maskoki begitu memuja sang pemilik sehingga jika ada pemuda yang kelihatan berupaya mencari perhatian, maka ia akan mengacaukan toples tempatnya berada sehingga membuat basah si pemuda.
Cerita Pulang mengisahkan tentang perpisahan dua ekor Owa Jawa. Kebun binatang tempat mereka berada berencana akan mengembalikan beberapa Owa ke tanah air. Sang betina terpilih dan akan dikirim pulang segera. Artinya ia harus berpisah dengan belahan jiwanya. Bagaimana juga binatang juga memilki rasa pada pasangannya. Perbedaan tempat tinggal dan perlakuan dua kebun binatang juga disinggung dalam kisah ini. Mengingatkan kita pada pemberitaan miris mengenai kondisi sebuah kebun bintang di tanah air.
Ada yang agak membingungkan saya. Menurut penulis, setiap Owa ditest kesehatan dulu sebelum dipilih mana yang akan dikembalikan ke tanah air. Apakah tak ada cara untuk mengetahui apakah seekor Owa hamil? Karena tidak ketahuan hamil saat lolos test maka Owa benita tokoh kita terpilih untuk dikirim. Lalu apakah tidak ada petugas yang memperhatikan bahwa Liliana dan Tom sering bersama?
Selembar Harapan Malam juga mengusung kisah cinta. Ada pesan moral yang terpendam dalam kisah ini. Kadang orang sering melakukan kesalahan agar bisa diterima menjadi suatu bagian kelompok. Bahkan ada juga yang menanggalkan prinsip hidupnya. Tokoh kita, juga demikian. Jiwa mudanya masih labil sehingga membuatnya melakukan sebuah kesalahan, yang diikuti oleh kesalahan-kesalahan berikutnya. Untung ia segera sadar dan berhenti membuat kesalahan. Tokoh dalam kisah ini adalah seorang gadis dan kain penutup kepalanya.
Untuk kisah Boneka Kelinci yang Menantikan Keajaiban di Sudut Etalase, bisa dikatakan ini agak berbeda dbandingkan yang lain. Nuansa kisahnya agak mencekam dan menakutkan dibandingkan kisah yang lain. Agak bingung awalnya saya mengikuti mana tokoh antagonis dan prontagonis. Ternyata, sungguh tak terduga. Kisah yang berakhir menyedihkan hiks.
Cintaku,
Belahan jiwaku,
Cinta memang unik dan juga kompleks. Kisah spanduk yang jatuh cinta pada burung yang menabraknya, tong sampah yang jatuh cinta pada isinya dan menangis karena esok hari seluruh isi tong sudah diambil petugas kebersihan, kisah cinta jalan raya, kisah cinta dua pasang sepatu milik dua orang kekasih dan banyak hal lainnya.
Topik yang tak akan habis dibahas dan selalu abadi juga cinta. Siapapun dan apapun boleh bicara dan merasakan cinta. Jika ditarik kesimpulan, kita akan bertemu dengan kucing, tikus, ikan maskoki, anjing, merpati, Owa Jawa, walangkekek, elang, kambing yang mengalami jatuh cinta. Lalu ada juga kisah cinta terkait benda, yaitu kain penutup kepala, sepatu, boneka kelinci, mata uang dan jalanan. Kebayangkan keseruan kisah cinta seperti apa yang ditampilkan.
Selain kisah utama buku ini, favoritku adalah kisah tentang maskoki dan filosofi walankekek. Pada kisah utama, kita akan dibuat untuk mawas diri dalam menjalan kehidupan ini. Menurut kisah ini, reinkarnasi seseorang tergantung pada amal perbuatannya pada kehidupan sebelumnya. Terlepas kita percaya atau tidak namun berbuat baik akan membuat kebaikan pada diri sendiri.
Filosofi Walangkekek mengajarkan kita untuk bisa berkompromi dengan hidup. Bahagia, ujian, penderitaan merupakan suatu paket dalam kehidupan ini. Setiap manusia lahir dengan kebaikan, tinggal bagaimana perjalanan hidup membawanya. Apakah akan menjalani dengan iklas dan sabar hingga membawa kebahagian. Atau menjalani dengan amarah dan keburukan hingga tidak mendapatkan ketenangan.
Nyaris aku lupa. Walangkekek yang disebutkan dalam kisah ini sebenarnya adalah Belalang. Betul, salah hewan yang berada di film A Bug's life itu. Bagi mereka yang berasal dari suku Sunda, sering menyebutnya denga Congcorang. Belalang juga sering disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa.
Kalimat yang saya suka ada di halaman 150. Sungguh bijak anak kecil yang mampu membuat kata-kata seperti itu.
Kalimat bahasa India (kata penulis) yang terselip pada bagian awal kisah menawarkan suasana yang berbeda. Begitu juga dengan ilustrasi cantik yang banyak bertebaran dalam buku ini. Tiap kisah dibuatkan sebuah ilustrasi. Sehingga membuat pembaca tidak saja terhibur melalui untaian kata tapi juga gambar, komplit.
Cintaku,
Belahan jiwaku,
Kali ini aku tak akan mengirim buku yang aku miliki untuk kau baca. Belilah di sana sebagai wujud dukungan kita bagi para sahabat.
Semoga segalanya menjadi lebih baik.
Merindukanmu
TR
Cintaku,
Belahan jiwaku,
Pusat kehidupanku,
Tak terasa sekian putaran waktu kita jalani.
Nyaris menggenapi sekian tahun kebersaamaan kita.
Kuharap, anganku, kau tetap mencintaiku hingga lebih dari seribu tahun lamanya.
Ketika jasadku pun hancur menyatu dengan tanah, aura cintamu padaku bisa dirasakan orang lebih
dari seribu tahun.
Setiap kali ada yg berbicara tentang cinta dan kesetiaan, maka seribu tahun kisah
cinta kita yang keluar dari bibir mereka.
Kau pusat kehidupanku.
Bayangan tak selamanya bisa mengikuti sosok asli.
Bukan, bukan berarti tak setia.
Namun justru sedang belajar memahami perbedaan yang ada.
Apakah aku akan terus menjadi bayangmu?
Pusat kehidupanmu?
Kita saling mencintai dengan cara kita masing-masing, sehingga kadang melupakan apa yang diinginkan yang lain.
Kadang, yang kita berikan bukanlah yang ia mau.
Itulah proses cinta. Membuat dua menjadi selaras.
Waktu yang akan menjawab keabadian kisah kita.
Seperti kisah antara Atmik si tikus dengan Meci sang kucing.
Hingga beberapa kali kehidupan, kisah cinta mereka tetap abadi.
Elva aktif likh-tah orma evl roa in-mit.
Cinta kita sanggup bertahan melebihi Hidup dan Mati.
Ah!
Maafkan aku yang terlalu melantur terbawa emosi membaca kisah dalam buku ini.
Seperti yang aku ceritakan beberapa waktu yang lalu. Setelah sekian lama, Minggu 16 April kembali aku berada di toko buku favorit kita TM Bookstore untuk menghadiri penjualan perdana sebuah buku.
Sebenarnya aku hanya bertindak menjadi makelar. Menghubungkan sebuah karya dengan penerbit. Kehormatan yang mereka berikan seharusnya lebih tepat untuk diri mereka sendiri yang sukses menggabungkan sekian banyak kepala, menekan ego tanpa ada yang merasa tersinggung.
Buku yang aku maksud adalah sebagai berikut,
Judul: Seribu Tahun Mencintaimu
Penulis: Nikotopia, Sanie B Kuncoro, Andhika Rahmadian Purnama, Alvian Hanandi, Naminist, Novanka Raja, Faisal Syahreza, Dodi Prananda, Pringadi Abdi.
ISBN: 9786026799234
Halaman: 253
Cetakan: Pertama-April 2017
Penerbit: exchange
Harga: Rp 65.000
Rating: 3.75/5
Kover dengan gambar lucu dengan warna biru (uhui!) pastinya menarik mata para calon pembaca. Tak adanya nama pengarang di bagian depan merupakan sebuah taktik jitu untuk memancing rasa penasaran. Jika seseorang sudah mulai memegang dan membaca blurd di halaman belakang, maka butuh secuil keberuntungan agar buku itu pindah masuk dalam keranjang belanjaan. Semoga banyak keberuntungan menyertai buku ini.
Pembaca akan dibuai dengan tiga belas kisah dari sembilan orang penulis dengan latar belakang yang beragam. Pada Isi Buku, pembaca bisa menemukan judul kisah yang ada. Mulai dari Seribu Tahun Mencintaimu, bagian ini menghabiskan halaman lumayan banyak. Lalu ada Mas Kawin dan Maskoki, Pulang, Filosofi Walangkekek, Mata Uang, hingga Jalan yang Salah Mencintaimu Tapi Tak Menyesal Menunggumu.
Oh ya, pada Isi Buku, pembaca tak akan menemukan keterangan mengenai nama penulis di sebelah judul kisah. Misalnya, Filosofi Walangkekek yang ada di halaman 143-158, ditulis oleh Novanka Raja. Jika kita membaca bagian tersebut, baru akan menemukan nama penulis di bawah judul.
Setiap kisah dalam buku ini unik. Tidak ada satu kisah yang memiliki setting dan tokoh yang sama. Benang merah seluruh kisah adalah topik tentang cinta yang tak biasa. Kisah Mas Kawin dan Maskoki sebagai contoh, mengisahkan tentang cinta seekor ikan pada pemiliknya. Sang ikan maskoki begitu memuja sang pemilik sehingga jika ada pemuda yang kelihatan berupaya mencari perhatian, maka ia akan mengacaukan toples tempatnya berada sehingga membuat basah si pemuda.
Cerita Pulang mengisahkan tentang perpisahan dua ekor Owa Jawa. Kebun binatang tempat mereka berada berencana akan mengembalikan beberapa Owa ke tanah air. Sang betina terpilih dan akan dikirim pulang segera. Artinya ia harus berpisah dengan belahan jiwanya. Bagaimana juga binatang juga memilki rasa pada pasangannya. Perbedaan tempat tinggal dan perlakuan dua kebun binatang juga disinggung dalam kisah ini. Mengingatkan kita pada pemberitaan miris mengenai kondisi sebuah kebun bintang di tanah air.
Ada yang agak membingungkan saya. Menurut penulis, setiap Owa ditest kesehatan dulu sebelum dipilih mana yang akan dikembalikan ke tanah air. Apakah tak ada cara untuk mengetahui apakah seekor Owa hamil? Karena tidak ketahuan hamil saat lolos test maka Owa benita tokoh kita terpilih untuk dikirim. Lalu apakah tidak ada petugas yang memperhatikan bahwa Liliana dan Tom sering bersama?
Selembar Harapan Malam juga mengusung kisah cinta. Ada pesan moral yang terpendam dalam kisah ini. Kadang orang sering melakukan kesalahan agar bisa diterima menjadi suatu bagian kelompok. Bahkan ada juga yang menanggalkan prinsip hidupnya. Tokoh kita, juga demikian. Jiwa mudanya masih labil sehingga membuatnya melakukan sebuah kesalahan, yang diikuti oleh kesalahan-kesalahan berikutnya. Untung ia segera sadar dan berhenti membuat kesalahan. Tokoh dalam kisah ini adalah seorang gadis dan kain penutup kepalanya.
Untuk kisah Boneka Kelinci yang Menantikan Keajaiban di Sudut Etalase, bisa dikatakan ini agak berbeda dbandingkan yang lain. Nuansa kisahnya agak mencekam dan menakutkan dibandingkan kisah yang lain. Agak bingung awalnya saya mengikuti mana tokoh antagonis dan prontagonis. Ternyata, sungguh tak terduga. Kisah yang berakhir menyedihkan hiks.
Cintaku,
Belahan jiwaku,
Cinta memang unik dan juga kompleks. Kisah spanduk yang jatuh cinta pada burung yang menabraknya, tong sampah yang jatuh cinta pada isinya dan menangis karena esok hari seluruh isi tong sudah diambil petugas kebersihan, kisah cinta jalan raya, kisah cinta dua pasang sepatu milik dua orang kekasih dan banyak hal lainnya.
Topik yang tak akan habis dibahas dan selalu abadi juga cinta. Siapapun dan apapun boleh bicara dan merasakan cinta. Jika ditarik kesimpulan, kita akan bertemu dengan kucing, tikus, ikan maskoki, anjing, merpati, Owa Jawa, walangkekek, elang, kambing yang mengalami jatuh cinta. Lalu ada juga kisah cinta terkait benda, yaitu kain penutup kepala, sepatu, boneka kelinci, mata uang dan jalanan. Kebayangkan keseruan kisah cinta seperti apa yang ditampilkan.
Selain kisah utama buku ini, favoritku adalah kisah tentang maskoki dan filosofi walankekek. Pada kisah utama, kita akan dibuat untuk mawas diri dalam menjalan kehidupan ini. Menurut kisah ini, reinkarnasi seseorang tergantung pada amal perbuatannya pada kehidupan sebelumnya. Terlepas kita percaya atau tidak namun berbuat baik akan membuat kebaikan pada diri sendiri.
Filosofi Walangkekek mengajarkan kita untuk bisa berkompromi dengan hidup. Bahagia, ujian, penderitaan merupakan suatu paket dalam kehidupan ini. Setiap manusia lahir dengan kebaikan, tinggal bagaimana perjalanan hidup membawanya. Apakah akan menjalani dengan iklas dan sabar hingga membawa kebahagian. Atau menjalani dengan amarah dan keburukan hingga tidak mendapatkan ketenangan.
Nyaris aku lupa. Walangkekek yang disebutkan dalam kisah ini sebenarnya adalah Belalang. Betul, salah hewan yang berada di film A Bug's life itu. Bagi mereka yang berasal dari suku Sunda, sering menyebutnya denga Congcorang. Belalang juga sering disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa.
Kalimat yang saya suka ada di halaman 150. Sungguh bijak anak kecil yang mampu membuat kata-kata seperti itu.
Agak susah memberi bintang karena beberapa kisah sungguh mampu membuat baper pembaca, tapi ada kisah yang terkesan belum tuntas. Dan ada juga yang tak bisa saya nikmati karena tidak paham ini kisah tentang apa. Secara garis besar, kisah dalam buku ini layak dibaca dan dikoleksi.Karena merupakan kumpulan kisah, silahkan buka sembarang halaman lalu mulai membaca. Begitu seterusnya hingga tamat satu buku.Hidup ngak selalu sama dengan yang kita impikan. Kadang kita harus bertemu hal yang nggak menyenangkan, atau malah keadaan yang menyeret kita pada penderitaan, putus asa, merasa paling menderita, atau hal seperti itu
Kalimat bahasa India (kata penulis) yang terselip pada bagian awal kisah menawarkan suasana yang berbeda. Begitu juga dengan ilustrasi cantik yang banyak bertebaran dalam buku ini. Tiap kisah dibuatkan sebuah ilustrasi. Sehingga membuat pembaca tidak saja terhibur melalui untaian kata tapi juga gambar, komplit.
Cintaku,
Belahan jiwaku,
Kali ini aku tak akan mengirim buku yang aku miliki untuk kau baca. Belilah di sana sebagai wujud dukungan kita bagi para sahabat.
Semoga segalanya menjadi lebih baik.
Merindukanmu
TR
Bye Nico, kamu akan selalu ada dalam hatiku
BalasHapus